Anda di halaman 1dari 52

EFEKTIFITAS PEMBERIAN BUAH KURMA PADA IBU

HAMIL TRIMESTER II TERHADAP PENINGKATAN


KADAR HEMOGLOBIN DI PUSKESMAS
KASANG PUDAK MUARO JAMBI
TAHUN 2023

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :

SYAMSIDAR
213001070106

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
2023
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG PROPOSAL

Judul Proposal Skripsi : Efektifitas Pemberian Buah Kurma Pada Ibu Hamil

Trimester II Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin

di Puskesmas Kasang Pudak Muaro Jambi Tahun 2023

Nama : Syamsidar

NIM : 213001070106

Tanggal Sidang : 13 Desember 2022

Proposal Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan pada ujian
Sidang Proposal

Jambi, Desember 2022

Menyetujui,

Pembimbing Skripsi

dr. Ismail Usman, M.Ked (OG), SpOG


NIDN. 1023088001

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Kebidanan

Diane Marlin, S.ST., M.Keb


NIDN. 1009059001

ii
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Judul Proposal Skripsi : Efektifitas Pemberian Buah Kurma Pada Ibu Hamil

Trimester II Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin

di Puskesmas Kasang Pudak Muaro Jambi Tahun 2023

Nama : Syamsidar

NIM : 213001070106

Tanggal Sidang : 13 Desember 2022

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji

Pada Tanggal Desember 2022

Mengesahkan
Pembimbing

dr. Ismail Usman, M.Ked (OG), SpOG


NIDN. 1023088001

Penguji I Penguji II

Aguspairi, S.Kp., M.Kes Ns. Matda Yunartha, S.Kep., M.Kep


NIDN. 1007086901 NIDN. 1021067801

Mengetahui

Ka. Prodi S1 Kebidanan Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Diane Marlin, S.ST., M.Keb Subang Aini Nasution, S.KM., M.Kes


NIDN. 1009059001 NIDN. 0106018503

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, dan karunia-

Nya proposal skripsi yang berjudul “Efektifitas Pemberian Buah Kurma Pada Ibu

Hamil Trimester II Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin di Puskesmas Kasang

Pudak Muaro Jambi Tahun 2023”. Penulis menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah mendukung, mendoakan, dan memberikan bantuan selama

pengerjaan tugas akhir ini, yaitu:

1. Bapak Seno Aji, S.Pd., M.Eng., Prac, selaku Rektor Universitas Adiwangsa

Jambi.

2. Ibu Subang Aini Nasution SKM,. M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Adiwangsa Jambi

3. Ibu Diane Marlin S.ST,. M.Keb, selaku ketua Program Studi S1 Kebidanan

Universitas Adiwangsa Jambi

4. Bapak dr. Ismail Usman, M.Ked (OG) Sp.OG, yang telah banyak memberi

arahan, bimbingan, dorongan dalam penyusunan proposal skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi S1 - Kebidanan Universitas Adiwangsa

Jambi yang telah memberikan ilmu, bantuan, saran-saran, dan motivasi.

6. Keluarga besar yang sangat penulis cintai, terimakasih atas doa dan dorongan

semangat pengorbanan dan kepercayaan yang telah diberikan selama ini.

7. Teman-teman seperjuangan dalam suka maupun duka atas semua dukungan dan

kebersamaannya selama ini.

iv
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah berkontribusi

hingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Penulis berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan

menambah ilmu dibidang pengetahuan.

Jambi, Desember 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG PROPOSAL ............................................. ii


LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI ............................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 6
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Anemia Pada Kehamilan ............................................................. 8
2.2 Hemoglobin .............................................................................. 12
2.3 Buah kurma ............................................................................... 15
2.4 Kerangka Teori ......................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ....................................................... 26
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................... 27
3.3 Kerangka Konsep ...................................................................... 27
3.4 Definisi Operasional .................................................................. 28
3.5 Populasi dan Sampel ................................................................. 24
3.6 Instrumen Penelitian .................................................................. 26
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................... 28
3.8 Hipotesis ................................................................................... 30
3.9 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ......................................... 30
3.10 Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 31

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai nutrisi buah kurma kering (100 gram) ........................................16
Tabel 3.1 Definisi Operasional ...........................................................................27

vii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori .................................................................................25


Bagan 3.1 Kerangka Konsep ..............................................................................26
Bagan 3.2 Skema One Group Pre Test-Post Test Design ....................................28

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu kondisi yang sangat rentan terhadap macam

stres yang berakibat pada terjadinya perubahan fisiologis dan fungsi metabolik.

Pada kehamilan juga terjadi peningkatan kebutuhan energi dan oksigen,

dimana plasenta juga mengandung banyak mitokondria yang meningkatkan

proses metabolisme oksidatif untuk menghasilkan energi yang akhirnya

berpengaruh terhadap kelangsungan suatu proses kehamilan. Dalam proses

metabolisme kehamilan memicu perubahan-perubahan fisiologis yang

mengaburkan diagnosis sejumlah kelainan hematologis serta pengkajiannya.

Salah satu perubahan yang paling bermakna adalah peningkatan penggunaan

oksigen dari tubuh ibu, plasenta dan perkembangan janin dan ketika jumlah sel

darah merah (eritrosit) atau pengangkut oksigen dalam darah hemoglobin (Hb)

tidak mencakupi kebutuhan fisiologis tubuh ibu hamil maka akan mengalami

anemia (Nugroho, dkk, 2014).

Anemia merupakan salah satu keadaan kurang gizi dengan keadaan kadar

hemoglobin di dalam darah lebih rendah dari keadaan normal. Orang yang

mempunyai hemoglobin yang rendah, secara fisik belum menunjukkan gejala

anemia dan masih terlihat berada dalam keadaan yang relatif sehat. Namun

makin rendah Hb, menunjukkan makin berat keaadaan anemia yang diderita

dan makin rendah pula kemampuan kerja fisiknya (Profil Kesehatan Provinsi

1
2

Jambi, 2020).

Anemia dalam kehamilan merupakan kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin (Hb) < 11 gr/dl pada trimester I dan III sedangkan pada trimester

II kadar hemoglobin < 10,5 gr/dl. Anemia kehamilan menjadi salah satu

penyebab kematian ibu atau disebut juga dengan istilah “Potentional Danger

To Mother And Child” (potensi membahayakan ibu dan anak) dan merupakan

penyebab debilitas kronik (Chronic Debility) yang akan berdampak terhadap

kesejahteraan sosial, ekonomi, serta kesehatan fisik (Manuaba, 2010).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), anemia pada ibu

hamil dikategorikan menjadi masalah kesehatan secara global dengan

prevalensi 29,6% di tahun 2018, dimana di Indonesia sendiri pada tahun 2017

sampai dengan tahun 2019 prevalensi kejadian anemia pada ibu hamil

mengalami peningkatan yaitu dari 43,2% menjadi 44,2% (WHO, 2020).

Sedangkan berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), dari

tahun 2013 sampai dengan 2018 menunjukkan proporsi anemia pada ibu hamil

juga mengalami peningkatan yaitu dari 37,1% menjadi 48,9%, dimana di Jawa

Tengah memiliki angka kejadian anemia pada ibu hamil sebesar 43,5%

(Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan pada profil kesehatan Provinsi Jambi tahun

2016 kejadian anemia pada ibu hamil sebesar 39,0% (Profil Kesehatan Provinsi

Jambi, 2017).

Anemia sangat besar pengaruhnya terhadap masa kehamilan, persalinan,

nifas dan bayi. Pengaruh anemia terhadap kehamilan yang dapat terjadi antara

lain persalinan prematur, perdarahan antepartum, KPD, abortus, dan lain


3

sebagainya. Anemia juga dapat berpengaruh pada persalinan antara lain

retensio plasenta dan perdarahan postpartum karena atonia uteri. Pada masa

nifas anemia dapat mengakibatkan terjadinya subinvolui uteri. Pada janin, ibu

dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan dapat

terjadi gangguan dalam bentuk abortus, BBLR, kematian intrauterine, cacat

bawaan (Wardiyah 2017).

Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya

kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama

anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh

karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia

gizi besi ( Kautshar, 2013).

Ekspansi volume plasma (hemodelusi) merupakan penyebab anemia

fisiologik pada kehamilan. Volume plasma yang terekspansi menurunkan

hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb), dan hitung eritrosit, tetapi

tidak menurunkan jumlah absolut Hb atau eritosit dalam sirkulasi. Hal ini akan

menjadi lebih parah jika terjadi pada ibu yang keadaan zat gizinya kurang baik

(Abdul Bari, 2009)

Kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat sehingga dibutuhkan tambahan

700-800 mg, antara lain 500 mg untuk meningkatkan hemopoitisis, 300 mg

untuk kebutuhan janin untuk proses hemopoisis selama dalam kandungan, 200

mg untuk cadangan kehilangan karena perdarahan pascapartus. Atau bisa


4

dikatakan dibutuhkan tambahan zat besi sekitar 30- 60 mg per hari. (Marshall,

2009).

Upaya dalam mengatasi anemia pada ibu hamil ada beberapa macam

diantara dengan farmakologis dan non farmakologis. Cara farmakologis bisa

dengan mengkonsumsi minimal 90 tablet Fe selama kehamilan dengan dosis

60 mg. Sedangkan cara non farmakologis dapat dilakukan dengan pemberian

obat herbal atau tumbuhan, seperti kacang-kacangan, bayam merah, buah beta

vulgaris L (bit), dan kurma (Istianah et al. 2019).

Berdasarkan nilai ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity), angka

tertinggi buah-buahan antioksidan dan kaya zat besi adalah buah prem kering

yaitu 5.770 (nilai yang diberikan adalah ORAC unit per 100 gr per makanan),

dan pada urutan kedua kismis yaitu 2.830 (Marshall, 2009).

Kurma mengandung gula asli dalam bentuk glukosa dan fruktosa, kaya

protein, serat, mineral, seperti besi, kalsium, sodium, dan potasium (Wahidon,

2009). Buah kurma (Phoenix dactylifera) tergolong dalam keluarga phoenix.

Kurma termasuk jenis palm seperti kelapa sawit sementara buahnya bertangkai

seperti buah pinang. Buah yang menjadi ciri khas bangsa timur tengah ini

ternyata mengandung banyak manfaat bagi ibu hamil, melahirkan, serta masa

nifas. Di dalam kurma terdapat semacam hormon (potuchsin) yang berkhasiat

mengecilkan pembuluh darah dalam rahim sehingga dapat membantu

mengecilkan rahim usai persalinan sekaligus mencegah perdarahan rahim

(Harmandini, 2013).
5

Kurma matang kaya akan kandungan kalsium dan besi, penting dalam

proses pembentukan air susu ibu. Kurma mampu menambah kuantitas ASI dan

bayi yang disusuinya akan berotak cerdas serta bersifat baik Kadar zat besi dan

kalsium dapat menggantikan tenaga ibu yang terkuras saat melahirkan atau

menyusui. Zat besi dan kalsium merupakan dua unsur elektif yang penting

untuk pembentukan darah dan sumsum tulang (Rostita, 2009).

Konsumsi kurma selama 30 hari akan berdampak pada penambahan

nutrisi karena kandungannya, seperti pernyataan hasil penelitian Pravitasari

(2014) bahwa pemberian kurma 60 dan 120 mg/kgBBhari ekstrak kurma dapat

meningkatkan kadar Hb pada hari ke-60 penelitian. Penelitian oleh Onuh

(2012) menyatakan dari hasil penelitiannya bahwa metanol mentah dan ekstrak

buah kurma (Phoenix Dactylifera) memiliki sifat mampu mendukung

peningkatan sintesis erythropoietin oleh hati untuk merangsang sumsum tulang

untuk menghasilkan lebih banyak sel darah merah/haemopoiesis

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Yuviska and Yuliasari 2019)

yang berjudul pengaruh Pemberian Kurma Terhadap Peningkatan Kadar

Hemoglobin Pada Ibu Hamil dengan Anemia menyatakan bahwa adanya

pengaruh pemberian kurma terhadap kenaikan kadar hemoglobin pada ibu

hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah Bandar

Lampung dengan nilai p-value 0,000 < α (0,05). Dari beberapa hasil penelitian

yang dilakukan tersebut, maka dapat disimpulkan buah kurma merupakan salah

satu cara yang cepat untuk dapat meningkatkan kadar hemoblobin pada ibu

hamil.
6

Hasil survey awal yang peneliti lakukan di Puskesmas Kasang Pudak,

pada 10 ibu hamil didapatkan 6 dari 10 ibu hamil mengalami anemia, hal

tersebut dikarenakan ibu hamil tidak mau dan tidak teratur mengonsumsi tablet

Fe, dikarenakan efek samping yang ditimbulkan akibat konsumsi tablet Fe

seperti mual dan buang air besar yang keras. Hal ini merupakan salah satu kasus

yang harus segera dicari pemecahan masalahnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul Efektifitas Pemberian Buah Kurma Tamr Pada Ibu

Hamil Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin di Puskesmas Kasang Pudak

Tahun 2023.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka

diperoleh rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana “Efektifitas

Pemberian Buah Kurma Pada Ibu Hamil Trimester II Terhadap Peningkatan

Kadar Hemoglobin di Puskesmas Kasang Pudak Muaro Jambi Tahun 2023?”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Efektifitas Pemberian Buah Kurma Pada Ibu Hamil Trimester II


7

Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin di Puskesmas Kasang

Pudak Muaro Jambi Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui rata-rata kadar Hb pada ibu hamil Trimester II

sebelum diberikan buah kurma tamr di Puskesmas Kasang Pudak

tahun 2023.

b. Untuk mengetahui rata-rata kadar Hb pada ibu hamil Trimester II

sebelum diberikan buah kurma tamr di Puskesmas Kasang Pudak

tahun 2023.

c. Untuk mengetahui Efektifitas Pemberian Buah Kurma Pada Ibu

Hamil Trimester II Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin di

Puskesmas Kasang Pudak Muaro Jambi Tahun 2023.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Kasang Pudak

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan

bacaan tentang manfaat buah kurma tamr untuk meningkatkan

kadar hemoglobin pada ibu hamil di Puskesmas Kasang Pudak.

2. Bagi Universitas Adiwangsa Jambi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengembangan

informasi dalam penyusunan skripsi tentang efektifitas pemberian

buah kurma tamrpada ibu hamil terhadap peningkatan kadar

hemoglobin.
8

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan atau bahan

referensi bagi penelitian selanjutnya terkait efektifitas pemberian

buah kurma tamr pada ibu hamil terhadap peningkatan kadar

hemoglobin.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian buah

kurma tamr pada ibu hamil trimester II terhadap peningkatan kadar hemoglobin

yang akan dilakukan di Puskesmas Kasang Pudak pada bulan Januari 2023

dengan mematuhi protokol kesehatan untuk melakukan pengendalian covid-

19. Jenis penelitian ini adalah quasi experimental study. Desain penelitian yang

digunakan adalah one group pre test-post test design. Populasi dalam penelitian

ini adalah Ibu hamil sebanyak 350 orang. Metode pengambilan sampel

menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 15

sampel. Analisis data yang digunakan analisis univariat dengan data frekuensi

dan bivariat dengan uji paired t-test.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anemia Pada Kehamilan

1. Definisi

Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb)

dalam darah lebih rendah dari normal (WHO, 2011). Hemoglobin adalah

salah satu komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang berfungsi untuk

mengikat oksigen dan menghantarkannya keseluruh jaringan tubuh.

Oksigen diperlukan oleh jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya.

Kekurangan oksigen dalam jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala

antara lain kurangnya konsentrasi dan kurang bugar dalam melakukan

aktivitas. Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan

membentuk sel darah merah/eritrosit. Anemia merupakan suatu gejala yang

harus dicari penyebabnya dan penanggulangannya dilakukan sesuai

penyebabnya (Briawan, 2013).

2. Etiologi

Anemia memiliki berbagai macam penyebab. Beberapa penyebab

umum timbulnya anemia pada ibu hamil yaitu kurang gizi atau tidak

adekuatnya intake besi (malnutrisi) yang berhubungan dengan peningkatan

kebutuhan kadar besi saat kehamilan, malabsorsi besi, perdarahan uterus

dan menorrhagia (Briawan, 2013).

8
9

3. Klasifikasi

a. Anemia Fisiologis

Anemia pada kehamilan dapat merupakan suatu proses fisiologis.

Perubahan volume plasma pada awal kehamilan belum signifikan.

Terjadi peningkatan volume plasma sebesar 40-60% pada trimester II

dan sel darah merah sebesar 20-25% dan mencapai puncaknya pada

trimester III dan meningkat pada akhir kehamilan sebanyak 1000 ml.

Pertambahan sel darah merah tidak seimbang dengan pertambahan

volume plasma mengakibatkan darah menjadi encer. Pengenceran darah

memberi dampak rendahnya viskositas darah yang fungsinya untuk

memudahkan peredaran oksigen ke seluruh jaringan termasuk plasenta

dan menyebabkan anemia. Perubahan hematologi saat kehamilan

bertujuan untuk menunjang proses pembentukan plasenta (Department

of Health South Australia, 2016).

b. Anemia Defisiensi Besi

Kebutuhan zat besi selama kehamilan tiga kali lebih besar yakni

mencapai 600 mg dibanding orang normal yang dan untuk janin

dibutuhkan sekitar 300 mg (Department of Health South Australia,

2016). Zat besi adalah zat yang berfungsi untuk mengikat oksigen lalu

disebarkan ke seluruh tubuh. Penyebab anemia pada kehamilan yang

paling sering yaitu defisiensi zat besi. Ini disebabkan karena adanya

penurunan jumlah hemoglobin dalam sel darah merah (hipokromik) dan

ukuran sel darah merah yang mengecil secara abnormal (mikrositik)


10

sehingga terjadi penurunan kapasitas darah dalam mengedarkan oksigen

ke seluruh sel dan jaringan tubuh (Prakash and Yadav, 2015).

Klasifikasi anemia menurut WHO:

1) Normal : ≥ 11 gr %

2) Anemia ringan : 9-10 gr %

3) Anemia sedang : 7-8 gr%

4) Anemia berat : < 7 gr%

Adapun kadar Hb Normal pada ibu hamil sesuai usia kehamilan

menurut Pujianingsih dalam (Ani, 2016):

1) Hamil trimester pertama : < 11 gr%

2) Hamil trimester kedua : < 10,5 gr%

3) Hamil trimester ketiga : <11 gr%

4. Manifestasi Klinis

Gejala anemia pada kehamilan berupa ibu mengeluh cepat lelah, sering

pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan

turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan

keluhan mual muntah lebih hebat padahamil muda, perubahan jaringan epitel

kuku, gangguan sistem neuromuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan

pembesaran kelenjar limfe.

Gejala anemia defisiensi zat besi dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:

gejala umum anemia, gejala khas akibat defisiensi besi, dan gejala penyakit

dasar. Gejala umum anemia berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata
11

berkunang-kunang, serta telinga berdenging, simptomatik apabila

hemoglobin <7 g/dl dengan pemeriksaan fisik dijumpai pucat terutama pada

konjungtiva dan jaringan di bawah kuku. Gejala khas defisiensi zat besi,

yaitu gejala yang dijumpai pada anemia defisiensi zat besi dan tidak dijumpai

pada anemia jenis lain yaitu koilonychia, atropi papil lidah, stomatitis

angularis, disfagia, atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia,

pica (Waryana, 2016).

Gejala penyakit dasar seperti pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai

gejalagejala penyakit yang menjadi penyebab anemia defisiensi besi

tersebut. Contohnya pada anemia akibat cacing tambang dijumpai dispepsia,

parotis membengkak, dan kulit telapak tangan berwarna kuning seperti

jerami.

5. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil dapat berupa pencegahan dan

pengobatan, antara lain:

1) Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan atau konsumsi vitamin C

sehingga membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh dan menghindari

zat-inhibitor penghambat penyerapan zat besi.

2) Konsumsi suplemen zat besi pada ibu hamil sebagai pencegahan anemia.

3) Penambahan jenis zat gizi dalam bahan pangan agar meningkatkan

kualitas pangan (fortifikasi Fe).


12

Terdapat berbagai cara untuk mengatasi dan mencegah masalah

anemia yang terjadi pada ibu hamil diantaranya istirahat yang cukup, rutin

memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama hamil untuk

mendapatkan tablet Fe dan vitamin yang lainnya pada petugas kesehatan,

makan-makanan yang bergizi 3 kali sehari dengan porsi 2 kali lipat lebih

banyak serta makan-makanan yang bergizi dan banyak mengandung zat besi,

misalnya buah kurma, daun papaya, kangkung, daging sapi, hati ayam dan

susu (Waryana, 2016).

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju masyarakat

mengerti bahwa kesehatan itu sangat penting, masyarakat pada umumnya

telah merubah pola konsumsinya menjadi lebih baik salah satunya yaitu

sudah mulai membuka pikiran bahwa khasiat buah-buahan sangatlah

membantu dalam gizi tubuh, salah satunya yaitu buah kurma. Zat besi sangat

diperlukan dalam pembentukan darah yaitu untuk masintesis hemoglobin

(Almatsier, 2014).

2.2 Hemoglobin

1. Pengertian

Hemoglobin adalah suatu protein dalam darah yang kaya akan zat

besi, sebagai molekul pengangkut O2 yang terdiri dari kandungan heme (zat

besi) dan rantai polipeptida globin (alfa, beta, gama, dan delta) memiliki

daya gabung terhadap O2 membentuk oxyhemoglobin dalam sel darah

merah. Kualitas darah ditentukan oleh kadar Hb.


13

2. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

a. Nutrisi/makanan

Bila makanan yang dikonsumsi mengandung banyak zat besi (Fe),

maka sel darah yang diproduksi akan meningkat sehingga kadar Hb

juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Kecukupan zat besi yang

direkomendasikan yaitu jumlah minimum besi yang berasal dari

makanan yang dapat memcukupi kebutuhan zat besi pada tubuh

seseorang sehingga dapat terhindar terjadinya anemia kekurangan zat

besi.

b. Usia

Kadar Hb pada orang dewasa lebih tinggi dibandingkan anak-anak.

Nilai median Hb naik selama 10 tahun pada masa anakanak dan

selanjutnya akan meningkat pada masa pubertas. Kadar Hb menurun

berdasarkan peningkatan usia, kadar Hb menurun pada usia 50 keatas,

sehingga tua umur seseorang maka akan semakin berkurang kadar Hb

nya. Namun dalam kondisi tertentu juga bisa menyebabkan penurunan

kadar Hb.

c. Jenis kelamin

Dalam keadaan normal, laki-laki memiliki kadar Hb lebih tinggi

dari pada perempuan, hal ini dipengaruhi oleg fungsi fisiologis dan

metabolisme laki-laki lebih aktif dari perempuan. kadar Hb perempuan

lebih mudah turun karena perempuan mengalami siklus menstruasi

setiap bulannya yang menyebabkan banyak kehilangan zat besi.


14

d. Kebiasaan merokok

Merokok merupakan faktor yang mempengaruhi kadar Hb, karena

dalam rokok mengandung banyak zat yang beracun seperti (nikotin,

karbonmonoksida, dll) dan komponen yang dapat membahayakan

tubuh. CO 245 kali lebih mudah berikatan dengan Hb dengan

membentuk HbCO. Kadar CO yang tinggi menyebabkan kadar Hb

dalam tubuh berkurang. Seorang yang tidak memiliki kebiasaan

merokok memiliki kadar Hb normal, sedangkan yang memiliki

kebiasaan merokok memiliki kadar Hb yang tinggi. Asap rokok

mengandung radikal bebas yang reaksinya dapat merusak dinding

eritrosit dan mengakibatkan fragilitas eritrosit sehingga eritrosit mudah

pecah.

e. Aktifitas fisik

Aktifitas fisik adalah gerakan yang berasal dari otot yang

membutuhkan pengeluaran energi. Aktifitas fisik menyebabkan

peningkatan metabolik sehingga asam (ion hidrogen dan asam laktat)

semakin banyak sehingga menurunkan kadar pH. Hal ini menyebabkan

Hb melepas banyak O2 sehingga meningkatkan pengiriman O2 ke otot.

Aktifitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kadar Hb, sedangkan

aktifitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kadar Hb, sedangkan

aktifitas berlebihan dapat menyebabkan hemolisis serta menurunkan

jumlah kadar Hb.


15

f. Durasi kerja

Durasi kerja berpengaruh terhadap peningkatan kadar pH dalam

darah. Semakin lama terpapar udara yang mengandung timbal, maka

kadar timbal dalam tubuh akan terakumulasi secara terus-menerus.

Timbal yang diserap akan diendapkan dalam tubuh bergabung dengan

matriks tulang yang mirip dengan kalsium (Ca). Timbal yang bergerak

lambat akan meningkatkan jumlahnya bersamaan dengan waktu

terpapar, maka semakin lama durasi bekerja akan semakin tinggi kadar

timbal dalam darah.

2.3 Buah kurma

1. Definisi

Buah kurma merupakan produk dari pohon palem buah kurma yang

masuk dalam keluarga Arecaceae. Pohon buah kurma merupakan salah satu

tanaman tertua yang masih terpelihara didunia, hasil panen dari pohon buah

kurma ini sebagian besar menjadi sumber penghasilan di wilayah Afrika

Utara dan Timur Tengah, meskipun pohon buah kurma juga tumbuh

dibebarapa wilayah didunia. Produksi buah kurma didunia mengalami

peningkatan hampir tiga kali lipat dari 40 tahun lalu yang mencapai 7,68

juta ton pada tahun 2010. Buah kurma memiliki berbagai macam nutrisi

penting yang bermanfaat sebagai obat untuk beberapa penyakit (Parvin,

2015).
16

2. Kandungan Buah Kurma

Tabel 2.1

Nilai nutrisi buah kurma kering (100 gram)

Unsur Presentasi
Kalsium 52 mg
Protein 2,35 mg
Lemak 0,43 mg
Karbohidrat 75 g
Fiber/Serat 2,4 g
Vitamin A 90 IU
Asam Nikotinat 2,2 mg
Kalium 667 mg
Magnesium 50 mg
Besi 1,2 mg
Tembaga 2,4 mg
Asam folic 5,4 mg
Sulfur 14,7 mg
Asam Askorbat 6,1 mg
Sodium 13 mg
Niasin 2 mg
Khlorida 271 mg
Kobalt 1,9 mg
Glukosa 38,5 mg
Fruktosa 35,5 mg
Fosfor 63 mg
Energi 323 kal
Thiamin (Vitamin B1) 93 mg
Ribofalvine (Vitamin B2) 144 mg
Sumber : Eman, 2016

1) Karbohidrat

Komponen penyusun buah kurma sebagian besar merupakan gula

pereduksi glukosa dan fruktosa yang mencapai sekitar 20-70% (bobot

kering) diikuti gula non-pereduksisukrosa yang berkisar 0-40%. Gula

pereduksi artinya gugus gula yang berfungsi sebagai reduktor, pendonasi

elektron dalam reaksi kimiawi redoks reduksi-oksidasi). Gula pereduksi


17

umumnya terdiri dari gugus monosakarida, atau gugus-gugus gula dengan

panjang rantai sebanyak enam karbon dengan konformasi yang berbeda-

beda. Sukrosa sendiri merupakan gugus disakarida yang terbentuk dua

buah monosakarida, glukosa dan fruktosa, juga dikenal sebagai table sugar

yang umum dikonsumsi. Komposisi gula pada buah kurma sangat

tergantung dari jenis kultivar dan tingkat kematangannya.

Di dalam tubuh, pencernaan kita bergantung kepada dua konsep

utama: proses pencernaan asam di lambung dan proses pencernaan basa di

usus dua belas jari. Serat terlarut artinya adalah komponen karbohidrat

yang dapat larut dalam salah satu proses pencernaan, asam atau basa. Buah

kurma diketahui mengandung komponen serat terlarut (dietary fiber) yang

berkisar antara 9-13% bergantung kepada kultivar dan asal tumbuhnya.

Kandungan serat kasar (crude fiber) di dalam buah kurma berkisar 2.5-

4.3% pada tingkat kematangan rutab dan tamr.

Secara umum, semakin matang buah kurma, kadar glukosa dan

fruktosa akan semakin meningkat dan kadar serat kasar cenderung

menurun. Kadar sukrosa dan serat terlarut cenderung stabil pada semua

tingkat kematangan, kecuali pada tahapan khalal (kadar sukrosa akan

meningkat) disebabkan karena pembentukan daging buah terjadi dengan

pesat.

2) Kalori dan GI (Glycemix Index)

Jumlah asupan kalori rata-rata untuk satu buah kurma (8,3g) adalah

23 kalori atau 1,3-1,8 kali lebih banyak dibandingkan gula tebu dengan
18

bobot yang sama. Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa nilai GI

dari buah kurma tamr dan rutab berada pada kisaran 30-60 jika dikonsumsi

sebanyak 60g (sekitar 7 butir ukuran besar). Nilai ini sama dengan nilai GI

sukrosa (50g) yang umum dijumpai pada gula tebu. Akan tetapi bila

dibandingkan dengan dekstrosa (nama lain untuk glukosa murni), nilai GI

dari buah kurma hanya sekitar 30-60% dari dekstrosa (50g).

3) Mineral

Mineral yang terkandung dalam kurma adalah kalsium, fosfor,

kalium, belerang, khlor, magnesium, besi, mangan, tembaga, koblat, seng,

khrom, yodium dan flor. Kandungan besi yang terkandung dalam kurma

per 100 gram buah kering dari varietas tertentu mampu memenuhi

kebutuhan zat besi manusia perhari dalam semua situasi. Kurma

merupakan suplemen zat besi yang sangat praktis untuk kasus anemia pada

masa anak-anak, pada saat hamil dan pada kasus haemorrhages yang timbul

akibat mentruasi, parturition atau terluka. Mengkonsumsi kurma jauh lebih

baik daripada mengkonsusmsi suplement zat besi dalam bentuk tablet yang

bisa menimbulkan efek saming seperti mual, sakit kepala, dan kehilangan

nafsu makan. Disamping itu zat besi dalam kurma jauh lebih mudah diserap

oleh tubuh dikarenakan adanya glukosa, fruktosa, dan vitamin C dalam

kurma yang masing-masing telah diketahui dapat membantu absorbsi zat

besi didalam tubuh.


19

4) Vitamin

Golongan vitamin yang terdapat dalam kurma adalah thiamin atau

vitamin B1, ribiflavin atau vitamin B2, biotin, asam folat atau folacin, asam

ascorbat atau vitamin C, pro-vitamin A(bta coratene), nicotinamide, retinol

equivalent, asam pantotenat dan vitamin B6. Dalam 100 gram kurma kering

terkandung vitamin A 90 IU, tiamin 93 mg, riboflavin 114 mg, niasin 2 mg

dan kalium 667 mg. kurma juga mengandung zat gizi lainnya diantaranya

adala protein 20% dan lemak 3% (Al Cidadapi, 2016).

Menurut (Joseph, 2020) Kurma juga mengandung beberapa sumber

nutrisi lainnya seperti 7 gram serat, 2 gram protein, 20% kebutuhan kalium

harian, 14% kebutuhan magnesium harian, 18% kebutuhan tembaga, 15%

kebutuhan mangan, 5% kebutuhan zat besi harian, dan 12% kebutuhan vitamin

B6 harian. Tidak hanya itu, kurma juga kaya akan asupan kalsium, zat besi,

vitamin K, asam folat serta antioksidan seperti karoten,fenolik,avanoid dan

anthocyanin.

3. Jenis-Jenis Buah Kurma

a. Ruthab (kurma basah)

Ruthab (kurma basah) bermanfaat mencegah terjadinya perdarahan

bagi wanita melahirkan, mempercepat proses persalinan dan mempercepat

proses pengembalian posisi rahim seperti sedia kala sebelum waktu

kehamilan yang berikutnya. Hal ini karena didalam kurma basah

terkandung hormon yang menyerupai hormon oksitosin yang dapat


20

membantu proses kelahiran. Hormon oksitosin adalah hormon yang salah

satufungsinya membantu ketika wanita melahirkan dan menyusui

(Gemilang, 2013).

b. Tamr (Kurma kering)

Kurma kering berkhasiat menguatkan sel-sel usus dan dapat membantu

melancarkan saluran kencing, karena mengandung serabut-serabut yang

bertugas mengontrol laju gerak usus, mencegah anemia,dan menguatkan

rahimketika melahirkan. Menurut (Mahanani, 2020) ada beberapa jenis

kurma kering antara lain:

1) Kurma Ajwa atau Kurma Nabi

2) Kurma Amer Hajj

3) Kurma Barhi

4) Kurma Dayri

5) Kurma Deglet Noor

6) Kurma Fard

7) Kurma Halawi

8) Kurma Khadrawi

9) Kurma Khalasah atau Kholas

10) Kurma Khidri

11) Kurma Medjool

12) Kurma Mozafati

13) Kurma Sekkeri atau Sukari

14) Kurma Sekki


21

15) Kurma Thoory

16) Kurma Zaghloul

17) Kurma Zahidi

4. Manfaat Konsumsi Buah Kurma

Berikut ini merupakan khasiat buah kurma untuk kesehatan tubuh:

a. Membantu Proses Persalinan

Ibu hamil yang akan melahirkan sangat membutuhkan makanan

yang kaya akan unsur gula, hal ini karena kontraksi otot-otot rahim ketika

akan mengeluarkan bayi. Kandungan gula dan vitamin B1 dalam buah

kurma sangat membantu untuk mengontrol laju gerak rahim dan

mengatur kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi.

b. Menetralisir Asam

Buah kurma kaya dengan zat garam mineral yang menetralisasi

asam, seperti kalsium dan potassium. Buah kurma adalah makananan

terbaik untuk menetralisasi zat asam yang ada pada perut karena

meninggalkan sisa yang mampu menetralisasi asam setelah dikunyah dan

dicerna yang timbul akibat mengkonsumsi protein.

c. Mengatasi Sembelit

Serat pangan yang terkandung dalam buah kurma cukup besar.

Serat bermanfaat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan

menghambat penyerapan lemak atau kolesterol di dalam usus besar,

sehingga kolesterol dalam darah tidak meningkat.


22

d. Sebagai Antioksidan

Kurma merupakan sumber antioksidan yang baik. Antioksidan

diketahui memiliki peran penting dalam pencegahan kanker, diabetes, dan

penyakit kardiovaskular. Antioksidan yang terkandung dalam buah kurma

antara lain karotenoid, yang kadarnya bisa mencapai 973 mg/100 g kurma

kering, fenolik sekitar 239,5 mg/100 g kurma kering, flavonoid, dan tanin.

e. Sebagai Anti-Tumor

Beta Dglucan yang terkandung dalam kurma memiliki aktivitas anti-

tumor. Penelitian yang dilakukan pada kurma ajwa menunjukkan adanya

efek potensi dalam memperbaiki kerusakan dari ochratoxin

nepherotoxicity yang dapat menyebabkan gagal ginjal.

f. Sebagai Anti-Diabetes

Kandungan zat aktif yang terdapat dalam ekstrak kurma seperti

flavonoid, steroid, fenol, dan saponin memiliki peran sebagai anti diabetes.

Mengonsumsi kurma memberikan manfaat dalam mengontrol glikemik

dan lemak pada pasien diabetes.

g. Mencegah Anemia

Kurma mengandung zat besi, protein, karbohidrat, dan lemak yang

dapat meningkatkan kadar hemoglobin sehingga dapat mencegah

terjadinya anemia.

h. Sebagai Anti-Inflamasi

Komponen seperti fenol dan flavonoid yang terkandung dalam

tumbuhan memiliki efek sebagai agen anti-inflamasi yang baik. Buah


23

kurma memiliki peran penting sebagai anti inflamasi dan berdasarkan

penelitian terbaru melaporkan bahwa kandungan dalam kurma ajwa

seperti etil asetat, methanol, serta ekstrak kurma ajwa dapat menginhibisi

enzim lipid peroksidasi siklooksigenase COX-1 dan COX-2.

i. Menurunkan Kadar Kolestrol

Kadar kolestrol yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan

terbentuknya plak aterosklerosis yang dapat menyumbat aliran darah.

Kurma ajwa mengandung senyawa phytosterol yang dapat menurunkan

kadara kolestrol pada darah.

j. Menurunkan Kadar LDL Darah

Kadar Low Density Lipoptotein (LDL) yang tinggi di darah

merupakan faktor risiko pembentukan aterosklerosis. Kurma ajwa

mengandung plant sterol dan falvonoid dapat menurunkan LDL.

5. Konsep Kurma Untuk Meningkatkan Hemoglobin

Mengonsumsi kurma secara rutin akan membantu menjaga tubuh

gangguan kesehatan. Kurma yang kaya akan zat besi dapat meningkatkan kadar

hemoglobin dalam darah. Selain zat besi kandungan protein, karbohidrat, dan

lemak pada kurma dapat membantu proses sintesis hemoglobin. Karbohidrat

dipecah menjadi monosakaradika kemudian menjadi glukosa. Glukosa sebagai

bahan bakar utama metabolisme akan mengalami glikolisis (pemecahan)

menjadi 2 piruvat dan menghasilkan energi berupa ATP dan masing-masing

dari piruvat tersebut dioksidasi menjadi suksinil CoA. Lemak berantai panjang
24

diubah menjadi asilkarnitin dan menembus mitikondria yang selanjutnya

dioksidasi menjadi suksinil CoA (Poedjiadi, 2007 dalam Yuliyanti, 2012).

Semua hasil metabolisme dari karbohidrat dan lemak yang diproses

melalui lintasan metaboliknya masing-masing menjadi suksinil CoA dan

selanjutnya bersama glisin akan membentuk portoporfirin melalui serangkaian

proses porfirinogen. Portoporfirin yang terbentuk selanjutnya bersama heme

dan protein globin membentuk hemoglobin.

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan kurma tamr (kurma

kering). Peneliti memilih jenis kurma ini karena, jenis kurma tamr banyak

dijual di toko ataupun pasar, selain itu harga kurma ini terjangkau. Kurma tamr

juga dapat membantu meningkatkan kadar gula darah pada ibu hamil. Hal ini

dikarenakan kandungan kurma ini meliputi Vitamin B kompleks yang terdiri

dari tiamin (0,090 mg), riboflavin (0,100 mg), niasin (2,200 mg), vitamin B6

(0,780 mg), dan asam pantotenat (0,192 mg) (Sugita, 2020).

Dalam penelitian ini pemberian kurma pada ibu hamil yaitu 7 buah

perhari atau 100 gram selama 14 hari. Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Zen (2013) menyatakan bahwa mengonsumsi kurma selama 14

hari sebanyak 100 gram atau kurang lebih 5-7 buah secara rutin akan membantu

meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah

2.4 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan

untuk mengidentifikasi variable-variabel yang akan diteliti (diamati) yang


25

berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk

menggabungkan kerangka konsep penelitian (Notoatmodjo, 2018).

Bagan 2.1

Kerangka Teori

Ibu hamil dengan anemia

Penatalaksanaan

Farmakologi: Non Farmakologi:


- Kurma
- Tablet Fe
- Daun Pepaya
- Vitamin - Kangkung
- Daging Sapi
- Hati Ayam
- Susu

Kandungan Kurma Per 100 gram atau 5-7

butir kurma = 1, 02 mg zat besi

Membantu Meningkatkan

Kadar Hb

Sumber : Modifikasi (Suhartiningsih (2017) dan Waryana (2016))


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi

experimental) yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada satu

kelompok saja yang dinamakan kelompok eksperimen tanpa ada kelompok

pembanding atau kelompok control (Notoadmodjo, 2018).

Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre test-post test

design, yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok

saja yang dipilih secara random dan tidak dilakukan tes kestabilan dan

kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Desain penelitian one

group pre test and post test design ini diukur dengan menggunakan pre test

yang dilakukan sebelum diberi perlakuan dan post test yang dilakukan setelah

diberi perlakuan untuk setiap seri pembelajaran. Dengan demikian hasil

perlakuan dapat diketahui lebih akurat. Untuk menghilangkan bias dari hasil

penelitian, maka pre test dan post test akan dilakukan pada setiap seri

pembelajaran. Skema one group pre test-post test design ditunjukkan sebagai

berikut:

Bagan 3.2

Skema One Group Pre Test-Post Test Design

26
Pre-Test Intervensi Post-Test

T1 X T2

Keterangan :

T1 : Tes awal (Pre Test) dilakukan sebelum diberikan perlakuan

X : Perlakuan (Intervensi) yang diberikan kepada responden

T2 : Tes akhir (Post Test) dilakukan setelah diberikan perlakuan

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada Bulan Januari 2023 di Puskesmas Kasang

Pudak.

3.3 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan suatu penjelasan mengenai hubungan atau

keterkaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya. Dalam hal ini, hubungan

antara variabel satu dengan variabel lainnya. Kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

27
Pre-Test Intervensi Post-Test

Kadar Kadar
Hemoglobin ibu Hemoglobin ibu
hamil dengan hamil dengan
Buah kurma tamr
anemia sebelum anemia sesudah
diberikan buah diberikan buah
kurma tamr kurma tamr

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel secara

operasional, praktik, dan nyata dalam lingkup objek penelitian. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

Berikut merupakan definisi operasional dalam penelitian ini :

28
24

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional ukur
Buah kurma Pemberian kurma Lembar Observasi 1. Dikomsumsi Nominal
tamr pada ibu hamil, observasi 2. Tidak
pada kelompok dikonsumsi
perlakuan setiap
pagi selama 30
hari sebanyak 100
gr atau 5-7 butir
Pretest Hasil Hemoglobin Pemeriksaan 1. Anemia (Hb Rasio
Kadar pemeriksaan meter (Easy kadar <11 gr/dL)
hemoglobin kadar hemoglobin touch hemoglobin 3. Tidak anemia
ibu hamil sebelum dan GCHb) (Hb ≥ 11
trimester II setelah pemberian gr/dL)
buah kurma.
Posttest Hasil Hemoglobin Pemeriksaan 2. Anemia (Hb Rasio
Kadar pemeriksaan meter (Easy kadar <11 gr/dL)
hemoglobin kadar hemoglobin touch hemoglobin 3. Tidak anemia
ibu hamil sebelum dan GCHb) (Hb ≥ 11
trimester II setelah pemberian gr/dL)
buah kurma.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya (sintesis). Populasi


25

diartikan sebagai seluruh unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian.

Elemen populasi ini biasanya merupakan satuan analisis dalam penelitian

(Masturoh, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu hamil di

Puskesmas Kasang Pudak sebanyak 350 orang.

Sedangkan menurut Sugiyono (2016) Sampel adalah sebagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan

sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu

pengambilan sampel dengan menggunakan beberapa pertimbangan tertentu

sesuai dengan kriteria yang diinginkan untuk dapat menentukan jumlah sampel

yang akan diteliti. Besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung

menggunakan rumus federer yaitu sebagai berikut :

(n – 1) x (t – 1) ≥ 15

Keterangan :

n = Besar sampel tiap kelompok

t = Banyaknya kelompok

(n – 1) x (t – 1) ≥ 15

(n – 1) x (1 -1) ≥ 15

n ≥ 15

Adapun beberapa kriteria sampel sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi
26

a. Ibu hamil dengan usia kehamilan trimester II

b. Ibu hamil yang tidak memiliki penyakit kronis atau degenerative

c. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden dan kooperatif saat

penelitian berlangsung

2. Kriteria Eksklusi

a. Ibu hamil pindah tempat tinggal di wilayah Puskesmas Kasang Pudak

b. Ibu hamil sedang sakit

c. Ibu hamil yang mengundurkan diri saat penelitian berlangsung

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2016).

Adapun instrumen dalam penelitian ini meliputi:

1. Alat tulis

2. Buku catatan

3. Buah kurma 100 gr

4. Timbangan makanan

5. Pen / Lanset

6. Kapas alkohol

7. Kapas kering

8. Strip Hb

9. Hb meter Easy touch GCHb.

10. Lembar observasi


27

SOP penggunaan alat Easy Touch:

a. Hidupkan alat Easy Touch.

b. Ambil 1 strip pemeriksaan hemoglobin dan masukkan pada alat pengukur

Easy Touch.

c. Layar akan menampilkan nomor kode strip dan samakan nomer kode strip

tersebut dengan kode strip yang terdapat pada pembungkus strip.

d. Ambil sampel darah (darah kapiler) atau teteskan darah pada zona reaksi

pada tes strip, tunggu hingga bunyi:

1) Siapkan peralatan (lanset steril, kapas, alkohol 70%).

2) Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70 % dan

biarkan kering.

3) Pengangkan bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan

sedikit. Tusuk dengan lanset steril sedalam ± 3 mm. Darah harus keluar

dengan sendirinya tanpa harus diperas.

4) Tetesan darah pertama dihapus dengan kapas kering dan tetesan darah

berikutnya dapat digunakan untuk pemeriksaan.

5) Tunggu hasil yang akan keluar pada layar alat Easy Touch (Ghaniy,

2019).

Pretest dilakukan sebelum penelitian dimulai. Hasil dari tes ini

digunakan sebagai data dasar mengenai kadar Hb sampai penelitian. Posttest

diberikan setelah penelitian dilakukan. Hasil dari test ini untuk memperoleh

data mengenai kadar Hb sampel penelitian setelah diberikan perlakuan


28

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan

suatu tes (Arikunto, 2017). Dikatakan valid apabila mampu mengukur hal

yang seharusnya diukur. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah hemometer digital Easy touch GCHb. Sedangkan gold standarnya

adalah cymanmet Hb. Tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara

penggunakan cymanmet Hb dan POCT Easy touch GCHb dalam

mengukur Hb (Ghaniy, 2019).

Easy touch GCHb merupakan alat kesehatan digital multicheck yang

juga digunakan untuk mengukur hemoglobin yang penggunaanya akurat,

tidak sakit, kapan saja dan dimana saja. Alat ini sudah cukup akurat

terbukti karena sudah lulus uji dan proses untuk mengetahui hasilnya

cukup cepat serta sangat mudah dalam penggunaannya.

Berdasarkan penelitian (Miko, 2016), Metode Sahli memiliki

sensitifitas nilai indeks 100%, spesifisitas nilai anemia ibu hamil 6,1%,

sedangkan perhitungan uji reliabilitas 1,16%. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa metode sahli kurang disarankan karena false positif mikrokuvet

tinggi. Salah satu metode pengukuran haemoglobin yang praktis

digunakan saat ini adalah dengan menggunakan alat Easy touch GCHb.

Alat kesehatan ini tidak hanya digunakan untuk memeriksa haemoglobin

dalam darah, tetapi juga untuk mengukur kadar gula darah dan kolesterol.

Easy touch GCHb memiliki keuntungan sangat mudah digunakan,


29

prosesnya cepat, murah serta telah lulus uji, sehingga dapat digunakan

sendiri tanpa bantuan tenaga medis. Namun, penggunaan alat ini masih

terbatas karena tidak semua orang mampu membeli dan menggunakan alat

ini, sehingga alat ini kurang umum digunakan di masyarakat.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukut dipakai

dua kali – untuk mengukur gejala yang smaa dan hasil pengkuran yang

diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reable. Dengan

kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur

didalam pengukuran gejala yang sama. Alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini adalah digital Easy touch GCHb Easy touch GCHb

merupakan alat kesehatan digital multicheck yang juga digunakan untuk

mengukur hemoglobin yang penggunaanya akurat, tidak sakit, kapan saja

dan dimana saja. Alat ini sudah cukup akurat terbukti karena sudah lulus

uji dan proses untuk mengetahui hasilnya cukup cepat serta sangat mudah

dalam penggunaannya.

Berdasarkan penelitian Miko di tahun 2016, Metode Sahli memiliki

sensitifitas nilai indeks 100%, spesifisitas nilai anemia ibu hamil 6,1%,

sedangkan perhitungan uji reliabilitas 1,16%. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa metode sahli kurang disarankan karena false positif mikrokuvet

tinggi. Salah satu metode pengukuran haemoglobin yang praktis

digunakan saat ini adalah dengan menggunakan alat Easy touch GCHb.
30

Alat kesehatan ini tidak hanya digunakan untuk memeriksa haemoglobin

dalam darah, tetapi juga untuk mengukur kadar gula darah dan kolesterol.

Easy touch GCHb memiliki keuntungan sangat mudah digunakan,

prosesnya cepat, murah serta telah lulus uji, sehingga dapat digunakan

sendiri tanpa bantuan tenaga medis.

3.8 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara sebagai jawaban atas pertanyaan

yang dipaparkan pada rumusan masalah penelitian. Hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

2. H0 : Buah kurma tamr tidak efektif terhadap peningkatan kadar hemoglobin

pada ibu hamil trimester II

3. Ha : Buah kurma tamr efektif terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada

ibu hamil trimester II

3.9 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sampel,

yang meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang

berkaitan dengan sampel seperti buku KIA.

2. Teknik pengumpulan data

a. Wawancara
31

Wawancara dilakukan untuk mengetahui keterangan tentang

datadata yang diperlukan oleh peneliti. Wawancara dilakukan untuk

mengetahui data identitas sampel.

b. Pemeriksaan

Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan untuk mengetahui

kadar hemoglobin sampel sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui kadar HB sebelum dan

sesudah diberikan jus buah bit dan kurma.

3.10 Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data adalah bentuk pengolahan terhadap data untuk membuat

data itu berguna sesuai dengan hasil yang diinginkan agar dapat digunakan

(Saputra, 2012). Pengolahan data dilakukan setelah proses pengumpulan

data selesai dilakukan. Tahapan pengolahan data penelitian terbagi atas

empat tahap antara lain:

a. Editing

Proses memastikan bahwa data yang terkumpul (dari responden)

telah diisi lengkap, diisi sesuai dengan petunjuk, dan konsisten sehingga

siap diolah.

b. Coding

Kegiatan pemberian kode atau simbol pada keterangan – keterangan

tertentu untuk mempermudah peneliti saat analisa dan juga mempercepat

pada saat entry data.


32

c. Tabulating

Kegiatan pemberian skor pada setiap item dan kegiatan mengubah

jenis data atau memodifikasi sesuai dengan tehnik analisis yang

digunakan peneliti.

d. Entry Data

Entry data yaitu jawaban-jawaban dari semua responden yang sudah

dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukan kedalam program atau

software computer. Software computer ini bermacam-macam, masing-

masing memilliki kelebihan dan kekuranganya, salah satu paket program

yang paling umum digunakan untuk entry data penelitian adalah program

SPSS.

e. Cleaning

Pembersihan atau pengecekan ulang terlebih dahulu data yang sudah

di dapatkan dari lembar kuesioner oleh peneliti agar semua data yang

didapat terhindar dari kesalahan sebelum dilakukan analisis. Sebelum

dilakukan pengelolahan data, peneliti memeriksa kembali data kuesioner

yang sudah di entry. Peneliti memeriksa apakah ada data yang tidak

masuk kedalam analisa program komputer, dan apakah sudah benar

pengkodeanya. Setelah semua sudah benar dan dibersihkan maka data

kuesioner kualitas hidup dilanjutkan dengan analisa data.

2. Analisis Data

Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini dan dilakukan uji

statistik dengan menggunakan program SPSS.


33

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan dengan analisis deskriptif untuk

melihat karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Hasil analisis

akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan secara deskriptif dan analitik. Analisis

bivariat secara deskriptif dilakukan dengan membuat tabulasi silang antar

variabel. Analisis bivariat menggunakan uji statistik Paired t-test bila

data berdistribusi normal. Apabila nilai p < 0,05 maka buah kurma tamr

dinyatakan efektif dan jika p > 0,05 maka buah kurma tamr dinyatakan

tidak efektif terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil

trimester II.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2014. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka


Ani, LS. 2016. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Briawan, D. 2013. Anemia Masalah Gizi pada Remaja Wanita. Jakarta: EGC.
Department of Health South Australia, 2016. South Australian Perinatal Practice
Guidelines. Australia.
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. 2020. Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun
2019. Jambi : Dinkes Provinsi Jambi.
. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2017. Jambi : Dinkes
Provinsi Jambi.
Eman Abdul Rahman Assirey. Nutrional composition of fruit of 10 date palm
(Phoenix Dactylifera L) cultivars grown in Saudi Arabia. Jurnal of Taibah
University for science 9. 2015;9:75-9
Ghaniy, Prambudi. 2019. Perbedaan Hemoglobin Dengan Metode Point Of
CareTesting Dan Cyanmethemoglobin. Tugas Akhir.
Istianah et al. 2019. “Pengaruh Sayur Bayam Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Di Klinik Fatimah Medika Terung Kulon Krian Sidoarjo.” Seminar
Nasional INAHCO (Indonesian Anemia & Health Conference) 2019 173–82.
Kautshar , Namchar. 2013. Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengonsumsi Tablet Zat
Besi (Fe) Di Puskesmas BaraBaraya. Universitas Hasanudin.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/ .
Manuaba, I. 2010. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.
Marshall, Janette. 2009. Makanan Sumber Tenaga. Jakarta : Erlangga
Masturoh, I., dan N. Anggita. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta
Miko A, Alfrisyah, nurbaiti. Validitas dan Reliabilitas Metode Sahli Dalam
Penilaian Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam
Aceh Besar. AcTion Journal, Volume 1, Nomor 1, Mei 2016.
Notoadmojo, Soekidjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka.
Cipta.
Nugroho, T, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1: Kehamilan. Yogyakarta;
Nuha Medika.
Parvin et al. 2015. Nutritional Analysis of Date Fruits (Phoniex Dactylifera L.) in
Perspective of Bangladesh. Journal of Life Sciences, vol. 3 (4), 274-278.
Prawirohardjo, S. 2016. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, Edisi Ke-4.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prakash, S., & Yadav, K. 2015. Maternal Anemia in Pregnancy: An Overview.
International Journal of Pharmacy & Pharmaceutical Research. October
2015 vol.4, issue: 3. ISSN: 2349-7203. Diunduh 25/10/2022, dari
http://www.ijppr.humanjournals.com
Proverawati A. 2015. Anemia dan Anemia kehamilan. Cetakan II. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Saifuddin, A. B., Rachimhadhi, T., Wiknjosastro, G. H. 2010. Ilmu Kebidanan
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sephia, Elmarossa Dinda. 2020. “Pengaruh Pemberihan Sari Kurma (Phoenix
Dactylifera) Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil.” Jurnal
Medika Hutama 02(01):377–81.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA
Suhartiningsih. 2017. Hubungan Anemia pada Ibu Bersalin dengan Kejadian
Inersia Uteri Kala I di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016. Karya
Tulis Ilmiah, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah . Yogyakarta
Sulistyoningsih H. 2014. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Cetakan II.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tesya, Resy, and Mulianda Aprita. 2019. “Bahaya Kehamilan Pada Ibu Hamil
Trimester III Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia 2018.” Jurnal
Ilmiah Kebidanan 5(1):29–33.
Walyani, ES. 2017. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Cetakan II. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Wardiyah, Aryanti. 2017. “Hubungan Anemia Dengan Kejadian Abortus Di Rsud
Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.” Jurnal Keperawatan 7(1):1–5.
doi: 10.22219/jk.v7i1.3236.
Waryana. 2016. Promosi Kesehatan, Penyuluhan, dan Pemberdayaan Masyarakat.
Yogyakarta : Nuha Medika.
World Health Organization. 2021. Prevalence of anaemia in women aged 15 – 49,
by pregnancy status. Geneva: WHO: 2021.
. 2015. The Global Prevalence Of Anemia in 2011.
Geneva : World Health Organization.
PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK IKUT PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:


Nama :
Alamat :
Umur :
Setelah mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan serta memaham penelitian
yang dilakukan dengan judul:

Efektifitas Pemberian Buah Kurma Pada Ibu Hamil Trimester II Terhadap


Peningkatan Kadar Hemoglobin di Puskesmas Kasang Pudak Muaro Jambi
Tahun 2023

Yang dibuat oleh:


Nama : Syamsidar
NIM : 213001070106
Dengan ini saya menyatakan kesediaan untuk berperan serta menjadi
responden dan bersedia melakukan pemeriksaan sesuai dengan data yang
diperlukan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa ada
paksaan di pihak manapun.

Yang membuat pernyataan

(...........................................)
LEMBAR OBSERVASI KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL

Nama :

Pendidikan terakhir :

Pekerjaan :

Hari/Tanggal Pemeriksaan Pre-test :

Kadar Hb Pretest :

Hari/Tanggal Pemeriksaan Post-test :

Kadar HB Post test :

Beri tanda centang (√) pada kolom buah kurma setelah mengkonsumsi buah kurma sebanyak 5-7 butir (100 gram)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
HALAMAN KONSULTASI BIMBINGAN PROPOSAL SKRIPSI

S1 KEBIDANAN

Nama : Syamsidar

NIM : 213001070106

Judul Skripsi : Efektifitas Pemberian Buah Kurma Pada Ibu Hamil Trimester Ii

Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin di Puskesmas Kasang

Pudak Muaro Jambi Tahun 2023

NO HARI/TANGGAL URAIAN/MATERI TTD


BIMBINGAN

Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Kebidanan

Diane Marlin, SST., M.Keb


NIDN. 1009059001

Anda mungkin juga menyukai