Anda di halaman 1dari 78

META-ANALISIS PENGARUH PRENATAL YOGA PADA IBU

HAMIL TERHADAP STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI


DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Magister


Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Utama Peminatan Kesehatan Ibu dan Anak

Oleh :
ADETYA WULANDARI
NIM S022102001

SEKOLAH PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

META ANALISIS PENGARUH PRENATAL YOGA PADA IBU HAMIL


TERHADAP STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI DALAM
MENGHADAPI PROSES PERSALINAN

TESIS

Oleh :
Adetya Wulandari
NIM S022102001

Komisi Nama Tanda Tanggal


Pembimbing Tangan
Pembimbing I Dr. Hanung Prasetya,S.Kp. S.Psi., M.Si.
NIP : 19710404 199403 1 002 11 Juli 22
Pembimbing II Prof. Bhisma Murti, dr., MPH., M.Sc., Ph.D.
NIP : 19551021 199412 1 001 ............... ...............

Mengetahui,
Kepala Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Pascasarjan Universitas Sebelas Maret

Prof. Bhisma Murti, dr., MPH., M.Sc., Ph.D


NIP : 19551021 199412 1 001

ii
LEMBAR ORISINALITAS DAN HAK PUBLIKASI

Peneliti menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tesis yang berjudul “Meta Analisis
Pengaruh Prenatal Yoga pada Ibu Hamil Terhadap Stres, Kecemasan, dan Depresi
dalam Menghadapi Proses Persalinan” adalah karya penelitian peneliti sendiri, dan
bebas plagiat serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain
untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis ataupun diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan
sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar
pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiasi dalam karya ilmiah ini,
maka peneliti bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Surakarta, 2022
Penulis

Adetya Wulandari

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
atas berkat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan proposal tesis dengan judul
“Meta Analisis Pengaruh Prenatal Yoga pada Ibu Hamil Terhadap Stres, Kecemasan,
dan Depresi dalam Menghadapi Proses Persalinan”. Dalam penyusunan hingga
terwujudnya proposal tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih, terutama kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. H. Jamal Wiwoho, SH., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D. selaku Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Prof. Bhisma Murti, dr., MPH., M.Sc., Ph.D. selaku Kepala Program Studi Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku
pembimbing kedua yang telah memberikan masukan dan arahan dalam proses
bimbingan..
4. Dr. Hanung Prasetya,S.Kp. S.Psi., M.Si. selaku pembimbing pertama yang telah
memberikan masukan dan arahan dalam proses bimbingan.
5. Dr. Eti Poncorini Pamungkasari, dr., M.Kes. selaku penguji pertama yang telah
memberikan masukan dan arahan dalam proses bimbingan.
6. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ilmu dan memberi
arahan selama penyusunan Tesis.
7. Orangtua, keluarga, dan teman-teman serta seluruh pihak yang selalu memberikan
dukungan semangat, doa, dan motivasi selama menyusun tesis.

iv
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal tesis ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu pada kesempatan ini peneliti mohon kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan penyusunan di masa-masa mendatang.

Surakarta, 2022

v
ABSTRAK

Adetya Wulandari. S022102002. Tesis. Meta-Analisis Pengaruh Prenatal Yoga Pada


Ibu Hamil Terhadap Stres, Kecemasan, Dan Depresi Dalam Menghadapi Proses
Persalinan.

Latar Belakang: Wanita hamil sangat rentan mengalami komplikasi atau risiko tinggi
selama kehamilan terutama saat menjelang persalinan sehingga menyebabkan
kecemasan dan stress. Prenatal yoga diketahui dapat merileksasi pernapasan yang dapat
melenturkan otot dan mengurangi kecemasan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
pengaruh prenatal yoga pada ibu hamil terhadap kecemasan dan stress dalam
menghadapi proses persalinan.
Subjek dan Metode: Penelitian ini merupakan meta-analisis dengan PICO berikut,
populasi: ibu hamil. Intervensi: prenatal yoga. Perbandingan: tidak melakukan prenatal
yoga. Hasil: berkurangnya stress dan kecemasan. Kata kunci untuk mencari artikel
“Prenatal Yoga” OR “Pregnancy yoga” AND “Anxiety” AND “Depression” AND
“Stress” AND “randomized controlled trial”. Artikel yang disertakan adalah bahasa
inggris teks lengkap dan dengan desain studi randomized controlled trial dari tahun 2009-
2021. Pemilihan artikel dilakukan dengan menggunakan PRISMA flow diagram. Artikel
dianalisis menggunakan aplikasi Review Manager 5.3.
Hasil: Sebanyak 13 studi RCT dari benua Asia, Amerika dan Eropa dipilih untuk
tinjauan sistematis dan meta-analisis. Berdasarkan 9 artikel menyatakan bahwa ibu hamil
yang melakukan prenatal yoga dapat mengurangi kecemasan menghadapi persalinan
sebesar 0.86 kali dibandingkan tidak melakukan prenatal yoga (SMD= -0.86; CI 95% -
1.50 hingga -0.21; p= 0.010). Dari 7 studi RCT menyimpulkan bahwa ibu hamil yang
melakukan prenatal yoga dapat mengurangi depresi menghadapi persalinan sebesar
0.69 kali dibandingkan tidak melakukan prenatal yoga (SMD= -0.69; CI 95% -1.32
hingga -0.06; p= 0.03) dan5 artikel menyatakan bahwa ibu hamil yang melakukan
prenatal yoga dapat mengurangi stres menghadapi persalinan sebesar 1.23 kali
dibandingkan tidak melakukan prenatal yoga (SMD= -1.23; CI 95% -1.59 hingga -0.87;
p< 0.001).
Kesimpulan: Prenatal yoga dapat mengurangi kecemasan, depresi dan stress pada ibu
hamil dalam menghadapi proses persalinan.

Keywords: anxiety, stress, pregnancy, prenatal yoga

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii


LEMBAR ORISINALITAS DAN HAK PUBLIKASI ............................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................................. ivi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xx
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
A. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
B. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
C. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 6
A. Kajian Teori ................................................................................................... 6
B. Keaslian Penelitian....................................................................................... 27
C. Kebaruan Penelitian ..................................................................................... 28
D. Kerangka Berpikir........................................................................................ 29
E. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 30
A. Desain Penelitian ......................................................................................... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 30
C. Teknik Pengambilan dan Analisis Data ....................................................... 30
D. Langkah Penelitian....................................................................................... 33
F. Variabel Penelitian ....................................................................................... 34
G. Definisi Operasional Variabel...................................................................... 34
H. Instrumen Penelitian .................................................................................... 35
I. Analisis Penelitian ....................................................................................... 35

vii
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 37
A. Hasil Pencarian Artikel ................................................................. 37
B. Gambaran Lokasi .......................................................................... 38
C. Penilaian Kualitas Penelitian ......................................................... 42
D. Hasil Penelitian ............................................................................. 44
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 55
A. Pembahasan................................................................................... 55
1. Pengaruh Prenatal Yoga terhadaap Kecemasan ....................... 57
2. Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Depresi ............................... 58
3. Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Stres.................................... 59
B. Keterbatasan Publikasi .................................................................. 60
BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 61
A. Kesimpulan ................................................................................... 61
B. Manfaat.......................................................................................... 61
C. Saran .............................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63
LAMPIRAN

viii
DAFTAR SINGKATAN

WHO: World Health Organization


CRH: Corticotropin-Releasing Hormone
ACTH: Adrenocorticotropic
PICO: Population, Intervention, Comparison, And Outcome
CASP: Critical Appraisal Skills Programme
FEM: Fixed Effect Model
REM: Random Effect Model

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Centering ................................................................................................6


Gambar 2.2 Nadi Sodhana (Pernafasan) ....................................................................7
Gambar 2.3 Mountain ................................................................................................8
Gambar 2.4 Tree Pose (Vrksasana) ...........................................................................8
Gambar 2.5 Cow Pose-Cat Pose (Bitilasana Marjarisana).......................................9
Gambar 2.6 Peregangan Otot Leher ...........................................................................10
Gambar 2.7 Standing Lateral Stretch (Ardhakati Chakrasana) ................................10
Gambar 2.8 Triangle Pose (Trikonasana) .................................................................11
Gambar 2.9 Revolved Head to Knee Pose .................................................................11
Gambar 2.10 Twisting Variation (Janu Sirsasana) ...................................................12
Gambar 2.11 Melting heart pose (anahatasana) .......................................................14
Gambar 2.12 Posisi tidur yang nyaman (Savasana) ...................................................14
Gambar 2.13 Mekanisme His Normal .......................................................................19
Gambar 2.14 Kerangka Berpikir ................................................................................23
Gambar 3.1. Langkah Penelitian dengan PRISMA Flow Diagram ...........................29

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan penelitian Jatnika et al., (2016) dan Wulandari (2022) ...........22
Tabel 2.2. Perbedaan penelitian Arlym dan Pangarsi (2019) dan Wulandari (2022) 22
Tabel 2.3. Perbedaan penelitian Jannah dan Ningsih (2021) dan Wulandari (2022).23

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wanita akan sangat bangga bila dapat menikmati proses kehamilannya dengan
bahagia, dan dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani. Namun, wanita juga
rentan terhadap komplikasi atau risiko tinggi selama kehamilan. Hal ini dapat
menyebabkan kecemasan dan bahkan menyebabkan mereka mengalami depresi
sehingga menurunkan kesejahteraan mental dan fisik mereka (Danti et al., 2020).
WHO mengidentifikasi bahwa depresi merupakan sebab utama dari
kecacatan yang ada di dunia. Wanita hamil dan pasca melahirkan sangat rentan
terhadap penurunan kesehatan mental sebagai akibat dari peningkatan stres dan
kurangnya dukungan sosial. Pada tahun 2017, depresi mempengaruhi sekitar 13%
dan kecemasan mempengaruhi hingga 39% wanita hamil dan postpartum; namun,
secara umum diterima bahwa kedua kondisi tersebut kurang terdiagnosis dan
kurang diobati selama periode perinatal. Kondisi ini memiliki dampak merugikan
yang segera dan terus-menerus pada ibu dan anak (Davenport et al., 2018).
Depresi selama kehamilan sangat memprediksi depresi dan kecemasan
pascapersalinan; Depresi dan kecemasan berhubungan dengan perawatan diri yang
berkurang, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, serta gangguan
pengasuhan dan ikatan dengan bayi. Depresi dan kecemasan ibu juga telah
dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan anak (perkembangan kognitif,
emosional dan sosial). Perawatan standar untuk depresi dan kecemasan termasuk
intervensi farmakologis dan psikologis tetapi dampak jangka panjang dari beberapa
obat pada janin belum ditetapkan dan psikoterapi bisa mahal dan sulit diakses.
Konsekuensi dari membiarkan gangguan ini tidak diobati bisa parah. Pada wanita
yang tidak hamil, olahraga mungkin sama efektifnya dengan antidepresan dan
psikoterapi untuk mengobati depresi ringan hingga sedang (yaitu, ukuran efek
sedang) (Davenport et al., 2018).
Beberapa penelitian melaporkan bahwa 50% ibu hamil di Indonesia
mengalami depresi, dan gangguan kesehatan mental. 2% di dunia pernah
mengalami gangguan jiwa yang disebabkan oleh kecemasan dan depresi. Walaupun
1
terlihat kecil, namun sebenarnya merupakan jumlah yang besar dan hal ini menjadi
masalah besar khususnya bagi bidan yang mengupayakan angka penurunan ibu
hamil sata kesakitan dan kematian. Namun, kenyataannya banyak sekali ibu yang
mengandung ini belum mengetahui cara mengatasi gangguan jiwa (Danti et al.,
2020). Dari penelitian yang dihasilkan Faujiah et al. (2020) memperlihatkan adanya
hubungan antara kelahiran prematur dengan stress yang di alami. Stres yang
dihasilkan meningkatkan perilaku berisiko seksual, mengurangi penggunaan
perawatan prenatal untuk mendeteksi infeksi, dan menurunkan kepatuhan terhadap
pengobatan, sehingga berkontribusi pada persalinan prematur terkait infeksi.
Menurut Kusumaningrum et al. (2019), Bayi prematur berisiko mengalami
komplikasi asfiksia karena belum sempurnanya pembentukan organ vital dan
kemampuan organ pada pernapasan bayi karena kurangnya fungsi dalam
menjalankannya. Pre-eklampsia adalah faktor predisposisi insufisiensi plasenta
yang salah satunya dapat menyebabkan intrapartum dan hipoksia ante, yang
menyebabkan tumbuh kembang janin terlambat dan menjadikan premature dalam
persalinan.
Olahraga selama hamil dapat meningkatkan stamina, membuat tidur lebih
nyenyak, memperbaiki mood, dan mengurangi kecemasan. Ini karena olahraga
dapat melepaskan endorfin dari otak. Salah satu jenis olahraga yang dapat
diterapkan untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kualitas tidur adalah
yoga prenatal (Aflahiyah et al., 2020).
Yoga prenatal adalah gerakan tubuh yang disertai relaksasi pernapasan yang
dapat melenturkan otot dan mengurangi kecemasan ibu hamil dalam upaya
mempersiapkan proses persalinan. Yoga prenatal merupakan perpaduan antara
gerakan yoga antenatal dengan gerakan senam hamil yang terdiri atas posisi
(mudra), gerakan pernapasan (pranayama), relaksasi, dan meditasi yang mampu
memberikan ibu hamil kelancaran dalam persalinannya (Amalia, 2021).
Aktivitas fisik dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan. Yoga
umumnya digunakan sebagai terapi manajemen stres yang melibatkan manusia
secara keseluruhan. Yoga lebih sering dipilih sebagai terapi kecemasan atau depresi
dibandingkan terapi farmakologis atau pengobatan konvensional karena tidak
memiliki efek samping dan memiliki manfaat lebih (Ningrum et al., 2019).

2
Respon emosional merupakan kecemasan yang tidak disertai dengan objek
tertentu untuk dikomunikasikan secara langsung secara interpersonal dengan
pengalaman secara subjektif. Dengan cara fisiologis, respon yang dialami tubuh
terhadap kecemasan ini merupakan pengaktifan sistem saraf otonom (parasimpatis
dan simpatis). Pada sistem saraf parasimpatis ini akan menyebabkan respon tubuh
sedangkan sistem saraf yang simpatis dapat mengaktifkan proses pada tubuh.
Ketika korteks pada otak mendeteksi suatu rangsangan, maka pada rangsangan
tersebut akan dikirimkan melalui saraf simpatis ke kelenjar adrenal yang nantinya
mampu mengeluarkan epinefrin atau adrenal sehingga efek yang dihasilkan seperti
pernapasan lebih mendalam, peningkatan denyut nadi, serta peningkatan tekanan
pada darah (Amalia, 2021).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Arlym dan Pangarsi (2019)
Perasaan ditandai dengan adanya rasa khawatir atau takut yang mendalam dan
berkelanjutan merupakan gangguan alam dan bagian dari kecemasan. Yoga adalah
latihan yang diperuntukkan pada pikiran dan olah tubuh yang mampu memberi
ketenangan pada hati, serta ketentraman pada jiwa kita. Yoga mampu menaikkan
mood selama masa hamil sehingga ibu akan nyaman dalam kehamilannya dan
menyiapkan untuk persalinannya. Ibu hamil yang berolahraga dengan yoga atau
yang bisa disebut prenatal yoga mampu memberi ibu hamil rasa nyaman karena
kualitas tidur akan meningkat, tidak hanya itu daya tahan tubuh pun ikut meningkat,
selain itu, dapat melancarkan aliran pada darah sehinnga mampu mensuply banyak
oksigen. Dengan ini, ibu yang mengandung dapat merasakan sehat pada fisiknya
hingga akhirnya dapat merasakan sehat pada psikologisnya.
Hormon relaksin akan dikeluarkan oleh ibu mengandung yang
melaksanakan prenatal yoga sehingga tubuhnya merasakan kenyamanan yang
akhirnya dapat memberi ibu hamil ketenangan pada dirinya. systematic review dan
meta analisis merupakan bagian dari penelitian yang dilakukan. Meta analisis
adalah alat yang penting untuk digunakan dalam mensintesis bukti yang diperlukan
dalam memberikan informasi pada keputusan yang di ambil dan kebijakan secara
klinis. Kajian sistematis berfungsi sebagai peringkasan literatur yang tersedia dalam
metode penggunaan parameter pencarian secara spesifik yang diikuti oleh penilaian
logis dan kritis dari beberapa studi primer. Data sekunder berupa data yang

3
dihasilkan dari penelitian sebelumnya adalah penelitian yang dilakukan. Meta-
analisis ini merupakan cara merangkum dan mensintesis secara kuantitatif berbagai
estimasi yang paling akurat. Berdasarkan latar belakang diatas dilakukanlah
penelitian terkait meta-analisis dalam pengaruhnya pada prenatal yoga oleh ibu
yang memiliki kandungan terhadap stres, depresi, dan kecemasan, dalam
menghadapi proses persalinan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dilakukan penelitian ini adalah bagaimana meta-analisis
dapat mempengaruhi prenatal yoga pada ibu hamil terhadap stres, kecemasan, dan
depresi dalam menghadapi proses persalinan?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan yakni melakukan meta analisis pengaruh terhadap
prenatal yoga yang dialami ibu hamil pada tingkat stres, kecemasan, dan depresinya
dalam menghadapi proses persalinan.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dari penelitian yang dihasilkan sebelumnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan referensi untuk penelitian yang selanjutnya dalam membuat penelitian terkait
pengaruh dalam prenatal yoga yang dialami ibu hamil terhadap stres, kecemasan,
serta depresi dalam menghadapi proses persalinan.
b. Bagi Peneliti Lain
Penelitian yang dilakukan dapat menjadi sumber referensi dan rujukan dalam
penelitian meta-analisis selanjutnya atau penelitian terkait pengaruh prenatal yoga
bagi ibu hamil terhadap kecemasan, stres, dan depresi dalam menghadapi proses
persalinan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Praktisi Kesehatan

4
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, salah satunya dapat dijadikan rujukan
untuk meningkatkan jumlah promosi pada kesehatan, mengambil keputusan dalam
membuat kebijakan dan kewaspadaan tentang pengaruh prenatal yoga pada ibu
hamil terhadap stres, kecemasan, dan depresi dalam menghadapi proses persalinan.
b. Bagi Masyarakat
Masyarakat terutama ibu hamil dapat memahami dan mengerti pengaruh dari
prenatal yoga terhadap stres, depresi, dan kecemasan saat berhadapan dengan
proses persalinan terhadap ibu yang sedang mengandung.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Prenatal Yoga
a. Definisi
Yoga diartikan sebagai sistem kuno yang berasal dari India yakni dengan praktik
pikiran-tubuh dikenal sebagai praktik kesehatan dengan berbagai kondisi
imunologis, neuromuskular, nyeri, dan psikologis. Yoga adalah kata yang berasal
dari akar bahasa Sansekerta yuj yang berarti memasangkan, menggabungkan, dan
mengarahkan serta memusatkan perhatian seseorang. Praktik dan filosofi ini
pertama kali dijelaskan oleh Patanjali dalam teks klasik Yoga Sutras. Diperkirakan
mengubah regulasi sistem saraf dan fungsi sistem fisiologis (misalnya, kekebalan,
endokrin, neurotransmitter, dan kardiovaskular) dan meningkatkan kesejahteraan
psikologis (misalnya, frekuensi keadaan suasana hati yang positif dan optimisme)
dan kebugaran fisik (misalnya, kekuatan, fleksibilitas, dan daya tahan)
(Bolanthakodi et al., 2018). Yoga prenatal adalah gerakan senam diperuntukkan ibu
hamil dengan tujuan sebagai persiapan mental, fisik, dan spiritual bagi ibu hamil
(Riawati, Budihastuti dan Prasetya, 2021).
Dalam pengaruhnya, pula hipotalamus dapat dipengaruhi oleh yoga untuk
menekan sekresi CRH yang nantinya dapat berpengaruh terhadap kelenjar hipofisis
lobus anterior dalam penekanan untuk mengeluarkan hormon ACTH sehingga hasil
produksi hormon kortisol dan adrenal dapat turun dan hormon endorpin akan
diperintah keluar oleh kelenjar hipofisis lobus anterior. Hormon penyebab
disregulasi tubuh pada peningkatan saraf simpatis dapat berkurang jumlahnya
dengan menerapkan yoga ini. Sistem pada saraf parasimpatis pun memberikan
sinyal yang bisa memengaruhi keluarnya katekolamin. Akibatnya, irama nafas,
detak jantung, tekanan darah, tingkat metabolisme, ketegangan otot, dan produksi
hormon yang menjadi penyebab stress dan kecemasan pun dapat berkurang
(Maharani dan Hayati, 2020).
b. Gerakan prenatal yoga

6
Gerakan-gerakan yang terdapat pada prenatal yoga adalah sebagai berikut
(Suananda, 2018):
1) Berlatih dengan memusatkan perhatian (centering)
Memusatkan perhatian atau yang bisa disebut centering penting digunakan
dalam latihan awal. Saat senam akan dimulai, mungkin banyakhal yang masih
dipikirkan oleh ibu sehingga perlu adanya bantuan pemusatan perhatian kepada
sang ibu, tenangkan pikiran, kemudian fokus terhadap latihan dan yang ada
dipikiran ibu hanyalah ibu serta janin yang dikandungnya. Kata kata positif
harus selalu digunakan agar rasa nyaman, percaya diri, semangat dan tenang
bangkit kembali.

Gambar 2.1 Centering (Suananda, 2018)


2) Pernafasan (pranayama)
Latihan pada pernafasan atau pranayama butuh pelatihan karena napas
merupakan bagian dari unsur yang penting didalam berhasilnya mengejan
ketika proses persalinan dan menenangkan pikiran. Bernafas senyaman
mungkin dapat membuat oksigen masuk ke tubuh sehingga menciptkakan
kesegeran diri untuk sang ibu. Tiap gerakan pada senam hamil diikuti
pernafasan akan dilaksanakan dengan cara mulut posisi menutup sembari
menarik nafas lalu keluarkan secara perlahan dan lembut. Dinding pada perut
akan naik ketika kita menarik nafas lalu turun ketika kita mengeluarkan nafas

7
melalui mulut. Ibu harus mengatur posisi duduknya, bersila sembari
mengeluarkan nafas lewat mulut. Nadi Sodhana merupakan salah satu teknik
pernafasan yang dapat dipraktikkan. Nadi Sodhana merupakan pernafasan
secara bergantian dari bagian lubang hidung kiri dan lubang hidung kanan.
untuk menutup lubang hidung kanan ibu dapat menggunakan ibu jari dan untuk
lubang hidung bagian kiri menggunakan jari kelingking.

Gambar 2.2 Nadi Sodhana (Pernafasan) (Suananda, 2018)


3) Gerakan pada pemanasan (warming up)
Pemanasan yaitu ketika tubuh butuh persiapan untuk melaksanakan gerakan
yang nantinya akan dipraktikan. Gerakan yang terbilang berat haruslah
dihindari karena tubuh mungkin belum siap menerima aktivitas tersebut.
Pemanasan adalah waktu yang cocok dalam pengenalan tiap bagian tubuh
seperti posisi kaki, tulang pinggul dan bagian tubuh lainnya.
4) Gerakan inti
a. Stabilisasi
Perubahan pada beban yang berada di tubuh kita bisa membuat kestabilan pada
badan berubah. Pusat dari gravitasi akan berpindah ke depan sebab hormon
relaxin akan membuat sendi melonggar. Fungsi gerakan ini sebagai kestabilan
postur tubuh, rongga panggul, memperkuat otot kaki dan punggung. Gerakan
stabilisasi dapat dilihat berikut ini:

8
1) Mountain pose (tadasana)
Posisikan berdiri secara nyaman dan stabil saat hamil, adanya jarak kedua kaki
menyesuaikan kenyamanan. Posisi berdiri yakni berat badan dibagi dengan rata
yang sama.

Gambar 2.3 Mountain (Suananda, 2018)


2) Tree Pose (Vrksasana)
Berat pada badan dipindahkan ke bagian kaki kanan, kemudian lutut kiri
ditekuk dan letakkan telapak kaki kiri kita di bagian kaki kanan punggung, betis
kanan atau paha di dalam kaki bagian kanan. Kedua tangan disatukan di depan
dada. Kemudian jaga keseimbangan tubuh untuk beberapa saat.

9
Gambar 2.4 Tree Pose (Vrksasana) (Suananda, 2018).
3) Cow pose-cat pose (bitilasana marjarisana)
Melakukan posisi merangkak. Tarik napas, angkat kepala kita sedikit, jauhkan
telinga dan bahu, kemudian tulang ekor mengarah ke atas sedikit. Kemudian
napas di keluarkan, kepala ditundukkan, tulang ekor dibawa masuk ke arah
bagian dalam. Gerakan ini mampu membuat tulang bagian belakang lebih
stabil.

10
Gambar 2.5 Cow Pose-Cat Pose (Bitilasana Marjarisana) (Suananda, 2018).
b. Peregangan
Bagian ini penting untuk dilakukan dalam merelaksasi otot terutama pada
erector spina, quadrus lumborum, otot oblique interna dan eksterna. Kelenturan
pada sendi tulang belakang dijaga dan rongga dada diberikan ruang. Gerakan
pada peregangan sebagai berikut:
1) Peregangan Otot Leher
Dapat dilakukan pada posisi berdiri ataupun duduk. Angkatlah tangan kanan
kemudian letakkan ke bagian telinga kiri. Peregangan dilakukan ke bagian sisi
kanan dan sebaliknya. Fungsi dari peregangan ini sebagai peregangan otot-otot
pada area leher.

11
Gambar 2.6 Peregangan Otot Leher (Suananda, 2018).
2) Standing lateral stretch (ardhakati chakrasana)
Posisikan badan berdiri kemudian bukalah kedua kaki selebar panggul.
Kemudian tarik nafas, rekatkan jari jari lalu angkat ke atas. Napas dikeluarkan
dan arahkan kedua tangan pada bagian sisi kanan lalu tahanlah beberapa saat.

Gambar 2.7 Standing Lateral Stretch (Ardhakati Chakrasana) (Suananda,


2018).

3) Triangle pose (trikonasana)

12
Bukalah kaki dengan lebar, membentuk kaki pararel dan menghadap ke depan.
Kaki kanan diputar ke luar, perut, panggul tidak perlu berputar. Kemudian tarik
napas lalu buka kedua tangan ke arah samping.

Gambar 2.8 Triangle Pose (Trikonasana) (Suananda, 2018).


4) Revolved head to knee pose (parivrtta janu sirsasana)
Kedua kaki lurus dengan posisi duduk. Buka lutut ke arah lantai kemudian
tekuk dan dekatkan tumit bagian kanan ke bagian paha kiri bagian dalam.
Taruh tangan kiri di lantai. Lalu tariklah napas kemudian angkatlah tangan
kanan ke atas, kemudian nafas dikeluarkan dan bawalah tangan kanan ke arah
kiri.

13
Gambar 2.9 Revolved Head to Knee Pose (Parivrtta Janu Sirsasana)
(Suananda, 2018).
5) Twisting variation (janu sirsasana)
Buka lutut kiri ke arah lantai dengan posisi duduk. Taruhlah tangan bagian
kanan di depan lutut kanan dan tangan kiri berada di belakang lutut kiri. Lalu
tariklah napas dan tulang belakang di tegakkan. Napas dikeluarkan lalu putar
badan ke kanan dan ke kiri secara perlahan.

Gambar 2.10 Twisting Variation (Janu Sirsasana) (Suananda, 2018).


6) Peregangan otot pinggang

14
Tekuklah lutut dan tidur secara telentang, telapak tangan diletakkan di
pinggang. Secara perlahan angkatlah pinggang kita. Lakukan gerakan sejumlah
8 kali.
7) Peregangan lutut
Posisi badan tidur terlentang, tekuklah lutut bagian kanan. Kemudian gerakkan
lutut bagian kanan ke arah kanan dan kembali ke semula. Dilakukan sebanyak
8 kali pada kedua lutut.
8) Peregangan otot kaki
Duduk dengan posisi kaki lurus ke depan dan tubuh bersandar tegak lurus
(rileks). Perlahan tariklah jari ke arah tubuh kemudian lipatlah ke depan.
Dilakukan 10 kali. Setelah itu, tariklah kedua telapak kaki ke tubuh dengan
perlahan kemudian doronglah ke arah depan. Dilakukan sebanyak 10 kali.
c. Persiapan proses persalinan
Ketika proses persalinan, area yang perlu diperhatikan ialah panggul dan
sekitarnya. Pada saat persalinan dan proses mengejan tubuh butuh proses kelenturan
dan kekuatan otot dasar panggul. Hal ini bertujuan untuk memberi melenturkan otot
area panggul dan paha antara lain hamstring, peregangan pada otot dasar panggul,
quadriceps femoris, gluteus group, dan adductor group. Memberikan ruang pada
janin supaya masuk ke panggul pada trimester III supaya meringankan nyeri pada
panggul dan punggung. Gerakannya sebagai berikut:
1) Bound angle pose (baddha konasana)
Posisi badan duduk, tekuk kemudian bukalah kedua lutut ke arah lantai. Satukanlah
kedua telapak kaki dan pegangi dengan tangan. Tariklah nafas kemudian tulang
belakang di tegakkan. Tulang belakang tetap tegak, bawalah tubuh ke depan sedikit
dan perut tidak boleh terkena tekanan. Gerakan ini bisa dikombinasi dengan senam
kegel.
2) Garland pose (malasana)
Posisikan badan jongkok, kemudian bukalah kedua kaki sedikit lebar. Kemudian
kedua telapak kaki diletakkan di lantai. Pastikan lutut harus membuka lebar
(secukupnya) untuk memberi ruang bagi janin. Bawalah siku masuk ke kanan di
depan lutut kanan dan bawa masuk siku kiri di depan lutut kiri. Tekan telapak
tangan dan satukanlah di depan dada.

15
3) Latihan mengedan dan posisi persalinan
Ibu hamil latihan gerakan ini pada usia kehamilan sama dengan atau lebih dari 37
minggu. Yang dilakukan pada gerakan ini yakni bagaimana cara mengatur napas
ketika mengedan selama prosesdan persalinan posisi persalinan.
d. Restorative (gerakan relaksasi)
Pada gerakan ini mampu membantu pikiran dan tubuh kita menjadi relaks. Tujuan
dari gerakan ini untuk meregangkan otot yang kaku, mengembalikan stamina,
menenangkan tubuh, dan memberikan posisi yang nyaman.
1) Melting heart pose (anahatasana)
Posisikan badan menjadi berlutut, kemudian letakkanlah kedua tangan di atas lantai
dan jalankan kedua tangan hingga lurus ke depan kepala. Rebahkanlah dada,
kemudian pipi kanan berada di atas guling dan pejamkan kedua mata. Biarkan
kedua panggul terangkat, kemudian nikmati peregangan yang dirasakan di bagian
pinggang. Gerakan ini bisa dipraktikkan untuk ibu hamil yang letak janinnya
sungsang supaya membantu mengembalikan letak kepala pada posisi yang sesuai.

Gambar 2.11 Melting heart pose (anahatasana) (Suananda, 2018).


2) Posisi tidur yang nyaman (Savasana)
Posisi tidur adalah salah satu posisi yang dapat membuat hubungan antara ibu-janin
menjadi lebih dekat karena ibu bisa merasakan setiap gerakan janin yang berbicara
dari hati ke hati. Untuk menghindari tekanan pada vena cava inferior, dipastikan
ketika tidur posisi badan miring ke kiri. Kemudian memutar musik sambil
menyangga punggung ibu menggunakan bantal.

16
Gambar 2.12 Posisi tidur yang nyaman (Savasana) (Suananda, 2018).

2. Stres
a. Definisi
Stres adalah fenomena yang sangat personal yang bervariasi antara orang-orang
tergantung pada kerentanan dan ketahanan individu, dan antara berbagai jenis
tugas. Tingkat keparahan stres kerja tergantung pada besarnya tuntutan yang dibuat
dan rasa kontrol individu atau kebebasan pengambilan keputusan untuk
menghadapi stres. Stress merupakan sebuah persepsi ancaman, dengan akibat
kecemasan, ketidaknyamanan, ketegangan emosional, dan kesulitan dalam
penyesuaian. Stres terjadi ketika tuntutan lingkungan melebihi persepsi seseorang
tentang kemampuan untuk mengatasinya. Dalam situasi kelompok, kurangnya
struktur atau hilangnya motivasi membuat sulit atau tidak mungkin bagi kelompok
untuk mengatasi persyaratan situasi. Kepemimpinan tidak ada dan dibutuhkan
untuk mengatasi tuntutan situasi (Fink, 2016).
Secara biologis, stres adalah setiap stimulus yang akan mengaktifkan (i)
sistem HPA, sehingga memicu pelepasan hipofisis adrenokortikotropin (ACTH)
dan glukokortikoid adrenal dan (ii) sistem SAM dengan konsekuensi pelepasan
adrenalin dan noradrenalin (Fink, 2016).
Depresi dapat menyebabkan kecemasan, perasaan tidak efisien dalam
merawat bayi, ketidakmampuan beradaptasi dengan situasi baru, kehilangan

17
kendali, pikiran obsesif, ketakutan irasional hingga perasaan kecewa (Mahandaru
et al., 2021)
b. Tingkat stress
Menurut (Priyoto, 2014) gejala stres dibagi menjadi tiga yakni:
1. Stres Ringan
Stres ringan dapat dialami tiap orang, seperti arahkan, kemacetan, dan banyak
tidur. Kondisi stres ringan hanya dialami dalam hitungan menit atau jam. Ciri-ciri
yang akan dialami yakni penglihatan tajam, kemampuan menyelesaikan pelajaran
meningkat, energy meningkat namun cadangan energi menurun, perasaan tidak
santai, dan terkadang memiliki gangguan pada sistem seperti pencernaannya. Stres
ringan ternyata berguna karena mampu memicu seseorang untuk berusaha dan
berpikir secara cermat serta memiliki ketangguhan dalam menghadapi tantangan
yang ada di hidupnya.
2. Stres Sedang
Stres ini memakan waktu lebih dibanding stress ringan. Stres yang dapat
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya, permasalahan dengan keluarga, teman
ataupun anak yang sedang sakit. Beberapa ciri-ciri yang dapat diketahui ialah
badan terasa ringan, otot terasa menegang, sakit perut, perasaan tegang, dan
gangguan pada tidur.
3. Stres Berat
Stres berat merupakan suatu kondisi yang mungkin akan lama dirasakan seseorang,
bisa terjadi selama beberapa minggu hingga bulan seperti, kesulitan financial,
perseteruan perkawinan, berpisah dengan keluarga, psikologis sosial pada lansia,
perubahan fisik, dan memiliki penyakit kronis. Ciri dari stres ini yakni sulit
beraktivitas, sulit tidur, gangguan pada hubungan sosial, negatifistic, takut tidak
jelas, penurunan konsentrasi, kelelahan yang berlebihan, ketidakmampuan
menangani pekerjaan sederhana, meningkatnya rasa takut.
c. Alat Ukur Stress
Perceived Stress Scale (PSS) merupakan instrumen psikologis yang paling banyak
digunakan untuk mengukur persepsi stress, mencakup sejumlah pertanyaan
tentang tingkat stress yang dialami saat ini dengan menanyakan tentang perasaan
dan pikiran selama 1 bulan yang lalu. PSS dirancang untuk digunakan dalam

18
sampel masyarakat yang minimal berpendidikan Sekolah Menengah Pertama.
Item-item pertanyaan mudah dimengerti dan alternatif respons mudah dipahami
serta bersifat umum. Disamping itu dapat digunakan untuk kelompok populasi
manapun yang berbeda (Purnami dan Sawitri, 2019).
Pemberian skor diperoleh berdasarkan tanggapan,dimana besar skor
penilaian berlawanan dengan skor tanggapan. Misalnya 0 = 4, 1 = 3, 2 = 2, 3 = 1
& 4 = 0. Hasil skor tersebut, kemudian dijumlahkan. Range skor PSS antara 0-40.
Makin tinggi skor mengindikasi makin tinggi tingkat stress (Purnami dan Sawitri,
2019).

3. Kecemasan
a. Definisi
Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan yang dirasakan oleh wanita selama
kehamilan, yang mencerminkan ketakutan akan kesehatan, kesejahteraan bayi,
pengalaman pelayanan kesehatan, kemampuan untuk melakukan kehamilan dan
persalinan dan dampaknya, dan perawatan atau peran sebagai seorang ibu
(Ningrum, Budihastuti dan Prasetya, 2019).
b. Tingkat Kecemasan
Tingkat kecemasan bisa dikelompokkan didalam empat kategori, sebagai berikut
(Townsend, 1996 dalam (Syafitri, 2015)).
1. Kecemasan Ringan: dimana kecemasan yang berhubungan dengan rasa tegang
pada aktivitas sehari-hari juga dapat menjadikan pribadi yang waspada serta
meningkatnya presepsi yang dimiliki. Gejala yang terjadi pada tingkat ini
adalah hipersensitivitas, malaise, peningkatan kesadaran, peningkatan
persepsi, kemampuan belajar, perilaku situasional, dan peningkatan motivasi.
2. Kecemasan Sedang: salah satu tingkat kecemasan yang memungkinan orang
mengesampingkan masalah lain untuk fokus pada masalah penting. Sehingga
dapat membuat sesorang memberikan perhatian secara selektif, namun bisa
melakukan sesuatu secara terarah. Gejala yang terjadi pada tingkat ini ialah
persepsi menyempit, mudah lelah, pernapasan meningkat, kecepatan denyut
jantung, bicara cepat dengan volume tinggi, terfokusnya pada sesuatu yang

19
tidak meningkatkan kecemasan, kemampuan konsentrasi menurun, sering
menangis, dan ketegangan otot meningkat.
3. Kecemasan berat: seseorang cenderung akan lebiih fokus pada hal secara
spesifik, terinci, dan tidak mampu memikirkan hal lainnya. Pada tingkat ini,
sesorang perlu memberi arahan pada penderita. Gejala pada tingkat ini antara
lain sering kencing, diare, sakit kepala, insomnia, mengeluh pusing, presepsi
menyempit, dan perasaan ingin menyingkirkan kecemasan tinggi, palpitasi,
disorientasi, serta mudah bingung.
4. Panik: berkaitan dengan terperangah, ketakutan, dan teror lantaran mengalami
kendali akan sesuatu. Orang yang sedang panik tidak dapat melakukan sesuatu
meskipun sudah diberi arahan. Gejala dan tandanya adalah mengalami
halusinasi, dilatasi pupil, susah bernapas, palpitasi, menjerit, diaphoresis,
pembicaraan inkoheren, berteriak, pucat, ketidakmampuan merespon perintah
sederhana, dan delusi.
c. Alat Ukur
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), pertama kali dikembangkan oleh Max
Hamilton pada tahun 1956, untuk mengukur semua tanda kecemasan baik psikis
maupun somatik. HARS terdiri dari 14 item pertanyaan untuk mengukur tanda
adanya kecemasan pada anak dan orang dewasa. Skala HARS penilaian kecemasan
terdiri dari 14 item, meliputi: a. Perasaan Cemas, firasat buruk, takut akan pikiran
sendiri, mudah tersinggung. b. Ketegangan: merasa tegang, gelisah, gemetar,
mudah menangis, dan lesu, tidak bisa istirahat tenang, dan mudah terkejut. c.
Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila ditinggal sendiri, pada
binatang besar, pada keramain lalu lintas, dan pada kerumunan orang banyak. d.
Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak
pulas, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk, dan mimpi
menakutkan. e. Gangguan kecerdasan: daya ingat buruk, susah berkonsentrasi. f.
Perasaan depresi: hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih,
bangun dini hari, perasaan berubah-ubah sepanjang hari. g. Gejala somatik: sakit
dan nyeri otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk, suara tidak stabil. h. Gejala
sensorik: tinitus, penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas, dan
perasaan ditusuk-tusuk. i. Gejala kardiovaskuler: berdebar, nyeri di dada, denyut

20
nadi mengeras, perasaan lesu lemas seperti mau pingsan, dan detak jantung hilang
sekejap. j. Gejala pernapasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering
menarik napas, napas pendek/ sesak. k. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, perut
melilit, gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan
terbakar di perut, kembung, mual, muntah, buang air besar lembek, berat badan
turun, susah buang air besar. l. Gejala urogenital : sering kencing, tidak dapat
menahan air seni, amenorrhoe, menorrhagia, frigid, ejakulasi praecocks, ereksi
lemah, dan impotensi. m. Gejala otonom: mulut kering, muka merah, mudah
berkeringat, pusing, dan bulu roma berdiri. n. Perilaku sewaktu wawancara:
gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kerut kening, muka tegang, tonus otot
meningkat, napas pendek cepat, dan muka merah (Chrisnawati dan Tutuk, 2019).
Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan
kategori: 0= tidak ada gejala sama sekali, 1= satu gejala yang ada, 2=
sedang/separuh gejala yang ada, 3= berat/ lebih dari separuh gejala yang ada, 4=
sangat berat semua gejala ada Penentuan derajat kecemasan dengan cara
menjumlahkan skor 1-14 dengan hasil: Skor kurang dari 14 = tidak ada kecemasan,
Skor 14-20 = kecemasan ringan, Skor 21-27 = kecemasan sedang, Skor 28-41 =
kecemasan berat, Skor 42-52 = kecemasaan berat sekali (Chrisnawati dan Tutuk,
2019).

4. Depresi
a. Definisi
Depresi adalah penyebab utama kedua dari tahun kehidupan yang dihabiskan
dengan kecacatan, dan penyebab utama ketiga dari tahun hidup yang disesuaikan
dengan kecacatan. Depresi berat dikaitkan dengan penurunan kualitas hidup,
hilangnya produktivitas dan biaya tinggi untuk pasien dan masyarakat. Prevalensi
depresi selama 12 bulan adalah 4,7%, dengan prevalensi seumur hidup hingga
16,6% pada orang dewasa di atas 18 tahun (Fiest et al., 2014).
Depresi dapat dikatakan masalah kesehatan pada jiwa yang merupakan
sesuatu sangat penting dikarenakan orang yang memiliki depresi, produktifitasnya
dapat menurun dan bisa berdampak buruk bagi masyarakat tertentu, bangsa hingga
negara. Orang yang mempunyai depresi dalam hidupnya merupakan orang yang

21
menderita. Karena depresi adalah sebab utama dari tindak bunuh diri. Dibuktikan
kasus ini menduduki urutan ke-6 penyebab kematian utama yang ada di Amerika
Serikat. Depresi lebih dari rasa sedih atau hari yang sangat buruk bagi penderita.
Depresi dapat menimpa siapa saja, dan bila tidak di tangani, depresi dapat
mengarakan seseorang untuk membunuh dirinya sendiri. Orang yang terkena
depresi dapat beberapa gejala seperti merasa tidak berguna, suasana hati amat
tertekan, tidak mampu berfikir jernih dan berfikiran tentang kematian atau bunuh
diri (Herawati dan Deharnita, 2019).
b. Gejala
Umumnya orang yang menderita depresi bisa dikenal melalui beberapa
gejala, seperti (Yuliza, 2015):
1. Mengalami gangguan pada fisiknya seperti : nafsu makan jadi menurun atau
bahkan meningkat, gerakan jadi lamban, tidur tidak nyenyak, dan sebagainya.
Kemudian pusing, mulut terasa kering, dan detak jantung yang lebih cepat.
2. Kehilangan perspektif pada hidupnya, keluarga, pekerjaan yang semuanya
menjadi tidak jelas. Seperti yang digambarkan oleh Aaron Beck yakni ”tiga
kognisi”, pertama, pada dunia yang lebih melihat penghinaan, kekalahan serta
kerugian. Kedua, terhadap dirinya sendiri yaitu merasa dirinya kurang baik, tak
berharga, tak layak, cacat berada didalam dirinya, menolak diri, dan tak
diingini. Ketiga, pada masa depan yakni frustrasi, dipenuhi kerugian, dan
kesusahan.
3. Perasaan mudah berubah serta sulit untuk dikendalikan. Banyak perasaan yang
dirasakan yakni keputusasaan. Sedih, cemas, apatis, rasa bersalah, kehilangan
harapan, dan marah.
c. Ada beberapa gejala psikologis yakni, menjauhkan diri dari orang lain,
kehilangan harga diri, takut ditolak orang lain, rasa ingin melarikan diri dari
masalah, hingga peka secara berlebihan. Hal ini sering dialami oleh penderita
depresi.
Jenis-jenis Depresi
Adapun jenis depresi yang dikelompokkan menjadi tiga, yakni (Yuliza, 2015):
1. Normal grief reaction

22
Atau biasa disebutkan dengan depresi exogenous (depresi reaktif). Factor
terjadinya depresi ini berasal dari luar diri yang umumnya sebagai respon atas
“kehilangan” seseorang atau sesuatu. Contohnya: kematian dari orang terkasih,
trauma atas kejadian yang terjadi di masa lampau, dan lain-lain.
2. Endogenous depression
Hal ini datang kare disebabkan dari dalam diri, namun belum jelas. Dapat
dikarenakan susunan saraf atau gangguan kimia dalam otak, gangguan hormon
yang biasanya datang.
3. Neurotic depression (depresi yang neurotik)
Terjadi apabila depresi reaktif belum terselesaikan sepenuhnya. Depresi yang
terjadi atas respon pada kecemasan serta stress yang tertimbun dalam waktu
lama.
d. Alat Ukur
Salah satu contoh alat ukur yang digunakan untuk mengukur depresi adalah Beck
Depression Inventory (BDI). Saat ini alat ukur yang banyak digunakan adalah
Beck Depression Inventory-II (BDI-II) yang merupakan revisi dari BDI Beck,
Steer, & Brown, 1996. Ginting, Näring, van der Veld, Srisayekti, dan Becker pada
tahun 2013 telah melakukan penelitian adaptasi alat ukur BDI-II ke dalam Bahasa
Indonesia. Alat ukur BDI-II dalam bahasa Indonesia menunjukkan validitas dan
reliabilitas yang baik. BDI-II terdiri dari 21 butir dan terbagi ke dalam 2 dimensi
yaitu dimensi cognitive dan somatic. Pilihan jawaban memiliki rentang dari 0
hingga 3. Setiap butir memiliki pilihan jawaban yang berbeda-beda sesuai dengan
aspek yang ingin diukur. Definisi operasional dari BDI-II adalah semakin tinggi
skor pada pengukuran maka semangkin tinggi tingkat depresi yang dialami
individu. Interpretasi skor BDI-II adalah sebagai berikut: (a) minimal depression
untuk skor 0-13, (b) mild depression untuk skor 14-19, (c) moderate depression
untuk skor 20- 28, dan (d) severe depression untuk skor 29-63 (Dharma, 2019).

5. Proses Persalinan
Proses keluarnya bayi bersamaan dengan placenta dari rahim ibu yang memiliki
masa gestasi yang cukup yakni 38 sampai 42 minggu disebut dengan persalinan.
Persalinan dengan cara normal adalah proses pengeluaran plasenta, fetus yang

23
dapat hidup (viable), dan selaput membrane melalui jalan lahir ke dunia luar.
Persalinan yang normal itu ketika lahirnya fetus tunggal yang aterm, persalinan
langsung yang tidak disertai induksi serta adanya alat bantu pada kurun waktu 4 –
24 jam, serta tidak terjadinya komplikasi. Persalinan dapat diuraikan menjadi
proses mengeluarkan janin, plasenta serta selaput janin dari rahim ibu. Pada proses
persalinan dapat ditandai adanya kontraksi yang menyebabkan rasa nyeri dari
rahim yang terjadi secara fisiologis (Rejeki et al., 2020). Selain itu, dapat
dideskripsikan juga bahwa persalinan merupakan proses dengan perubahan
fisiologis, biologis, sosiologis, dan emosional yang penting dalam transisi untuk
menjadi ibu (Yildirim, Alan dan Gokyildiz, 2018)
Dalam persalinan prosesnya berawal dari kontraksi rahim yang
menyebabkan rasa nyeri serta ibu merasakan ketidaknyamanan yang akhirnya
ditandai akan bersalin. Mayoritas wanita akan merasakan rasa nyeri saat persalinan
berlangsung. Rasa nyeri yang ditimbulkan berbeda setiap individu, sesuai dengan
ambang nyeri yang dimiliki sang ibu. Nyeri adalah rasa tak disenangi yang
disebabkan saraf sesnorik. Saraf sensorik terdiri atas dua faktor, psikologis dan
fisiologis. Faktor psikologis seperti interpretasi nyeri, rekognisi sensasi, serta
respons terhadap konsekuensi interpretasi nyeri. Sedangkan, faktor fisiologis
adalah proses penerimaan impuls oleh saraf sensorik dan mengirimkannya ke
sistem saraf pusat. (Rejeki et al., 2020).

24
Gambar 2.13 Mekanisme His Normal (Rejeki et al., 2020).
Impuls nyeri pada persalinan (Kala I) ditransmisikan melalui segmen saraf
tulang belakang T11-12 dan saraf asesori toraks bawah dan saraf simpatis lumbal
atas. Korpus uterus dan serviks adalah asal dari saraf ini. Nyeri viseral adalah rasa
tak nyaman yang diakibatkan perubahan pada iskemia rahim dan serviks. Penyebab
nyeri ini ada di perut bagian bawah dari punggung bawah hingga ke tulang paha.
Corpus uteri dan serviks yang menyebabkan impuls nyeri ditransmisikan oleh
sertabut saraf aferan melalui pleksus pelvis, uterus, midle, posterior, pleksus
hipogastrik inferior, kemudian ke spinal melalui L1, T12, T10, dan T11. Biasanya,
selama persalinan sang ibu akan merasakan rasa sakit tersebut dan bebas dari rasa
sakit pada interval antar kontraksi (Rejeki et al., 2020).
Persalinan Kala II atau tahap kedua yaitu tahap pengeluaran pada bayi, sang
ibu akan merasakan nyeri somatik atau nyeri pada perineum. Rasa yang tak nyaman
pada perineum dapat muncul diakibatkan peregangan jaringan perineu disebabkan
tekanan bagian terendah janin, kandung kemih, usus atau strukstur sensitif panggul
yang lain. Pada tahap kala II, impuls nyeri dihantarkan dari saraf pudendal lalu ke
S1-4 dan sistem parasimpatis jaringan pada perineum. Nyeri akan dirasakan pada
bagian pinggang, terutama daerah bagian vulva dan sekitarnya (Rejeki et al., 2020).
Nyeri kala III atau tahap ketiga adalah nyeri lokal disertai kram akibat
robekan dari distensi dan laserasi serviks, vagina hingga jaringan perineum (Rejeki
et al., 2020).

25
6. Meta-Analisis dan Kajian Sistematis
a. Definisi
Meta-analisis adalah alat statistik untuk memperkirakan rata-rata dan varians yang
mendasari efek populasi dari kumpulan studi yang memiliki masalah penelitian
yang sama (Field dan Gillett, 2010). Alat ini penting digunakan mensisntesis pada
keperluan bukti dalam informasi pengambilan keputusan serta kebijakan klinis.
Pada fungsi kajian sistematis digunakan metode untuk merangkum literatur yang
sudah disediakan menggunakan parameter serta beberapa studi primer.
Meta-analisis adalah metode untuk mendapatkan rata-rata hasil dari berbagai
penelitian. Selain effect size, meta-analisis juga dapat digunakan untuk
memperkirakan frekuensi penyakit, sepeti insiden dan prevalensi (Barendregt et al.,
2013). Meta-analisis merupakan desain dari epidemiologi kuantitatif dan formal
yang akan digunakan untuk menilai penelitian sebelumnya dengan cara sistematis
untuk memperoleh kesimpulan melalui studi-studi yang di kaji. Hasil dari meta-
analisis mencakup perkiraan efek pengobatan atau faktor risiko penyakit dengan
lebih tepat.
b. Kelebihan Meta-Analisis
Menurut (Murti, 2018) penelitian meta-analisis memiliki kelebihan yakni:
1. Menghsilkan respon yang logis serta persoalan eksplorasi pada informasi.
2. Memberikan hasil akurasi yang lebih baik daripada kajian tradisional.
3. Mengatasi dengan menggunakan beberapa temuan penelitian yang
kontroversial.
4. Teknik ilmiah yang efisien.
5. Mampu meningkatkan generalisasi temuan.
6. Menggabungkannya sampel dari beberapa penelitian, sehingga memberikan
kausa statistik yang cukup tinggi.
c. Langkah-langkah Meta-Analisis
Meta-analisis menurut (Murti, 2018) memiliki langkah dalam
mengikuti prinsip pada penelitian, yakni sebagai berikut :
1. Menentukan masalah-masalah yang akan di teliti.
2. Mengumpulkan dan menganalisis data.

26
3. Melaporkan hasilnya

B. Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang dilakukan oleh Jatnika et al., (2016) dengan judul
Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap Tingkat Stres Pada Ibu Primigravida
Trimester III
Pada penelitian ini terdapat tujuan supaya mengetahui apakah prenatal yoga dapat
mempengaruhi tingkatan stres ibu pada primigravida trimester III. Metode yang
digunakan pada penelitian ini ialah eksperimen quasi dengan one group pretest-
posttest without control. Hasil dari penelitian ini, didapat bahwa tingkat stres
setelah dilakukannya prenatal yoga lebih rendah daripada tingkat stres sebelum
prenatal yoga yang ditunjukkan bahwa prenatal yoga mampu menurunkan tingkat
stres secara signifikan terhadap ibu primigravida trimester III (pvalue = 0,0001 < α
= 0,05). Adanya perbedaan dengan penelitian Jatnika et al., (2016) dijabarkan
dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1. Perbedaan penelitian Jatnika et al., (2016) dan Wulandari (2022)
No Jatnika et al., (2016) Wulandari (2022)
1 Desain penelitian adalah studi Desain penelitian adalah studi
kohor kajian sistematis dan meta-analisis.
2. Lokasi penelitian yang dipilih Lokasi penelitian yang dipilih
adalah Puskesmas Cimahi Utara adalah seluruh dunia.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Arlym dan Pangarsi (2019) dengan judul
Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap Kecemasan Menghadapi Persalinan
Pada Ibu Hamil Trimester II Dan III Di Klinik Bidan Jeanne Depok
Penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh prenatal yoga pada kecemasan
yang dihadapi sang ibu selama persalinan trimester II dan III di Klinik Bidan Jeanne
Depok. Jenis quasy-experiment yang dimiliki ialah group pre and postest design
terhadap ibu hamil yang telah memenuhi kriteria eksklusi – inklusi. Hasil dari uji
statistik didapatkan prenatal yoga memiliki pengaruh signifikan terhadap skor

27
kecemasan ibu hamil p-value 0.000 (p< 0,05). Perbedaan penelitian Arlym dan
Pangarsi (2019) dengan penelitian ini dijabarkan dalam tabel 2.2.
Tabel 2.2. Perbedaan penelitian Arlym dan Pangarsi (2019) dan Wulandari
(2022)
No Arlym dan Pangarsi (2019) Wulandari (2022)
1 Desain penelitian adalah quasy- Desain penelitian adalah studi
experiment kajian sistematis dan meta-analisis.
2. Lokasi penelitian yang dipilih Lokasi penelitian yang dipilih
adalah Klinik Bidan Jeanne Depok adalah seluruh dunia.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Jannah dan Ningsih (2021) dengan judul
Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap Tingkat Kecamasan Pada Ibu Hamil:
Literature Review
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh prenatal yoga terhadap
tingkat kecemasan yang dialami ibu mengandung. Metode yang digunakan ialah
literatur internasional maupun nasional menggunakan media elektronik. Dari
penelitian ini, menghasilkan efektifitas prenetal yoga dalam meminimalisir tingkat
kecemasan yang dirasakan ibu yang mengandung. Perbedaan penelitian Jannah dan
Ningsih (2021) dengan penelitian ini dijabarkan dalam tabel 2.2.
Tabel 2.3. Perbedaan penelitian Jannah dan Ningsih (2021) dan Wulandari
(2022)
No Jannah dan Ningsih (2021) Wulandari (2022)
1 Variabel penelitian adalah tingkat Variabel penelitian adalah stres,
kecemasan kecemasan, dan depresi
2. Metode penelitian adalah literature Metode penelitian adalah literature
review review dan meta-analisis

C. Kebaruan Penelitian
Meta-analisis digunakan pada kebaruan penelitian ini. Pada metode ini dirangkum
dan digabungkan dari beberapa penelitian relevan mengenai pengaruh prenatal
yoga pada ibu hamil terhadap kecemasan, depresi, dan stress dalam menghadapi
proses persalinan sehingga hasil dari analisis mampu memberi ringkasan

28
berdasarkan bukti yang diberikan. Penelitian dilakukan oleh negara di seluruh
dunia. Variabel yang dikaji sebagai outcome stres, kecemasan, dan depresi. Pada
systematic review dan meta-analisis kali ini, studi-studi primer kohor dan cross
sectional dilibatkan oleh peneliti.
D. Kerangka Berpikir

Gambar 2.14 Kerangka Berpikir

E. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian hipotesis ini adalah prenatal yoga pada ibu hamil dapat
berpengaruh terhadap stres, kecemasan, dan depresi dalam menghadapi proses
persalinan.

29
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Meta-analisis dan systematic review merupakan bagian dari penelitian ini.
Systematic review dimanfaatkan untuk menilai kelayakan pada metode yang
digunakan pada masing-masing studi (Deldago-Rodriguez, 2001 dalam Murti,
2018). Penyatuan ini diharapkan dapat mengurangi bias penelitian yang terpisah.
Meta-analisis bersifat kuantitatif dan menggabungkan hasil dari berbagai studi
independen ini, yang memberikan hasil gambaran statistik (Last, 2001 dalam Murti,
2018).

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Dilakukannya penelitian ini ialah mencari dan melakukan seleksi data hasil uji
klinis yang dilaksanakan pada seluruh ras, etnis, juga lokasi. Kurun waktu yang
dipilih dari hasil studi ialah Januari 2019 sampai dengan Maret 2022. Pencarian
artikel dilakukan paling lama 1 bulan. Data dari penelitian dapat dicari melalui
beberapa indexing yang diantaranya: PubMed, Google Scholar, Sci-Hub, Science
Direct, Elsevier, dan Springer Link. Dengan menggunakan kata kunci pencarian
"Prenatal Yoga"[Mesh] OR “Prenatal Yoga”[tw] OR “Pregnancy”[tw] OR
“Anxiety”[tw] OR “Depressive”[tw] OR “Stress”[tw] AND "Chilbirth"[Mesh] OR
“Chilbirth”[tw].

C. Teknik Pengambilan dan Analisis Data


Teknik pengambilan menggunakan 5 langkah upaya sesuai dengan petunjuk
diantaranya (Davies dan Crombie, dalam Murti 2018):
1. Merumuskan masalah penelitian
Tahapan pertama yang dilakukan yakni pernyataan variabel yang diteliti
oleh peneliti, dimana setting variabel tersebut diberikan, kelompok-kelompok yang
relevan, beserta pengukuran hasil. Dijelaskan pada rincian kriteria kelayakan
digunakan untuk memilih studi yang akan dimasukkan dalam systematic review

30
atau meta-analisis. menggunakan model PICO didefinisikan peneliti sebagai
kriteria kelayakan. Adapun didalam penelitian, PICO antara lain:
a. Population : Ibu hamil
b. Intervention : Prenatal yoga
c. Comparison : Tidak prenatal yoga
d. Outcome : Pengaruh prenatal yoga untuk terhadap stres, kecemasan,
dan, depresi dalam menghadapi proses persalinan
Selanjutnya penulis menjelaskan kriteria eksklusi dan inklusi secara spesifik
supaya proses seleksi, analisis, dapat diperjelas.
a. Kriteris Inklusi
Kriteria inklusi untuk artikel dengan kajian dapat dilakukan sebagai
berikut:
1) Artikel harus full paper dengan studi RCT
2) Artikel menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.
3) Intervensi yang diberikan adalah prenatal yoga.
4) Variabel yang diamati adalah stres, kecemasan, dan depresi.
b. Kriteris Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah studi dilakukan dengan studi observasional.
2. Menelusuri literatur
Semua laporan yang relevan tentang faktor risiko, diteliti dan ditelusuri dengan
cermat. Peneliti juga melihat beberapa artikel tambahan yang berasal dari referensi
di artikel terkait.
3. Menilai kualitas penelitian
Pada laporan yang sudah teridentifikasi, lalu setiap studi dinilai berdasar kriteria
aligibilitas. Desain serta kualitas di analisis pada meta-analisis akan sangat penting
dikarenakan memengaruhi hasil penelitian. Penilaian kualitas studi dilaksanakan
secara kualitatif dan kuantitatif. Critical Appraisal Checklist for Randomized
Controlled Trial digunakan pada penelitian ini. Terdapat pertanyaan berjumlah 12,
skor 2 diberikan apabila jawaban ya, skor 1 apabila jawaban ragu-ragu, dan skor 0
apabila jawaban tidak.
Critical Appraisal Checklist for Randomized Controlled Trial
Terdapat 12 pertanyaan yang dipakai dalam check list sebagai berikut :

31
1) Apakah eksperimen menjawab masalah klinis dengan jelas?
2) Apakah metode penelitian Randomized Controlled Trial sesuai untuk
menjawab pertanyaan penelitian?
3) Apakah ada cukup banyak subjek dalam penelitian untuk menetapkan bahwa
temuan tersebut dilakukan tidak terjadi secara kebetulan?
4) Apakah subjek secara acak dialokasikan ke kelompok eksprimen dan kontrol?
Jika tidak, dapatkah hal ini menimbulkan bias?
5) Apakah kriteria inklusi/ekslusi digunakan?
6) Apakah kedua kelompok sebanding pada awal studi?
7) Apakah kriteria hasil yang objektif dan tidak bias digunakan?
8) Apakah digunakan metode pengukuran yang objektif dan tervalidasi dalam
mengukur hasilnya? Jika tidak, apakah hasil dinilai oleh seseorang yang tidak
mengetahui tugas kelompok (yaitu apakah penilaian di blinding)?
9) Apakah effect size relevan secara praktis?
10) Seberapa tepat perkiraan efeknya? Apakah terdapat interval keyakinan?
11) Mungkinkah ada faktor perancu yang belum diperhitungkan?
12) Apakah hasilnya dapat diterapkan ke penelitian anda?
4. Menggabungkan hasil-hasil
Dari setiap studi temuan yang didapat kemudian digabungkan sehingga akan
ditarik kesimpulan yang mendasar dari pengaruh prenatal yoga pada sang ibu yang
mengandung terhadap kecemasan, stres, dan depresi dalam menghadapi proses
persalinannya. Agregasi di penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
Skala kontinu digunakan peneliti untuk memperoleh hasil akhir yang sama pada
analisa dari setiap studi. Selanjutnya yakni perhitungan pengaruh dari semua data
yang tergabung. Analisis data ini dilaksanakan menggunakan software Review
Manager (RevMan) 5.3. RevMan dipakai untuk menggambarkan interval
keyakinan (CI) 95% memakai model efek, dan juga I2 atau heterogenitas data.
5. Meletakkan temuan dalam konteks
Penggabungan ini menghasilkan temuan yang selanjutnya didudukkan dengan
dibahas didalam konteks. Penggabungan ini membahas mengenai isu yang
beragam, dari kualitas serta heterogen yang dikaji dari beberapa studi,

32
kemungkinan pengaruh bias dan peran peluang, serta akan sejauh mana temuan
dapat dipraktikkan (generalizability).

A. Langkah Penelitian
Langkah penelitian ini menggunakan (Preferred Reporting Items for
Systematic Reviews and Meta-Analysis) Flow Diagram.

Gambar 3.1. Langkah Penelitian dengan PRISMA Flow Diagram

33
F. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variebel dependen pada penelitian ini adalah stres, kecemasan, dan depresi.
2. Variabel Independen
Variabel pada penelitian ini adalah prenatal yoga yang dialami ibu hamil.

G. Definisi Operasional Variabel


1. Stress
a. Definisi : secara fisik maupun secara psikologis mengalami tekanan
dengan memberikan ketegasan dan tekanan dalam tulisan ataupun bicara.
b. Instrumen : ketentuan pada artikel terpublikasi
c. Skala Pengukur : kontinu
2. Kecemasan
a. Definisi : reaksi yang memperingati terhadap seseorang yang mengalami
bahaya dari dalam nalurinya dan orang yang mengalami kecemasan
keamungkinn akan hilang kendali di situasi tersebut
b. Instrumen : ketentuan pada artikel terpublikasi
c. Skala Pengukur : kontinu
3. Depresi
a. Definisi : reaksi terhadap situasi dengan kesedihan dan kepatahan hati
yang sangat mendalam dan (sering) tidak bisa dipulihkan karena sudah
sekian lamanya
b. Instrumen : ketentuan pada artikel terpublikasi
c. Skala Pengukur : kontinu
4. Prenatal Yoga
a. Definisi : gerakan senam hamil yang memiliki perpaduan dengan gerakan
yoga antenatal. Terdiri dari gerakan pernapasan, meditasi, posisi, dan
relaksasi yang mampu membantu persalinan dan kehamilan pada ibu hamil
lancar.
b. Instrumen : ketentuan pada artikel terpublikasi
c. Skala Pengukur : kategorikal

34
H. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pengumpul Data
Penelitian ini menggunakan artikel terpublikasi mengenai pengaruh prenatal yoga
pada ibu hamil terhadap stres, kecemasan, dan depresi dalam menghadapi proses
persalinan.
2. Pengolahan Data
Pengolahan data terdiri dari identifikasi artikel pada beberapa jurnal yang dimiliki,
kemudian adanya proses penyaringan data yang diperuntukkan artikel yang telah
memenuhi persyaratan serta ketentuan dari peneliti sehingga beberapa artikel yang
didapat layak untuk dilakukan analisis dengan menggunakan software Review
Manager 5.3.
I. Analisis Penelitian
Pada penelitian ini dugunakanlah analisis software Review Manager 5.3. Hasil dari
analisis yaitu effect size, heterogenitas dan selanjutnya model studi. Model analisis
digunakan untuk menentukan variasi antar penelitian yang terbagi menjadi dua
model yakni random effect model (REM) dan fixed effect model (FEM). Model
analisis yang digunakan adalah FEM jika antar penelitian tidak bervariasi yang
mana ketika nilai p pada uji heterogenitas lebih besar dari 0,05 atau I2 kecil. REM
dan jika antar penelitian beragam maka nilai p pada uji heterogenitas kurang dari
0,05 atau I2 besar.

35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Pencarian Artikel
Pencarian artikel dalam penelitian ini melalui database yang meliputi PubMed, Google
Scholar, dan Science Direct. Dengan kata kunci antara lain: “Prenatal Yoga” OR
“Pregnancy yoga” AND “Anxiety” AND “Depressive” AND “Stress” AND “randomized
control trial”. Proses review artikel dapat dilihat dalam alur pencarian sebagai berikut:

Artikel yang teridentifikasi melalui Menghapus data ganda (n= 213)


pencarian database
(n= 857)
Artikel yang dikeluarkan (n= 590)
Judul yang tidak relevan= 414
Artikel yang tersaring Bukan studi RCT= 147
(n= 644) Artikel tidak berbahasa inggris= 6
Artikel tidak full text= 23

Artikel lengkap yang dianggap


memenuhi syarat Artikel full text yang dikeluarkan
(n= 54) dengan alasan (n= 41)
Analisis data berbeda tools= 12
Artikel tidak mencantumkan mean-
SD= 23
Artikel yang diikutkan dalam Outcome bukan kecemasan, depresi,
sintesis kualitatif stres= 6
(n= 13)

Artikel yang diikutkan dalam sintesis


kuantitatif (meta analisis)
(n=13)
Gambar 4.1 PRISMA Flow Diagram
Proses pencarian awal pada database memberikan hasil 857 artikel, setelah proses
pengahapusan artikel yang terpublikasi didapatkan 644 dengan 54 diantaranya memenuhi
syarat untuk dilakukan review full text. Artikel penuh yang masuk dalam kriteria eksklusi
dikarenakan hal-hal sebagai berikut:
1. Artikel dengan studi observasional.
2. Ukuran efek yang dilaporkan adalah aRR/aHR/aOR bukan Mean-SD.

36
Hasil artikel yang memenuhi syarat kualitatif kembali dilakukan review dan
terdapat 13 artikel yang memenuhi syarat kuantitatif dan dibagi ke dalam 3 kategori sesuai
variabel independen antara lain:
1. Kecemasan = 9 artikel
2. Depresi = 7 artikel
3. Stres = 5 artikel
B. Gambaran Lokasi

Penelitian terkait pengaruh paparan debu asbes dan silika terhadap kejadian kanker paru
terdiri dari 13 artikel yang berasal dari 9 benua Asia, 4 artikel dari benua Amerika dan 1
artikel dari benua Eropa.

1 artikel dari benua


Eropa
8 artikel dari benua
Asia

4 artikel dari benua


Amerika

Sumber: https://freepik.com/premium-vector/multicolor-map-continents
Gambar 4.2 Peta wilayah penelitian pengaruh prenatal yoga terhadap
kecemasan, depresi, dan stres pada ibu hamil
1. Benua Asia
Terdapat 8 artikel dengan pengambilan lokasi penelitian di benua Asia antara lain:
a. Avin et al. (2018) dengan judul “The Effect of Yoga on Anxiety in Pregnant Women in
Their First Pregnancy of Zahedan City in 2017”
Studi Randomized Control Trial (RCT) yang dilakukan di Iran dengan 30 orang ibu hamil
pada kelompok intervensi dengan yoga dan 30 orang ibu hamil dengan kelompok kontrol.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yoga pada kecemasan ibu
hamil.

37
b. Bapat et al. (2016) dengan judul “The Effect of One Month Yoga Intervention on
Perceived Stress and Anxiety in Pregnant Women”
Studi RCT yang dilakukan di Mumbai, India dengan 20 orang ibu hamil pada kelompok
intervensi yoga selama satu bulan dan 30 orang ibu hamil sebagai kelompok kontrol.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari prenatal yoga selama satu
bulan untuk menurunkan kecemasan dan stress pada ibu hamil.

c. Bhartia et al. (2019) dengan judul “Effects of Antenatal Yoga on Maternal Stress and
Clinical Outcomes in North Indian Women: A Randomised Controlled Trial”
Studi RCT yang dilakukan di India dengan 38 orang ibu hamil pada kelompok intervensi
yoga selama 50 menit/minggu selama 12 minggu dan 40 orang ibu hamil tanpa melakukan
yoga sebagai kelompok kontrol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati efek
terapi yoga pada tingkat stres ibu, otonom sistem saraf dan hasil kebidanan, dan hipotesis
adalah bahwa terapi yoga mengurangi stress.

d. Deshpande et al. (2013) dengan judul “Yoga for High‑Risk Pregnancy: A Randomized
Controlled Trial”
Studi RCT yang dilakukan di Bangalotr, India Selatan dengan 30 orang ibu hamil yang
melakukan yoga sebagai kelompok intrevensi dan 38 orang ibu hamil tanpa melakukan
yoga sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji modul yoga
therapy (YT) terhadap tingkat stres ibu pada kehamilan risiko tinggi.

e. Mohyadin et al. (2021) dengan judul “The effect of practicing yoga during pregnancy
on labor stages length, anxiety and pain: a randomized controlled trial”
Studi RCT yang dilakukan di Iran dengan 42 orang ibu hamil yang melakukan prenatal
yoga dan 42 orang tanpa perlakuan sebagai kelompok kontrol. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menyelidiki efek yoga pada kehamilan pada kecemasan, nyeri persalinan
dan lama tahapan persalinan.

f. Satyapriya et al. (2009) dengan judul “Effect of integrated yoga on stress and heart
rate variability in pregnant women”
Studi RCT yang dilakukan di India dengan 45 orang ibu hamil melakukan yoga dan 45
orang sebagai kelompok kontrol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari

38
pengaruh latihan yoga terpadu dan relaksasi yoga terpandu pada stres yang dirasakan oleh
ibu hamil.
g. Satyapriya et al. (2013) dengan judul “Effect of integrated yoga on anxiety, depression
& wellbeing in normal pregnancy”
Studi RCT yang dilakukan di India dengan 51 orang ibu hamil melakukan yoga sebagai
kelompok intervensi dan 45 orang ibu hamil sebagai kontrol. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mempelajari pengaruh yoga terintegrasi pada stress kehamilan, kecemasan, dan
depresi di kehamilan normal.

h. Yulianti et al. (2018) dsengan judul “The Effect of Prenatal Yoga on Anxiety and
Depression in Kudus, Central Java”
Studi RCT dilakukan di Kudus, Indonesia dengan 51 ibu hamil yang melakukan prenatal
yoga dan 51 orang ibu hamil sebagai kelompok kontrol. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menilai efek prenatal yoga terhadap kecemasan dan depresi pada ibu hamil.

2. Benua Amerika
Terdapat 4 artikel dengan pengambilan lokasi penelitian di benua Amerika antara lain:
a. Davis et al. (2015) dengan judul “A randomized controlled trial of yoga for pregnant
women with symptoms of depression and anxiety”
Studi RCT yang dilakukan di Colorado, Amerika Serikat Barat dengan 23 orang ibu hamil
yang melakukan prenatal yoga selama 75 menit/ minggu dan 23 orang ibu hamil
perawatan biasa sebagai kelompok kontrol. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
menguji kelayakan dan hasil awal dari intervensi yoga di kalangan ibu hamil dengan
gejala depresi dan kecemasan.

b. Field (a) et al. (2013) dengan judul “Tai chi/yoga reduces prenatal depression, anxiety
and sleep disturbances”
Studi RCT yang dilakukan di Miami, Florida, Amerika Serika dengan 37 orang ibu hamil
yang melakukan prenatal yoga sebagai kelompok intervensi dan 38 orang ibu hamil tanpa
melakukan yoga sebagai kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk melihat penurunan
kecemasan dan depresi suasana hati dari ibu.

c. Field et al. (2013b) dengan judul “Yoga and social support reduce prenatal
depression, anxiety and cortisol”

39
Studi RCT yang dilakukan di Florida, Amerika Serikat dengan 40 orang ibu hamil yang
melakukan yoga sebagai kelompok intervensi dan 39 orang ibu hamil tanpa perlakuan
sebagai kelompok kontrol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efek
yoga (aktivitas fisik) dengan tanpa aktivitas fisik namun dukungan sosial (aktivitas
Verbal) Pada Depresi Prenatal Dan Postpartum.

d. Uebelacker et al. (2016) dengan judul “A pilot randomized controlled trial comparing
prenatal yoga to perinatal health education for antenatal depression”
Studi RCT yang dilakukan di Rhode Island, Amerika Serikat dengan 12 orang ibu hamil
yang melakukan prenatal yoga dan 8 orang tidak melakukan yoga sebagai kelompok
kontrol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari prenatal yoga terhadap
penurunan depresi pada ibu hamil.

3. Benua Eropa
Terdapat 1 artikel dengan pengambilan lokasi penelitian di benua Eropa antara lain:
a. Newham et al. (2014) dengan judul “Effects of Antenatal Yoga on Maternal Anxiety
and Depression: A Randomized Controlled Trial”
Studi RCT yang dilakukan di Manchester, Inggris dengan 29 orang ibu hamil yang
melakukan antenatal yoga dan 22 orang dengan perawatan biasa sebagai kelompok
kontrol. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji yoga sebagai intervensi untuk
mengurangi kecemasan ibu selama masa kehamilan menuju kelahiran.

40
C. Penilaian Kualitas Penelitian
Penilaian kualitas penelitian dengan Critical Appraisal Questions for Randomized Control Trial, ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Penilaian Kualitas Studi RCT Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Kecemasan, Depresi dan Stres pada Ibu Hamil
Avin et al. Bapat et al. Bhartia et Deshpande Mohyadin Satyapriya Satyapriya
No Pertanyaan checklist
(2018) (2016) al. (2019) et al. (2013) et al. (2021) et al. (2009) et al. (2013)
1. Apakah eksperimen menjawab masalah klinis dengan
1 1 1 1 1 1 1
jelas?
2. Apakah metode penelitian Randomized Controlled Trial
1 1 1 1 1 1 1
sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian?
3. Apakah ada cukup banyak subjek dalam penelitian untuk
menetapkan bahwa temuan tersebut dilakukan tidak terjadi 1 1 1 1 1 1 1
secara kebetulan?
4. Apakah subjek secara acak dialokasikan ke kelompok
eksprimen dan kontrol? Jika tidak, dapatkah hal ini 1 1 1 1 1 1 1
menimbulkan bias?
5. Apakah kriteria inklusi/ekslusi digunakan? 1 1 1 1 1 1 1
6. Apakah kedua kelompok sebanding pada awal studi? 1 1 1 1 1 1 1
7. Apakah kriteria hasil yang objektif dan tidak bias
1 1 1 1 1 1 0
digunakan?
8. Apakah digunakan metode pengukuran yang objektif dan
tervalidasi dalam mengukur hasilnya? Jika tidak, apakah
1 1 1 1 1 1 1
hasil dinilai oleh seseorang yang tidak mengetahui tugas
kelompok (yaitu apakah penilaian di blinding)?
9. Apakah effect size relevan secara praktis? 1 1 1 1 1 1 1
10 Seberapa tepat perkiraan efeknya? Apakah terdapat
1 1 1 1 1 1 0
interval keyakinan?
11. Mungkinkah ada faktor perancu yang belum
1 1 1 1 1 1 1
diperhitungkan?
12. Apakah hasilnya dapat diterapkan ke penelitian anda? 1 1 1 1 1 1 1
Total 12 12 12 12 12 12 10
Keterangan: ya=1; tidak=0

41
Yulianti et Davis et al. Field (a) et Field (b) et Uebelacker Newham et
No Pertanyaan checklist
al. (2018) (2015) al. (2013) al. (2013) et al. (2016) al. (2014)
1. Apakah eksperimen menjawab masalah klinis dengan
1 1 1 1 1 1
jelas?
2. Apakah metode penelitian Randomized Controlled Trial
1 1 1 1 1 1
sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian?
3. Apakah ada cukup banyak subjek dalam penelitian untuk
menetapkan bahwa temuan tersebut dilakukan tidak 1 1 1 1 1 1
terjadi secara kebetulan?
4. Apakah subjek secara acak dialokasikan ke kelompok
eksprimen dan kontrol? Jika tidak, dapatkah hal ini 1 1 1 1 1 1
menimbulkan bias?
5. Apakah kriteria inklusi/ekslusi digunakan? 1 1 1 1 1 1
6. Apakah kedua kelompok sebanding pada awal studi? 1 1 1 1 1 1
7. Apakah kriteria hasil yang objektif dan tidak bias
0 0 1 1 1 1
digunakan?
8. Apakah digunakan metode pengukuran yang objektif dan
tervalidasi dalam mengukur hasilnya? Jika tidak, apakah
1 1 1 1 1 1
hasil dinilai oleh seseorang yang tidak mengetahui tugas
kelompok (yaitu apakah penilaian di blinding)?
9. Apakah effect size relevan secara praktis? 1 1 1 1 1 1
10 Seberapa tepat perkiraan efeknya? Apakah terdapat
0 1 1 1 1 1
interval keyakinan?
11. Mungkinkah ada faktor perancu yang belum
1 1 1 1 1 1
diperhitungkan?
12. Apakah hasilnya dapat diterapkan ke penelitian anda? 1 1 1 1 1 1
Total 10 11 12 12 12 12
Keterangan: ya=1; tidak=0

42
D. Hasil Penelitian
1. Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Kecemasan Pada Ibu Hamil
a. Ringkasan Artikel Sumber (summary souce)
Tabel 4.2 Deskripsi studi primer yang dimasukkan dalam meta-analisis
Penulis Desain Yoga Kontrol
Judul Penelitian Negara Sampel Population Intervension Comparison Outcome
(tahun) Studi Mean SD Mean SD
Avin et The Effect of Yoga on Iran RCT 24 Ibu hamil Melalukan Tidak Kecemasan 24.4 8.75 37.6 8.44
al. (2018) Anxiety in Pregnant intervensi, berusia 18-40 prenatal yoga melakukan
Women in Their First 29 kontrol tahun, usia prenatal yoga
Pregnancy of Zahedan kandungan 26-
City in 2017 27 minggu
Bapat et The Effect of One Month India RCT 20 Ibu hamil Melakukan Tidak Kecemasan 43.20 5.66 42.70 7.69
al. (2016) Yoga Intervention on intervensi, berusia 25-35 prenatal yoga melakukan
Perceived Stress and 20 kontrol tahun, usia selama satu prenatal yoga
Anxiety in Pregnant kandungan 20- bulan
Women 28 minggu
Davis et A randomized controlled Colorado, RCT 20 Ibu hamil Melakukan Tidak Kecemasan 34.80 10.68 38.79 13.70
al. (2015) trial of yoga for pregnant AS Barat intervensi, dengan usia 18- prenatal yoga melakukan
women with symptoms of 19 kontrol 45 tahun, usia selama 75 prenatal
depression and anxiety kandungan 28 menit/ minggu yoga,
minggu perawatan
biasa
Field (a) Tai chi/yoga reduces Florida, RCT 37 Ibu hamil Melakukan Tidak Kecemasan 46.10 7.90 44.30 11.40
et al. prenatal depression, AS intervensi, dengan usia yoga/tai chi melakukan
(2013) anxiety and sleep 38 kontrol kandungan 22- selama 20 yoga/tai chi
disturbances 34 minggu menit/minggu
selama 12
minggu
Yulianti The Effect of Prenatal Indonesia RCT 51 Ibu hamil Melakukan Tidak Kecemasan 13.22 3.16 23.86 3.55
et al. Yoga on Anxiety and intervensi, yoga melakukan
(2018) Depression in Kudus, 51 kontrol yoga
Central Java

43
Field (b) Yoga and social support Florida, RCT 40 Ibu hamil Melakukan Tidak Kecemasan 47.3 12.7 47.2 7.4
et al. reduce prenatal AS intervensi, dengan usia yoga selama 20 melakukan
(2013) depression, anxiety and 39 kontrol kandungan 22 menit/minggu yoga namun
cortisol minggu selama 12 mendapatkan
minggu dukungan
sosial
Mohyadin The effect of practicing Iran RCT 42 Ibu hamil Melakukan Tanpa Kecemasan 40.19 12.53 49.36 10.36
et al. yoga during pregnancy on intervensi, dengan usia prenatal yoga melakukan
(2021) labor stages length, 42 kontrol kandungan 26- selama 60 prenatal yoga
anxiety and pain: a 37 minggu menit setiap 2
randomized controlled minggu sekali
trial
Newham Effects of Antenatal Yoga Inggris RCT 29 Ibu hamil pada Melakukan Tanpa Kecemasan 27.0 7.0 34.0 6.5
et al. on Maternal Anxiety and intervensi, trimester kedua yoga 8 kali melakukan
(2014) Depression: A 22 kontrol menuju trimester dengan durasi yoga,
Randomized Controlled ketiga 90 menit perawatan
Trial biasa
Satyapriy Effect of integrated yoga India RCT 51 Ibu hamil Melakukan Tidak Kecemasan 31.20 6.16 39.53 7.20
a et al. on anxiety, depression & intervensi, dengan usia yoga dalam melakukan
(2013) wellbeing in normal 45 kontrol kandungan 20- sesi 2 jam/ hari yoga
pregnancy 36 minggu (3 hari /
minggu)
selama satu
bulan.

44
b. Forest Plot

Gambar 4.3 Forest Plot Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Kecemasan pada Ibu Hamil

Forest plot Gambar 4.3 menunjukkan bahwa ibu hamil yang melakukan prenatal yoga mengurangi kecemasan selama kehamilan
menuju proses persalinan sebesar 0.86 kali dibandingkan tidak melakukan prenatal yoga (SMD= -0.86; CI 95% -1.50 hingga -0.21;
p= 0.010). Heterogenitas data penelitian menunjukkan I 2 = 93% sehingga penyebaran data dinyatakan heterogen (random effect
model).

45
c. Funnel Plot

Gambar 4.4 Funnel Plot Pengaruh Prenatal Yoga terhadap


Kecemasan pada Ibu Hamil

Funnel plot pada Gambar 4.4 menunjukkan adanya bias publikasi yang ditandai dengan
distribusi asimetris antara plot kanan dan kiri. Terdapat 5 plot di sebelah kanan dan 4 plot
disebelah kiri (over estimate). Plot di kanan grafik terlihat memiliki standard error (SE)
di antara 0.20 hingga 0.40. Plot di kiri grafik terlihat memiliki standard error (SE) di
antara 0.20 hingga 0.40.

46
2. Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Depresi Pada Ibu Hamil
a. Ringkasan Artikel Sumber (summary souce)
Tabel 4.2 Deskripsi studi primer yang dimasukkan dalam meta-analisis
Penulis Desain Yoga Kontrol
Judul Penelitian Negara Sampel Population Intervension Comparison Outcome
(tahun) Studi Mean SD Mean SD
Davis et A randomized controlled Colorado, RCT 20 Ibu hamil Melakukan Tidak Depresi 6.35 3.99 7.32 5.06
al. (2015) trial of yoga for pregnant AS Barat intervensi, dengan usia 18- prenatal yoga melakukan
women with symptoms of 19 kontrol 45 tahun, usia selama 75 prenatal
depression and anxiety kandungan 28 menit/ minggu yoga,
minggu perawatan
biasa
Field(a) et Tai chi/yoga reduces Florida, RCT 37 Ibu hamil Melakukan Tidak Depresi 6.30 3.50 6.70 4.50
al. (2013) prenatal depression, AS intervensi, dengan usia yoga/tai chi melakukan
anxiety and sleep 38 kontrol kandungan 22- selama 20 yoga/tai chi
disturbances 34 minggu menit/minggu
selama 12
minggu
Field (b) Yoga and social support Florida, RCT 40 Ibu hamil Melakukan Tidak Depresi 6.60 4.80 6.50 4.10
et al. reduce prenatal AS intervensi, dengan usia yoga selama 20 melakukan
(2013) depression, anxiety and 39 kontrol kandungan 22 menit/minggu yoga namun
cortisol minggu selama 12 mendapatkan
minggu dukungan
sosial
Newham Effects of Antenatal Yoga Inggris RCT 29 Ibu hamil pada Melakukan Tanpa Depresi 4.0 2.5 6.0 3.5
et al. on Maternal Anxiety and intervensi, trimester kedua yoga 8 kali melakukan
(2014) Depression: A 22 kontrol menuju trimester dengan durasi yoga,
Randomized Controlled ketiga 90 menit perawatan
Trial biasa
Yulianti The Effect of Prenatal Indonesia RCT 51 Ibu hamil Melakukan Tidak Depresi 16.24 3.77 25.82 4.65
et al. Yoga on Anxiety and intervensi, yoga melakukan
(2018) Depression in Kudus, 51 kontrol yoga
Central Java

47
Satyapriy Effect of integrated yoga India RCT 51 Ibu hamil Melakukan Tidak Depresi 4.43 1.39 6.98 2.91
a et al. on anxiety, depression & intervensi, dengan usia yoga dalam melakukan
(2013) wellbeing in normal 45 kontrol kandungan 20- sesi 2 jam/ hari yoga
pregnancy 36 minggu (3 hari /
minggu)
selama satu
bulan.
Uebelack A pilot randomized Rhode RCT 12 Ibu hamil Melakukan Tidak Depresi 5.27 4.47 7.43 4.72
er et al. controlled trial comparing Island, AS intervensi, dengan usia yoga dalam 3 melakukan
(2016) prenatal yoga to perinatal 8 kontrol kandungan 12- minggu sekali yoga
health education for 26 minggu
antenatal depression

48
b. Forest Plot

Gambar 4.5 Forest Plot Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Depresi pada Ibu Hamil

Forest plot Gambar 4.5 menunjukkan bahwa ibu hamil yang melakukan prenatal yoga mengurangi depresi selama kehamilan menuju
proses persalinan sebesar 0.69 kali dibandingkan tidak melakukan prenatal yoga (SMD= -0.69; CI 95% -1.32 hingga -0.06; p= 0.03).
Heterogenitas data penelitian menunjukkan I2 = 90% sehingga penyebaran data dinyatakan heterogen (random effect model).

49
c.Funnel Plot

Gambar 4.6 Funnel Plot Pengaruh Prenatal Yoga terhadap


Depresi pada Ibu Hamil

Funnel plot pada Gambar 4.6 menunjukkan adanya bias publikasi yang ditandai dengan
distribusi asimetris antara plot kanan dan kiri. Terdapat 4 plot di sebelah kanan, 2 plot di
sebelah kiri, dan 1 plot menyentuh garis vertikal. Plot di kanan grafik terlihat memiliki
standard error (SE) di antara 0.20 hingga 0.50. Plot di kiri grafik terlihat memiliki
standard error (SE) di antara 0.20 hingga 0.30.

50
3. Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Stress Pada Ibu Hamil
a. Ringkasan Artikel Sumber (summary souce)
Tabel 4.2 Deskripsi studi primer yang dimasukkan dalam meta-analisis
Penulis Desain Yoga Kontrol
Judul Penelitian Negara Sampel Population Intervension Comparison Outcome
(tahun) Studi Mean SD Mean SD
Bapat et The Effect of One Month India RCT 20 Ibu hamil Melakukan Tidak Stres 17.80 3.22 22.00 3.19
al. (2016) Yoga Intervention on intervensi, berusia 25-35 prenatal yoga melakukan
Perceived Stress and 20 kontrol tahun, usia selama satu prenatal yoga
Anxiety in Pregnant kandungan 20- bulan
Women 28 minggu
Bhartia et Effects of Antenatal Yoga India RCT 38 Ibu hamil Melakukan Tidak Stres 15.82 3.02 20.88 2.49
al. (2019) on Maternal Stress and intervensi, dengan usia prenatal yoga melakukan
Clinical Outcomes in 40 kontrol kandungan 18- selama 50 prenatal
North Indian Women: A 20 minggu menit/ minggu yoga, hanya
Randomised Controlled dalam 12 aktivitas fisik
Trial minggu
Deshpand Yoga for High‑Risk India RCT 30 Ibu hamil Melakukan Tidak Stress 12.92 6.09 16.88 6.03
e et al. Pregnancy: A Randomized intervensi, dengan usia 19- prenatal yoga melakukan
(2013) Controlled Trial 38 kontrol 31 tahun dengan prenatal yoga
instruktur
Satyapriy Effect of integrated yoga India RCT 45 Ibu hamil Melakukan Tidak Stres 10.88 4.97 17.33 5.34
a et al. on stress and heart rate intervensi, dengan usia yoga 1 jam melakukan
(2009) variability in pregnant 45 kontrol kandungan 18- sehari dalam 12 yoga
women 20 minggu minggu
Satyapriy Effect of integrated yoga India RCT 51 Ibu hamil Melakukan Tidak Stres 49.75 5.99 58.96 8.81
a et al. on anxiety, depression & intervensi, dengan usia yoga dalam melakukan
(2013) wellbeing in normal 45 kontrol kandungan 20- sesi 2 jam/ hari yoga
pregnancy 36 minggu (3 hari /
minggu)
selama satu
bulan.

51
b. Forest Plot

Gambar 4.7 Forest Plot Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Stres pada Ibu Hamil

Forest plot Gambar 4.7 menunjukkan bahwa ibu hamil yang melakukan prenatal yoga mengurangi stres selama kehamilan menuju
proses persalinan sebesar 1.23 kali dibandingkan tidak melakukan prenatal yoga (SMD= -1.23; CI 95% -1.59 hingga -0.87; p< 0.001).
Heterogenitas data penelitian menunjukkan I2 = 60% sehingga penyebaran data dinyatakan heterogen (random effect model).

52
e. Funnel Plot

Gambar 4.8 Funnel Plot Pengaruh Prenatal Yoga terhadap


Stres pada Ibu Hamil

Funnel plot pada Gambar 4.8 menunjukkan adanya bias publikasi yang ditandai
dengan distribusi asimetris antara plot kanan dan kiri. Terdapat 1 plot di sebelah
kanan, 2 plot di sebelah kiri, dan 2 plot menyentuh garis vertikal. Plot di kanan
grafik terlihat memiliki standard error (SE) di antara 0.20 hingga 0.30. Plot di kiri
grafik terlihat memiliki standard error (SE) di antara 0.20 hingga 0.40.

53
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Kehamilan merupakan masa krisis yang berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini
berlangsung sekitar 40 minggu, mempengaruhi perubahan fisiologis, psikologis,
dan biologis pada ibu yang disebabkan oleh kadar hormon selama kehamilan.Hal
ini dialami oleh ibu hamil primigravida dan multigravida. Selama kehamilan,
wanita sangat rentan mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan.
Kecemasan kehamilan merupakan suatu keadaan emosi negatif yang menyangkut
kecemasan terhadap kesehatan dan kondisi janin, proses persalinan yang akan
dilalui, dan masalah kesiapan menjadi seorang ibu yang sering dikaitkan dengan
dampak buruk bagi ibu dan janin yang selanjutnya berdampak pada pertumbuhan
dan perkembangan anak. Sekitar 30.9% ibu mengalami kecemasan pada setiap
trimester kehamilan. Sementara itu, 6.9% di antaranya mengalami kecemasan
selama kehamilannya (Astuti dan Hadisaputro, 2019; Sulastri et al., 2021).
Depresi adalah penyebab utama kecacatan mental dan merupakan
penyumbang penyakit yang signifikan di seluruh dunia. Secara global, prevalensi
depresi dan gejala depresi telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Depresi
adalah salah satu gangguan paling umum yang mempengaruhi wanita selama
kehamilan (Bakri et al., 2021; Coll et al., 2017). Kecemasan dan depresi terjadi
karena disfungsi di daerah kortikal dan limbik, yang mengatur suasana hati, belajar,
fokus, dan memori kerja. Mereka terkait dengan mekanisme koping pada setiap
individu dan peningkatan sistem neurobiologis. Yoga memberikan manfaat dalam
membangun keseimbangan yang sehat antara seluruh aspek tubuh dan pikiran,
meningkatkan ikatan batin ibu dan janin, menciptakan kondisi rileks, dan
memberikan aura positif pada tubuh (Sulastri et al., 2021).
Terapi yoga meningkatkan banyak aspek kesehatan, terutama penyakit yang
berhubungan dengan stres. Penelitian telah menunjukkan bahwa stres ibu prenatal
meningkatkan risiko spontan aborsi, persalinan prematur, malformasi janin, dan
pertumbuhan larangan. Komponen Yoga yang berbeda bekerja dengan cara yang
berbeda. Prenatal yoga bekerja pada tingkat tubuh fisik dan untuk hamil wanita itu
meningkatkan kekuatan fisik, meningkatkan fleksibilitas dan daya tahan (Bhartia et
al., 2019).
Penelitian kajian sistematis dan meta-analisis ini mengangkat tema pengaruh
prenatal yoga terhadap kecemasan, depresi dan stress pada ibu hamil. Variabel
dependen yang dianalisis yaitu kecemasan, depresi dan stres. Variabel independen
yang dianalisis yaitu prenatal yoga. Penelitian ini membahas tentang pengaruh
prenatal yoga terhadap kecemasan, depresi, dan stress yang dialami ibu hamil dalam
menghadapi persalinan.
Penelitian kajian sistematis dan meta-analisis ini menggunakan penelitian
yang sudah mengontrol confounding factor, dapat dilihat dari syarat inklusi
penelitian yaitu menggunakan desain studi RCT. Menurut (Murti, 2018),
confounding factor adalah pencampuran estimasi hubungan antara paparan dan
penyakit yang diteliti, oleh faktor lain yang berhubungan, baik dengan penyakit
maupun paparan. Confounding factor mempengaruhi hubungan atau efek paparan
terhadap terjadinya penyakit yang diestimasi oleh studi tidak sama dengan
hubungan atau efek yang sesungguhnya terjadi pada populasi sasaran (target
population), atau hasil studi yang tidak valid (Murti, 2018).
Perkiraan gabungan pengaruh prenatal yoga terhadap kecemasan, depresi dan
stress pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan diolah menggunakan RevMan
5.3 dengan metode generic inverse variance. Metode ini digunakan untuk
menganalisis data yang berupa tingkat (rate), waktu peristiwa (time to event), rasio
bahaya (hazard ratio), skala ordinal (ordinal scale), estimasi yang disesuaikan
(adjusted estimate), perbedaan rata-rata (difference of mean), atau rasio rata-rata
(ratio of mean).
Hasil kajian sistematis dan meta-analisis disajikan dalam bentuk forest plot
dan funnel plot. Forest plot menampilkan informasi dari masing-masing studi yang
diteliti dalam meta-analisis dan estimasi hasil keseluruhan studi (Murti, 2018).
Forest plot menunjukkan secara visual besarnya variasi (heterogenitas) antara hasil-
hasil studi (Akobeng dalam Murti, 2018)). Funnel plot merupakan diagram dalam
meta-analisis yang digunakan untuk memeragakan kemungkinan bias publikasi,
antara lain: (1) Menunjukkan relasi antara effect size studi dan besar sampel atau
standard error dari effect size dari berbagai studi yang diteliti; (2) Menunjukkan
secara visual besarnya variasi (heterogenitas); (3) Menunjukkan relasi antara
besaran efek (effect size) studi dan besar sampel dari berbagai studi yang diteliti,
yang dapat diukur dengan berbagai cara yang berbeda (Murti, 2018).
Systematic review dan meta-analisis pada penelitian ini dilakukan dengan
tujuan meningkatkan generalisasi temuan dan mendapatkan kesimpulan yang
meyakinkan dari berbagai hasil penelitian sejenis mengenai pengaruh prenatal yoga
terhadap kecemasan, depresi, dan stress pada ibu hamil. Studi primer yang
memenuhi kriteria berjumlah sebanyak 13 artikel yang berasal dari 9 benua Asia, 4
artikel dari benua Amerika dan 1 artikel dari benua Eropa.
1. Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Kecemasan pada Ibu Hamil
Sebanyak 9 artikel penelitian randomized control trial sebagai sumber meta-
analisis pengaruh prenatal yoga terhadap kecemasan pada ibu hamil. Penelitian ini
menunjukkan bahwa ibu hamil yang melakukan prenatal yoga mengurangi
kecemasan selama kehamilan sebesar 0.86 kali dibandingkan tidak melakukan
prenatal yoga (SMD= -0.86; CI 95% -1.50 hingga -0.21; p= 0.010). Heterogenitas
data penelitian menunjukkan I2 = 93% sehingga penyebaran data dinyatakan
heterogeny (random effect model).
Kecemasan pada kehamilan dapat menyebabkan gangguan kejiwaan,
penurunan kualitas janin, preeklamsia, abortus spontan, kelahiran prematur, berat
badan lahir rendah (BBLR), depresi postpartum, peningkatan risiko gangguan
irama jantung, dan keterlambatan perkembangan bahkan gangguan kepribadian
hingga dewasa (Gong et al., 2015; Kusaka et al., 2016).
Yoga disebut sebagai seperangkat latihan fisik dan pemilihan latihan
pernapasan terkontrol dan latihan relaksasi. Latihan fisik dan pernapasan yoga
meningkatkan kelenturan dan kekuatan otot, serta relaksasi vaginalisasi dan
meditasi dalam yoga, menstabilkan sistem saraf otonom, mengendalikan emosi, dan
meningkatkan kesehatan orang tersebut (Newham et al., 2014). Latihan yoga
meningkatkan kesehatan tubuh dan pikiran serta meningkatkan kemampuan dan
vitalitas tubuh pikiran yang terus meningkat. Yoga dapat membantu meningkatkan
status dan kekuatan otot-otot punggung dan perut serta dasar panggul serta
memperlancar proses persalinan dan melahirkan. Sebagian besar gerakan yoga
dapat disesuaikan dengan kebutuhan ibu hamil dan kemampuannya, serta
kelenturan dan pemanjangan otot serta latihan mendengarkan kebutuhan tubuh dan
mengurangi stres dengan latihan relaksasi fisik dan pengendalian pernapasan dan
relaksasi (meditasi), yang menenangkan pikiran mereka dapat membantu (Avin et
al., 2018; Sun et al., 2010).
Hasil penelitian Avin et al. (2018) menunjukkan bahwa prenatal yoga selama
kehamilan menyebabkan penurunan yang signifikan pada rerata skor kecemasan
wanita pada kelompok yoga. Davis et al. (2015) menyatakan bahwa peserta dalam
kelompok yoga terbukti secara signifikan mengalami penurunan pengaruh negatif
dari waktu ke waktu dibandingkan dengan peserta dalam kelompok kontrol.
2. Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Depresi pada Ibu Hamil
Sebanyak 7 artikel penelitian randomized control trial sebagai sumber meta-
analisis pengaruh prenatal yoga terhadap depresi pada ibu hamil. Penelitian ini
menunjukkan menunjukkan bahwa ibu hamil yang melakukan prenatal yoga
mengurangi depresi selama kehamilan menuju persalinan sebesar 0.69 kali
dibandingkan tidak melakukan prenatal yoga (SMD= -0.69; CI 95% -1.32 hingga -
0.06; p= 0.03). Heterogenitas data penelitian menunjukkan I2 = 90% sehingga
penyebaran data dinyatakan heterogen (random effect model).
Depresi adalah respons umum terhadap situasi yang penuh tekanan yang
dapat mempengaruhi perkembangan kehamilan yang sehat seperti yang diamati
oleh banyak peneliti. Bennett et al. (2004) melaporkan tingkat Prevalensi depresi
klinis pada 7.4%, 12.8%, dan 12.0% untuk trimester pertama, kedua, dan ketiga,
masing-masing. Tingkat depresi selama trimester pertama kehamilan mirip dengan
yang diamati pada populasi wanita umum, sedangkan taraf selama trimester kedua
dan ketiga adalah hampir dua kali lipat tingkat itu. Dalam penelitian Satyapriya et
al. (2013) depresi berkurang dengan peningkatan pengalaman kehamilan setelah
yoga dengan perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi prenatal yoga
dan kontrol.
Kecemasan dan depresi adalah pengalaman yang sebenarnya dirasakan
seseorang sebagai respons terhadap stres yang dirasakan. Studi menggunakan USG
Doppler flow velocimetry telah menunjukkan resistensi yang tinggi dari arteri
uterina pada wanita dengan skor kecemasan tinggi pada trimester ketiga (Satyapriya
et al., 2013).
Yoga prenatal telah diusulkan sebagai intervensi yang dapat diterima dan
aman yang dapat mengurangi gejala depresi di antara wanita hamil yang depresi
(Battle et al., 2010). Seperti bentuk hatha yoga lainnya, yoga prenatal melibatkan
latihan pernapasan, postur fisik, dan meditasi. Yoga prenatal berbeda dalam hal
kecepatan, pilihan postur, penggunaan modifikasi, dan penekanan pada perubahan
fisik kehamilan. Studi awal telah mendokumentasikan bahwa yoga prenatal tampak
aman, dan bahwa wanita mungkin mengalami manfaat termasuk hasil kelahiran
yang lebih baik. Ada semakin banyak bukti kemanjuran yoga untuk depresi pada
populasi umum, dan mekanisme yang masuk akal dimana yoga dapat
mempengaruhi depresi, seperti mengurangi peradangan atau meningkatkan
kesadaran (Battle et al., 2010; Uebelacker et al., 2016).
Saat ini, sedikit penelitian yang meneliti yoga secara ketat untuk depresi
antenatal; penelitian yang diterbitkan telah menjanjikan tetapi memiliki
keterbatasan metodologis seperti kurangnya kondisi kontrol, ketergantungan pada
skala laporan diri, atau penggunaan intervensi yoga yang tidak konsisten dengan
kelas komunitas yang khas (Battle et al., 2015).
3. Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Stres pada Ibu Hamil
Sebanyak 5 artikel penelitian randomized control trial sebagai sumber meta-
analisis pengaruh prenatal yoga terhadap depresi pada ibu hamil. Penelitian ini
menunjukkan menunjukkan ibu hamil yang melakukan prenatal yoga mengurangi
stres selama kehamilan menuju persalinan sebesar 1.23 kali dibandingkan tidak
melakukan prenatal yoga (SMD= -1.23; CI 95% -1.59 hingga -0.87; p< 0.001).
Heterogenitas data penelitian menunjukkan I2 = 60% sehingga penyebaran data
dinyatakan heterogen (random effect model).
Satyapriya et al. (2013) melaporkan bahwa skor tinggi pada stres dan
kecemasan yang dirasakan terkait dengan peningkatan aktivitas HPA-Axis.
Berdasarkan hasil kami, kami dapat berhipotesis bahwa manfaat yoga akan
dimediasi melalui pengurangan aktivitas abnormal simpatis ibu adrenalesistem
meduler (SAM) dan hipotalamus kelenjar di bawah otak sumbu adrenokortikal
(sumbu HPA). Stabilitas otonom yang lebih baik dengan penurunan rangsangan
simpatis dan peningkatan tonus parasimpatis telah ditunjukkan pada orang dewasa
normal setelah yoga. Juga, peneliti telah menunjukkan pengurangan stres yang
dirasakan dan kemampuan beradaptasi otonom yang lebih baik selama kehamilan
normal setelah yoga terintegrasimenunjukkan plastisitas ANS yang lebih baik dan
kemampuannya untuk memulihkan keadaan relaksasi basal dengan cepat setelah
respons stress.
Yoga mengurangi stres dengan interaksi aksis adrenal hipofisis hipotalamus,
sistem saraf otonom dan sistem saraf perifer. Prenatal yoga telah terbukti
menurunkan respon simpatik (tekanan sistolik, tekanan diastolik, denyut jantung
(Bhartia et al., 2019; Purdy, 2013; Ross dan Thomas, 2010). Penurunan yoga -
mengatur sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal dan sistem saraf simpatik, yang
keduanya telah terbukti mencegah pelepasan hormon stres seperti kortisol dan
katekolamin. Terjadi penurunan pelepasan dari lokus coeruleus, yang merupakan
tempat utama di otak untuk sintesis norepinefrin sebagai respons terhadap stres dan
panik. Pengeluaran nor epinefrin yang menurun ini membantu tubuh untuk rileks
dan tenang dengan penurunan laju pernapasan, detak jantung, dan meningkatkan
perasaan sejahtera. Penurunan keluaran simpatis menurunkan pelepasan faktor
pelepas kortikotropin, yang mengakibatkan penurunan keluaran kortisol dan
dengan demikian mengurangi stress (Bhartia et al., 2019; Naveen et al., 2016; Riley
dan Park, 2015; Thirthalli et al., 2013).
Studi Ganpat et al. (2013) menunjukkan bahwa modul prenatal yoga dapat
menurunkan tingkat stres selama komplikasi kehamilan berisiko tinggi. Jadi,
mempraktikkan prenatal yoga selama kehamilan berisiko tinggi bukan hanya
pilihan yang hemat biaya tetapi juga pilihan yang layak dan aman.
B. Keterbatasan Publikasi
1. Bias karena dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan bahasa Inggris
pada artikel yang dianalisis, sehingga mengabaikan artikel yang menggunakan
bahasa lain.
2. Bias penelusuran karena dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan tiga
database (Pubmed, Google Scholar, dan Scopus) sehingga mengabaikan sumber
pencarian lainnya.
3. Dalam penelitian ini hanya menggunakan studi RCT sehingga tidak bisa
dilakukan subgroup dengan desain penelitian lain.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Meta-analisis dari 9 studi RCT menyimpulkan bahwa ibu hamil yang melakukan
prenatal yoga dapat mengurangi kecemasan menghadapi persalinan sebesar 0.86
kali dibandingkan tidak melakukan prenatal yoga (SMD= -0.86; CI 95% -1.50
hingga -0.21; p= 0.010).
2. Meta analis dari 7 studi RCT menyimpulkan bahwa ibu hamil yang melakukan
prenatal yoga dapat mengurangi depresi menghadapi persalinan sebesar 0.69 kali
dibandingkan tidak melakukan prenatal yoga (SMD= -0.69; CI 95% -1.32 hingga
-0.06; p= 0.03).
3. Meta analis dari 5 studi RCT menyimpulkan ibu hamil yang melakukan prenatal
yoga dapat mengurangi stres menghadapi persalinan sebesar 1.23 kali
dibandingkan tidak melakukan prenatal yoga (SMD= -1.23; CI 95% -1.59 hingga
-0.87; p< 0.001).
B. Manfaat
1. Implikasi Teoretis
a. Hasil penelitian ini mendukung teori yang menyatakan bahwa bahwa prenatal
yoga dapat mengurangi kecemasan, depresi dan stress dalam menghadapi proses
persalinan.
b. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi bagi penelitian
meta-analisis selanjutnya serta menjadi bahan referensi untuk membuat
penelitian terkait pengaruh prenatal yoga dapat mengurangi kecemasan, depresi
dan stress dalam menghadapi proses persalinan.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk mengurangi kecemasan, depresi,
dan stress yang dikarenakan proses kehamilan dan persalinan.

C. Saran
1. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian terkait prenatal yoga
dapat mengurangi kecemasan, depresi dan stress selama kehamilan menuju
1
persalinan dengan jumlah subjek penelitian lebih banyak, negara yang dianalisis
lebih banyak dan tidak membatasi pengambilan artikel dengan bahasa Inggris.
2. Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan informasi kesehatan kepada ibu hamil mengenai
efek prenatal yoga yang dapat mengurangi kecemasan, depresi dan stress dalam
menghadapi proses persalinan. Pada posyandu ataupun puskesmas dapat juga
mengadakan senam prenatal atau prenatal yoga untuk meningkatkan kesehatan bagi
ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA

Aflahiyah S, Tamtono DG, Prasetya H (2020). Effectiveness of Prenatal Yoga on


Sleep Quality and Reduction of Anxiety During Pregnancy: A Meta-
Analysis. J Matern Child Health. 5(6): 629–640. doi:
10.26911/thejmch.2020.05.06.03.

Amalia SN (2021). Prenatal Yoga Against Pregnancy Anxiety: Efforts To Reduce


Pregnant Women’s Anxiety Before Labor During The Covid-19 Pandemic:
Literatur Review,” International Seminar on Global Health Thursday. 28:
85–99.

Arlym LT, Pangarsi SD (2019). Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap Kecemasan


Bidan Jeanne Depok. JMWH. 10(1).

Astuti IP, Hadisaputro S (2019). Effectiveness of prenatal yoga on pregnancy


anxiety and depression: a systematic review. Icash. 4: 509–517.

Avin A, Khojasteh F, Ansari H (2018). The effect of yoga on anxiety in pregnant


women in their first pregnancy of Zahedan City in 2017. Spec. J. Med. Res.
Health Sci. 3(4): 24–31.

Bakri KRR, Usman AN, Syamsuddin S, Idris I, Limoa E (2021). The effectiveness
of gentle prenatal yoga on the recovery of depression level in pregnant women
aged. Gac. Sanit. 35: S310–S313. doi: 10.1016/j.gaceta.2021.10.042.

Bapat RA, Kumari S, Nagendra HR (2016). The effect of one month yoga
intervention on percieved stress and anxiety in pregnant women.JWHIC.
05(03): 3–5. doi: 10.4172/2325-9795.1000233.

Barendregt JJ, Doi SA, Lee YY, Norman RE, Vos T (2013) Meta-analysis of
prevalence. J Epidemiol Community Health. 67: 974–978 doi:
10.1136/jech-2013-203104 P

Battle CL, Uebelacker LA, Howard M, Castaneda M. (2010). Prenatal Yoga and
Depression During Pregnancy. Birth. 37(4): 353–354. doi: 10.1111/j.1523-
536X.2010.00435_1.x.

Battle CL, Uebelacker LA, Magee SR, Sutton KA, Miller IW (2015). Potential for
prenatal yoga to serve as an intervention to treat depression during pregnancy.
WHI. 25(2): 134–141. doi: 10.1016/j.whi.2014.12.003.

Bennett HA, Einarson A, Taddio A, Koren G, Einarson TR (2004). Prevalence of


depression during pregnancy: Systematic review. Obstet. Gynecol. 103(4):
698–709. doi: 10.1097/01.AOG.0000116689.75396.5f.

Bhartia N, Jain S, Shankar N, Rajaram, Gupta M (2019). Effects of antenatal yoga


1
on maternal stress and clinical outcomes in north indian women: A randomised
controlled trial. J. Indian Acad. Clin. Med. 20(1): 10–14.

Bolanthakodi C, Raghunandan C, Saili A, Mondal S, Saxena P (2018). Prenatal


Yoga: Effects on Alleviation of Labor Pain and Birth Outcomes. J Altern
Complement Med. 24(12):1181-1188. doi: 10.1089/acm.2018.0079.

Chrisnawati G, Tutuk A (2019). Aplikasi Pengukuran Tingkat Kecemasan


Berdasarkan Skala Hars Berbasis Android. J. Tek. Komput. AMIK BSI.
V(1): 135–138. doi: 10.31294/jtk.v4i2.

Coll CdeVN, da Silveira MF, Bassani DG, Netsi E, Wehrmeister FC, Barros FC,
Stein A (2017). Antenatal depressive symptoms among pregnant women:
Evidence from a Southern Brazilian population-based cohort study. J. Affect.
Disord. 209: 140–146. doi: 10.1016/j.jad.2016.11.031.

Danti RR, Nuzuliana R, Fitriana H (2020). Prenatal Yoga for Mental Health: A
Systematic Literature Review. UPHEC: 272–280. doi:
10.2991/ahsr.k.200311.052.

Davenport MH, McCurdy AP, Mottola MF, Skow RJ, Meah VL, Poitras VJ,
Jaramillo Garcia A, et al. (2018). Impact of prenatal exercise on both
prenatal and postnatal anxiety and depressive symptoms: a systematic
review and meta-analysis. Br J Sports Med. 52(21):1376-1385. doi:
10.1136/bjsports-2018-099697.

Davis K, Goodman SH, Leiferman J, Taylor M, Dimidjian S (2015). A randomized


controlled trial of yoga for pregnant women with symptoms of depression and
anxiety. Complement. Ther. Clin. Pract. 21(3): 166–172. doi:
10.1016/j.ctcp.2015.06.005.

Dharma AS (2019). Gambaran Depresi pada Mahasiswa Universitas X di Jakarta.


Provitae: Jurnal Psikologi Pendidikan. 12(2): 81–93. doi:
10.24912/provitae.v12i2.6260.

Faujiah IN, Murti B, Prasetya H (2020). Meta-Analysis of the Effect of Prenatal


Stress on the Premature Birth. J Matern Child Health. 5(6): 601–613. doi:
10.26911/thejmch.2020.05.06.01.

Field AP, Gillett R (2010). How to do a meta-analysis. Br J Math Stat Psychol.


63(3): 665–694. doi: 10.1348/000711010X502733.

Field T, Diego M, Delgado J, Medina L (2013a). Tai chi/yoga reduces prenatal


depression, anxiety and sleep disturbances. Complement. Ther. Clin. Pract.
19(1): 6–10. doi: /10.1016/j.ctcp.2012.10.001.

Field T, Diego M, Delgado J, Medina L (2013b). Yoga and social support reduce
prenatal depression, anxiety and cortisol. J Bodyw Mov Ther. 17(4): 397–403.
doi: 10.1016/j.jbmt.2013.03.010.

Fiest KM, Jette N, Quan H, Germaine-Smith CS, Metcalfe A, Patten SB, beck CA
(2014). Systematic review and assessment of validated case definitions for
depression in administrative data. BMC Psychiatry. 14(1). doi:
10.1186/s12888-014-0289-5.

Fink G (2016). Stress, Definitions, Mechanisms, and Effects Outlined: Lessons from
Anxiety, Stress: Concepts, Cognition, Emotion, and Behavior: Handbook of
Stress. Elsevier Inc. doi: 10.1016/B978-0-12-800951-2.00001-7.

Ganpat T, Kurpad A, Maskar R, Nagendra H, Abbas R, Raghuram N, Anura K, et


al. (2013). Yoga for high-risk pregnancy: A randomized controlled trial. Ann.
Med. Health Sci. Res. 3(3): 341. doi: 10.4103/2141-9248.117933.

Gong H, Ni C, Shen X, Wu T, Jiang C (2015). Yoga for prenatal depression: A


systematic review and meta-analysis. BMC Psychiatry 15(1): 1–8. doi:
10.1186/s12888-015-0393-1.

Herawati N, Deharnita D (2019). Relationship Characteristics With Incidence Of


Depression In The Elderly. JKJ. 7(2): 183–190. doi:
10.26714/jkj.7.2.2019.185-192

Jannah M, Ningsih TR (2021). Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap Tingkat


Kecemasan Pada Ibu Hamil: Literature Review. JIKK. 12(2): 279–286. doi:
10.26751/jikk.v12i2.1046

Jatnika G, Rudhiati F, Nurwahidah A (2016). Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap


Tingkat Stres Pada Ibu Primigravida Trimester III peningkatan resiko
kelainan bawaan berupa merupakan salah satu solusi self help yang
kesadaran nafas dalam yoga, pemanasan penuh secara teratur dari berbagai
penelitian yan. Kedokteran Dan Kesehatan. 3(3): 139–145.

Kusaka M, Matsuzaki M, Shiraishi M, Haruna M (2016). Immediate stress


reduction effects of yoga during pregnancy: One group pre–post test.
Women and Birth. 29(5): e82–e88. doi: 10.1016/j.wombi.2016.04.003.

Kusumaningrum RY, Murt B, Prasetya H (2019). Low Birth, Prematurity, and Pre-
Eclampsia as Risk Factors of Neonatal Asphyxia. J Matern Child Health.
4(1): 49–54. doi: 10.26911/thejmch.2019.04.01.07.

Mahandaru AH, Respati SH, Sulistyowati S, Laqif A, Prasetya H (2021). The Effect
of Hypnotherapy on Postpartum Pain and Depression Levels in Women
with Post Caesarean Delivery. Indones J Med. 06(02): 194-205.
https://doi.org/10.26911/theijmed.2021.06.02.08.

Maharani S, Hayati F (2020). Pengaruh Prenatal Gentle Yoga Terhadap Tingkat


Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Persalinan. Jurnal Endurance. 5(1):
161. doi: 10.22216/jen.v5i1.4524.

Mohyadin E, Ghorashi Z, Molamomanaei Z (2021). The effect of practicing yoga


during pregnancy on labor stages length, anxiety and pain: A randomized
controlled trial. J. Complement. Integr. Med. 18(2): 413–417. doi:
10.1515/jcim-2019-0291.

Murti B (2018). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi (Edisi V). Surakarta:
Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat UNS.

Naveen GH, Varambally S, Thirthalli J, Rao M, Christopher R, Gangadhar BN


(2016). Serum cortisol and BDNF in patients with major depression—effect
of yoga. Int Rev Psychiatry. 28(3): 273–278. doi:
10.1080/09540261.2016.1175419.

Newham JJ, Wittkowski A, Hurley J, Aplin JD, Westwood M (2014). Effects of


antenatal yoga on maternal anxiety and depression: A randomized controlled
trial. Depress Anxiety. 31(8): 631–640. doi: 10.1002/da.22268.

Ningrum SA, Budihastuti UR, Prasetya H (2019). Efficacy of Yoga Exercise to


Reduce Anxiety in Pregnancy: A Meta-Analysis using Randomized
Controlled Trials. J Matern Child Health. 4(2), hal. 118–125. doi:
10.26911/thejmch.2019.04.02.07.

Priyoto (2014) Konsep Manajemen Stress. Yogyakarta: Nuha Medika.

Purdy J (2013). Chronic physical illness: A psychophysiological approach for


chronic physical illness. YJBM. 86(1): 15–28.

Purnami CT, Sawitri DR (2019). Instrumen ‘ Perceive Stress Scale ’ Online Sebagai
Alternatif Alat Pengukur Tingkat Stress Secara Mudah Dan Cepat.
SNKPKM UNDIP-UNNES: 311–314.

Rejeki NS (2020). Buku ajar Manajemen Nyeri Dalam Proses Persalinan (Non
Farmaka). Semarang: Unimus Press.

Riawati MS, Budihastuti UR, Prasetya H (2021). The Effect of Prenatal Yoga on
Birth Labor Duration and Pain: A Meta Analysis. J Matern Child Health,
6(3): 327–337. doi: 10.26911/thejmch.-2021.06.03.07.

Riley KE, Park CL (2015). How does yoga reduce stress? A systematic review of
mechanisms of change and guide to future inquiry. Health Psychol. Rev. 9(3):
379–396. doi: 10.1080/17437199.2014.981778.

Ross A, Thomas S (2010). The health benefits of yoga and exercise: A review of
comparison studies. J Altern Complement Med. 16(1): 3–12. doi:
10.1089/acm.2009.0044.
Satyapriya M, Nagarathna R, Padmalatha V, Nagendra HR (2013). Effect of
integrated yoga on anxiety, depression & well being in normal pregnancy.
Complement. Ther. Clin. Pract. 19(4): 230–236. doi:
10.1016/j.ctcp.2013.06.003.

Satyapriya M, Nagendra HR, Nagarathna R, Padmalatha V (2009). Effect of


integrated yoga on stress and heart rate variability in pregnant women. Int J
Gynecol Obstet. 104(3): 218–222. doi: 10.1016/j.ijgo.2008.11.013.

Sulastri A, Syamsuddin S, Idris I, Limoa E (2021). The effectiveness of gentle


prenatal yoga on the recovery of anxiety level in primigravid and multigravid
pregnant women. Gac. Sanit. 35(2015): S245–S247. doi:
10.1016/j.gaceta.2021.10.072.

Sun YC, Hung YC, Chang Y, Kuo SC (2010). Effects of a prenatal yoga programme
on the discomforts of pregnancy and maternal childbirth self-efficacy in
Taiwan. Midwifery. 26(6): e31–e36. doi: 10.1016/j.midw.2009.01.005.

Suananda Y (2018). Prenatal dan Postnatal Yoga. Jakarta: Kompas.

Syafitri A (2015). Pengaruh Tingkat Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Tingkat


Kecemasan Menjelang Pensiun Pada Karyawan Perusahaan X Di
Kecematan Kebomas Kabupaten Gresik. Psikosains. 10(1): 25–43.

Thirthalli J, Naveen GH, Rao MG, Varambally S, Christopher R, Gangadhar BN


(2013). Cortisol and antidepressant effects of yoga. Indian J. Psychiatry 55(7).
doi: 10.4103/0019-5545.116315.

Uebelacker LA, Battle CL, Sutton KA, Magee SR, Miller IW (2016). A pilot
randomized controlled trial comparing prenatal yoga to perinatal health
education for antenatal depression. Arch. Women’s Ment Health. 19(3): 543–
547. doi: 10.1007/s00737-015-0571-7.

Yildirim E, Alan S, Gokyildiz S (2018). The effect of ice pressure applied on large
intestinal 4 on the labor pain and labor process. Complement. Ther. Clin.
Pract. 32: 25–31. doi: 10.1016/j.ctcp.2018.02.015.

Yulianti I, Respati SH, Sudiyanto A (2018). The effect of prenatal yoga on anxiety
and depression in Kudus, Central Java. J Matern Child Health. 3(2): 100-104:
doi: 10.26911/thejmch.2018.03.02.02.

Yuliza E (2015). Depresi dan Penanganannya Pada Mahasiswa. J Pendidik. 7(2):


179–196.

Anda mungkin juga menyukai