32722001D20007
32722001D20007
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Bayi X Dengan
Resiko Tinggi Akibat Asfiksia Di RSUD
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
Nama : Ananda Ramdani Mikola
NIM : 32722001D20007
USULAN PROPOSAL
Usulan Proposal ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan
Tim Penguji KTI Program Studi Diploma III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi
Sukabumi, Mei 2023
Menyetujui :
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
iii
FORMULIR PENDAFTARAN
SEMINAR PROPOSAL
Nama : Ananda Ramdani Mikola
NIM : 32722001D20007
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Bayi X Dengan
Resiko Tinggi Akibat Asfiksia Di RSUD
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
Rencana Ujian :
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Rencana Penguji I :
Rencana Penguji II :
Rencana Penguji III :
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun Proposal Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Bayi X Dengan Resiko Tinggi Akibat
waktunya.
tugas Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah. Oleh Karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
Kesehatan Sukabumi.
ini.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penggunaan tata bahasa, tulisan,
sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna, dengan jalan ini
Harapan penulis semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
penulis serta pembaca baik langsung ataupun tidak langsung dan dapat dijadikan
Sukabumi,…..Mei 2023
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Batasan Masalah.....................................................................................................7
C. Tujuan Umum dan Khusus.....................................................................................7
1. Tujuan Umum............................................................................................7
2. Tujuan Khusus...........................................................................................7
D. Manfaat..................................................................................................................8
1. Teoritis.......................................................................................................8
2. Praktis........................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................10
A. Konsep Dasar Asfiksia.......................................................................................10
1. Pengertian Asfiksia..................................................................................10
2. Etiologi Asfiksia......................................................................................10
3. Klasifikasi Asfiksia.................................................................................13
4. Faktor Penyebab Asfiksia........................................................................15
5. Dampak Bayi Asfiksia.............................................................................15
6. Patofisiologi.............................................................................................16
7. Komplikasi..............................................................................................19
8. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................20
9. Tata Laksana............................................................................................21
B. Konsep Neonatus.................................................................................................26
1. Neonatus..................................................................................................26
2. Pertumbuhan............................................................................................27
3. Perkembangan.........................................................................................28
4. Teori Perkembangan................................................................................29
5. Hospitalisasi............................................................................................30
C. Konsep Asuhan Keperawatan...........................................................................31
vii
1. Pengkajian Keperawatan.........................................................................32
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................33
3. Intervensi Keperawatan...........................................................................34
4. Implementasi Keperawatan.....................................................................38
5. Evaluasi Keperawatan.............................................................................38
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................41
A. Desain Penelitian..................................................................................................41
B. Definisi Operasional.............................................................................................41
C. Subyek Studi Kasus..............................................................................................42
D. Fokus Studi Kasus................................................................................................42
E. Lokasi dan Waktu Studi Kasus.............................................................................42
F. Metode Pengumpulan Data..................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................48
LAMPIRAN
viii
DAFTAR BAGAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penting karena pada masa ini dianggap sebagai masa yang rawan
dalam kehidupan lebih lanjut yang dapat memicu kelainan akibat cedera
kegagalan bernapas secara spontan dan teratur pada saat lahir, yang
1
2
periode neonatal, periode bayi baru lahir sampai umur 28hari saat lahir
hingga kematian.
dari ibu yaitu hipoksia pada ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun , paritas jumlah anak yang dilahirkan, dan penyakit yang
yaitu, plasenta previa dan sulosia plasenta. Penyebab dari janin yaitu,
persalinan lebih dari 18 jam. Menurut (Kamila & Wathaniah, 2021) dalam
(Sumanta et al., 2023).
Tanda dan Gejala asfiksia neonatorum yaitu bayi tidak bernafas atau
denyut nadi, refleks terhadap rangsangan, tonus otot, dan usaha bernapas
yaitu asfiksia berat (nilai APGAR 0-3) asfiksia sedang (nilai APGAR 4-6)
dan asfiksia ringan - normal (nilai APGAR 7-10). Skor APGAR dinilai
pada menit pertama, menit kelima, dan menit kesepuluh setelah bayi lahir,
situasi tertentu, skor APGAR juga dinilai pada menit ke sepuluh, kelima
(Indah, 2016)
belas, dan kedua puluh, hingga total skor sepuluh .
Dampak dari asfiksia adalah bisa mengancam jiwa ibu dan bayi hingga
bisa terjadi kematian pada bayi. Beberapa organ tubuh yang akan
mengalami disfungsi akibat asfiksia perintal adalah otak, paru, hati, ginjal,
saluran cerna dan sistem darah. Dampak jangka panjang bayi yang
Menurut laporan WHO 2012 dari 8 juta kematian bayi di dunia 48%
merupakan kematian bayi umur < 7 hari yang disebabkan oleh gangguan
dari semua bayi baru lahir (3,6 juta) mengalami asfiksia sedang atau berat.
bayi baru lahir di Indonesia, salah satunya asfiksia yaitu sebesar 27,4%
2014 kejadian kasus asfiksia bayi baru 198 lahir cukup tinggi yaitu pada
tahun 2012 sebesar 32 kasus, tahun 2013 sebesar 21 kasus dan pada tahun
(Yulianti, 2021).
2014 sebesar 29 kasus Berdasarkan data angka kematian
bayi di Provinsi Jawa Barat tahun 2016 yaitu sebesar 4.803 per 1.000
kelahiran hidup.
cukup tinggi, dan sering memerlukan perawatan tim dari beberapa disiplin
ilmu spesialis anak. Selain itu untuk sarana perawatan dibutuhkan sarana
dan prasarana medis yang lengkap dan tehnologi yang canggih. Setiap
rumah sakit memiliki prosedur tetap (protap) yang menjadi pedoman para
agar tubuh bayi tetap hangat, menempatkan bayi dalam posisi yang tepat,
ruang Neonatus Intencive Care Unit (NICU) Rumah Sakit yaitu dengan
yang mengganggu pernafasan bayi, dan jika perlu lakukan resusitasi untuk
memberikan stimulus pada jantung bayi supaya kembali normal (Dewi dan
Rukiyah, 2012).
penanganan bayi baru lahir karena resusitasi jantung paru sangat efektif
spontan dan teratur pada bayi yang mengalami asfiksia. Perbedaan rata-
rata apgar score pada bayi sebelum dan sesudah resusitasi menunjukkan
Sunarsih, 2015).
Salah satu rumah sakit yang menangani bayi asfiksia adalah rumah
asfiksia pada periode Maret 2022 – Februari 2023 adalah terjabarkan pada
jumlah asfiksia tertinggi yaitu terjadi pada bulan Juni 2022 sebesar 64
kasus dan asfiksia terendah yaitu pada bulan Mei 2022 sebesar 24.
7
tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan bentuk studi kasus
B. Batasan Masalah
1. Tujuan Umum
Sukabumi”.
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Sukabumi.
8
Sukabumi.
Sukabumi.
Sukabumi.
Sukabumi.
D. Manfaat
1. Teoritis
2. Praktis
keperawatan.
Sukabumi.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Asfiksia
kegagalan bernapas secara spontan dan teratur pada saat lahir, yang
teratur pada periode neonatal, periode bayi baru lahir sampai umur
2. Etiologi Asfiksia
karena gangguan pertukaran gas serta transport oksigen (O2) dari ibu
10
11
uterus (ruptur uteri), tali pusat (solusio plasenta & plasenta previa), dan
a. Faktor Ibu
2) Hipoksia ibu.
ekstraksi, forseps).
b. Faktor Plasenta
1) Infark plasenta
2) Solusio plasenta
3) Plasenta previa
c. Faktor Neonatus
bayi.
intracranial.
3. Klasifikasi Asfiksia
yang dialami bayi tersebut. Perhitungan pada menit pertama ini sangat
Nilai 0 1 2
Seluruh tubuh
A (Appearance / Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
warna biru atau
warna kulit) ekstremitas biru kemerahan
pucat
P (Pulse / denyut
Tidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit
nadi)
G (Grimace /
Tidak bereaksi Sedikit Gerakan Bergerak aktif
refleks)
A (Activity / tonus Ekstremitas fleksi
Tidak ada Bergerak aktif
otot) sedikit
R (Respiration /
Tidak ada Tidak teratur Teratur
usaha bernafas)
Sumber: Prawirohardjo, 2016.
Setiap bayi baru lahir dievaluasi dengan nilai Apgar, tabel di atas
berikut:
c. Bayi normal atau sedikit asfiksia (nilai Apgar 7-10) Bayi dianggap
dari ibu yaitu hipoksia pada ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun , paritas jumlah anak yang dilahirkan, dan penyakit
Dampak dari asfiksia adalah bisa mengancam jiwa ibu dan bayi
hingga bisa terjadi kematian pada bayi. Beberapa organ tubuh yang
hati, ginjal, saluran cerna dan sistem darah. Dampak jangka panjang
6. Patofisiologi
kontriksi arteriol pada organ seperti usus, ginjal, otot dan kulit, namun
demikian aliran darah ke jantung dan otak tetap stabil atau meningkat
buruk, karena kekurangan oksigen pada otak, otot dan organ lainnya.
Frekuensi jantung menurun karena oksigen dalam otot jantung atau sel
Bayi asfiksia biasanya pada arteriol pulmonal dan paru – paru terisi
efektif.
17
Bayi asfiksia biasanya pada arteriol pulmonal dan paru – paru terisi
Bayi asfiksia biasanya pada arteriol pulmonal dan paru – paru terisi
Bayi asfiksia biasanya pada arteriol pulmonal dan paru – paru terisi
Bayi asfiksia biasanya pada arteriol pulmonal dan paru – paru terisi
ASFIKSIA
Ateriol pulmonal
Kegagalan fungsi
miokardium untuk
berkontraksi Gangguan pertukaran
gas
Kerusakan
jaringan otak
Resiko cedera
7. Komplikasi
c. Kejang
d. Koma
8. Pemeriksaan Penunjang
kongenital.
21
bakteremia.
9. Tata Laksana
menjaga agar tubuh bayi tetap hangat, menempatkan bayi dalam posisi
secara tepat dan adekuat bila terjadi asfiksia dan mencegah terjadinya
(Diana & Erfiana, 2019).
hipotermia
Bila ditemukan bayi kulit kebiruan, tidak menangis kuat, tonus otot
secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Trisna et al. 2019).
a. Pemantauan gas darah, denyut nadi, fungsi sistem jantung dan paru
kemudian mulut
tube)
1) Memberikan kehangatan
tubuh.
kepalanya.
agar posisi faring, laring, dan trakea dalam satu garis lurus
endotrakeal.
pneumonia aspirasi.
intrapartum suctioning.
aspirasi mekonium.
sampai glotis.
c) Kompresi dada
(volume expander)
langkah berikutnya.
kesehatan.
B. Konsep Neonatus
1. Neonatus
2. Pertumbuhan
Pada masa neonatus (0-28 hari) adalah awal dari pertumbuhan dan
kehidupan yang baru dalam ekstra uteri dengan terjadi proses adaptasi
semua system organ tubuh. Pada adaptasi dari organ tersebut dimulai
3. Perkembangan
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
29
teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Anak yang sehat akan
4. Teori Perkembangan
umur ini tida tercapai rasa percaya dengan lingkungan maka dapat
5. Hospitalisasi
a. Dampak Hospitalisasi
stres
b. Keuntungan Hospitalisasi
paling nyata adalah pulih dari sakit, tetapi hospitalisasi juga dapat
pembentukan rasa percaya dan kasih sayang. Pada bayi sulit untuk
pada orang tua. Orang tua juga merasa ada sesuatu yang hilang
menimbulkan stress pada orang tua dan hal ini telah banyak
yaitu suatu metode sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk
dan mengevaluasinya.
1. Pengkajian Keperawatan
evaluasi infeksi saat ini, status masalah- masalah kongenital saat ini,
33
2. Diagnosa Keperawatan
adalah:
jalan nafas.
Alveolus-kapiler.
3. Intervensi Keperawatan
Menurut Suprajitno (2012), perencanaan keperawatan yaitu tujuan umum dan khusus berdasarkan pada masalah yang
dilengkapi kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan dengan
orientasi.
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan Sumber (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian ekspektoran 1. Untuk meredakan gejala
akibat penyempitan saluran
nafas
2. Pola nafas tidak efektif b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas (I.01011)
imaturitas paru dan keperawatan selama 3x24 jam Observasi:
neuromuskular, penurunan energi diharapkan pola nafas tidak efektif 1. Monitor pola nafas 1. Untuk mengetahui frekuensi
dan keletihan (D.00005) (L.01004) membaik sesuai dengan dan kedalaman nafas
Definisi :inspirasi atau ekspirasi kriteria hasil : 2. Monitor bunyi nafas tambahan 2. Untuk mengetahui apakah
yang tidak memberi ventilasi 1. Dipsneu menurun ada bunyi nafas tambahan
yang tidak adekuat 2. Penggunaan otot bantu nafas 3. Monitor sputum 3. Untuk mengetahui apakah
Batasan karakteristik menurun terdapat perubahan warna
1. Dispnea 3. Pernafasan cuping hidung dan aroma pada sputum
2. Penggunaan otot bantuan menurun Terapeutik :
pernafasan 4. Frekuensi nafas membaik 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas 1. Untuk membuka jalan nafas
3. Penurunan tekanan inspirasi 5. Kedalaman nafas membaik 2. Posisikan semi fowler atau fowler 2. Agar pasien tidak terlalu
pernafaasan cuping hidung merasakan sesak
4. Perubahan ekskursi dada 3. Lakukan penghisapan lender kurang 3. Untuk membuka jalan nafas
5. Pola nafas abnormal dari 15 detik
(irama,frekuensi, kedalaman) 4. Lakukan hiperoksigenasi sebelum 4. Untuk menghindari
penghisapan endotrakeal hipoksemia karena suction
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian ekspektoran 1. Untuk meredakan gejala
akibat penyempitan saluran
nafas
3. Gangguan Pertukaran Gas b.d Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen (I.01026)
Perubahan membran Alveolus- keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
kapiler.(D.00003) diharapkan Gangguan Pertukaran 1. Monitor kecepatan aliran oksigen 1. Untuk mengetahui oksigen
Definisi: kelebihan atau gas (L.01003) membaik sesuai yang masuk permenit
kekurangan oksigenasi atau dengan kriteria hasil : 2. Monitor efektifitas terapi oksigen 2. Untuk mengetahui gas darah
eliminasi karbondioksida pada 1. Saturasi oksigen dalam batas klien
membran alveolar-kapiler normal 3. Monitor hipoventilasi 3. Untuk mencegah terjadinya
Batasan karakteristik: 2. Dipsneu tidak ada hipoksia
1. Sianosis(pada neonates saja) 3. Sianosis tidak ada
36
5. Resiko Cedera b.d Hipoksia Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Cedera (I.14537)
jaringan (D.0136) keperawatan 3x24 jam maka tingkat Observasi :
Definisi: resiko cedera (L.14136) menurun. 1. Identifikasi area lingkungan yang 1. Untuk mencegah terjadinya
Beresiko mengalami bahaya atau Dengan kriteria hasil : berpotensi menyebabkan cedera cedera karena factor
keusakan fisik yang 1. Kejadian cedera menurun lingkungan
37
menyebabkan seseorang tidak 2. Ketegangan otot menurun 2. Identifikasi obat yang berpotensi 2. Untuk mencegah terjadinya
lagi sepenuhnya sehat atau dalam 3. Frekkuensi nadi membaik menyebabkan cedera cedera karena obat
kondisi baik 4. Frekuensi nafas membaik
Teurapetik :
1. Sosialisasikan klien dan keluarga 1. Untuk mempermudah klien
dengan lingkungan ruang rawat
2. Pastikan bel panggilan atau telpon 2. Untuk mempermudah
mudah dijangkau keluarga klien dalam
menghubungi petugas
Kesehatan
3. Pastikan roda tempat tidur atau 3. Untuk mencegah terjadinya
kursi roda dalam kondisi terkunci cedera karena lingkungan
4. Gunakan pengaman tempat tidur 4. Untuk mencegah terjadinya
sesuai dengan kebijakan fasilitas cedera karena lingkungan
pelayanan Kesehatan.
38
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
diberikan untuk tujuan yang telah ditetapkan (Potter & Perry, 2005).
proses keperawatan.
tersebut.
pengertian
keperawatan keluarga.
40
2018).
dilakukan.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
keperawatan.
B. Definisi Operasional
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai berusia empat minggu yang
yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam
teratur pada periode neonatal, periode bayi baru lahir sampai umur 28hari
Subyek studi kasus adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti atau subyek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti.
Subyek dalam studi kasus ini adalah dua bayi dengan resiko tinggi akibat
Kabupaten Sukabumi”.
Lama waktu studi kasus 3 hari sesuai dengan target keberhasilan dalam
1. Observasi
2. Wawancara
penyakit keluarga dll. Sumber dari wawancara ini bisa dari klien,
3. Pemeriksaan fisik
gambaran organ tubuh atau masa abnormal dari berbagai aspek seperti
nyeri, denyutan atau getaran dan batas – batas organ didalam tubuh.
atau adanya cairan dalam organ tubuh. Perkusi pada bagian tubuh
1. Analisa Data
2. Penyajian Data
dari klien.
3. Kesimpulan
Etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan (pola
peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan
2004) (dikutip dalam Sari, D., & Sasmiyanto. (2020)) diantaranya adalah:
1. Hak untuk self determination, klien memiliki otonomi dan hak untuk
membuat keputusan secara sadar dan dipahami dengan baik, bebas dari
2. Hak terhadap privacy dan dignity berarti bahwa klien memiliki hak
untuk dihargai tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang
sama untuk dipilih atau terlibat dalam studi kasus tanpa deskriminasi
47
Alifariki, L. O., Kusnan, A., Rangki, L., & Masyarakat, B. K. (2019). Faktor
determinan proksi kejadian kematian neonatus di wilayah kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Buton Utara Proxy determinant factors of neonatal mortality rate in the
working area of North Buton District Health Office. In Berita Kedokteran
Masyarakat (Vol. 35, Issue 4).
Cunengsih, C. (2017). Gambaran Faktor-Faktor Terjadinya Afiksia Pada Bayi Baru
Lahir Di RSUD Majalaya Tahun 2017 Laporan Tugas Akhir Diajukan untuk
memenugi salah satu syarat guna menyelesaikan Pendidikan.
Damayanti, E. L., & Harnida, H. (2019). Gambaran Penatalaksanaan perawatan Bayi
Asfiksia Di Ruang Nicu Rs. X Surabaya.
Devriany, A., Wardani, Z., & Yunihar, Y. (2018). Perbedaan Status Pemberian ASI
Eksklusif terhadap Perubahan Panjang Badan Bayi Neonatus. Media Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 14(1), 44.
Diana, S., & Erfiana, M. (2019). Risk Factors Of Asphysia Neonatorum At Dr.
Soedirman Hospital Kebumen.
Indah. (2016). Hubungan antara Preeklamsia dalam Kehamilan dengan Kejadian
Asfiksia pada Bayi Baru Lahir. Majority, 5(5), 57.
Indah, S. N., & Apriliana, E. (2016). Hubungan antara Preeklamsia dalam Kehamilan
dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir.
Irwanto. (2017). Asfiksia pada Bayi Baru Lahir dan Resusitasi. In Seminar Kebidanan
Stikes Karya Husada.
Jurlina, B. S. (2019). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Anak Prasekolah. Deepublish.
Kemenkes RI. (2019). Pedoman Sdidtk Di Puskesmas 2019.
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020.
Mayasari, B., Idayanti, T., Arismawati, D. F., & Wardani, R. A. (2018). Hubungan
Persalinan Prematur Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di Ruang Bersalin
RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto. Nurse and Health: Jurnal
Keperawatan, 7(1), 42–50.
Mindarsih, E., & Ngaisyah, R. D. (2021). Buku Ajar Pertumbuhan & Perkembangan
Neonatus, Bayi , Balita & Anak Prasekolah (E. Mindarsih & R. D. Ngaisyah,
Eds.). Respati Press.
Mustika, H., & Nelya, F. (2022). Analisis Faktor Risiko Terhadap Kejadian Asfiksia
Pada BBL di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci. In Midwifery Health Journal
(Vol. 7, Issue 2).
Ningning, S. (2015). Modul 3 Konsep Dasar Keperawatan Anak Sakit (S. Ningning,
Ed.). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
49
Hormat Saya,
Lampiran 5
FORMAT PENGUMPULAN DATA DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BAYI RESIKO TINGGI
Tanggal Pengkajian :
Jam :
Nama Pengkaji :
I. IDENTITAS
A. Bayi
Nama : ……………………………………………........
Tempat, tanggal lahir (umur) :…………………………
Jenis Kelamin : ..............................................................
Agama :.........................................................................
Alamat : ........................................................................
Tanggal Masuk RS :......................................................
Diagnosa Medik : .........................................................
No. RM : ......................................................................
B. Orang Tua
1. Ayah
Nama : ……………………………………(kandung/tiri)
Umur : ………………………………………………....
Pekerjaan : …………………………………………….
Pendidikan : ………………………………………..…
Agama :………………………………………………..
Alamat :…………………………………………………..
2. Ibu
Pekerjaan : ………………………………………….........
Pendidikan : ……………………………………………...
Agama :…………………………………………………..
Alamat :…………………………………………………..
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat ibu
a. Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu :.............
b. Imunisasi TT : Ya/Tidak
c. Komplikasi kehamilan :……………….................……...
d. Usia ibu saat hamil :..........................................................
e. Usia kehamilan : .....minngu, Gravida....Para….Abortus...
f. Jenis persalinan :..............................................................
g. Penolong persalinan : .....................................................
h. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan
setelah melihirkan: .................................................
2. Riwayat bayi
a. Kondisibayi :.....................................................................
b. BB lahir :…….....…PBL …….……… LK/LD...............
c. APGAR: ..........................................................................
d. Imunisasi: ………………………………........................
e. Anak pada saat lahir tidak mengalami :..........................
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram 3 generasi
Keterangan:
D. Antropometri
BB : ....... kg
PB : ....... cm
Lingkar Lengan : ........ cm
Lingkar Dada : ........ cm
Lingkar Kepala : ........ cm
Lingkar Perut : ........ cm
E. Status Gizi
F. Reflek-reflek
1. Menangis : Kuat/Lemah/Ada kelainan ……………………
2. Sucking (menghisap) : Kuat/Lemah/Ada kelainan .............
3. Rooting (menoleh) : Kuat/Lemah/Ada kelainan ………....
4. Graps (menggenggam) : Kuat/Lemah/Ada kelainan ……..
5. Babinszki : Kuat/Lemah/Ada kelainan ………………......
6. Moro : Kuat/Lemah/Ada kelainan ………………….........
7. Tonic Neck : Kuat/Lemah/Ada kelainan ………………...
A. Pemeriksaan Fisik Head to toe
1. Kepala
Fontanel : (lunak/keras/datar/cekung/cekung)
Muka/wajah : (simetris/asimetris)
Bentuk kepala : (normal, caput sucsedanium, cepal
hematoma)
Keadaan rambut dan kulit kepala :
2. Mata :
cekung/tidak, bentuk bola mata, pergerakannya, keadaan pupil,
konjungtiva, keadaan kornea mata, sclera, bulu mata
3. Hidung :
adanya secret, pergerakan cuping hidung, adanya suara saat
bernafas, gangguan lain
4. Telinga :
simetris/tidak, ada kelainan/tidak
5. Mulut :
kebersihan daerah sekitar mulut, keadaan selaput lender, keadaan
tenggorokan, kelainan, keadaan lidah
6. Thorax dan pernapasan :
bentuk dada, irama pernapasan, tarikan otot bantu pernapasan,
suara nafas, suara nafas tambahan, pernapasan
(spontan/menggunakan O2/CPAP)
7. Jantung :
bunyi jantung (regular/murmur/ireguler), HR ……….x/mnt,
capillary refill time
8. Abdomen :
bentuk, pembesaran organ, keadaan pusat, distensi, bising usus,
suara perkusi abdomen
9. Ekstremitas :
kelainan bentuk, pergerakan, tonus otot, keadaan ujung
ekstremitas, hal-hal lain
10. Genitalia dan anus :
ada kelainan/tidak, anus : normal/atresia ani
11. Kulit :
warna, turgor, kelembaban, tanda lahir, ada kelainan/tidak
1. ........................................
2. ...........................................
3. ..........................................
4. Dst
V. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
VI. IMPLEMENTASI
Hari, No
Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTD
Tanggal Diagnosa
VII. EVALUASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN
Hari, Nama &
Diagnosa Keperawatan Evaluasi
Tanggal Paraf
Lampiran 6
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
ASFIKSIA NEONATORUM
Asfiksia
Waktu : 25 menit
Tanggal :
Tempat :
klien dapat :
D. Metode Penyuluhan
E. Media
F. Kegiatan Penyuluhan
G. Evaluasi
kegagalan bernapas secara spontan dan teratur pada saat lahir, yang
faktor dari ibu yaitu hipoksia pada ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun , paritas jumlah anak yang dilahirkan, dan penyakit
plasenta yaitu, plasenta previa dan sulosia plasenta. Penyebab dari janin
yaitu persalinan lebih dari 18 jam. Menurut (Kamila & Wathaniah, 2021)
(Sumanta et al., 2023).
dalam
C. Penyebab Asfiksia
denyut nadi, refleks terhadap rangsangan, tonus otot, dan usaha bernapas
APGAR 4-6) dan bayi normal (nilai APGAR 7-10). Skor APGAR dinilai
pada menit pertama, menit kelima, dan menit kesepuluh setelah bayi lahir,
situasi tertentu, skor APGAR juga dinilai pada menit ke sepuluh, kelima
(Indah, 2016)
belas, dan kedua puluh, hingga total skor sepuluh .
E. Dampak Asfiksia
Dampak dari asfiksia adalah bisa mengancam jiwa ibu dan bayi hingga
bisa terjadi kematian pada bayi. Beberapa organ tubuh yang akan
mengalami disfungsi akibat asfiksia perintal adalah otak, paru, hati, ginjal,
saluran cerna dan sistem darah. Dampak jangka panjang bayi yang
Jika ditemukan adanya bayi baru lahir yang mengalami asfiksia maka
seorang ibu harus memberikan tindakan cepat seperti membuka jalan nafas
buatan lewat mulut atau hidung. Kemudian letakkan bayi pada lingkungan
yang hangat dan keringkan badannya. Posisikan kepala bayi sedikit lebih
tinggi dari dada bayi. Pantau terus bagaimana pernapasan bayi serta
menjaga agar tubuh bayi tetap hangat, menempatkan bayi dalam posisi