Anda di halaman 1dari 16

PAPER

TENTANG SYOK KARDIOGENIK

Dosen Pengampu :
Egeria Dorina,S Kep.,M.Kes

Ditulis Oleh :
Junaedi ( 02127038 )

Program Studi D III Keperawatan


Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya
Tahun 2021/2022
SYOK KARDIOGENETIK
Syok kardiogenik adalah kondisi medis mengancam jiwa yang terjadi saat jantung rusak
parah sehingga tidak mampu untuk memompa darah yang bagian tubuh lainnya. Penurunan
kemampuan jantung mengakibatkan berkurangnya pasokan oksigen dan nutrisi ke organ vital,
termasuk otak, jantung, dan paru-paru. Jika aliran darah normal ke tubuh tidak segera kembali, maka
sel dan jaringan akan mulai mati, dan banyak organ akan berhenti berfungsi. Meskipun sangat jarang,
syok kardiogenik tetap menjadi penyebab kematian yang paling umum pada pasien infark miokard
akut. Tanpa akses terhadap perawatan medis yang agresif, tingkat kematiannya bisa mencapai 80 -
90%. Kunci untuk meningkatkan hasil pengobatan adalah dengan segera mengembalikan kemampuan
jantung untuk berkontraksi dengan mengkonsumsi obat dan menjalani prosedur medis tertentu. Syok
kardiogenik memiliki angka kesakitan, kematian, dan kecacatan yang tinggi. Hanya 10 - 20% pasien
yang bertahan dalam kondisi ini, banyak yang gagal mendapatkan kembali fungsi jantung secara
normal dan ada juga yang cacat permanen.

1. Apa yang terjadi pada jaringan organ tubuh jika timbul penyakit syok kardiogenik ?
Jawaban :
Hal yang terjadi pada jaringan organ tubuh jika terkena syok kardiogenik adalah
a. Terkena serangan jantung.
b. Kelemahan pada otot jantung atau kardiomiopati.
c. Gangguan irama jantung seperti ventricular tachycardia, ventrikel fibrilasi, dan
takikardia supraventricular.
d. Tamponade jantung atau terkumpulnya cairan pada kantung pelapis jantung.
e. Miokarditis atau peradangan pada otot jantung.
f. Endokarditis atau infeksi pada lapisan dalam dan katup jantung.
g. Emboli paru atau sumbatan yang terjadi pada paru-paru.
Selain itu syok kardiogenik dapat menimbulkan komplikasi yaitu Kerusakan otak, Gagal
ginjal dan Kerusakan hati.

2. Kompensasi apa yg dilakukan pada jaringan tubuh kita untuk menyembuhkan


penyakit syok kardiogentik?
Jawaban :
Syok kardiogenik dapat dicegah dengan menjaga kesehatan jantung. Anda juga diharuskan
untuk kontrol berkala ke dokter jika memiliki faktor resiko terkena penyakit syok
kardiogenik. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan jantung adalah:
 Menghentikan paparan asap rokok, termasuk jangan merokok
 Menjaga agar berat badan ideal
 Membatasi asupan gula dan alcohol
 Membatasi konsumsi makanan yang mengandung banyak kolesterol dan lemak jenuh,
serta menghindari konsumsi makanan yang mengandung lemak.
 Berolahraga secara teratur
 Elektrokardiogram (EKG), untuk mengetahui aktivitas kelistrikan jantung dan
mendeteksi tanda kerusakan jaringan atau otot jantung
 Pemindaian dengan Rontgen dada, untuk memeriksa kondisi dan ukuran jantung,
sekaligus untuk mengetahui ada tidaknya penumpukan cairan di dalam paru-paru
 Tes darah, untuk mendeteksi kerusakan jantung melalui pemeriksaan enzim jantung
(troponin dan CKMB), serta memeriksa kadar oksigen dalam darah dengan analisis
gas darah
 Ekokardiografi, untuk melihat struktur, ukuran, dan kondisi jantung
 Angiografi koroner, untuk mendeteksi adanya penyumbatan di dalam pembuluh
darah, serta untuk mengukur tekanan di dalam bilik jantung
 Pemindaian nuklir jantung, untuk mendeteksi gangguan pada aliran darah jantung
Pengobatan Syok :
1) Pengobatan gawat darurat
Saat penderita syok kardiogenik tiba di UGD, dokter akan melakukan penanganan
untuk menstabilkan kondisi penderita. Penanganannya mulai dari memastikan jalan
napasnya aman dan tidak ada sumbatan; memberikan oksigen tambahan dengan
bantuan nasal kanul, masker pernapasan, atau ventilator; serta memberikan cairan dan
obat melalui infus
2) Obat-obatan
Agen inotropik, seperti norepinephrine, dopamine, atau dobutamin untuk
meningkatkan fungsi jantung seperti :
 Obat antiplatelet, seperti clopidogrel atau aspirin, untuk mencegah
pembentukan gumpalan darah baru
 Obat antikoagulan, seperti heparin, untuk menurunkan risiko terbentuknya
gumpalan darah setelah serangan jantung
 Obat antiaritmia, untuk mengembalikan irama jantung menjadi lebih teratur
3) Pemasangan alat bantu
Beberapa alat bantu diperlukan untuk memperbaiki dan meningkatkan aliran darah,
sehingga mencegah kerusakan jaringan tubuh saat terjadi syok kardiogenik.
Pemasangan alat bantu juga diperlukan saat penderita sedang menunggu transplantasi
jantung. Beberapa alat bantu yang dapat dipasang adalah:
 Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO), untuk meningkatkan aliran
darah dan suplai oksigen ke seluruh tubuh.
 Pemasangan alat pacu jantung, untuk mengembalikan irama jantung ke
dalam kondisi normal.

3. Buatlah perjalanan Patogenesis penyakit syok kardiogenetik !


Jawaban :

1. Perubahan Mikro
Perubahan mikro yang terjadi pada miokardium dan perubahan seluler pada syok
kardiogenik adalah sebagai berikut:
 Patologi Miokardium
Adanya hambatan pada aliran darah arteri coroner menyebabkan miokardium
yang diperdarahi tidak dapat berkontraksi. Jika daerah iskemik cukup luas,
fungsi pompa ventrikel kiri menurun, menyebabkan hipotensi sistemik.
Iskemia akan menurunkan compliance miokardium dan mengganggu
pengisian jantung sehingga meningkatkan tekanan pengisian ventrikel kiri.
Hal ini menyebabkan gangguan pada fungsi diastolik miokardium yang pada
akhirnya akan menimbulkan edema paru dan hipoksemia.
 Patologi Seluler
Hipoperfusi jaringan dan hipoksia seluler menyebabkan glikolisis anaerobik,
akumulasi dari asam laktat dan asidosis intrasel. Pompa pada membran miosit
terganggu, menyebabkan potensial transmembran menurun, terjadinya
akumulasi natrium dan kalsium intrasel sehingga miosit membengkak.

Jika iskemia yang terjadi berkelanjutan dan berat, kerusakan pada miosit
menjadi ireversibel dan menyebabkan mionekrosis. Apoptosis yang
dicetuskan oleh kaskade inflamasi dan stres oksidatif dapat terjadi pada area
di sekitar infark.
 Disfungsi Miokard yang Reversibel
Syok kardiogenik diperparah dengan adanya miokardium yang mengalami
disfungsi namun masih viable. Keadaan ini disebut dengan myocardial
stunning dan hibernating myocardium.
Myocardial Stunning:  merupakan disfungsi yang berlangsung lama setelah
terjadinya infark walaupun aliran darah sudah kembali normal. Walau
demikian, keadaan ini bersifat reversibel, dapat membaik dengan sempurna
seiring waktu dan merespons terhadap stimulasi inotropik.
Hibernating Myocardium: Hibernating myocardium merupakan kondisi
terganggunya fungsi miokard saat istirahat yang persisten, terjadi akibat
penurunan aliran darah koroner yang berat. Hibernasi merupakan suatu
proses adaptif terhadap hipoperfusi untuk mencegah terjadinya iskemia dan
nekrosis lebih lanjut. Keadaan ini dapat membaik dengan revaskularisasi.
2. Perubahan Makro
Perubahan makro yang terjadi baik pada jantung maupun perubahan sistemik akibat
syok kardiogenik.
 Mekanisme Jantung pada Syok Kardiogenik
Pada syok kardiogenik terjadi penurunan kontraktilitas sehingga pada
tekanan sistolik yang sama atau lebih rendah ventrikel mengeluarkan volume
darah yang lebih sedikit setiap denyutan. Hal ini menyebabkan peningkatan
volume di akhir sistolik. Untuk kompensasi terhadap isi sekuncup yang
berkurang, compliance diastolik berkurang, meningkatkan pengisian diastolik
dan tekanan diastolik akhir ventrikel kiri. Kompensasi ini meningkatkan
kebutuhan oksigen miokardium dan dapat menyebabkan edema paru. Karena
kontraktilitas menurun, tekanan pengisian pada ventrikel kanan dan kiri
meningkat dan curah jantung menurun.
 Perubahan Sistemik
Saat ventrikel kiri tidak bisa memompa secara efektif akibat infark, isi
sekuncup dan curah jantung menurun, menyebabkan penurunan tekanan
darah dan peningkatan volume akhir sistolik. Infark miokard diperparah
dengan perfusi miokardium yang terganggu akibat takikardia dan hipotensi.
Perfusi sistemik juga terganggu akibat curah jantung yang berkurang. Adanya
hipoperfusi jaringan memperburuk metabolisme anaerobik dan menyebabkan
terbentuknya asam laktat dan asidosis laktat, yang sebaliknya memperburuk
fungsi sistolik miokardium.
Penurunan fungsi miokardium mencetuskan mekanisme kompensasi berikut:
 Stimulasi saraf simpatis: peningkatkan laju dan kontraktilitas
jantung, retensi air dan natrium di ginjal, sehingga
meningkatkan preload ventrikel kiri
 Takikardia dan peningkatan kontraktilitas: meningkatkan kebutuhan
oksigen, sehingga memperparah iskemia miokardium
 Retensi cairan: memperburuk kongesti vena paru dan hipoksemia
 Aktivasi saraf simpatis menyebabkan vasokonstriksi untuk
meningkatkan tekanan darah, namun juga meningkatkan beban akhir
miokardium sehingga mengganggu fungsi jantung
Kebutuhan oksigen miokardium meningkat bersama dengan perfusi
miokardium yang tidak adekuat, sehingga memperparah iskemia
miokardium.[1]
3. Keadaan Syok
Syok, apapun penyebabnya, adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh
keadaan hipoperfusi sistemik akut, sehingga menyebabkan hipoksia
jaringan dan disfungsi dari organ vital. Semua jenis syok ditandai dengan
perfusi yang tidak adekuat untuk mencukupi kebutuhan metabolik
jaringan. Maldistribusi aliran darah ke end organ (otak, jantung dan
ginjal) menyebabkan hipoksia jaringan dan kerusakan end organ.
Berkurangnya perfusi otak menyebabkan penurunan fungsi higher
cortical, sehingga menyebabkan perubahan status mental yang dapat
bervariasi dari kebingungan, agitasi hingga koma. Kompensasi pada
ginjal saat terjadi hipoperfusi menyebabkan laju filtrasi glomerular
berkurang, sehingga terjadi oliguria dan akhirnya gagal ginjal.

4. Tindakan apa yg dilakukan untuk mendiagnosa penyakit syok kardiogenetik ?


Jawaban :

Gejala dan Tanda Klinis Syok Kardiogenik adalah Hipotensi (tekanan darah sistolik <
90 mmHG atau penurunan tekanan darah rerata 30 mmHg), tidak adanya
hypovolemia, tanda klinis dari perfusi jaringan yang buruk, takikardia,
oligouria/anuria (produksi urin < 30 mL/jam) Sianosis, akral dingin, perubahan pada
status mental (lethargy, confusion). Gejala dan tanda klinis ini menetap walaupun
kondisi lain seperti hipovolemia, artimia, hipoksia dan asidosis sudah dikoreksi. Pada
saat mendiagnosis syok kardiogenik harus terlebih dahulu menyingkirkan penyebab
hipotensi lainnya, seperti hipovolemi, perdarahan, sepsis, emboli paru, tamponade
pericardium, diseksi aorta, adanya gangguan katup jantung
Gejala pada Syok Kardiogenik Akibat Infark Miokard Akut
Pada pasien dengan syok kardiogenik yang disebabkan oleh infark miokard akut
dapat mempunyai gejala klinis seperti:
 Nyeri dada seperti ditekan atau berat pada sub-sternum yang mendadak
 Nyeri dada menjalar ke lengan kiri atau leher
 Nyeri atipikal, seperti nyeri pada epigastrium, nyeri hanya pada leher atau
lengan dan terasa seperti terbakar, tajam atau ditusuk
 Nyeri dapat tidak terasa pada pasien dengan diabetes mellitus atau usia lanjut
 Gejala sistem otonom mual, muntah, keringat dingin
Faktor Risiko
Saat melakukan anamnesa tanyakan mengenai faktor risiko penyakit jantung, antara
lain:
 Riwayat penyakit jantung
 Riwayat infark miokard
 Riwayat operasi pada jantung
 Riwayat hiperlipidemia
 Riwayat hipertrofi ventrikel kiri
 Riwayat hipertensi
 Riwayat merokok atau penggunaan NAPZA seperti kokain
 Riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner
Adanya > 2 faktor risiko meningkatkan risiko terjadinya syok kardiogenik.
Gejala perburukan dari fungsi kardiak lainnya yang dapat terjadi pada syok
kardiogenik adalah:
 Diaforesis
 Dispnea dengan aktifitas (dyspnea on exertion)
 Dispnea saat istirahat
 Presinkop atau sinkop
 Palpitasi
 Kecemasan menyeluruh atau depresi.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada syok kardiogenik harus memperhatikan tanda-tanda berikut:
 Hipotensi dengan tanda hipoperfusi organ:
 Tekanan darah sistolik < 90 mmHg
 Indeks kardial < 2,2 L/min/m2
 Tekanan oklusi kapiler pulmo meningkat atau normal > 15 mmHg
 Tekanan akhir diastolik ventrikel kanan > 10 mmHg
 Kulit tampak pucat atau sianosis, ekstremitas teraba dingin
 Laju nadi pada perifer cepat dan lemah; jika ada aritmia, nadi teraba tidak
teratur
 Distensi vena jugular
 Adanya crackles pada auskultasi paru
 Edema perifer
 Suara jantung terdengar jauh, suara jantung ke-3 dan ke-4 dapat terdengar
 Tekanan nadi/pulse pressure rendah
 Takikardia
 Oligouria
 Penurunan kesadaran, perubahan status mental
 Murmur sistolik terdengar jika ada regurgitasi katup mitral akut atau adanya
defek septum ventrikel: Akan menjadi edema paru, ditandai
dengan rales pada auskultasi paru, pada pasien dengan kardiomiopati
hipertrofi obstruktif, murmur sistolik terdengar lebih keras dengan
manuver Valsalva.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding syok kardiogenik adalah:
 Systemic inflammatory response syndrome (SIRS)
 Sindrom koroner akut
 Regurgitasi aorta
 Kardiomiopati dilatasi
 Kardiomiopati restriktif
 Gagal jantung kongestif dan edema paru
 Regurgitasi katup mitral
 Perikarditis dan tamponade kardiak
 Syok hipovolemik
 Ruptur otot papilar
 Disfungsi katup akut.
Pemeriksaan Penunjang
Pedoman dari American Heart Association (AHA) merekomendasikan semua pasien
dengan syok kardiogenik dievaluasi dengan elektrokardiogram, Rontgen toraks dan
ekokardiogram. Pemeriksaan laboratorium yang direkomendasikan meliputi
pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, kreatinin, fungsi hati, analisa gas darah, serum
laktat dan kadar troponin serial/berkala.[3] Walau demikian, perlu diingat bahwa
syok kardiogenik adalah keadaan gawat darurat, sehingga pemeriksaan penunjang
tidak boleh menunda resusitasi dan pemberian medikamentosa.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk syok kardiogenik mencakup pemeriksaan darah
lengkap, profil biokimia, enzim jantung, analisa gas darah, laktat, dan brain
natriuretic peptide (BNP).
Pemeriksaan Darah Lengkap:
Pemeriksaan darah lengkap berguna untuk menyingkirkan anemia. Hasil leukosit
tinggi dapat menandakan adanya infeksi, sementara trombosit rendah dapat
menunjukkan koagulopati yang terjadi akibat sepsis
Profil Biokimia:
Pemeriksaan biokimia diperlukan untuk menilai fungsi organ vital. Pemeriksaan
biokimia yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
 Elektrolit
 Fungsi ginjal
 Pemeriksaan ureum dan kreatinin
 Terjadinya kerusakan ginjal akut disertai dengan oligouria
menandakan hipoperfusi ginjal dan merupakan faktor prognostik
buruk.
 Fungsi hati
 Dapat terjadinya kerusakan hati iskemik atau kongestif akut, yang
ditandai dengan peningkatan bilirubin, aspartat aminotransferase
(AST), alanine aminotransferase (ALT), laktat dehidrogenase (LDH)
 Dapat terjadi bersama dengan peningkatan waktu protrombin dengan
puncak pada 24-72 jam, dan akan kembali normal dalam 5-10 hari
 Rasio ALT:LDH < 1,5.
Enzim Jantung:
Diagnosis infark miokard akut dibantu dengan pemeriksaan enzim jantung.
Pemeriksaan enzim jantung berkala membantu menilai keberhasilan reperfusi.Enzim
jantung yang diperiksa meliputi enzim-enzim berikut:
 Kreatinin kinase (creatinine kinase/CK) Dapat memberikan hasil positif
palsu pada: miopati, hipotiroidisme, gagal ginjal, gangguan pada otot skeletal
 Creatine Kinase-MB (CKMB)
 Troponin
 Troponin T dan I terdeteksi di serum dalam beberapa jam setelah
onset infark miokard. Kadar troponin memuncak dalam 14 jam
setelah onset infark miokard akut dan memuncak lagi beberapa hari
kemudian (puncak bifasik) lalu tetap meningkat selama 10 hari
 Pemeriksaan troponin dikombinasi dengan CKMB berguna untuk
mendiagnosis miokard infark akut yang sudah terjadi beberapa waktu
lalu. Jika kadar troponin meningkat tanpa adanya tanda klinis
iskemia, pertimbangkan penyebab lain kerusakan jantung seperti
miokarditis.
 Kadar LDH di serum meningkat sekitar 10 jam setelah onset infark
miokard, memuncak dalam 24-48 jam dan bertahap turun hingga
kadar normal dalam 6-8 hari
 LDH terutama dikeluarkan oleh jantung, namun dapat juga dari
ginjal, lambung, pankreas dan sel darah merah
Analisa Gas Darah (AGD):
AGD menunjukkan keadaan asam-basa di tubuh dan tingkat oksigenasi darah arteri.
Asidosis akan menggangu fungsi miokardium. Elevasi dari base deficit berkorelasi
dengan derajat syok yang terjadi, maka merupakan marker yang penting untuk
dipantau selama resusitasi syok.
 Peningkatan kadar laktat serum adalah indikator syok dan merupakan faktor
prognostik. Seiring dengan meningkatnya kadar laktat, angka mortalitas
meningkat. Peningkatan kadar laktat adalah indikator tidak spesifik hipoksia
jaringan.
 Brain Natriuretic Peptide (BNP) adalah indikator untuk penyakit jantung
kongestif. Kadar BNP yang rendah disertai dengan hipotensi dapat
menyingkirkan syok kardiogenik.
 Elektrokardiografi (EKG) bermanfaat untuk mendiagnosa infark dan/atau
iskemia miokard: elevasi segmen S-T, depresi segmen S-T, gelombang Q,
inversi gelombang T. Pemeriksaan EKG sisi kanan dapat mendeteksi infark
ventrikel kanan, namun hasil EKG yang normal tidak dapat menyingkirkan
adanya infark miokard.
 Pencitraan Modalitas pemeriksaan pencitraan yang dapat dilakukan meliputi
ekokardiografi, rontgen toraks, ultrasonografi, dan angiografi koroner.
 Ekokardiografi: Ekokardiografi sebaiknya dilakukan sedini mungkin untuk
mencari penyebab syok kardiogenik. Pemeriksaan ekokardiografi sebaiknya
meliputi evaluasi cairan perikardial, fungsi sistolik global, ukuran ventrikel
kanan & vena cava inferior. Selain itu, ekokardiografi bermanfaat untuk
mengetahui Fungsi sistolik dan disfungi diastolic, penyebab mekanik syok
kardiogenik, seperti: defek septum ventrikel akut, ruptur dinding
miokardium, tamponade jantung, ruptur otot papiler, erakan dinding ventrikel
dan disfungsi gkatup jantung, ejeksi fraks
 Rontgen Toraks: Rontgen toraks dilakukan untuk menyingkirkan penyebab
lain syok atau nyeri dada, misalnya diseksi aorta, tension pneumotoraks,
pneumomediastinum, perforasi esofagus, emboli paru. Dapat terlihat tanda
gagal jantung ventrikel kiri: redistribusi vaskuler pulmo, edema pulmo
interstitial, bayangan hilus yang membesar, adanya garis Kerley B,
kardiomegali, efusi pleura bilateral, bayangan opak perihiler bilateral
(distribusi kupu-kupu).
 Ultrasonografi (USG): dilakukan untuk membantu dalam tata laksana cairan.
Pada pasien yang bernafas spontan, adanya kolaps pada vena cava inferior
saat bernafas menandakan dehidrasi. Jika vena cava inferior tidak kolaps
menandakan euvolemia intravaskular.
 Angiografi Koroner terutama diindikasikan pada iskemia atau infark miokard
yang berlanjut menjadi syok kardiogenik. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk
menilai anatomi arteri koroner dan perlunya tindakan revaskularisasi segera,
serta untuk melihat adanya hibernating myocardium (area miokard yang tidak
berfungsi namun viabel) yang menyebabkan atau memperburuk syok
kardiogenik.
 Pemantauan Hemodinamik Invasif, Cairan, dan Vasopresor: Katerisasi Swan-
Ganz dapat membantu menyingkirkan penyebab dan tipe lain syok (misalnya
hipovolemia, syok obstruktif). Pengukuran hemodinamik pada syok
kardiogenik adalah pulmonary capillary wedge pressure (PCWP) > 15
mmHg dan indeks kardial < 2,2 L/min/m2. Selain pemantauan hemodinamik,
pemantauan juga perlu dilakukan pada resusitasi cairan pasien dan juga
pemantauan obat vasopresor yang diberikan. Pemantauan obat vasopresor
penting untuk dilakukan karena risiko efek samping yang signifikan.

5. Rangkumanlah materi genetik !


Jawaban :

a. Gen
Gen
sebagai
unit
terkecil
dari
materi
genetik
yang

mengendalikan sifat-sifat hereditas organisme. Gen terdiri atas DNA yang


terpintal oleh protein histon dan tersusun dalam satu deret secara linear dan
beraturan di dalam lokus-lokus pada kromosom. Setiap kromosom memiliki
ratusan lokus, sehingga di dalam sel, terdapat ribuan gen. Misalnya,
diperkirakan terdapat 26.000 hingga 40.000 gen pada tubuh manusia dengan 46
kromosom. Hal ini juga menyebabkan satu individu dapat memiliki ribuan
sifat. Terdapat tiga macam komponen penyusun gen, yaitu Sistron (komponen
yang terdiri atas ratusan nukleotida), Rekon (komponen yang lebih kecil dari
gen dan terdiri atas satu atau dua pasang nukleotida), Muton (komponen yang
lebih besar dari rekon dan terdiri atas satu atau dua pasang nukleotid). Ada dua
hal yang menentukan tipe-tipe gen, yaitu sifat dan perannya. Berdasarkan
sifatnya, gen terbagi menjadi tiga yaitu Gen dominan dengan ekspresi kuat
yang dilambangkan dengan huruf besar. Gen setengah dominan dengan
ekspresi di antara gen dominan dan resesif. Gen resesif dengan ekspresi lemah
yang dilambangkan dengan huruf kecil. Berdasarkan perannya, gen terbagi
menjadi dua yaitu Gen struktural yang mengode protein (enzim) dengan
ekspresi yang dikendalikan gen regulator.
Gen regulator yang mengatur ekspresi gen struktural. Pada sel eukariot, gen
terdiri dari Domain regulasi inisiasi transkripsi, yang terdiri antara lain dari
deret GCCACACCC, ATGCAAAT, kotak GC, kotak CCAAT dan kotak
TATA,  kemudian Intron, Ekson, (Area kodikasi protein yang dapat
ditranskripsi secara overlapping atau nonoverlapping. Sebagai contoh, pada
kode dengan tiga deret nukleotida (kodon triplet) AUU GCU CAG, dapat
secara dibaca nonoverlapping sebagai AUU GCU CAG atau dibaca secara
overlapping sebagai AUU UUG UGC GCU CUC CAG. Walaupun pada sekitar
tahun 1961, telah diketahui bahwa asam amino dikodikasi oleh kodon secara
nonoverlapping, telah ditemukan protein berbeda hasil transkripsi dengan
pergeseran overlapping kodon, Domain regulasi akhir transkripsi Dalam
mempelajari gen yang menjadi pemebentuk diri kita, kehidupan, sifat, serta
nasib seseorang, Grameds dapat membaca buku Gen dari Siddhartha
Mukherjee yang membahas hal tersebut. Ekspresi gen adalah proses di mana
kode-kode informasi yang ada pada gen diubah menjadi protein-protein yang
beroperasi hanya di dalam sel. Ekspresi gen terdiri dari dua tahap, yaitu:
1. Transkripsi, proses pembuatan salinan RN
2. Translasi, proses sintesis polipeptida yang spesifik di dalam ribosom.
Proses transkripsi DNA menjadi mRNA dan translasi mRNA menjadi sebuah
polipeptida disebut dogma sentral (central dogma). Dogma sentral berlaku
pada prokariot dan eukariot. Namun, pada eukariot ada tahap tambahan yang
terjadi di antara transkripsi dan translasi yang disebut tahap pre-mRNA.
Tahap pre-mRNA adalah untuk menyeleksi mRNA yang akan dikirim keluar
nukleus untuk ditranslasikan di ribosom. Ekson merupakan mRNA yang akan
dikirim keluar nukleus untuk ditranslasikan, sedangkan intron merupakan
mRNA yang akan tetap berada di dalam nukleus karena kemungkinan mRNA
tersebut akan membentuk protein yang tidak fungsional (tidak berguna) jika
ditranslasikan.
Intron kemudian akan terurai kembali untuk membentuk rantai mRNA baru.
Ketahui pula bahwa beberapa kesalahan yang disebut mutasi dapat terjadi
pada proses ekspresi gen ini.
Ruang Lingkup Gen
Konsep genetika berkembang dari ilmu yang membahas tentang bagaimana
sifat diturunkan menjadi lebih luas, yakni ilmu yang mempelajari tentang
materi genetik. Secara luas, genetika membahas mengenai:
 Struktur materi genetik, meliputi gen, kromosom, DNA, RNA,
plasmid, episom, dan elemen tranposabel.
 Reproduksi materi genetik, meliputi reproduksi sel, replikasi
DNA, dan lainnya.
 Kerja materi genetik, meliputi ruang lingkup materi genetik,
transkripsi, kode genetik dan lainnya.
 Perubahan materi genetik, meliputi mutasi dan rekombinasi
 Genetika dalam populasi
 Perekayasaan materi genetik
b. Kromosom
Kromosom adalah benda-benda halus seperti benang yang mudah menyerap
warna dan berfungsi sebagai pembawa sifat keturunan. Di dalam sel yang
diploid, kromosom tampak berpasang-pasangan. Sepasang kromosom disebut
kromosom homolog, yaitu kromosom yang memiliki bentuk, ukuran, dan
urutan gen yang sama. Sementara kromosom yang bukan pasangannya disebut
kromosom nonhomolog. Setiap kromosom memiliki bagian-bagian seperti
sentromer, lengan kromosom, matriks, kromonema, kromomer, telomer, dan
satelit. Berdasarkan letak sentromernya, ada empat tipe kromosom, yaitu: tipe
metasentrik tipe submetasentrik tipe akrosentrik tipe telosentrik Berikut ini
adalah gambar kromosom dan bagian-bagiannya. Hereditas Kromosom –
Capture1 Nah, Quipperian, pada manusia, jumlah kromosom pada sel diploid
adalah 46 buah atau 23 pasang. Kromosom tersebut terdiri atas 44 buah atau 22
pasang kromosom tubuh (autosom) dan sepasang kromosom kelamin
(gonosom), yaitu XX pada wanita dan XY pada pria. Pada sel haploid seperti
sel telur atau sel sperma, kromosom berjumlah 23 buah yang terdiri atas 22
buah autosom dan sebuah gonosom. Sel telur memiliki 22 buah autosom dan 1
X, sedangkan sperma memiliki 22 buah autosom dan  1 X atau 1 Y. Fungsi
Kromosom diantaranya Sebagai tempat penyimpanan informasi genetik yang
akan diturunkan dari induk ke anak sampai membentuk sifat dan ciri khas
individu itu. Berperan penting dalam proses pembelahan sel. Menentukan jenis
kelamin sebuah individu. Struktur Bagian Kromosom diantaranya:
 Sentromer Bagian pusat kromosom yang bisanya berbentuk bulat. Pada
sentromer ada kinetokor mempunyai fungsi penting saat terjadinya
pembelahan sel. Pada bagian inilah benang spindel melekat kepada
masing-masing kutub yang berlawanan.
 Kromatid merupakan salah satu dari kedua lengan hasil replikasi pada
kromosom. Pada lengan kromosom ada kromonema, yakni pita yaang
berbentuk spiral. Pada kromonema bisa terlihat penebalan berupa manik-
manik yang disebut Kromomer. Biasanya kromomer susah untuk diamati,
tapi bisa terlihat jelas pada kromosom yang sudah banyak melakukan
replikasi. Kromonema dibungkus oleh substansi khusus yang disebut
matriks. Kromatid melekat satu sama lain kepada bagian sentromer.
 Telomer adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan bagian ujung dari
kromosom. Telomer berfungsi untuk menjaga DNA pada bagian ujung tak
terurai serta mencegah bertemunya satu lengan dengan lengan kromosom
yang lainnya. Telomer pun berfungsi untuk melindungi kromosom dari
ancaman lingkungan.
 Kromomer adalah struktur berbentuk manik-manik yang merupakan
akumulasi dari materi kromatin yang kadang terlihat saat interfase.
Kromomer sangat jelas terlihat pada kromosom politen (kromosom
dengan DNA yang sudah direplikasi berulang kali tanpa adanya
pemisahan dan terletak berdampingan sampai bentuk kromosom seperti
kawat).
 Satelit merupakan bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan berada
di ujung lengan kromatid.Satelit terbentuk karena adanya konstriksi
sekunder di daerah itu.
Susunan Kromosom
Kromosom pada organisme prokariotik ada yang berupa RNA saja. Ini dapat
dijumpai pada virus mozaik (tembakau). Kromosom dapat pula berupa DNA
saja misalnya pada virus T dan dapat pula mengandung keduanya yaitu DNA
dan RNA seperti pada bakteri Escherichia coli.
Kromosom mengandung struktur yang terdiri dari benang-benang tipis yang
melingkar-lingkar. Disepanjang benang-benang inilah terletak secara teratur
struktur yang disebut Gen. Setiap gen menempati tempat tertentu dalam
kromosom. Tempat gen didalam kromosom disebut lokus gen. Jadi gen inilah
yang sebenarnya berfungsi mengatur sifat – sifat yang akan diwariskan dari
induk kepada keturunanya. Selain itu, gen juga berefungsi mengatur
perkembangan dan metabolisme individu. Gen terdiri dari DNA (asam
Nukleat). Sejumlah gen yang berderet pada kromosom masing-masing
memiliki tugas khusus. Ada gen yang mengatur warna bunga, tinggi rambut,
bentuk hidung, jenis rambut, warna rambut, golongan darah, warna bulu dan
sebagainya. Jumlah kromosom dalam setiap organisme berbeda pada
organisme yang berbeda jenis. Ukuran kromosom juga sangat bervariasi
antara satu jenis organisme dengan jenis organisme lainya. Dalam setiap sel
tubuh, kromosom berada dalam keadaan berpasang- pasangan. Kromosom
yang berpasangan dan memiliki bentuk, ukuran dan komposisiyang sama
disebut kromosom homolog. Setiap pasangan kromosom homolog berbeda
dengan pasangan kromosom homolog lainya. Kromosom sel tubuh terdapat
sepasang-pasang (alelik) sehingga kromosom tubuh terdiri dari dua set. Dua
set kromosom pada sel tubuh adalah diploid (2n). Pada sel kelamin (gamet)
tidak terdapat pasang-pasangan atau hanya terdapat satu set kromosom. Satu
set kromosom pada sel kelamin adalah haploid (n).
Bahan Penyusun Kromosom ( laboratorium )
Bahan penyusun kromosom adalah benang kromatin yang terdiri dari DNA
(asam deoksiribonukleat), RNA hasil transkripsi dan protein (bersifat histon
atau asam dan non histon atau basa). Tiap kromatid membawa sebuah molekul
DNA yang strukturnya berupa untai ganda sehingga di dalam kedua kromatid
terdapat dua molekul DNA. Pada manusia memasukkan paling sedikit 7
protein penyusun kromosom , sedangkan protein yang lain tidak mendapatkan
tempat dalam kromosom. Salah satu protein, CENP-A, Kromosom pada
organisme eukariotik tersusun dari bagian-bagian berikut: DNA-DNA
menyusun kromosom sekitar 35% dari keseluruhan kromosom. RNA RNA
menyusun kromosom sekitar 5% dari keseluruhan kromosom. Protein Protein
ini terdiri atas histon yang bersifat basa dan nonhiston yang bersifat asam.
Kedua macam protein ini berfungsi untuk menggulung benang kromosom
sehingga menjadi pudar dan berperan sebagai enzim pengganda DNA dan
pengkopian DNA.
c. DNA

DNA atau deoxyribonucleic acid adalah suatu asam nukleat yang merupakan


penyusun gen di dalam inti sel. DNA menyimpan segala informasi biologis
dari setiap makhluk hidup dan beberapa virus. DNA terdiri atas dua rantai
polinukleotida yang tersusun dalam heliks ganda. Setiap nukleotida terdiri
atas tiga komponen, yaitu fosfat, gula deoksiribosa, dan basa nitrogen.
Ada dua macam basa nitrogen penyusun DNA, yaitu basa purin yang terdiri
atas basa adenin (A) dan guanin (G) serta basa pirimidin yang terdiri atas
basa timin (T) dan sitosin (S). Nah, dua rantai DNA ini saling berikatan pada
bagian basa nitrogen yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Basa nitrogen
A berikatan dengan T, sedangkan G berikatan dengan S. Antara A dan T
dihubungkan oleh 2 ikatan hidrogen, sedangkan antara G dan S dihubungkan
oleh 3 ikatan hidrogen. Fungsi DNA diantaranya:
 DNA Berfungsi Sebagai Pembawa Informasi Genetik Sifat pada
materi DNA yang unik membuat peneliti tertarik untuk lebih
lanjut lagi mempelajari tentang DNA. Hasilnya DNA dapat
digunakan untuk membantu mengidentifikasi sebuah kasus
pembunuhan, hingga kasus kematian seseorang yang tidak
diketahui identitasnya. DNA juga membantu kinerja penegak
hukum, karena dapat mengenali atau mengetahui informasi
terkait siapakah pelaku atau siapakah korban melalui tes DNA.
 Berperan dalam Duplikasi Diri dan Pewarisan Sifat DNA
dibundel ke dalam 46 kromosom. Manusia memiliki 23 masing-
masing berasal dari laki-laki dan sel germinal perempuan. Hal
ini dapat terjadi melalui proses yang kompleks. Lebih jelasnya
sel-sel germinal, spermatozoa dari pria dan sel telur atau ovum
dari perempuan masing-masing memasok setengah DNA kamu.
Hal inilah yang membuat DNA berperan dalam duplikasi diri
dan pewarisan sifat.
 Ekspresi Informasi Genetik DNA adalah dasar dari kehidupan.
Ini adalah molekul kompleks yang terdiri dari empat jenis basa,
silang terhubung seperti tangga, dan di pelintir menjadi spiral.
Semua empat protein masing-masing terhubung dengan satu dan
yang lainnya. Dan urutan semua pasangan membentuk gen yang
mendefinisikan siapa kamu serta semua organisme lain di bumi.
DNA juga mengandung semua pengkodean genetik yang
digunakan untuk mengontrol fungsi, perilaku dan
pengembangan suatu organisme.
 Fungsi DNA untuk Forensik Ilmuwan forensik dapat
menggunakan DNA yang terletak dalam darah, sperma, kulit,
air liur, hingga rambut yang tersisa di tempat kejadian kejahatan
untuk mengidentifikasi kemungkinan tersangka.
Pengidentifikasian ini biasanya disebut dengan fingerprinting
genetika atau pemrofilan DNA.
 Fungsi DNA dalam Komputasi DNA memiliki peran penting
dalam ilmu komputer, untuk riset dan juga sebagai salah satu
contoh bentuk cara komputasi. Contohnya saja teori database.
Teori database juga dipengaruhi oleh riset DNA yang memiliki
masalah khusus untuk menaruh dan memanipulasi urutan DNA.
Database yang dikhususkan untuk riset DNA adalah database
genomik.
d. RNA
RNA atau ribonucleic acid. Adalah makromolekul polinukleotida berupa rantai
tunggal atau ganda yang tidak berpilin. Rantai pada RNA juga pendek-pendek,
karena dibentuk melalui transkripsi fragmen-fragmen DNA. RNA banyak
ditemukan di sitoplasma atau ribosom. Berbeda dengan DNA, keberadaan
RNA di dalam sel tidak tetap karena mudah terurai dan harus dibentuk
kembali. RNA tersusun dari banyak ribonukleotida, di mana setiap
ribonukleotida terdiri atas 3 komponen, yaitu fosfat, gula ribosa, dan basa
nitrogen. Basa nitrogen RNA terdiri atas basa purin, yaitu adenin (A) dan
guanin (G) serta basa pirimidin, yaitu urasil (U) dan sitosin (S). Keempat basa
nitrogen tersebut akan membentuk pasangan A – U dan G – S. Adenin dan
urasil  dihubungkan oleh 2 ikatan hidrogen, sedangkan guanin dan sitosin
dihubungkan oleh 3 ikatan hidrogen. RNA dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu
RNA genetik dan RNA nongenetik. RNA genetik adalah RNA yang berperan
dalam pewarisan sifat. RNA ini hanya terdapat pada virus RNA. RNA
nongenetik adalah RNA yang berperan dalam sintesis protein. Nah, RNA
terbagi menjadi tiga macam, yaitu :
 mRNA adalah RNA rantai tunggal dan panjang yang dibentuk oleh
DNA melalui proses transkripsi di dalam inti sel. Basa-basa nitrogen di
sepanjang rantai mRNA merupakan kode genetik yang disebut kodon.
mRNA berfungsi sebagai pembawa kode genetik (kodon) dari inti sel
ke sitoplasma.
 tRNA adalah RNA rantai tunggal dan pendek yang dibentuk oleh DNA
di dalam inti sel dan diangkut ke sitoplasma. tRNA berfungsi sebagai
penerjemah kodon. Caranya adalah dengan membawa asam-asam
amino dari sitoplasma ke ribosom dan melekatkan asam-asam amino
tersebut sesuai urutan kodon pada mRNA. tRNA memiliki dua ujung
perlekatan yang penting, yaitu ujung untuk perlekatan kodon pada
mRNA atau disebut antikodon dan ujung untuk perlekatan asam amino.
 rRNA adalah RNA yang terdapat di dalam ribosom, namun dibentuk
oleh DNA di dalam inti sel. rRNA berfungsi sebagai mesin perakit
polipeptida pada sintesis protein yang bergerak ke satu arah di
sepanjang rantai mRNA.
Demikian, pembahasan tentang materi genetik yang sudah dibahas di atas.
Setelah membaca artikel ini sampai habis, semoga Grameds dapat memahami
dan menambah wawasanya terhadap gen, kromosom, DNA.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.docdoc.com/id/info/condition/cardiogenic-shock
https://www.alomedika.com/penyakit/icu/syok-kardiogenik/diagnosis
https://www.alodokter.com/syok-kardiogenik
https://www.gramedia.com/literasi/genetik/

Anda mungkin juga menyukai