Oleh:
Oleh:
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Telah diperiksa dan disetujui serta layak untuk dipertahankan di hadapan Tim
Penguji Sidang Karya Tulis Ilmiah pada Program Studi DIII Keperawatan
Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Sidang Proposal Program Studi DIII
Keperawatan Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya di Jakarta dan
dinyatakan lulus pada tanggal 26 Mei 2023
Penguji Ketua
Mengetahui
Wadir I Bidang Akademik dan Kurikulum
Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya
Menyetujui,
Direktur Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya
iii
SURAT PERNYATAN TIDAK PLAGIAT
Nim: 02127011
(Chaerul Fahmi)
iv
KATA PENGANTAR
Pertama penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal ini dengan judul “Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Penderita DM Tentang Pertolongan Pertama Terhadap Kegawatdaruratan
Hiperglikemia Di Rt 04 Rw 05 Pulau Pramuka”. Proposal di susun dalam rangka
menyelesaikan mata kuliah Metodologi Penelitian di Akper Husada Karya Jaya.
Proposal ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya, kepada pihak-pihak
yang telah membantu penulis dalam penyusunan Proposal ini yaitu:
1. Rudyono Darsono, Selaku Ketua Pembina Yayasan Jaya Husada Jakarta.
2. Brian Matthew, B.B.A., selaku ketua Yayasan Jaya Husada Jakarta
3. Egeria Dorina Sitorus, S.Kep.,M.Kes., selaku Direktur Akademi
Keperawatan Husada Karya Jaya.
4. Ns. Astuti Lumbantoruan, S.Kep, selaku Wadir I di Akademi Keperawatan
Husada Karya Jaya.
5. Rizki Febrian Pratama S.Kep, M.Kes, Selaku Wadir II di Akademi
Keperawatan Husada Karya Jaya.
6. Rosita M. Lubis, M.A, M.Kes, selaku Wadir III di Akademi Keperawatan
Husada Karya Jaya.
7. Dewi Suriana, S.E selaku Wadir IV Akademi Keperawatan Husada Kaya
Jaya
8. Dr. Labora Sitinjak, S.Kp., M.Kep, selaku Ketua Komite Etika di Akademi
Keperawatan Husada Karya Jaya
9. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya yang S
v
Selalu berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman berharga selama studi.
Penulis menyadari banyak kekuarangan dari Proposal, masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis membutuhkan saran dan kritikan khususnya
dari penguji, guna kesempurnaan Proposal ini. Harapan penulis semoga Proposal
yang ditulis oleh saya bisa dilanjutkan untuk pelaksanaan penulisan serta
bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan ilmu pengetahun di lingkungan
Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya dan Institusi tempat Penelitian.
Chaerul Fahmi
vi
DAFTAR ISI
vii
4. Faktor Risiko Hiperglikemia ................................................................ 25
F. Data Demografi ........................................................................................ 28
1. Uisia ..................................................................................................... 28
2. Tingkat Peindidikan .............................................................................. 29
G. Kerangka Teori ....................................................................................... 30
BAB III ............................................................................................................. 31
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 31
A. Kerangka Konsep .................................................................................. 32
B. Variable, Definisi Konseptual, Definisi Operasional, Alat Ukur dan
Hasil Ukur .................................................................................................... 33
1. Variablei ............................................................................................... 33
2. Deifinisi Konseiptuial, Deifinisi Opeirasional, Alat Uikuir, Skala dan Hasil
Uikuir ........................................................................................................... 34
C. Desain Penelitian ................................................................................... 40
D. Populasi dan Sample ............................................................................. 40
1. Popuilasi ............................................................................................... 40
2. Samplei................................................................................................. 40
E. Prosedur Etika Penelitian ..................................................................... 41
1. Meinghargai ataui meinghormati suibjeik (Reispeict For Peirson) ................ 41
2. Manfaat (Beineificeincei) ......................................................................... 41
3. Tidak meimbahayakan suibjeik peineilitian (Non Maleificeincei) ................. 41
4. Keiadilan (Juisticei) ................................................................................ 41
F. Tempat Penelitian ................................................................................. 41
G. Alat Pengumpulan data......................................................................... 42
H. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 43
1. Data primeir .......................................................................................... 43
2. Data seikuindeir ...................................................................................... 43
I. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ......................................... 43
1. Peingolahan data ................................................................................... 43
2. Analisa data ......................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 46
LAMPIRAN ..................................................................................................... 48
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4 Kode Alat Ukur Untuk Data Demografi Usia Masyarakat…….44
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : KUESIONER
LAMPIRAN 2 : POWERPOINT
LAMPIRAN 3 : PLAGIARISME
LAMPIRAN 4 : DOKUMENTASI
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hiperglikemia merupakan salah satu karakteristik penyakit
diabetes melitus. Diabetes melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit
metabolik yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia sebagai akibat dari
kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin, ataupun keduanya. Kondisi
hiperglikemia tersebut apabila berlangsung dalam jangka waktu yang lama
akan menyebabkan kerusakan, disfungsi, dan kegagalan dari organ-organ
tubuh seperti mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. Komplikasi
yang ditimbulkan akibat diabetes menimbulkan beban finansial dan
penurunan kualitas hidup penderita.
Hiperglikemia dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain gula
yang menumpuk dalam darah dan tidak mampu masuk ke dalam sel,
gangguan pengeluaran hormon insulin, dan faktor keturunan. Selain itu
hiperglikemia juga dapat terjadi karena reaksi dari obat-obatan tertentu.
Semakin tinggi kadar gula di dalam darah maka mampu menyebabkan
timbulnya penyakit diabetes mellitus.
Hiperglikemia salah satu masalah kesehatan yang memberikan
dampak yang cukup serius, dimana pasien dapat mengalami gangguan
penurunan kesadaran (Ketoasidosis), infeksi yang berulang hingga
mengalami penurunan berat badan. Hiperglikemia adalah kondisi diamana
Diabetes Melitus (DM) pada tubuh pasien tidak terkontrol,sehingga kadar
glukosa darah sangat tinggi mencapai >200mg/dl. (KemenkesRI.2022)
KAD merupakan suatu keadaan dekompensasi kekacauan
metabolik dimana terjadi defisiensi insulin absolut dan peningkatan
hormon kontra regulator (glukagon, katekolamin, kortisol, dan growth
hormones), sehingga semua keadaan tersebut menyebabkan produksi
glukosa hati meningkat dan utililisasi glukosa oleh sel tubuh menurun,
dengan hasil akhir hiperglikema. KAD dikenali dengan suatu trias yang
terdiri dari ketonemia, hiperglikemia dan asidosis
metabolik. (Kemenkes.2022)
KAD merupakan salah satu komplikasi akut DM yang ditandai
dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan asidosis. Pasien KAD
biasanya mengalami dehidrasi berat akibat diuresis osmotik dan bahkan
dapat menyebabkan syok sehingga membutuhkan pengelolaan gawat
darurat.
2
darah awal yang tinggi, uremia dan kadar keasaman darah yang rendah.
(Kemenkes.2023)
Menurut data International Diabetes Federation (IDF), pada tahun
2019 ada sekitar 19,47 juta penderita diabetes di Indonesia. Angka tersebut
menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes
terbanyak ke-5 di dunia. Jika dirinci lagi, berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes tahun 2019, provinsi yang
memiliki prevalensi diabetes melitus tertinggi di Indonesia adalah DKI
Jakarta, yaitu sebesar 3,4%.
Menurut data dari RSUD Kepulauan Seribu tahun 2023 di RT 04
Rw 05 jumlah penderita hiperglikemia berkisar 7 orang dari 48 kepala
keluarga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah belum ditemukannya Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Penderita DM Tentang Pertolongan Pertama Terhadap
Kegawatdaruratan Hiperglikemia di Rt 04 Rw 05 Pulau Pramuka
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
i i i i
2. Tujuan Khusus
i i i i
pendidikan)
b. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan pertolongan pertama
i i
3
d. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan pertolongan pertama
tentang tanda dan gejala hiperglikemia
e. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan pertolongan pertama
tentang cara pencegahan hiperglkemia
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan dapat membawa wawasan dan informasi
untuk Masyarakat Rt 04 Rw 05 Pulau Pramuka
2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Husada Karya Jaya
i i i i i
kegawatdaruratan hiperglikemia
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk referensi
penelitian selanjutnya
rhad
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Pengetahuan
1. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo dalam Hamzah (2020), pengetahuan
(knowledge) merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui pancaindra, yakni: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh mata dan telinga.
Menurut Donsu (2017), pengetahuan adalah suatu hasil dari
keingintahuan melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga
terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting
dalam bentuknya perilaku terbuka atau open behavior.
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo dalam Hamzah (2020), menyatakan tingkat
pengetahuan di bagi dalam 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan 6 yang telah
diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan
dapat mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap obyek atas materi dapat
mnejelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
5
c. Aplikasi(application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi
atau pengguanaan hukum-hukum, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih
di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya
satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
bentuk kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justfikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada.
6
Tabel 2. 1 Ranah Kognitif
No Tingkatan ranah kognitif Kata Kerja i
Menghafal i
Menyebutkan i i i
2 Pemahaman (Comprehension)
i Menerangkan i i i i
Menjelaskan i i
Merangkum i i
Membuktikan i i
Melengkapi i i
Membedakan i i
Membagi i
Merancang i
Mengatur i i
6 Evaluasi (Evaluation)
i Mengkritik i i i i
Menilai i
Menafsirkan i
2) Penafsiran i (interpretasi)
i i yaitu i Menjelaskan i i dari suatu i i
7
diubah atau disusun dalam bentuk lain misalnya seperti grafik
i i i i i i i i
dan tabel. i
8
Menurut Daryanto dalam (Putra, 2015) kemampuan pemahaman
i i i i i i i
yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat pula dari suatu i i i i i
a. Usia i
b. Pendidikan i
9
suatu hal. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi
i i i i i i i i i
informasi.
c. Pekerjaan i i
d. Pengalaman i
e. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak
i i i i i i i
g. Lingkungan i
10
B. Konsep Masyarakat
1. Pengertian Masyarakat
11
C. Konsep Diabetes Melitus
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Klasifikasi
12
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), yang
berhubungan dengan antibody berupa Islet Cell Antibodies
(ICA), Insulin Autoantibodies (IAA), dan Glutamic Acid
Decarboxylase Antibodies (GADA). 90% anak-anak
penderita IDDM mempunyai jenis antibodi ini (Bustan,
2007 dalam (Alkhoir, 2020).
13
insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit metabolik
endokrin lain,iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun
dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan penyakit
DM (Alfi et al., 2019)
Contoh dari DM tipe lain (ADA, 2020 dalam (Alkhoir,
2020)), yaitu :
1) Sindrom diabetes monogenik (diabetes neonatal)
2) Penyakit pada pankreas
3) Diabetes yang diinduksi bahan kimia (penggunaan
glukortikoid pada HIV/AIDS atau setelah transplantasi
organ)
14
penerapan pengetahuan dan keterampilan khusus, akuntabilitas dan
tanggung jawab, komunikasi, otonomi, dan hubungan kolaboratif
dengan orang lain (Howard & Steinmann, 2010).
P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat i i i i i i
tujuan
i i menghindarkan korban dari cidera i i yang lebih parah.i
15
b. Menyelamatkan jiwa penderita merupakan dasar utama yang
i i i i i i i
mengakibatkan kematian.
i i
korban.
e. Pertolongan pertama juga dimaksudkan untuk membentuk proses
i i i i i i i i i i
pada penderita tapi juga menjadi salah satu media agar penderita i i i i i i i i
korban.
a. Aman diri
Sebelum menolong, pastikan diri anda tidak ikut celaka agar tidak
i i i i i i
b. Aman korban
Pindahkan korban ke lokasi yang lebih aman dengan cara yang i i i
c. Aman lingkungan i
16
lokasi kejadian dari lalu lintas kendaraan lainnya untuk mencegah
i i i i i i i
korban tambahan.
d. Panggil ambulans saat mendapati orang mengalami luka atau i i i i i
bahaya.
3) Aman Korban, yaitu fokus pada korban yang tidak bergerak i i i i
atau diam lalu pastikan korban yang tenang, tetap responsif dan
i i i i i
yaitu dengan:
i i
17
Tindakan ini dapat dilakukan guna menyadarkan dan i i i
c. Langkah ket iga, menurut Kemenkes RI, (2019) Hal yang harus i i i i i i i i
(RJP).
18
Setelah langkah-langkah tersebut jika korban belum sadar,
i i i i i i i
epiglottis
i akan menutup i i i faring dan laring kemudian
i i
19
Langkah-langkah melakukan jaw thrust: i i i
telentang
i i
Gambar 2. 2 Jaw-Thrust
Sumber: (emergency.vnmu.edu.ua) diakses tanggal 02
i i i i i i i i i i
September 2023
2) Breathing (pernapasan)
i i
20
Gambar 2. 3 Pernapasan mulut ke mulut
Sumber:
i i (https://indohcf.com/) diakses i tanggal 02
September 2023
keluar. i i
21
apabila korban dalam posisi tidak terlentang maka posisikan i i
cara:
korban percis pada tepi kiri dan kanan leher korban dengan
i i i i i
2023
2023
22
1 orang bagian tengah meliputi bagian punggung sampai pantat
i i i i i
2023
E. Konsep Hiperglikemia
1. Definisi Hiperglikemia
a. Diabetik ketoasidosis
Kondisi ini terjadi jika tubuh tidak bisa memproduksi insulin yang cukup
untuk glukosa masuk kedalam sel sehingga tubuh mulai memecah lemak
23
disebut dengan asidosis. Jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini bisa
berlebih, rendahnya volume darah, dan dehidrasi berat. Pada kondisi inilah
kasus ini paling banyak yang menyebabkan kematian pada penderita yang
2. Penyebab Hiperglikemia
Melalui proses tersebut, kadar gula darah akan tetap terjaga dan
konsisten pada batas normal. Karena itulah, apabila produksi insulin
terganggu, penyerapan gula darah menjadi tidak optimal dan menyebabkan
hiperglikemia. Selain faktor utama di atas, hal-hal lain yang bisa menjadi
penyebab hiperglikemia adalah:
24
1. Menderita penyakit diabetes melitus
2. Menderita gangguan hormonal yang berpengaruh pada produksi insulin
dan menyebabkan resistensi insulin
3. Sedang mendapatkan gula atau nutrisi melalui infus
4. Stres berat
5. Mengalami infeksi, termasuk flu
6. Jarang atau bahkan tidak pernah berolahraga
7. Mengonsumsi obat-obatan tertentu
8. Menderita gangguan pankreas, seperti kanker pankreas, atau pankreatitis
9. Pasca menjalani operasi atau trauma, seperti luka bakar atau cedera kepala
berat.(Siloam.2023).
25
1. Mempunyai riwayat diabetes gestasional
2. Berat badan berlebih
3. Memiliki kadar kolesterol tinggi
4. Terdapat keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2
5. Mengalami hipertensi (tekanan darah tinggi)
5. Pengobatan
6. Pencegahan
26
5. Mengurangi kebiasaan merokok, akan lebih baik jika
dihentikan
6. Mengubah pola makan dengan gizi seimbang
7. Skrining gula secara berkala
7. Edukasi Pasien
27
2. Terapi Insulin
3. Edema Serebral
4. Intubasi
F. Data Demografi
1. Usia
i
a. Definisi i
b. Kategori Usia i i
28
10) Masa lanisa akhir : 56-65 tahun i
2. Tingkat Pendidikan i
a. Definisi i
2010):
1) Pendidikan Sekolah Dasar i i
selama 6 tahun oleh siswa dan mata ajarnya dike mas dalam
i i i i
kurikulum SD.i i i
selama 3 tahun.
i i
4) Pendidikan tinggi i
29
Pendidikan tinggi adalah lanjutan dari sekolah menengah atas.
i i i i i
pelajaran.
i
G. Kerangka Teori
1. Usia
2. Pendidikan
3. Jenis Kelamin
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Kerangka Konsep
2. Variable
3. Definisi Konseptual
4. Definisi Operasional
5. Alat Ukur
6. Hasil Ukur
7. Desain Penelitian
8. Populasi
9. Sampel
10. Tempat dan Waktu Penelitian
11. Prinsip Etika Penelitian
12. Prosedur Pengolahan Data
13. Alat Pengumpulan Data
14. Teknik Pengolahan Data
15. Analisis Data
31
A. Kerangka Konsep
Variabel Counfounding
1. Usia
2. Pendidikan
3. Jenis Kelamin
Sumber Modifikasi Anderson & Krathwol dalam Purnama Putra (2015), Matsuroh
& T (2018), Arikunto (2010) Novita et. Al (2018)
32
B. Variable, Definisi Konseptual, Definisi Operasional, Alat Ukur dan
Hasil Ukur
1. Variable i
33
2. Definisi Konseptual, Definisi Operasional, Alat Ukur, Skala dan Hasil Ukur
i i i i i i i i i
Tabel 3. 1 Definisi Konseptual, Definisi Operasional, Alat Ukur, Skala dan Hasil Ukur
Variable Counfounding
i i i
Usia
i Usia merupakan lamanya Umur responden
i i i i i i i Kuesioner
i i i Nominal a. 20-30 tahun i
Jenis Kelamin Jenis kelamin adalah Perbedaan antara jenis Kuesioner Nominal a. Laki – laki
perbedaan antara kelamin (A) b. Perempuan
perempuan dan laki –
laki secara biologis sejak
seseorang lahir Suhardin
(2016)
Pendidikan
i Pendidikan i merupakan Tingkat
i i pendidikan
i Kuesioner
i i i Nominal a. SD
usaha
i manusia i untuk formal yang
i i (A) b. SMP
meningkatkan i terakhir ditempuh oleh
i i i i c. SLTA
34
pengetahuan i i i dan responden i i d. DIII / Sarjana
kepribadiannya
i melalu i sampai lulus
i i i i
pendidika i formal
maupun pendidikan non i i i
hidup i dengan
i tujuan i i
optimalis kemampuan
i i
seseorang
i i agar
dikemudian hari dapat i i
menerapkannya i i
Variable dependen
i i i i
pertama pada
terutama pada mata dan
35
telinga terhadap objek hiperglikemi
tertentu.Pengetahuan
merupakan domain yang
penting dalam
terbentuknya perilaku
terbuka atau open
behavior. (Donsu.2017)
Variable independen
i i i i
36
gula, sementara hormon Obesitas, Stress. c. Rendah (< 60)
i
terasa kering
2. Sering merasa
kehausan
3. Pusing atau sakit
kepala
4. Penglihatan yang
mulai buram atau
kabur
5. Intensitas buang
air kecil yang
meningkat
6. Nafas terengah-
engah dan bau
nafas yang tidak
sedap
7. Mudah lelah
8. Penyembuhan
luka lebih lama
37
9. Berat badan
menurun
10. Keputihan
11. Demam selama
24 jam atau lebih
12. Diare dan muntah
untuk mencegah
hiperglikemia adalah: menurunkan kadar f. Rendah (< 60)
i
gula darah.
1. Menjaga berat
badan ideal
2. Mengurangi
konsumsi alkohol
3. Rutin berolahraga
4. Memantau gula
darah secara
berkala
5. Mengurangi
kebiasaan
merokok, akan
lebih baik jika
dihentikan
6. Mengubah pola
makan dengan
gizi seimbang
38
7. Skrining gula
secara berkala
39
C. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desain kuantitatif atau deskriptif yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai kegawatdaruratan
hiperglikemia di wilayah Rt. 04 Rw.05 Pulau Pramuka.
Desain penelitian kuantitif ataupun deskriptif merupakan penelitian untuk melihat
i i i i i i i i i i i i i i
gambaran fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu. Penelitian ini
i i i i i i i i i i i
biasanya terjadi secara alami dari sebuah eksperimen atau suatu perlakuan tertentu yang
i i i i i i i i i i i i i i i
1. Populasi i
Populasi adalah adalah subjek (misalnya manusia, klien) yang memenuhi kriteria
i
yang telah di tetapkan. (Nursalam, 2017). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 48 i i i i
2. Sample i
Menururt (Sugiyono, 2019), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
i i i i i i i
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan teknik
i i i i i
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria yang akan menyaring anggota populasi
menjadi sample.Sample disini adalah sample yang memenuhi kriteria secara teori
yang berkaitan dengan topik & kondisi penelitian.
Dibawah ini kriteria inklusi,yaitu:
1) Masyarakat yang berada di Rt 04 Rw 05 Pulau Pramuka
2) Masyarakat yang bersedia menjadi responden
3) Masyarakat yang berusia 20-65 tahun.
40
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria yg tidak dapat diambil sebagai smple.
Dibawah ini kriteria eksklusi,yaitu:
1) Masyarakat yang tidak berada di Rt 04 Rw 05 Pulau Pramuka
2) Masyarakat yang tidak bersedia menjadi responden
3) Masyarakat Rt 04 Rw 05 Pulau Pramuka berusia dibawah 20 &
diatas 65 tahun.
diperlukan perlindungan. i i i i
2. Manfaat (Beneficence) i i i i
jangan samapai memberikan kerugian atau resiko bagi subjek penelitian atau i i i i i i i i i i i
saja yang akan terjadi sehingga mampu mencegah risiko yang membahayakan bagi i i i i i i
subjek penelitian.
i i i i
4. Keadilan (Justice) i i i
Keadilan di dalam prinsip etika penelitian adalah tidak boleh membedakan subjek,
i i i i i i i i i
dan harus diperhatikan bahwa penelitian seimbang antara manfaat dan risikonya. i i i i i
F. Tempat Penelitian
1. Tempat i
41
2. Waktu i
2 Bimbingan Penyusunan i i i
3 Konsultasi BAB I i
4 Konsultasi BAB II i
1. Kuesioner i i i
pernyataan secara tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner akan lebih
i i i i i i i i i i i i i
efisien apabila peneliti memahami variabel yang akan diukur dan jawaban apa yang
i i i i i i i i
akan dijawab oleh responden. Peneliti yang digunakan dalan penelitian adalah dengan i i i i i i i i i
Guttman adalah skala yang bersifat konsisten dan tegas dalam memberikan jawaban
i i i i i i
seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan ya atau tidak, positif atau negative,
i i i i i i i i i
Pernyataan
i Ya Tidak
Positif 1 0
Negatif i 0 1
Sumber: Hidayat (2013)
i i
42
H. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengolahan data menurut (Imanuel, 2017) terdiri data primer dan sekunder.
i i i i i i i i i i i i i
1. Data primer i
Data Primer adalah data yang dapat dikumpulkan secara langsung dari responde n i i i i i i i
dan dikumpulkan melalui kusioner. Responden pada penelitian ini yaitu Masyarakat i i i i i i i i i i i
2. Data sekunder i i i
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan melalui laporan atau dokumen meliput i i i i i i i i i i i i i i
Kepulauan Seribu
c. Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari ketua RT 04 RW 05
i i i i i i i i i
pengumpulan data. Data yang diperoleh berasal dari hasil kusioner berupa jawaban
i i i i i i i i i i
dari responden diubah menjadi data kuantitaif berupa skor nilai, kemudian data
i i i i i i i i i
Penyuntingan data (Editing) adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isi
i i i i i i i i i i
Lembaran kode adalah instrumen berupa kolom untuk merekam data secara
i i i i i i i i i i i
pertanyaan. i
43
Tabel 3. 4 Alat Ukur Untuk Data Demografi Usia Masyarkat di Rt 04 Rw
05 akan diberi kode:
Kode i Keterangan
i i
Kode i Keterangan
i i
1 SD
2 SMP
3 SLTA
4 D3/Sarjana
Data entry biasanya mengisi kolom atau kotak yang sudah di sediakan di lembar
i i i i i i
dimasukkan apakah sudah betul atau ada kesalahan pada saat memasukkan data.
i i i i i i i i
2. Analisa data
Peneliti menggunakan jenis analisis deskriptif pada Proposal Penelitian I
i i i i i i
Rt 05 Pulau Pramuka.
44
Rumus perhitungan nilai kuesioner menurut Arikunto (2010) untuk tingkat
i i i i i i i i i i i i i
pemahaman adalah:
i
𝑥
𝑃= 𝑋100%
𝑁
Keterangan : i i
P : Presentase i i i
berikut :
i i
75-100% Tinggi
60-<75% Sedang
i
<60% Rendah i
45
DAFTAR PUSTAKA
Adi Try Wurjatmiko, Muhammad Syahwal, & Aluddin Aluddin. (2020). Pelatihan Bantuan
Hidup Dasar (BasicLife Sipport) pada Masyarakat Pesisir dan Kelompok Nelayan di
Desa Bajoe Kecam atan Soropia Kabupaten Konawe. Karya Kesehatan Journal of
https://materibelajar.co.id/pengertian-ilmu-
Handoyo, B. , & Budiono, S. (2022). Skala Guttman: Definisi, Karakteristik, dan Contoh.
Kemenkes RI. (2018). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
Kemenkes.2023.https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1576/kegawatdaruratan-dalam-
Lizo.2022.https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1576/kegawatdaruratan-
dalam-diabetes-dan-pengaruhnya-pada-operasi
Aura publisher.
46
Nursalam.2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis,
Sinarja.2022.https://www.halodoc.com/artikel/ini-penyebab-gula-darah-tinggi-
Siloam.2021.https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-
hiperglikemia
Sulastri (2023). Buku Pintar Perawatan Diabetes Militus: Trans Info Media
47
LAMPIRAN
Lampiran 1
KUESIONER
1. Identitas Responden
a. Nama :
b. Usia :
c. Pendidikan Terakhir
SD SMP SMA
DIII/ S1
2. Data Kuesioner
Mohon untuk memberikan tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih
No Variabel Pernyataan Ya Tidak
48
2. Etiologi 6. Hiperglikemia penyebabnya
Hiperglikemia adalah berlebihnya asupan gula
50
Lampiran 2
51
52
Lampiran 3
----------------------------------------------------------------------------------
---------
53
oleh berbagai hal, antara lain gula yang menumpuk dalam darah dan tidak
mampu masuk ke dalam sel, gangguan pengeluaran hormon insulin, dan
faktor keturunan. Selain itu hiperglikemia juga dapat terjadi karena reaksi
dari obat-obatan tertentu. Semakin tinggi kadar gula di dalam darah maka
mampu menyebabkan timbulnya penyakit diabetes mellitus.
54
kelima dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 19,47 juta. Dengan
jumlah penduduk sebesar 179,72 juta, ini berarti prevalensi diabetes di
Indonesia sebesar 10,6%. IDF mencatatat 4 dari 5 orang pengidap diabetes
(81%) tinggal di negara berpendapatan rendah dan menengah. Ini juga
yang membuat IDF memperkirakan masih ada 44% orang dewasa
pengidap diabetes yang belum didiagnosis. (databoks.2021) Di Indonesia
KAD merupakan komplikasi serius kegawat daruratan pada pasien dengan
diabetes mellitus baik itu tipe 1 atau tipe 2. Insiden KAD dilaporkan lebih
dari 500.000 kasus rawat inap setiap tahunnya, dengan usia tersering
antara 18-44 tahun (56%), 2/3 kasus terjadi pada DM tipe 1 dan 1/3 kasus
pada diabetes tipe 2. Di Amerika dilaporkan angka kejadian KAD berkisar
145.000 kasus setiap tahunnya, dengan angka kematian <1>5% pada
populasi berusia lebih dari 60 tahun dan pada penderita dengan komorbid
yang menyertai.
55
Kegawatdaruratan Hiperglikmia di Rt 04 Rw 05 Pulau Pramuka Tuijuian
Khuisuis Meingideintifikasi data deimografi (uisia, jenis kelamin dan
pendidikan) Meingideintifikasi gambaran pengetahuan pertolongan
pertama tentang pengertian hiperglikemia Meingideintifikasi gambaran
pengetahuan pertolongan pertama tentang penyebab hiperglikemia
Mengidentifikasi gambaran pengetahuan pertolongan pertama tentang
tanda dan gejala hiperglikemia Mengidentifikasi gambaran pengetahuan
pertolongan pertama tentang cara pencegahan hiperglkemia Manfaat Bagi
Masyarakat Hasil penelitian diharapkan dapat membawa wawasan dan
informasi untuk Masyarakat Rt 04 Rw 05 Pulau Pramuka Bagi Instituisi
Peindidikan Keperawatan Huisada Karya Jaya Hasil penelitian diharapkan
daoat sebagai bahan perbandingan serta hasil penelitian ini dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan mahasiswa terkait dengan
pertolongan pertama pada hiperglikemia Bagi Peineiliti Dapat meinambah
peingeitahuian teintang peirtolongan peirtama terhadap
kegawatdaruratan hiperglikemia Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi dasar untuk referensi penelitian selanjutnya
56
BAB II TINJAUAN TEORI Teori Pengetahuan 1. Pengetahuan Menurut
Notoatmodjo dalam Hamzah (2020), pengetahuan (knowledge)
merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu.
57
komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
58
Menurut Anderson & Krathwohl dalam (Putra, 2015) pemahaman
menyebabkan seseorang mengetahui hal apa yang sedang
dikomunikasikan, serta mampu menggunakan bahan atau ide yang sedang
dikomunikasikan tanpa menghubungkannya dengan bahan lain. Faktor —
Faktor Pengetahuan Menurut Mubarak (2011), faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berkut: Usia Usia
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Dengan
bertambahnya usia individu, daya tangkap dan pola pikir seseorang akan
lebih berkembang, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik Peindidikan Pendidikan merupakan suiatui usaha untuk
mengeimbangkan kepribadian dan kemampuin seseorang agar dapat
memahami suatu hal. Pendidikan mempeingaruhi proses belajar, semakin
tinggi pendidikan seseorang, semakin muiah orang tersebut menerima
informasi.
Arti luas dalam hal ini adalah keseluruhan hubungan hidup bersama tanpa
dengan di batasi lingkungan, bangsa, dan sebagainya. Sedangkan
pengertian masyarakat dalam arti sempit adalah sekelompok individu yang
di batasi golongan, bangsa, teritorial, dan lain sebagainya. Masyarakat juga
59
dapat di artikan sebagai sekelompok orang yang terorganisasi dengan
memiliki tujuan yang sama. Nurmansyah (2019), dijelaskan bahwa definisi
masyarakat adalah sejumlah manusia yang jadi satu kesatuan golongan
yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.
Selain itu, Masyarakat bisa diartikan sebagai salah satu satuan sosial dalam
sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Konsep Diabetes Melitus
Pengertian Diabetes Melitus Diabetes Melitus merupakan salah satu
penyakit kronis paling umum didunia, terjadi ketika produksi insulin pada
pankreas tidak mencukupi atau pada saat insulin tidak dapat digunakan
secara efektif oleh tubuh (resistensi insulin). Insulin merupakan hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berperandalam memasukkan
glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber
energi (IDF, 2019).
60
berupa Islet Cell Antibodies (ICA), Insulin Autoantibodies (IAA), dan
Glutamic Acid Decarboxylase Antibodies (GADA).
Diabetes melitus tipe lain DM tipe ini terjadi akibat penyakit gangguan
metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah akibat faktor
genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin
pankreas, penyakit metabolik endokrin lain,iatrogenik, infeksi virus,
penyakit autoimun dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan
penyakit DM (Alfi et al., 2019) Contoh dari DM tipe lain (ADA, 2020 dalam
(Alkhoir, 2020)), yaitu : 1) Sindrom diabetes monogenik (diabetes neonatal)
2) Penyakit pada pankreas 3) Diabetes yang diinduksi bahan kimia
(penggunaan glukortikoid pada HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ)
KONSEP KEGAWAT DARURATAN Definisi Kegawatdaruratan Gawat artinya
mengancam nyawa, sedangkan darurat adalah perlu mendapatkan
61
penanganan atau tindakan segera untuk menghilangkan ancaman nyawa
korban.
Jadi, gawat darurat adalah keadaan yang mengancam nyawa yang harus
dilakukan tindakan segera untuk menghindari kecacatan bahkan kematian
korban (Hutabarat & Putra, 2016). Penanganan kegawatdaruratan adalah
perawatan individu dari segala usia dengan perubahan kesehatan fisik atau
emosional yang dirasakan secara aktual yang tidak terdiagnosis atau
memerlukan intervensi lebih lanjut. Asuhan pada pasien dengan
kegawatdaruratan bersifat episodik, primer, biasanya akut, dan terjadi
dalam berbagai keadaan.
Tenaga medis di instalasi gawat darurat merawat semua usia dan populasi
di berbagai spektrum penyakit dan pencegahan cedera lebih lanjut,
penyelamatan nyawa, dan tindakan pencegahan kecacatan.Praktik
penanganan kegawatdaruratan membutuhkan perpaduan unik antara
asesmen umum dan khusus, intervensi, dan keterampilan manajemen.
Perilaku profesional yang melekat dalam praktik penanganan
kegawatdaruratan memerlukan perolehan dan penerapan pengetahuan
dan keterampilan khusus, akuntabilitas dan tanggung jawab, komunikasi,
otonomi, dan hubungan kolaboratif dengan orang lain (Howard &
Steinmann, 2010).
62
Tindakan pertolongan pertama merupakan sebuah perlakuan pada korban
kecelakaan sebelum ditangani oleh petugas medis dengan tujuan
menghindarkan korban dari cidera yang leibih parah. Pertolongan.
Pertolongan pertama merupakan suatu perawatan awal yang diberikan
untuk menyelamatkan seseorang sebelum tersedianya bantuian
profeissional (Suitanta. Al, 2022). Pertolongan yang diberikan di lokasi
kejadian merupakan bagian dari pre-hospital care. Pre-hospital care ini
diberikan kepada korban sebelum korban kecelakaan lalu lintas sampai di
rumah sakit.
63
atau penderita. Sebab pertolongan yang diberikan akan sangat membantu
dalam meringankan penderitaan korban. Pertolongan pertama juga
dimaksudkan untuk membentuk proses penyembuhan pada korban.
Sebab, pertolongan pertama yang diberikan, pada hakekatnya, tidak hanya
memberikan rasa nyaman pada penderita tapi juga menjadi salah satu
media agar peindeirita bisa sembuh dengan lebih cepat.
Aman Korban, yaitu fokus pada korban yang tidak bergerak atau diam lalui
pastikan korban yang tenang, tetap responsif dan bernafas. Posisikan
mereka dalam kondisi miring ke satu sisi dengan jalan nafas yang tetap
terbuka. Tetap berbicara pada korban dengan tenang karena mereka
masih dapat mendengar bahkan ketika hilang kesadaran. Memberikan
posisi yang aman dan nyaman pada kepala korban. Hindari memutar
kepala korban jika diketahui terjadi benturan pada kepala. Jika korban
64
berada dalam mobil maka topang leher dan kepala mereka dengan dua
tangan agar tetap tegak.
Periksa kuku korban dan menekannya, bila sudah dari awal pucat dan
dingin atau awalnya kemerahan dan diberi tekanan selama 2 detik
kemudian menjadi pucat dan tidak menjadi kemerahan maka korban
sudah meninggal. Selanjutnya segera meminta pertolongan kepusat gawat
darurat dengan memanggil ambulans ke 119 saat mendapati orang
mengalami luka atau membutuhkan bantuan medis Langkah ketiga,
menurut Kemenkes RI, (2019) Hal yang harus diperhatikan setelah
melakukan penilaian respon yaitui: Apabila korban merespon dan dapat
berkomunikasi dengan aktif, berespon hanya bila dipanggil namanya atau
berespon ketika diberikan rangsangan nyeri, usahakan tetap
mempertahankan posisi seperti saat ditemukan lalui lakukan pemantauan
terhadap tanda-tanda vital korban sampai bantuan datang.
Hal yang harus diperhatikan saat korban sadar dan mengekuh sesak nafas:
Lepaskan semua yang mengikat pada tubuh korban seperti helm, ikat
pinggang, jaket maupun dasi Jangan dibeirikan minum keitika korban
sesak Apabila korban tersebut tidak merespon serta tidak bernafas atau
beirnafas dengan tidak normal (gasping) maka korban dapat dianggap
mengalami henti jantung segeira hubungi tenaga medis untuk segera
65
dilakukan Resusitasi Jantuing Parui (RJP). Setelah langkah-langkah tersebut
jika korban belum sadar, penolong segera melakukan penanganan
bantuan hidup dasar menurut (Andrianto, 2020) terhadap aspek beirikuit:
Airway (jalan napas) Pemeriksaan jalan napas bertujuan mengetahui ada
tidaknya sumbatan jalan napas oleih benda asing. Jika terdapat sumbatan
harus dibersihkan dahului dengan Teknik finger swab.
Apabila korban sadar namun mengeluh pusing dan nyeri di daerah kepala
kemuingkinan mengalami cedera kepala tidak berat, namun jika korban
66
tidak sadar kemungkinan mengalami cedera kepala berat, pada cedera
kepala kemungkinan bisa terjadi cedera tulang leher sehinggga lakukanlah
deingan cara apabila korban dalam posisi tidak terlentang maka posisikan
korban terlentang dengan menjaga kadah tulang leher dengan cara:
Penolong memasukan ke empat jari tangan ke punggung korban percis
pada tepi kiri dan kanan leher korban dengan ibu jari mengunci pada
pundak korban / Kemudian jepit kepala korban dengan kedua lengan
bawah agar posisi tegak lurus
67
Pada kondisi inilah disebut dengan hiperosmolar. Tanpa penanganan yang
cepat dan tepat, kasus ini paling banyak yang menyebabkan kematian
pada penderita yang gula darahnya tidak stabil. (Sinardja.2022) Penyebab
Hiperglikemia Secara umum, penyebab hiperglikemia adalah kelebihan
asupan gula, sementara hormon insulin tidak mampu mengolahnya
menjadi energi. Normalnya, setelah makan, tubuh akan memecah
karbohidrat dari makanan menjadi molekul (glukosa). Glukosa kemudian
terserap dalam aliran darah sehingga membuat kadar gula darah naik.
Pada saat itu, tubuh akan memberi sinyal kepada pankreas untuk melepas
hormon insulin guna membantu penyerapan glukosa ke dalam sel-sel
tubuh kemudian diolah menjadi energi. Melalui proses tersebut, kadar gula
darah akan tetap terjaga dan konsisten pada batas normal. Karena itulah,
apabila produksi insulin terganggu, penyerapan gula darah menjadi tidak
optimal dan menyebabkan hiperglikemia. Selain faktor utama di atas, hal-
hal lain yang bisa menjadi penyebab hiperglikemia adalah: Menderita
penyakit diabetes melitus Menderita gangguan hormonal yang
berpengaruh pada produksi insulin dan menyebabkan resistensi insulin
Sedang mendapatkan gula atau nutrisi melalui infus Stres berat
Mengalami infeksi, termasuk flu Jarang atau bahkan tidak pernah
berolahraga Mengonsumsi obat-obatan tertentu Menderita gangguan
pankreas, seperti kanker pankreas, atau pankreatitis Pasca menjalani
operasi atau trauma, seperti luka bakar atau cedera kepala
berat.(Siloam.2023).
Tanda dan Gejala Tanda dan gejala dari hiperglikemia adalah : Mulut dan
kulit terasa kering Sering merasa kehausan Pusing atau sakit kepala
Penglihatan yang mulai buram atau kabur Intensitas buang air kecil yang
meningkat Nafas terengah-engah dan bau nafas yang tidak sedap Mudah
lelah Penyembuhan luka lebih lama Berat badan menurun Keputihan
Demam selama 24 jam atau lebih Diare dan muntah Faktor Risiko
Hiperglikemia Selain beberapa penyebab di atas, faktor-faktor yang juga
dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hiperglikemia adalah
sebagai berikut: Mempunyai riwayat diabetes gestasional Berat badan
68
berlebih Memiliki kadar kolesterol tinggi Terdapat keluarga dengan
riwayat diabetes tipe 2 Mengalami hipertensi (tekanan darah tinggi)
Pengobatan Hiperglikemia adalah kondisi yang perlu ditangani agar kadar
gula dalam darah kembali stabil.
Selain obat — obatan medis seperti insulin atau obat oral contohnya
glibenclamide dan metformin umumnya kondisi ini bisa diatasi dengan
mengubah gaya hidup, di antaranya: Menangani stres dengan baik Rutin
melakukan olahraga Memperbanyak minum air putih agar tubuh tetap
terhidrasi Beristirahat dengan cukup Memantau kadar gula darah secara
rutin Mengurangi konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat, seperti roti
dan nasi putih Memperbanyak asupan makanan yang mengandung serat,
seperti buah dan sayur Pencegahan Beberapa upaya yang dapat Anda
lakukan untuk mencegah hiperglikemia adalah: Menjaga berat badan ideal
Mengurangi konsumsi alkohol Rutin berolahraga Memantau gula darah
secara berkala Mengurangi kebiasaan merokok, akan lebih baik jika
dihentikan Mengubah pola makan dengan gizi seimbang Skrining gula
secara berkala Edukasi Pasien Pasien diabetes harus diberikan edukasi
tentang proses penyakit diabetes, termasuk komplikasi jangka pendek dan
jangka panjang.
Pasien harus diajari bagaimana dan kapan memeriksa kadar glukosa darah
secara mandiri, cara menggunakan obat oral/ insulin, efek samping obat
dan penting nya kepatuhan terhadap manajemen diabetes. (Septiwi.2022)
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Diabetik Ketoasidoasis Diabetik
ketoasidosis ditandai dengan kondisi peningkatan kadar gula darah
(hiperglikemi), asodosis dan ketonemia. Kondisi ini merupakan komplikasi
diabetes yang berbahaya dan dapat dipicu oleh pasien baru terdiagnosis
diabetes, kejadian infeksi yang menyertai diabetes, dan ketidakpatuhan
terhadap manajemen dan pengobatan diabetes.
69
Resusitasi Cairan dan Elektrollit Pasien diabetik ketoasidoasis mengalami
kehilangan 10 — 15 % dariberat badan. Oleh karena itu resusitasi cairan
dan elektrolit sangat penting untuk mengatasi hipovolemia, memulihkan
perfusi jaringan, membersihkan keton dalam tubuh serta menigkatkan
kerja insulin. Cairan yang direkomendasikan adalah cairan isotonik yaitu
ciran Nacl untuk hidrasi awal. Terapi Insulin Pemberian insulin dan cairan
infus merupakan standar perawatan pasien diabetik ketoasidosis dan
terbukti dapat menurunkan angka kematian.
70
adalah lanjutan dari taman kanak-kanak, siswa pada tingkatan sekolah
dasar umumnya berusia 7 sampai 12 tahun. Normalnya jenjang sekolah
dasar ditempuh seilama 6 tahun oleh siswa dan mata ajarnya dikemas
dalam kurikilum SD.
71
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian merupakan hasil
sinteisis dari proses berfikir ilmiah berangkat dari suatu permasalahan
yang perlu dicari jawaban atau pemecahan masalahnya melalui kajian data
empiris dalam suatu langkah-langkah kegiatan ilmiah atau penelitian.
72
mampu dikatakan tingkat pemahamannya tinggi apabila 75% - 100%,
tingkat pemahamannya seidang apabila 60% - <75%, tingkat
pemahamannya rendah apabila <60% (Arikuinto, 2010). Variablei
confounding atau variabel perancu Berdasarkan (Mastuiroh & T, 2018),
variabel cofouinding yaitu variabel yang berhubungan dengan variabel
independen dan dependen, tetapi bukan merupakan variabel antara.
Penelitian ini biasanya terjadi secara alami dari sebuiah eksperimen atau
suatu perlakuan tertentu yang direncanakan. Hasil yang sudah diteliti
digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.
(Mastuiroh & T, 2018). Populasi dan Sample Populasi dan Sample Populasi
Populasi adalah adalah subjek (misalnya manusia, klien) yang memenuhi
kriteria yang telah di tetapkan. (Nursalam, 2017). Popuilasi dalam
peineilitian ini sebanyak 48 kepala keluarga di Pulau Pramuka Rt. 04/ Rw
05. Samplei Menurut (Suigiyono, 2019), Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteiristik yang dimiliki oleih populasi tersebut.
73
a. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi merupakan kriteria yang akan menyaring
anggota populasi menjadi sample.Sample disini adalah sample yang
memenuhi kriteria secara teori yang berkaitan dengan topik & kondisi
penelitian. Dibawah ini kriteria inklusi,yaitu: Masyarakat yang berada di Rt
04 Rw 05 Pulau Pramuka Masyarakat yang bersedia menjadi responden
Masyarakat yang berusia 20-65 tahun. b. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi
merupakan kriteria yg tidak dapat diambil sebagai smple.
74