DISUSUN OLEH:
ANGGUN HAZAMI
23100038
2. Faktor Predisposisi
Dari berbagai penelitian dilaporkan adanya faktor-faktor predisposisi
timbulnya syok kardiogenik yaitu :
a. Umur yang relative lebih tua pada syok kardiogenik : umumnya lebih dari
60 tahun
b. Telah terjai payah jantung sebelumnya
c. Adanya infark yang lama dan baru
d. Lokasi pada dinding anterior lebih sering menimbulkan syok
e. IMA yang meluas secara progresif
f. Komplikasi mekanik IMA : septum sobek, insufisiensi mitral, disenergi
ventrikel
g. Gangguan irama dan nyeri hebat
h. Faktor ekstramiokardial : obat-obatan penyebab hipotensi atau
hipovolemia
4. Patofisiologi
5. Pathway
Necrosis miokard
Gangguan kontraktilitas
miokardium
Syok kardiogenik
Dispnea
6. Manifestasi Klinis
Beberapa manifestasi klinis yang dapat muncul pada penderita syok kardiogenik
diantaranya yaitu :
3) Efusi pleura
Selain itu penting untuk menilai hipokinesis berat ventrikel difus atau
segemental (bila berasal dari infark miokard), efusi pericardial, katup
mitral dan aorta, rupture septum dan pintasan intrakardiak.
d. Kateterisasi jantung.
Umumnya tidak perlu kecuali pada kasus tertentu untuk mengetahui
anatomi pembuluh darah koroner dan fungsi ventrikel kiri untuk persiapan
bedah pintas koroner atau angioplasty koroner transluminasi perkutan.
Untuk menunjukkan defek mekanik pada septum ventrikel atau regurgitasi
mitral akibat disfungsi atauy rupture otot papilaris.
e. Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit darah tetap diperlukan untuk
evaluasi secara keseluruhan meskipun tidak berguna di dalam
membuat diagnosis awal (initial diagnosis).
6) Studi koagulasi.
8. Komplikasi
Komplikasi Syok Kardiogenik diantaranya yaitu :
a. Cardiopulmonary arrest
b. Disritmi
c. Gagal multisistem organ
d. Stroke
e. Tromboemboli
9. Penatalaksanaan
Ada berbagai pendekatan pada penatalaksanaan syok kardiogenik.
Setiap disritmia mayor harus dikoreksi karena mungkin dapat menyebabkan
atau berperan pada terjadinya syok. Bila dari hasil pengukuran tekanan diduga
atau terdeteksi terjadi hipovolemia atau volume intravaskuler rendah. Pasien
harus diberi infus IV untuk menambah jumlah cairan dalam sistem sirkulasi.
10
Bila terjadi hipoksia, berikan oksigen, kadang dengan tekanan positif bila
aliran biasa tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
Farmakoterapi. Terapi medis dipilih dan diarahkan sesuai dengan
curah jantung dan tekanan darah arteri rerata. Salah satu kelompok obat yang
biasa digunakan adalah katekolamin yang dapat meningkatkan tekanan darah
dan curah jantung. Namun demikian mereka cenderung meningkatkan beban
kerja jantung dengan meningkatkan kebutuhan oksigen.
Bahan vasoaktif seperti natrium nitroprusida dan nitrogliserin adalah
obat yang efektif untuk menurunkan tekanan darah sehingga kerja jantung
menurun. Bahan-bahan ini menyebabkan arteri dan vena mengalami dilatasi,
sehingga menimbulkan lebih banyak pintasan volume intravaskuler keperifer
dan menyebabkan penurunan preload dan afterload. Bahan vasoaktif ini
biasanya diberikan bersama dopamin, suatu vasopresor yang membantu
memelihara tekanan darah yang adekuat.
Pompa Balon Intra Aorta. Terapi lain yang digunakan untuk
menangani syok kardiogenik meliputi penggunaan alat bantu sirkulasi. Sistem
bantuan mekanis yang paling sering digunakan adalah Pompa Balon Intra
Aorta (IABP = Intra Aorta Baloon Pump). IABP menggunakan
counterpulsation internal untuk menguatkan kerja pemompaan jantung dengan
cara pengembangan dan pengempisan balon secara teratur yang diletakkan di
aorta descendens. Alat ini dihubungkan dengan kotak pengontrol yang
seirama dengan aktivitas elektrokardiogram. Pemantauan hemodinamika juga
sangat penting untuk menentukan position sirkulasi pasien selama
penggunaan IABP.
Balon dikembangkan selam diastole ventrikel dan dikempiskan selama
sistole dengan kecepatan yang sama dengan frekuensi jantung. IABP akan
menguatkan diastole,yang mengakibatkan peningkatan perfusi arteria
koronaria jantung. IABP dikempiskan selama sistole, yang akan mengurangi
beban kerja ventrikel.
Penatalaksanaan yang lain :
a. Istirahat
b. Diit, diit jantung, makanan lunak, rendah garam
c. Pemberian digitalis, membantu kontraksi jantung dan memperlambat
frekuensi jantung. Hasil yang diharapkan peningkatan curah jantung,
penurunan tekanan vena, dan volume darah dan peningkatan diuresis akan
mengurangi edema. Pada saat pemberian ini pasien harus dipantau
terhadap hilangnya dispnea, ortopnea, berkurangnya krekel, dan edema
11
A. Pengkajian Keperawatan
Data dasar pengkajian pasien dengan syok kardiogenik , dengan data fokus pada :
1. Aktivitas
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, dispnea pada istirahat atau aktivitas, perubahan warna kulit
kelembaban, kelemahan umum
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat AMI sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD,
diabetes mellitus.
Tanda : tekanan darah turun <90 mmhg atau dibawah, perubahan
postural dicatat dari tidur sampai duduk berdiri, nadi cepat tidak kuat atau
lemah, tidak teratur, BJ ekstra S3 atau S4 mungkin menunjukan gagal jantung
atau penurun an kontraktilitas ventrikel, Gejala hipoperfusi jaringan kulit ;
dioforesis ( Kulit Lembab ), pucat, akral dingin, sianosis, vena – vena pada
punggung tangan dan kaki kolaps
3. Eliminasi
Gejala : Produksi urine < 30 ml/ jam
Tanda : oliguri
4. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak dan sangat hebat, tidak hilang
dengan istirahat atau nitrogliserin, lokasi tipikal pada dada anterio substernal,
prekordial, dapat menyebar ketangan, rahang, wajah, tidak tentu lokasinya
seperti epigastrium, siku, rahang,abdomen,punggung, leher, dengan kualitas
chorusing, menyempit, berat,tertekan , dengan skala biasanya 10 pada skala 1-
10, mungkin dirasakan pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.
Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, meregang, mengeliat, menarik
diri, kehilangan kontak mata, perubahan frekuensi atau irama jantung,
TD,pernafasan, warna kulit/ kelembaban ,bahkan penurunan kesadaran.
5. Pernafasan
Gejala : dyspnea dengan atau tanpa kerja, dispnea nocturnal, batuk
dengan atau tanpa produksi sputum,penggunaan bantuan pernafasan oksigen
atau medikasi,riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis
Tanda : takipnea, nafas dangkal, pernafasan laboret ; penggunaan otot aksesori
pernafasan, nasal flaring, batuk ; kering/ nyaring/nonprodoktik/ batuk terus –
13
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload d.d Dispnea, tekanan darah
menurun, CRT > 3 detik, dan sianosis. (D.0008)
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d tidak mampu batuk,
sputum berlebihan, ronkhi, dan gelisah. (D.0005)
3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d Dispnea,
PCO2 menurun, PH arteri meningat, dan penurunan kesadaran (D.0003)
14
C. Intervensi Keperawatan
Sulit bicara
Ortopnea
Gelisah
Sianosis
3. penurunan curah jantung (D.0008) curah jantung (L.02008) perawatan jantung (I.02075)
definsisi : ketidakadekuatan jantung setelah dilakukan tindakan perawatan Observasi :
memompa darah untuk memenuhi selama….x …jam, diharapkan curah jantung 1. Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung
kebutuhan metabolisme tubuh. membaik dengan kriteria hasil : (meliputi dispnea, kelelahan, edema, ortopnea,peningkatan CVP)
penyebab : Kekuatan nadi perifer meningkat 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi
perubahan irama jantung Caediak index meningkat prningkatan BB, hepatomegali, palpitasi, ronkhi basah, oliguria,
perubahan frekuensi jantung Palpitas menurun batuk, kulit pucat)
perubahan kontraktiliras Bradikardi/takikardi menurun 3. Monitor tekanan darah
perubahan preload Gambaran EKG aritmia menurun 4. Monitor intake dan output cairan
Lelah menurun 5. Monitor saturasi oksigen
perubahan afterload
Edema menurun 6. Monitor keluhan nyeri dada (mis.intesintas, lokasi, radiasi, durasi)
gejala dan tanda mayor :
Distensi vena juguralis menurun 7. Monitor EKG 12 sadapan
perubahan irama jantung Dispnea menurun 8. Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
palpitas Sianosis menurun 9. Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit, enzim
bradikardi/takikardi Ortopnea menurun jantung,BNP)
gambaran EkG aritmia Batuk 10. Monitor fungsi alat pacu jantung
perubahan preload Murmur jantung menurun 11. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesuadah
lelah, edema, distensi vena Hapatomegali menurun pemberian obat
juguralis, hepatomegali Tekanan darah membaik terapeutik :
perubahan afterload 12. Posisikan semi fowler atau posisi nyaman
dispnea 13. Berikan diet jantung yang sesuai
tekanan darah 14. Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi
meningkat/menurun, nadi 15. Berikan dukungan emosional dan spiritual
perifer lemah, CRT > 3 detik, 16. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94%
oliguria, warna kulit pucat
edukasi :
perubahan kontratilitas
ortopnea,batuk,terdengar 17. Anjurkan beraktivitas sesuai toleransi
suara jantung S3 dan S4,
kolaborasi :
ejection fraction menurun.
gejala dan tanda monir : 18. Kolaborasi pemberian antiaritmia,jika perlu
perubahan preload
murmur jantung, BB
bertambah, PAWP menurun.
Perubahan afterload
PVR dan SVR
meningkat/menurun, SVR.
Perubahan kontraktilitas
Cardiak Indeks Menurun,
18