Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANTENATAL CARE FISIOLOGIS

DIBUAT OLEH:

HERNI DWI ASIH

PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO

TAHUN 2021

MAKALAH

ANTENATAL CARE FISIOLOGIS


A. PENGERTIAN
Perawatan antenatal (antenatal care) atau ANC adalah pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin.
B. Tanda dan Gejala
a. DUGAAN KEHAMILAN (PRESUMPTIVE DIAGNOSIS)
Gejala:
1. Amenorea :
 Berhentinya menstruasi disebabkan oleh kenaikan kadar estrogen dan
progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum
 Mempunyai arti penting dalam dugaan kehamilan hanya bila siklus
haid sebelumnya berlangsung secara teratur dan spontan.
 Selain kehamilan, amenorea juga dapat terjadi akibat : ketegangan
emosional, penyakit menahun, obat-obat opioid dan dopaminergik,
penyakit endokrin dan tumor ginekologi tertentu.
2. Mual dan muntah:
 50% diderita oleh ibu hamil, mencapai puncak pada 8 – 12 minggu
 Keluhan semakin berat pada pagi hari (“morning sickness”)
 Derajat keluhan dipengaruhi oleh ketegangan emosi
 Hiperemesis gravidarum: mual muntah disertai dengan dehidrasi dan
ketonuria sehingga mengganggu aktivitas keseharian pasien.
Keadaan ini memerlukan perawatan intensif di Rumah Sakit  
 Terapi emesis gravidarum sedang:
 Makan sedikit dan sering
 Dukungan emosional
 Vitamin B6 dosis tinggi dan Vitamin prenatal
 Anti muntah diberikan sebagai pilihan akhir
 Keluhan mual disebabkan oleh kenaikan kadar hCG dimana pada
trimester I kadar hCG dapat mencapai 100 mIU/ml.
3. Perubahan pada payudara:
 Mastodinia (rasa tegang pada payudara).
 Pembesaran kelenjar sebaseus sirkumlakteal (Montgomery tubercle)
pada kehamilan 6 – 8 minggu akibat stimulasi hormonal.
 Sekresi kolostrum setelah kehamilan 16 minggu.
4. Perubahan pada traktus urinarius:
 Iritabilitas vesika urinaria, sering berkemih dan nocturia
 Infeksi traktus urinarius
 Tanda:
1. Kenaikan suhu basal – kenaikan suhu basal persisten selama 3
minggu.
2. Perubahan pada kulit:
 Chloasma gravidarum: setelah kehamilan 16 minggu kulit
didaerah muka menjadi gelap dan menjadi semakin gelap bila
terkena sinar matahari.
 Linea nigra: warna puting susu dan linea alba menjadi gelap
akibat adanya rangsangan oleh melanophore akibat peningkatan
kadarMSH-melanocyte stimulating hormon.
 Striae gravidarum: striae pada payudara dan abdomen akibat
separasi jaringan kolagen yang terlihat sebagai jaringan parut
iregular. Diperkirakan akibat pengaruh
hormonadrenocorticosteroid dan nampak pada kehamilan lanjut.
 Spider telengangiectasis: kelainan kulit akibat tingginya kadar
estrogen sirkulasi yang juga dapat terlihat pada kegagalan hepar.
b. KEMUNGKINAN KEHAMILAN (Probable Diagnosis)
Gejala: Gejala sama dengan yang sudah dijelaskan  di atas 
Tanda
 Organ panggul. Terjadi sejumlah perubahan pada organ panggul yang
dapat dirasakan oleh dokter saat melakukan pemeriksaan vagina.
1. Chadwick’s sign: kongesti pembuluh darah yang menyebabkan
perubahan warna servik dan vagina yang kebiruan
2. Leukorea: peningkatan sekresi vagina yang terdiri dari sel epitel dan
peningkatan sekresi lendir servik akibat rangsangan hormon. Lendir
servik yang disapukan pada objek glas dan dibiarkan mengering
tidak memperlihatkan gambaran “daun pakis” tapi gambaran
”granular”.
3. Ladin’s sign: pada minggu ke-6 terjadi pelunakan uterus di
bagian mid-lineanterior sepanjang uterocervical junction. 
4. Hegar’s sign: Meluasnya daerah isthmus yang menjadi lunak,
sehingga pada pemeriksaan vaginal, korpus uteri seolah “terpisah”
dari bagian servik. Keadaan ini dijumpai pada kehamilan 6-8
minggu. 
5. Von Fernwald’s sign: perlunakan fundus uteri yang iregular di atas
lokasi implantasi pada kehamilan 4 – 5 minggu. Bila kejadian ini
terjadi pada bagian kornu (Piskacek’s sign) maka harus dibedakan
dengan adanya leiomioma uteri atau kelainan uterus lain. Pada
kehamilan 10 minggu, uterus menjadi simeteris dan berukuran dua
kali lipat.
 Perubahan pada tulang dan ligamentum panggul. Selama kehamilan
tulang panggul dan struktur ligamen mengalami sedikit perubahan. Terjadi
relaksasi ringan pada sendi simfsis pubis.
 Pembesaran abdomen. Terjadi pembesaran abdomen secara progresif
dari kehamilan 7 sampai 28 minggu. Pada minggu 16-22, pertumbuhan
terjadi secara cepat dimana uterus keluar panggul dan mengisi rongga
abdomen.  
 Balotemen. Pada kehamilan 16 – 20 minggu, dengan pemeriksaan
bimanual dapat terasa adanya benda yang melenting dalam uterus ( tubuh
janin ).
 Kontraksi uterus. Oleh karena uterus membesar, bentuk uterus menjadi
globular dan sering mengalami dextro-rotasi. Kontraksi uterus tanpa rasa
sakit (Braxton Hicks contraction) mulai muncul pada kehamilan 28 minggu
dan biasanya menghilang bila dibawa berjalan-jalan. Kontraksi uterus
tersebut menjadi semakin kuat mendekati saat persalinan.

c. MANIFESTASI POSITIF KEHAMILAN  (Positive Diagnosis )


Diagnosais kehamilan pasti didasarkan pada temuan objektif yang tidak
selalu dapat ditemukan pada trimester pertama.
A. Detak jantung janin
 Detak jantung janin dapat terdengar dengan menggunakan fetoskop
pada ibu yang bertubuh langsing pada kehamilan 17 – 18 minggu.
 Dengan Doppler, detak jantung janin dapat terdengar pada kehamilan
10 minggu.
B. Palpasi bagian janin
 Bentuk tubuh janin sering dapat diperiksa melalui palpasi abdomen
pada kehamilan lebih dari 28 minggu.
 Gerakan janin dapat dirasakan setelah kehamilan 18 minggu. 
Persepsi gerakan janin pertama kali (pada multigravida 14 – 16 minggu;
pada primigravida 18- 20 minggu).
C. Utrasonografi (USG)
 Tehnik ini sangat bermanfaat bagi pemantauan viabilitas janin.
 Aktivitas jantung dapat dilihat pada kehamilan 5 – 6 minggu
 Ekstrimitas janin terlihat pada kehamilan 7 – 8 minggu
 Gerakan jari tangan terlihat pada kehamilan 9 – 10 minggu
C. PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGIS
a. Sistem Reproduksi dan Payudara
1. Sistem Reproduksi
a. Trimester I
1. Uterus
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan
penebalan sel-sel otot sementara produksi meosit yang baru
sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi
jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot luar.
Kerja sama tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding
uterus.
Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan
menebal, tetapi seiring dengan bertambahanya usia
kehamilan akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya
hanya sekitar 1,5 cm bahkan kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi
terutama oleh hormon esterogen dan sedikit
oleh progesteron.akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu
lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan
dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi,
ovarium,dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah
apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada
sedikit di atas pertengahan uterus. Posisi plasenta juga
mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian
uterus yang mengelilingi implantasi plasenta akan bertambah
besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya. Sehingga
akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal
dengan tanda piscaseck.
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih
seperti bentuk aslinya seperti buah alvokat. Seiring dengan
perkembangan kehamilannya,daerah fundus dan korpus
akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia
kehamilan 12 minggu.
Istimus uteri pada minggu pertama mengadakan
hipertrofi seperti korpus uteri yang mengakibatkan ithmus
menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda
Hegar. Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan
menyentuh dinding abdominal mendorong usus seiring
perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding
abdominal mendorong usus kesamping, dan keatas, terus
tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Sejak trimester I
kehamillan uterus akan mengalami kontraksi yang tidak
teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.
2. Serviks
Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda
Goodell, banyak jaringan ikat yang mengandung kolagen,
kelenjar servikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan
mukus karna pertambahan dan pelebaran pembuluh darah,
warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.
3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum
yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi
maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan setelah itu
akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang
relatif minimal.
4. Vagina dan Vulva
Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina
tampak merah dan kebiruan (tanda chatwick). pH vagina
menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5 menyebabkan rentan
terhadap infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan
elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi estrogen
membentuk rabas vagina disebut leukore (keputihan). Hormon
kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama
persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal, jarinagn
ikat longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.
b. Trimester II
1. Uterus
Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk
bulat sedangkan pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur.
Pada kehamilan lima bulan,rahim teraba seperti berisi cairan
ketuban dan dinding rahim terasa tipis. Posisi rahim antara
lain:
1. Pada empat bulan kehamilan, rahim tetap berada pada
rongga pelvis.
2. Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati.
3. Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi
rongga abdomen kanan atau kiri
 
Pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruh nya di
isi oleh amion dimana desidua kapsularis dan desidua vera
(parietalis) telah menjadi satu. Tinggi TFU terletak antara
pertengahan simpisis pusat. Plansenta telah terbentuk
seluruh nya. Pada kehamilan 20 minggu, TFU terletak 2-3 jari
di bawa pusat. Pada kehamilan 24 minggu, TFU terletak
setinggi pusat.
2. Serviks
Serviks bertambah dan menjadi lunak (soft) yang di
sebut dengan tanda Gooldell. Kelenjar endoserfikal
membesar dan mengeluarkan cairan mukus. Oleh karna
pertumbuhan dan pelebaran pembulu darah, warna nya
menjadi lipid yang di sebut tanda Chandwick.
3. Ovarium
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum
graviditas sampai terbentuk nya plasenta yang mengambil
alih pengeluaran esterogen dan progesteron ( kira-kira pada
kehamilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas
berdiameter kurang lebih 3 cm).
4. Vagina dan vulva
Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan
peningkatan sensitifitas yang menyolok,serta meningkatkan
libido.
c. Trimester III
1. Uterus
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000
gram pada akhir kehamilan empat puluh minggu. Pada
kehamilan 28 minggu, TFU (Tinggi Fundus Uteri) terletak 2-3
jari diatas pusat, Pada kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu
jari dibawah Prosesus xifoideus. Dan pada kehamilan 40
minggu,TFU berada tiga jari dibawah Prosesus xifoideus.
Pada trimester III , istmus uteri lebih nyata menjadi corpus
uteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau
segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi
otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih
lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas
yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini
dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus
diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.
2. Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami
perubahan karena hormon estrogen. Akibat kadar estrogen
yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka
konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak
mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena
servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung
jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai
spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka
saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan
bagian bawah janin kebawah. Sesudah partus, serviks akan
tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini
mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa
hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya
dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan
akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang
wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas
tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena
peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin
bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu
akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu persalinan.

3. Ovarium
Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen
dan progesteron di ambil alih oleh plasenta.
4. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan karena
pengaruh esterogen.akibat dari hipervaskularisi,vagina dan
vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada
vagina atau portio serviks di sebut tanda chadwick.

2. Payudara
1. Trimester I
Payudara (mamae) akan membesar dan tegang akibat
hormon somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan
tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan
hipertropi sistem saluran, sedangkan progesterone menambah
sel-sel asinus pada mammae.
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus
pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga
terjadi pembuatan kasein, laktralbumun dan laktoglobulin.
Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi.
Disamping itu dibawah pengaruh progesteron dan
somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-
alveolus,sehingga mammae menjadi lebih besar. Papilla
mammae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih
hitam, seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi.
Hipertropi kelenjar sebasea (lemak) yang mungul diareola
primer dan disebut tuberkel Montgomery. Glandula Montgomery
tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola mammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa
berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi.
Perubahan payudara ini adalah tanda mungkin hamil.
Sensivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai
nyeri tajam. Peningkatan suplai darah membuat pembuluh
darah dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang
sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak
sebagai jalinan jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongsti
vena di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida. Striae
dapat terlihat dibagian luar payudara.
2. Trimester II
Kolostrum mulai muncul, warnanya bening kekuning-
kuningan. Pertumbuhan payudara pun lebih besar lagi karena
diperngaruhi oleh kelenjar mamae, dan berakhir pada usia
kehamilan 20 minggu.
 
3. Trimester III
Mammae semakin tegang dan membesar sebagai
persiapan untuk laktasi akibat pengaruh somatotropin, estrogen
dan progesteron.Pada payudara wanita terdapat striae karena
adanya peregangan lapisan kulit. Hal ini terjadi pada 50 %
wanita hamil. Selama trimester ini pula sebagian wanita
mengeluarkan kolostrum secara periodik.

2. Sistemik
a. Sistem Sirkulasi
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular
merupakan kompensasi dari pemenuhan kebutuhan yang
meningkat untuk pemenuhan nutrisi dengan adanya janin.
Selain itu pengaruh hormonal terhadap pembuluh darah ikut
berperan dalam beberapa perubahan yang terjadi.    
Perubahan Sistem kardiovaskuler yang dirasakan Ibu hamil
pada trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran
ukuran serta bertambahnya cardiac output. Hidung tersumbat/
berdarah karena    pengaruh hormon estrogen dan
progresteron terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler
serta peningkatan sirkulasi darah.

 Pada trimester 2 terjadi Edema dependen kongesti sirkulasi


pada exstrimitas bawah karena peningkatan permeabilitas
kapiler dan tekanan dari pembesaran        uterus pada vena
pelvik atau pada vena cava inferior. Gusi Berdarah karena
trauma terhadap gusi yang karena pengaruh hormon
estrogen sangat vaskuler, percepatan pergantian pelapis
ephitel gusi dan  berkurangnya ketebalan ephitel tersebut.
Hemorrhoid akibat tekanan           uterus terhadap vena
hemorrhoidal. Hipotensi supinasi karena terbloknya    aliran
darah di vena cava inferior oleh uterus yang membesar apabila
ibu pada posisi tidur terlentang.Timbul spider nevi dan palmar
erythema  karean meningkatnya aliran darah ke daerah kulit.
Varises pada kaki dan vulva karena kongesti vena bagian
bawah meningkat sejalan tekanan karena pembesaran uterus
dan kerapuhan jaringan elastis karena pengaruh hormon
estrogen.          
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah
lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi
pengenceran darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin
meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan
janin dalalm rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi
hemodelusi yang disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010).
b. Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya
elevasi diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami peru-
bahan. Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada
tidal volume dan peningkatan konsumsi oksigen 15–20% diatas
kebutuhan perempuan tidak hamil (Aprillia, 2010).
c. Sistem Gastrointestinal
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009),
seiring dengan makin membesarnya uterus, lambung, dan usus
akan tergeser. Perubahan yang nyata terjadi pada penurunan
motilitas otot polos pada traktus digestivus. Mual terjadi akibat
penurunan asam hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta
konstipasi akibat penurunan motilitas usus besar.    
Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga
dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan perdarahan.
Epulis selama kehamilan akan muncul. Hemorroid juga
merupakan suatu hal yang sering terjadi akibat konstipasi dan
peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena
pembesa-ran uterus.
d. Sistem Urinarius
1. Trimester I
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing
tertekan sehingga sering timbul kencing. Dan keadaan ini
hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar
dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal
cukup banyak berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran
plasma ginjal meningkat pada kehamilan.
Bila satu organ membesar, maka organ lain akan
mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi
gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa
lebih sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama
kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup
banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma
ginjal meningkat pada awal kehamilan.Ginjal wanita harus
mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu
yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah
janin.
Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar,
panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling
efisien saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral
dan paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat
wanita hamil berbaring telentang, berat uterus akan
menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah jantung
menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi
jantung janin menurun, begitu juga dengan volume darah
ginjal.
2. Trimester II
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar
mulai berkurang, karena uterus sudah mulai keluar dari
uterus. Pada trimester 2, kandung kemih tertarik keatas dan
keluar dari panggul sejati kea rah abdomen. Uretra
memanjang samapi 7,5 cm karena kandung kemih bergeser
kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan
oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan
vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi
mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat
menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih
sampai sekitar 1500 ml. Pada saaat yang sama,
pembesaran uterus mennekan kandung kemih,
menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih
hanya berisi sedikit urine.
3. Trimester III
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun
kepintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi
karena kandung kencing akan mulai tertekan kmbali. Selain
itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air
menjadi lancar.
Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan
ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran
uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon
rektosigmoid di sebelah kiri. Perubahan-perubahan ini
membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam
volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran
urine.Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya
kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam
bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan
kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodelusi
menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga
pembentukan urine akan bertambah (Manuaba, 2010).
e. Sistem Integumen
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruhmelanophore stimulating hor-
mone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum
livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi
(khloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini
akan meng-hilang (Manuaba, 2010).
f. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal
dipengaruhi baik secara hormonal dengan efek relaksasi
jaringan persendian juga secara postural dari berpindahnya
pusat gravitasi.  
Perubahan Sistem Muskuloskeletal Yang dirasakan Ibu
Hamil:        
 Trimester II & III       
 Hormon progresteron dan hormon relaxing 
menyebabkan relaksasi jaringan ikat dan otot-otot,
hal ini terjadi maksimal pada satu minggu terakhir
kehamilan, proses relaksasi ini memberikan
kesempatan pada panggul untuk meningkatkan
kapasitasnya sebagai persiapan proses persalinan,
tulang pubik melunak menyerupai tulang sendi,
sambungan sendi sacrococcigus mengendur
membuat tulang coccigis bergeser ke arah belakang
sendi panggul yang tidak stabil, pada ibu hamil hal ini
menyebabkan sakit pinggang.
Postur tubuh wanita secara bertahap
mengalami perubahan karena  janin membesar
dalam abdomen sehingga untuk mengkompensasi
penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke
belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang
belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri
punggung pada beberapa wanita.          
Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa
dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang
disebabkan lordosis yang besar  dengan fleksi
anterior leher dan merosotnya lingkar bahu yang
akan menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dam
medianus (Crisp dan DeFrancesco, 1964). Ligament
rotundum mengalami hipertropi dan mendapatkan
tekanan dari uterus yang mengakibatkan rasa nyeri
pada ligament tersebut.
g. Sistem Persyarafan
Pada saat hamil, ibu akan mengalami perubahan-perubahan
pada system persyarafan, diantaranya ;
 Saraf pelvik yang menekan disebabkan oleh perbesaran
uterus yang merupakan hasil perubahan sensori pada kaki.
Rasa sakit yang menekan disebabkan oleh penarikan pada
serabut saraf / penekanan pada akar saraf dorsolumbar
lordosis yang merupakan gejala lubang antara persendian
sampai lengan
 Pembengkakan yang melibatkan saraf pherifera & tangan
selama 3 minggu terakhir kehamilan . pembengkakan yang
menekan saraf median dibawah ligmen persendian antara
lengan & tangan
 Gelaja pharethesia ( terbakar / gatal karna kekacauan
sistem saraf sensori ) & rasa sakait pada tangan yang
menyebar sampai siku tangan yang dominan biasa nya
berpengaruh
 Acroesthesia ( kaku & gatal pada tangan ) di sebab kan
oleh stoop-snouldered sikap menerima oleh beberapa
wanita selama kehamilan pada kondisi ini dihunbungkan
dengan penarikan pada segmen dari brachial plexus yaitu
nervus plexus yang berasal dari percabangan ventral empat
nervus spinalis servikalis terakhir dengan nervus spinalis
torakalis pertama , memecah menjadi beberapa nervus
utama bahu , dada & lengan, sinusitis, tekanan sakit kepala
datang bersama kecemasan , kunang-kunang, letih, lesu,
dan pingsan adalah umum terjadi selama kehamilan
hypocalcemia ( penurunan kalsium darah yang kurang dari
normal ) dikarenakan persyarafan otot seperti kejang otot /
tetanus.
 Gangguan pada efisiensi tidur
Di masa-masa kehamilan, beberapa wanita sering
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar
istirahat tidur. Tidur lelap seolah menjadi barang mahal di
masa kehamilan. Wanita hamil yang sudah tidak bisa tidur
dengan baik di awal kehamilannya kemungkinan akan
merasa sangat sedikit tidur di kehamilan lanjut.
Kesulitan dalam pemenuhan istirahat tidur, dapat
membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi
berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood
bekerja, dan cenderung emosional. Tentu saja hal ini dapat
membuat beban kehamilan semakin berat. Selain harus
menyesuaikan diri dengan perubahan hormon maupun
perubahan fisik, wanita hamil juga harus berjuang
menghadapi stamina yang menurun drastis.
Salah satu dampak gangguan pemenuhan istirahat
tidur adalah terjadinya stress emosional yang dialami oleh
wanita hamil, sehingga mengakibatkan peningkatan detak
jantung dan peningkatan hormon pemicu stres. Detak
jantung yang semakin keras dapat mempengaruhi gerakan
pada janin. Akibatnya, janin pun lebih aktif bergerak-gerak
didalam rahim. Selain itu stres yang muncul dapat
mempengaruhi nafsu makan ibu sehingga kebutuhan nutrisi
yang dibutuhkan oleh ibu dan janin berkurang. Jika intake
makanan bergizi kurang, maka dikhawatirkan pertumbuhan
janin akan terganggu.
Selain itu, kurang tidur memberi efek buruk pada
stamina diantaranya sakit kepala dan sulit konsentrasi.
Kondisi ini tentu akan membuat pekerjaan menjadi
terbengkalai. Kurang tidur juga dapat mengganggu
metabolisme tubuh. Seperti yang sudah diketahui, tidur
adalah proses pemulihan sel-sel tubuh. Jika proses ini
terganggu tentu regenerasi sel-sel tubuh tidak akan
maksimal. Akibatnya tubuh menjadi lemas, dan rentan
terhadap berbagai penyakit. Keadaan kurang tidur juga
dapat mengganggu kesehatan psikis, seperti mudah marah,
dan menjadi sangat sensitif. Oleh karena itu wanita hamil
dianjurkan untuk merencanakan istirahat tidur yang teratur
dan cukup, hal ini dapat dicapai dengan pengaturan posisi
tidur untuk mencapai tidur yang berkualitas.
h. Sistem Endokrin dan Nutrisi Maternal
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga
hipertrofi tiroid. Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300
kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan
protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin.
Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml.
Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat.
Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan
hemoglobin tambahan.
1. Trimester I
Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi
untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin,
dan pemulihan pascapartum (nifas). Tes HCG positif dan kadar
HCG meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai
kehamilan 6 minggu. Perubahan-perubahan hormonal selama
kehamilan terutama akibat produksi estrogen dan progesterone
plasenta dan juga hormone-hormon yang dikeluarkan oleh
janin. Berikut perubahan-perubahan hormonal selama
kehamilan (dan trimester I sampai trimester III).
1. Estrogen
Produksi estrogen plaseenta terus naik selama kehamilan
dan pada akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum
hamil.
2. Progesteron
Produksi progesterone bahkan lebih banyak dibandingkan
estrogen. Pada akhir kehamilan produksinya kira-kira 250
mg/hari. Progesterone menyebabakan tonus otot polos
menurun dan juga diuresis. Progesterone menyebabkan lemak
disimpan dalam jaringan sub kutan di abdomen, punggung dan
paha atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan enrgi baik pada
masa hamil maupun menyusui.
3. Human chorionic gonadotropin (HCG)
Hormone ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah
perubahan da merupakan dasar tes khamilan. Puncak
sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah konsepsi.fungsi
utamanya adalah mempertahankan korpus luteim.
4. Human placental lactogen (HPL).
Hormone ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm
mencapai 2 gram/hari. Efeknya mirip dengan hormone
pertumbuhan. Ia juga bersifat diabetogenik,sehingga kebutuhan
insulin wanita hamil naik.
5. Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama
kehamilan karena ditekan oleh estrogen dan progesterone
plasenta.
6. Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan
sekresi estrogen.sekresi air susu sendiri dihambat oleh
estrogen ditingkat target organ.
7. Growth hormone (STH)
Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan HPL.
8. TSH,ACTH, dan MSH
Hormon-hormon ini tidak banyak dipengaruhi oleh
kehamilan.
9. Titoksin
Kelenjar tiroid mengalami hipertropi dan produksi T4
meningkat. Tetapi T4 bebas relative tetap, karena thyroid
binding globulin meninggi, sebagai akibat tingginya estrogen,
dan juga merupakan akibat hyperplasia jaringan glandular dan
prningkatan vaskularisasi. Tiroksin mengatur metabolisme.
10. Aldosteron, Renin dan angiotensin
Hormone ini naik, yang menyebabkan naiknya volume
intravaskuler.
11. Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen,
progesterone dan HPL.
12. Parathormon
Hormone ini relative tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
2. Trimester II
Adanya peningkatan hormon estrogen dan progesterone
serta terhambatnya pembentukan FSH dan LH. Ovum tidak
terbentuk tetapi estrogen & progesteron yang terbentuk.
Ovulasi akan terjadi peningkatan sampai kadar relatif rendah.
a) Sekresi hipofisis, kelenjar hipofisis anterior membesar
sedikikitnya 50% selama kehamilan & meningkat
kortikotropin tirotropin & prolaktin.
b) Sekresi kortikosteroid,meningkat selama kehamilan untuk
membeantu mobilisasi asam amino dari jaringan ibu
sehingga dapat dipakai untuk sintesis jaringan janin.
c) Sekresi kelenjar tiroid, membesar sekitar 50% dan meningkat
produksi tiroksin yang sesuai dengan Pembesaran tersebut.
d) Sekresi kelejar paratiroid, membesar selama kehamilan
terjadi bila ibu mengelamai defisiensi Ca / kalsium dalam
makanannya. Karna janin akan mengunakan Ca ibu untuk
pembentukan tulangnya sendiri.
e) Sekresi relaksin oleh ovarium. Agak diragukan fungsi nya
karna mempunyai efek perlunakan servik ibu hamil pada saat
persalinan dan penghambatan mortilitas uterus.
3. Trimester III
Hormon Somatomamotropin, esterogen, dan progesteron
merangsang mammae semakin membesar dan meregang,
untuk persiapan laktasi.
i. Respon Imunologi
1) Trimester I
Peningkatan PH vagina menyebabkan wanita hamil
rentan terhadap infeksi vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu
tetap utuh, kadar immunoglobin dalam kehamilan tidak
berubah.

2). Trimester II

Janin sebenarnya merupakan benda asing bagi


ibunya karena hasil pertemuan dua gamet yang berlainan.
Namun ternyata janin dapat diterima oleh sistem imunitas
tubuh, hal ini merupakan keajaiban alam dan belum ada
gambaran jelas tentang mekanisme sebenarnya yang
berlangsung pada tubuh ibu hamil. Imunologi dalam janin
kebanyakan dari ibu ke janin sekitar 16 mgg kehamilan dan
terus meningkat ketika kehamilan bertambah, tetapi
sebagian besar lagi diterima janin selama empat minggu
terakhir kehamilan.

3). Trimester III

Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan


respons imun wanita hamil. Selain itu, kadar IgG, IgA, dan
IgM serum menurun mulai dari minggu ke 10 kehamilan,
hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan
tetap berada pada kadar ini hingga trimester terakhir.
Perubahan –perubahan ini dapat menjelaskan penigkatan
risiko infeksi yang tidak masuk akal pada wanita hamil.
D. Adaptasi Psikologis
1. Penerimaan Kehamilan
Pada trimester pertama biasanya timbul perasaan ragu-ragu akan
kehamilannya.
2. Kesiapan dalam Kehamilan
Seorang ibu akan mulai menikmati kehamilannya dengan dengan
menyiapkan perubahan peran. Beberapa tahapan aktifitas penting
seseorang menjadi ibu :
a.  Taking on
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan
memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu.
b. Taking in
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan.
c. Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah
dilakukannya.
3. Respon emosional
1. Respon terhadap perubahan body image
2. Membina hubungan dengan pasangan
3. Ambivalensi selama kehamilan
4. Perhatian terhadap janin
5. Membina hubungan ibu dan anak
E. Identifikasi terhadap peran ibu dan adaptasi ayah
F. Identifikasi penyebab timbulnya ketidaknyamanan pada:
1. Trimester I
2. Trimester II
3. Trimester III
G. Identifikasi terhadap resiko tinggi kehamilan
H. Adaptasi Sibling
I. Persiapan kehamilan
1. Kelas Metode persalinan
a). Metode Dick read
b). Metode Lamaze
c). Metode Bradley
d).Teknik Mengurangi Nyeri
2. Orientasi tempat persalinan
3. Menentukan penolong persalinan
4. Kebutuhan perlengkapan persalinan
J. Asuhan Keperawatan pada Klien Pre-Natal
d. Pengkajian
e. Diagnosa Keperawatan
f. Intervensi Keperawatan
Daftar Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Pantika, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta:
Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai