Disusun Oleh :
Dilas Yuanita Salsa
225401446124
Kelas B3
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang maha sempurna, dengan
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan
judul “Moksibusi Pada Remaja“. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah Komplementer remaja dan
perimenopauuse.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna baik materi maupun teknik penulisannya, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penelitian
selanjutnya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan
khususnya bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................3
2.1 Pengertian Terapi Moksibusi.......................................................................3
2.2 Tujuan Terapi Moksibusi.............................................................................4
2.3 Tekhnik Moksibusi........................................................................................4
2.4 Jenis-jenis Moksibusi....................................................................................4
2.5 Fungsi Moksibusi..........................................................................................5
2.6 Prosedur Terapi Moksibusi..........................................................................5
2.7 Indikasi Moksibusi........................................................................................6
2.8 Kontraindikasi Moksibusi............................................................................7
2.9 Hasil Penelitian Tentang Moksibusi............................................................8
BAB III PENUTUP...................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
a. Bu dengan acara api dibiarkan mati sendiri, kemudia titik akupuntur yang
dimaksud ditekan.
b. Xie dengan cara api moksa ditiup-tiup untuk menghasilkan api yang besar
sambal moksa diangkat naik turun dn tanpa adanya penekanan dititik
akupuntur.
a. Moksa Kerucut (cone) baik yang dipakai langsung maupun tidak langsung.
b. Moksa Sylinder atau Cerutu, merupakan moksa yang dibuat dari daun ngai
ataucampuran obat-obatan yang digulung berbentuk cerutu kemudian
dibakar serta didekatkan pada jarak tertentu serta digerakan seperti patukan
burung.
5
a. Siapkan moksa yang akan dipakai dan korek api serta lilin, siapkan juga
tempat pembuangan abu putung dari moksa.
b. Nyalakan moksa dan dekatkan ke titik akupunktur selama beberapa saat
tergantung tingkat ketahanan pasien. Jauhkan jika panas atau alihkan pada
titik yang lain, demikian pindah-pindahkan terus supaya tidak terlalu panas.
Pada penggunaan moksa yang dialas jahe atau bawang putih cenderung
terjadi pelepuhan di kulit, jika ini terjadi sobek sedikit dan keluarkan airnya,
6
Indikasi dari terapi moksa adalah sindrom dingin dan defisiensi Yang.
Tindakan terapi dapat dinilai menurut:
a. Terapi yang berhubungan dengan darah
1) Mengatur darah
2) menyimpan darah agar pada tempatnya
3) mengatur pergerakan darah
4) menguatkan darah
5) mendinginkan darah
6) Melancarkan stagnasi darah
7) Menghentikan perdarahan
b. Terapi yang berhubungan dengan yang, diantaranya:
1) menguatkan Yang
2) Mengaktifkan Yang
3) menurunkan kekuatan Yang hati
4) Menghangatkan Yang
c. Terapi yang berhubungan dengan cairan dan jing
1) Tonifikasi dan menutrisi yin
2) Meningkatkan cairan
3) Melancarkan cairan
7
4) Mendinginkan cairan
5) Menyimpan essence/sari
d. Terapi untuk bagian luar, saluran dan lubang
1) Pembebasan bagian luar
2) Bagian luar yang terbuka
3) Bagian luar yang dingin
4) Menstabilkan bagian luar
5) Menutrisi bagian luar
6) Mengendalikan keringat
7) Menghangatkan saluran
8) Mencerahkan mata
e. Terapi untuk kaku,bengkak dan wujud
1) Melemakan kekauan/bengkak dan menghilangkan bengkak
2) Menghentikan dan menghilangkan wujud
3) Melemahkan kekakuan
4) Meredakan bengkak
5) Menghentikkan obstruksi aliran qi
Hasil penelitian tentang terapi moksibusi dalam jurnal yang berjudul Effect
of Moxibustion Therapy on Intensity of Primary Dysmenorrhea in Adolescents
Girl at Cimahi Negeri 2 Junior High School yang diteliti oleh Achmad Setya
Roswend (2021), menyatakan bahwa terapi moksa merupakan salah satu
pengobatan non-farmakologis untuk dismenore pada remaja. Panas dari moxa
mampu merangsang sel-sel saraf sensorik di sekitar titik-titik akupuntur dan
dapat mempengaruhi sistem endokrin untuk melepaskan endorfin dan juga
menghambat impuls nyeri di tulang belakang, saraf tulang belakang. Hasil dari
penelitian membuktikan adanya perbedaan rata-rata nilai skala nyeri dismenore
primer pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p-value = 0,000)
sehingga ada pengaruh terapi moksibusi terhadap intensitas nyeri dismenore
primer pada remaja.
Dismenorea dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikis wanita. Fisik
fisik seperti nyeri pada perut bagian bawah, pinggang, dan bahkan punggung
akan menyebabkan ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas fisik sehari-
hari. Keluhan-keluhan ini terkait dengan ketidakhadiran berulang dari sekolah,
terbatasnya kehidupan sosial, prestasi akademik, dan aktivitas olahraga. Secara
psikologis Kondisi psikologis seperti mudah tersinggung, suasana hati yang
buruk, mudah marah, lemas, dan cemas. akan mempengaruhi kemampuan
seorang remaja. Keluhan ini menunjukkan adanya pengaruh yang buruk bila
mengalami dismenorea dengan produktivitas kerja dan perilaku wanita (Puji,
2011).
Masalah remaja yang mengalami dismenorea dapat diatasi dengan terapi
farmakologis atau non-farmakologis. Terapi nonfarmakologis antara lain istirahat
yang cukup, mengkonsumsi minuman hangat, relaksasi atau yoga, melakukan
aktivitas fisik fisik seperti olahraga, bersepeda, senam aerobik, mandi dengan air
hangat dan kompres hangat pada pada bagian yang nyeri (Komalasari, 2012).
9
Semua tindakan ini telah diteliti sebelumnya tetapi hanya mengurangi rasa nyeri
sampai rasa nyeri tersebut hilang, dan untuk penerapan kompres hangat tidak
sesuai dengan titik yang dapat mengurangi nyeri. Selain itu, terdapat terapi non
farmakologi lainnya yaitu Traditional Chinese Medicine (TCM), yaitu
akupunktur, akupresur, tuina, akupunktur aurikular, dan terapi moksibusi
(Mingxiao, et al., 2017). TCM dibagi menjadi 2 yaitu terapi yang menggunakan
jarum dan terapi yang tidak menggunakan jarum. menggunakan jarum. Terapi
TCM yang menggunakan jarum seperti akupunktur dan akupunktur auricular
membutuhkan keahlian dan pelatihan yang tersertifikasi. Terapi TCM yang tidak
menggunakan jarum adalah akupresur, tuina, dan moksibusi. Terapi akupresur
dan terapi tuina membutuhkan keterampilan dan pelatihan bersertifikat,
sedangkan terapi moksibusi merupakan terapi yang mudah dilakukan remaja
secara mandiri tanpa resep dokter resep dokter, hanya diberikan rangsangan
panas pada titik titik akupuntur, tanpa menggunakan jarum, biasanya menjadi
terapi pilihan untuk menghilangkan semua jenis nyeri dan dapat dikatakan bahwa
terapi moksibusi tanpa efek samping yang perlu ditakuti dan terjadi perbaikan
perlu ditakuti dan terjadi perbaikan dalam waktu yang lama (Koosnadi, 2017).
Menurut hasil penelitian Myeong Soo Lee (2010) terapi moksibusi dapat
mengurangi nyeri kanker dan herpes zoster karena adanya peningkatan kadar β-
endorfin dalam tubuh.
Moksa adalah salah satu terapi non-farmakologis yang menggunakan
pemanasan moksa. Moksa adalah alat berbentuk silinder atau kerucut yang
terbuat dari tanaman kering, yaitu daun Hia (Artemisia vulgaris), untuk
menghangatkan titik-titik akupunktur/akupuntur. Tanaman ini terbukti dapat
meningkatkan sirkulasi darah ke daerah panggul, rahim, merangsang menstruasi
dan mengatasi kram saat haid/dismenorea (Kiswojo, 2013). Pemberian
rangsangan panas pada titik akupunktur dengan teknik moksibusi dapat
mengatasi nyeri melalui peningkatan hormon endorfin, yaitu hormon yang
mampu memberikan rasa rileks rileks pada tubuh secara alamiah, memblokir
10
3.1 Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
13