Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

SYOK KARDIOGENIIK

DIBUAT OLEH:

HERNI DWI ASIH

PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO

TAHUN 2021
MAKALAH

SYOK KARDIOGENIIK

  A.    DEFINISI

Syok kardiogenik merupakan akibat dari kegagalan jantung untuk memompa

darah secara efektif ke seluruh tubuh. Ini bisa terjadi karena disfungsi ventrikel kanan

atau kiri, atau kedua-duanya. Kurangnya keadekuatan dari fungsi pemompaan

menyebabkan penurunan perfusi jaringan dan kegagalan sirkulasi. Ini terjadi kira-kira

sekitar 6-10% pada pasien dengan infark miokard akut, dan ini merupakan penyebab

utama kematian dengan MI ini. Rata-rata kematian pada syok kardiogenik ini telah

dikurangi dengan terapi revaskularisasi awal sekitar 50-60%.

Syok kardiogenik adalah kelainan jantung primer yang mengakibatkan perfusi

jaringan tidak cukup untuk mendistribusi bahan-bahan makanan dan pengambilan sisa-

sisa metabolisme. Syok kardiogenik adalah syok disebabkan oleh tidak adekuatnya

perfusi jaringn akibat dari kerusakan fungsi ventrikel ini.Syok Kardiogenik adalah

ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah ke jaringan untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme, berasal akibat gangguan fungsi pompa jantung.

Syok dapat dapat dibagi dalam tiga tahap yang semakin lama semakin berat.

Klasifikasi syok dibagi dalam 3 tahap, yaitu :

1. Tahap I, syok berkompensasi (non-progresif), ditandai dengan respons kompensatorik,

dapat menstabilkan sirkulasi, mencegah kemunduran lebih lanjut.

2. Tahap II, tahap progresif, di tandai dengan manifestasi sistemis dari hipoperfusi dan

kemunduran fungsi organ.

3. Tahap III, refrakter (irreversible), ditandai dengan kerusakan sel yang hebat tidak dapat

lagi dihindari, yang pada akhirnya menuju kematian.

     B.     ETIOLOGI

Syok kardiogenik bisa disebabkan oleh iskemia ventrikular primary, masalah

struktural dam disritmia. Penyebab paling utama adalah infark miokard akut yang

menyebabkn kehilangan 40% atau lebih fungsi miokardium. Kerusakan pada miokardium

mungkin terjadi setelah salah satu infark miokard besar (biasanya dinding anterior), atau

mungkin kuulatif sebagai akibat dari beberapa infark miokard yang lebih kecil atau infark
miokard pada pasien dengan disfungsi ventrikel yang sudah ada sebelumnya. Masalah

struktural pada sistem kardiopulmonari dan disritmia juga menyebabkan syok

kardiogenik. Jika mereka mengganggu aliran darah ke jantung.

Faktor etiologi pada kasus syok kardiogenik:

1.      Iskemia ventrikuler primary

·         Infark miokard akut

·         Kardiopulmonari arrest

·         Operasi jantung terbuka

2.      Masalah struktural

·         Ruptur septal ·         Tumor intrakardiak

·         Ruptur otot papilaris ·         Emboli paru

·         Free wall rupture ·         Trombus atrium

·         Aneurisma ventrikel ·         Disfungsi valvuvar

·         Kardiomiopati ·         Miokard akut

·         Kongestif ·  Tamponade kardiak

·         Hipertropik ·         Miokard memar

·         Terbatas

3.      Disritmia

·         Bradidisritmia

·         Takidisritmia

Faktor predisposisi  :

Dari berbagai penelitian dilaporkan adanya faktor-faktor predisposisi timbulnya syok

kardiogenik yaitu : 

1. Umur yang relatif lebih tua pada syok kardiogenik : umumnya lebih dari 60 tahun 

2. Telah terjadi payah jantung sebelumnya 

3. Adanya infark lama dan baru 

4. Lokasi pada dinding anterior lebih sering menimbulkan syok 


5. IMA yang meluas secara progresif 

6. Komplikasi mekanik IMA : septum sobek, insufisiensi mitral, disenergi ventrikel 

7. Gangguan irama dan nyeri hebat 

8. Faktor ekstramiokardial : obat-obatan penyebab hipotensi atau hipovolemia 

      C.    PATOFISIOLOGI

Syok kardiogenik merupakan akibat dari terganggunya kemampuan ventrikel

untuk memompa darah keseluruh tubuh, dimana menyebabkan penurunan di SV dan

peningkatan didalam darah ventrikel kiri dan berakhir pada systol. Penurunan di SV

mengakibatkan penurunan pada CO, yang mana menyebabkan penurunan suplai oksigen

seluler dan ketidakefektifan perfusi jaringan. Biasanya, kinerja miokard menurun sebagai

kompensasi vasokonstriksi yang meningkatkan miokardial afterload dan tekanan darah

rendah sehingga memperburuk MI.

      D.    MANIFESTASI KLINIS

Timbulnya kardiogenik syok dalam hubungannya dengan IMA dapat dikategorikan

dalam :

1. 1.Timbulnya tiba-tiba dalam waktu 4 – 6 jam setelah infark akibat gangguan miokard

masih atau ruptur dinding bebas ventrikel kiri 

2. Timbulnya secara perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat infark berulang 

3. Timbul tiba-tiba 2 hingga 10 hari setelah infark miokard disertai timbulnya bising mitral

sistolik, ruptur septum atau disosiasi elektromekanik. Episode ini dapat disertai atau

tanpa nyeri dada, tetapi sering disertai dengan sesaknafas akut. 

Keluhan nyeri dada pada infark miokard akut biasanya di daerah substernal, rasa

seperti ditekan, diperas, seperti diikat, rasa dicekik dan disertai rasa takut.Rasa nyeri menjalar

ke leher, rahang, lengan dan punggung. Nyeri biasanya hebat, berlangsung lebih dari ½ jam,

tidak menghilang dengan obat-obatan nitrat. Syok kardiogenik yang berasal dari penyakit

jantung lainnya, keluhan sesuai dengan penyakit dasarnya.


Manifestasi lain syok kardiogenik yang ditandai sebagai berikut :

· Tekanan darah sistol <90 mmHg · Takipneu

· Laju jantung >100x/menit · Krakles

· Denyut nadi lemah · Penurunan curah jantung

· Bunyi jantung berkurang · Index cardiac <2.2 L/min/m2

· Perubahan sensorium · Peningkatan tekanan arteri

· Kulit dingin, pucat, lembab pulmonari

· Urine output <30 ml/jam · Peningkatan tekanan atrial kanan

· Nyeri dada · Peningkatan resisten vaskuler

· Disritmia sistemik

     E.     PENGKAJIAN DAN DIAGNOSIS

Beberapa variasi manifestasi klinis terjadi pada pasien syok kardiogenik,

tergantung pada faktor etiologi, riwayat kesehatan dahulu, dan tingkat keparahan status

syok.Beberapa manifestasi klinis disebabkan oleh kegagalan jantung dalam memompa,

dimana semua berhubungan dengan respons syok.

Inisial manifestasi klinis berhubungan dengan penurunan CO. Tanda dan gejala

termasuk SBP kurang dari 90 mmHg, penurunan sensorium, kulit dingin, pucat dan

lembab, dan UO kurang dari 30 ml/jam. Pasien juga mengeluh nyeri dada. Takikardi

uncul sebagai kompensasi penurunan CO. Denyut nadi lemah, dan adanya bunyi jantung

yang  melemah  berarti S1 dan S2 berkurang sebagai akibat dari penurunan kontraktilita.

Irama nafas meningkat untuk meningkatkan oksigenasi. Nilai ABG mengindikasikan

pernafasan alkalosis yang dibuktikan oleh penurunan PaCo2. Ditemukannya urinalisis

menunjukkan penurunan natrium urin dan peningkatan osmalality  urin dan gravitasi

spesifik sebagai ginjal mulai mengheat natrium dan air. Pasien juga mungkin mengalami

disritmia, tergantung pada masalah yang mendasari.

Karena ventrikel kiri yang gagal, pada auskultasi paru mungkin terdengar bunyi

krakles dan ronchi, ini mengindikasikan berkembangnya edema paru. Hipoksemia terjadi

dengan dibuktikannya dari kegagalan PaO2 dan SaO2 sebagaimana diukur oleh nilai ABG.
Bunyi jantung mungkin memperlihatkan S3 dan S4. Pembesaran vena jugularis tampak

jelas karena kegagalan sisi kanan.

Pengkajian parameter hemodinamik pada seorang pasien syok kardiogenik

memperlihatkan penurunan CO dengan CI kurang dari 2.2 L/min/m2 adanya peningkatan

PAOP lebih dari 15-18 mmHg. Peningkatan pengisian tekanan perlu untuk

menyingkirkan hypovolemia sebagai akibat kegagalan sirkulasi. Peningkatan PAOP

mencerminkan peningkatan ventrikel kiri tekanan akhir diastolik (LVEDP) dan volume

akhir diastolik (LVEDV) yang dihasilkan dari penurunan SV. Dengan kegagalan

ventrikel kanan, RAP juga akan meningkat. Kompensasi vasokonstriksi menghasilkan

peningkatan SAVR tersebut. Echocardiography menegakkan diagnosis syok kardiogenik

dan  menjadi penyebab lain dari kegagalan sirkulasi.

Karena kegagalan mekanisme kompensasi dan ketidakefktifan perkembangan

perfusi, berbagai manifestasi klinis lain muncul.Iskemia miokard berkembang

sebagaimana dibuktikan dengan peningkatan yang terus-menerus di HR, disritmia dan

nyeri dada. Fungsi paru yang memburuk menyebabkan gangguan pernafasan, Nilai ABG

selama fase ini menyatakan asidosis metabolik dan pernapasan serta hipoksemia seperti

ditunjukkan dengan PaCO2 tinggi, HCO3 rendah dan PAO2 rendah. Gagal ginjal terjadi

sebagai akibat dari perkembangan anuria dan peningkatan BUN serta tingkat kreatinin

serum. Hipoperfusi serebral ditandai oleh penurunan LOC.

      F.     MANAJEMEN PENGOBATAN

Pengobatan pasien syok kardiogenik membutuhkan pendekatan yang agresif.

Tujuan utama terapi ini adalah untuk mengobati penyebab yang mendasarinya,

peningkatan efektivitaspompa, dan memperbaiki perfusi jaringan. Pendekatan ini

mencakup identifikasi faktor-faktor etiologi dari kegagalan pompa dan pemberian agen

farmakologis untuk meningkatkan curah jantung. Agen inotropik yang digunakan untuk

meningkatkan kontraktilitas dan mempertahankan keadekuatan tekanan darah dan perfusi

jaringan. Diuretik digunakan untuk pengurangan preload. Apabila tekanan darah telah

distabilkan, agen vasodilatasi digunakan untuk preload dan pengurangan afterload. Agen

Antidisritmia seharusnya seharusnya digunakan untuk menekan/mengontrol disritmia

yang dapat mempengaruhi curah jantung. Intubasi dan mekanisme ventilasi mungkin
diperlukan untuk mendukung oksigenasi.   Pompa balon intraaortik (IABP) adalah

langkah sementara untuk mengurangi beban kerja miokard oleh peningkatan pasokan

miokardial dan penurunan permintaan miokard.Ini akan berhasil dengan peningkatan

perfusi arteri koroner dan mengurangi afterload ventrikel kiri.

Setelah penyebab kegagalan pompa telah diidentifikasi, tindakan harus diambil

untuk memperbaiki masalah ini jika memungkinkan. Jika masalah tersebut berkaitan

dengan infark miokard akut, revaskularisasi dini dengan angioplasti koroner atau dengan

pembedahan koroner arteri angioplasti memberikan manfaat kelangsungan hidup yang

lebih signifikan. Agen trombolotik dapat digunakan pada pasien. Terapi untuk

mengurangi miokard harus mencakup pembatasan aktivitas, analgesik, dan obat

penenang. Ketika terapi konvensional gagal, oksigenasi membran eksteacorporeal

(ECMO) dapat digunakan untuk mendukung pasien syok kardiogenik akut. Sirkulasi

mekanik ini membantu mempertahankan perfusi organ yang efektif, memungkinkan

waktu untuk ventrikel pasien membaik atau untuk dilakukannya transplantasi jantung.

     G.    MANAJEMEN KEPERAWATAN

Pencegahan syok kardiogenik adalah salah satu tanggung jawab utama perawat di

area keperawatan kritis. Tindakan pencegahan termasuk mengidentifikasi pasien pada

risiko dan pengkajian serta manajemen status kardiopulmuner pasien. Pasien dalam syok

kardiogenik mungkin memiliki sejumlah diagnosis keperawatan, tergantung pada

perkembangan penyakit. Prioritas keperawatan diarahkan terhadap :

1. Membatasi permintaan oksigen miokard

2. Peningkatan pasokan oksigen miokard

3. Mempromosikan kenyamanan dan dukungan emosional

4. Mempertahankan pengawasan terhadap komplikasi

Langkah-langkah untuk membatasi kebutuhan oksigen miokard meliputi :

· Pemberian analgesik, sedatif, dan agen untuk mengontrol afterload dan disritmia

· Posisi pasien untuk kenyamanan

· Membatasi aktivitas

· Menyediakan lingkungan yang tenang dan nyaman

· Memberikan dukungan untuk mengurangi kecemasan


· Memberikan pemahaman terhadap pasien tentang kondisinya

Pengukuran untuk meningkatkan suplai oksigen miokard mencakup pemberian

oksigen tambahan, pemantauan status pernafasan pasien dan memberikan obat yang

diresepkan. Manajemen keperawatan yang efektif dari syok kardiogenik membutuhkan

pemantauan yang tepat dan pengelolaan SDM , preload, afterload dan kontraktilitas. Hali

ini dapat dicapai melalui pengukuran akurat dari variabel hemodinamik dan pengontrolan

administrasi cairan serta inotropik dan agen vasoaktif. Hasil penilaian dan pengelolaan

fungsi pernafasan juga penting untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat.  Pasien

yang memerlukan terapi IABP perlu sering diawasi untuk mencegah terjadinya

komplikasi. Komplikasi meliputi pembentukan emboli, infeksi, pecahnya

aorta,trombositopenia, penempatan balllon tidak tepat, perdarahan, waktu tidak benar dari

ballon, pecahnya ballon, dan kompromi sirkulasi dari ujung cannulated.

H.    DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktiliti

2. Ketidakseimbangan nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan peningkatan

metabolisme kurangnya nutrisi exogenous


NANDA NOC NIC

Penurunan curah jantung berhubungan Keefektifan pompa jantung Perawatan Cardiac


dengan perubahan kontraktiliti
Indikator: Aktivitas :
Definisi: Keadaan pompa darah oleh jantung yang
tidak adekuat untuk mencapai kebutuhan ·    Tekanan darah,       hasil yang diharapkan ü  Evaluasi nyeri dada (ex : intensitas, lokasi,
metabolisme tubuh penjalaran, durasi, dan faktor penyebab dan faktor
·    Kecepatan jantung yang diharapkan yang mengurangi nyeri
·   Index jantung yang diharapkan ü  Melakukan penilaian yang komprehensive 
Batasan Karakteristik : terhadap sirkulasi periferal (ex: periksa tekanan
·   Fraksi ejeksi yang diharapkan
periferal, edema, kapiler refill, warna, dan temperatur
1.   Perubahan kecepatan jantung/ irama ekstremitas)
·   Aktivitas toleransi yang diharapkan Nadi perifer kuat
·     Aritmia ü  Dokumentasikan adanya kardiak distrimia
·   Ukuran jantung normal
·     Bradikardi ü  Catat tanda dan gejala penurunan curah jantung
·   Warna kulit
·     Perubahan EKG ü  Monitor frekuensi tanda vital
·   Distensi vena leher tidak ada
·     Palpitasi ü  Monitor status kardiovaskuler
·   Disaritmia tidak ada
·     Takikardi ü  Monitor distrimia kardiak, termasuk gangguan
·   Bunyi jantung abnormal tidak ada
kedua irama dan konduksi
·   Angina tidak ada
ü  Monitor status respirasi untuk gejala gagal jantung
2.   Perubahan preload
·   Edema peripheral tidak ada
ü  Monitor abdomen untuk adanya indikasi
·     Edema
·   Edema pulmonal tidak ada penurunan perfusi
·     Penurunan tekanan vena central
·   Diaporesis sedalam-dalamnya tidak ada ü  Monitor keseimbangan cairan (ex: intake/output
·     Penurunan tekanan arteri paru dan berat badan setiap hari)
·     Kelemahan ·   Kelemahan yang ekstrim tidak ada ü  Monitor pacemaker yang berfungsi, jika
diperlukan
·     Peningkatan tekanan vena central
ü  Mengenali adanya perubahan tekanan darah
·     Peningkatan tekanan arteri paru Status Sirkulasi
ü  Mengenali efek psikologis yang menekankan
·     Distensi vena jugularis Indikator : kondisi
·     Murmur ·   Tekanan darah sistolik yang diharapkan ü  Evaluasi respon pasien pada ektopi atau distrimia
·     Peningkatan BB ·   Tekanan darah diastolik yang diharapkan ü  Menyediakan terapi antiaritmia berdasarkan unit
kebijaksanaan (obat antiaritmia,
·   Tekanan nadi yang diharapkan
kardioversion/defibrilasi), jika diperlukan
3.    Perubahan afterload ·   Rata-rata tekanan darah yang diharapkan
ü  Monitor respon pasien terhadap pengobatan
·     Kulit berkeringat ·   Tekanan vena central yang diharapkan antiaritmia

·     Dispnea ·   Tekanan pulmonal paru yang diharapkan ü  Instruksikan pasien dan keluarga pada pembatasan
aktivitas dan progresi
·     Penurunan nadi perifer ·   Hipotensi ortostatik tidak ada
ü  Atur periode latihan dan istirahat untuk
·     Penurunan resistensi pembuluh darah ·   Kecepatan jantung yang diharapkan menghindari  kelelahan
pulmonal
·   Bunyi jantung abnormal tidak ada ü  Monitor toleransi aktivitas klien
·     Penurunan tahanan tekanan darah sistemik
·   Angina tidak ada
·     Peningkatan resistensi pembuluh darah
pulmonal ·   Gas darah yang diharapkan

·     Peningkatan tahanan tekanan darah sistemik ·   Arteri-vena oksigen berbeda dengan yang diharapkan

·     Oliguria ·   Bunyi nafas adventitious tidak ada

·     Pengisian kembali dari perifer ·      ventrikel kiri

·     Perubahan warna kulit ·      Penurunan index volume gerak


·      Penurunan index jantung
·     Hasil pembacaan tekanan darah berbeda-beda ·      Ortopnea
·      Dispnea nocturnal paroksismal
4.    Perubahan kontraktilitas ·      S3 atau S4 (bunyi jantung)
·      Ronki basah
·      Batuk 5. Tingkah laku/ emosional
·      Fraksi ejeksi < 40% ·     Kegelisahan
·      Penurunan index beban kerja ventrikel kiri ·   Keresahan Edema perifer tidak ada
·      Penurunan index volume gerak ·   Asites tidak ada
·      Penurunan index jantung ·   Status kognitif yang diharapkan
·      Ortopnea ·   Kelemahan ekstrim tidak ada
·      Dispnea nocturnal paroksismal
·      S3 atau S4 (bunyi jantung
5. Tingkah laku/ emosional
·     Kegelisahan
·     Keresahan

Ketidakseimbangan nutrisi Kurang dari Status nutrisi : Manajemen nutrisi


kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolisme Indikator: Aktivitas :

Definisi : Keadaan individu yang mengalami ·      Intake nutrisi ·         Menanyakan jika pasien memiliki alergi
kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi makanan apapun
·      Intake makan dan minum
kebutuhan metabolic
Batasan karakteristik : ·      Energi ·         Memastikan preferensi makanan pasien
·  Kram abdomen ·      Massa tubuh ·         Menentukan, bekerjasama dengan diet sebagai
jumlah kalori yang tepat, dan jenis gizi yang
·  Nyeri abdomen ·      Berat badan diperlukan untuk memenuhi persyaratan gizi
·  Keengganan untuk makan ·      Tindakan biokimia ·         Mendorong asupan kalori yang tepat bagi
tubuh jenis dan gaya hidup
·  BB kurang dari 20% atau lebih di bawah ideal ·      Asupan makanan melalui oral
·         Mendorong peningkatan asupan protein, besi,
·  Kapiler rapuh Status nutrisi: intake makanan dan cairan
dan vitamin C, yang sesuai. Menawarkan makanan
·  Diarrhea Indikator : ringan (mis.; sering minuman, jus buah-buahan/buah
segar) yang sesuai
·  Rambut rontok ·      Asupan makanan melalui selang
·         Memberikan makanan ringan, bubur, dan
·  Bising usus hiperaktif ·      Asupan cairan melalui oral hambar, yang sesuai
·  Kurangnya makanan ·      Asupan cairan ·         Menyediakan pengganti gula, yang sesuai
·  Kurang informasi ·      Asupan total pareneral nutrisi ·         Memastikan bahwa diet termasuk makanan
tinggi serat untuk mencegah sembelit
·  Kurang minat pada makanan
·         Menawarkan bumbu dan rempah-rempah
·  Kehilangan berat badan dengan intake yang sebagai alternatif garam
adekuat
·         Menyediakan pasien dengan protein tinggi,
·  Miskonsepsi kalori tinggi, bergizi jari makanan dan minuman
·  Misinformasi yang dapat mudah dikonsumsi, yang sesuai

·  Luka membrane mukosa ·         Menyediakan makanan pilihan

·  Merasakan tidak mampu menelan makanan ·         Menyesuaikan diet untuk gaya hidup pasien
yang sesuai
·  Kehilangan tonus otot
·         Pasien mengajarkan cara untuk menjaga buku
·  Melaporkan perubahan sensasi rasa harian makanan, yang diperlukan
·  Melaporkan intake makanan kurang dari RDA ·         Memantau rekaman asupan gizi konten dan
kalori
·  Merasa segera kenyang setelah memasukan
makanan ·         Menimbang pasien interval waktu yang tepat
·  Luka rongga mulut ·         Mendorong pasien untuk memakai gigi palsu
benar dipasang dan/atau mendapatkan perawatan gigi
·  Steatorhea
·         Memberikan informasi yang tepat tentang
·  Kelemahan otot menelan atau mengunyah kebutuhan gizi dan bagaimana untuk bertemu dengan
mereka
·         Mendorong safe makanan persiapan dan
pelestarian teknik
·         Menentukan presentase pasien kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan gizi
·         Membantu pasien menerima bantuan dari
program gizi masyarakat yang sesuai, yang
diperlukan

Anda mungkin juga menyukai