Anda di halaman 1dari 23

TUGAS INDIVIDU 1

TERAPI MOKSA UNTUK MENGATASI MUAL DAN MUNTAH

PADA IBU HAMIL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Komplementer II

Disusun Oleh:

Rosmery Anjarpuspa (205401446077)

PROGRAM DVI KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Paper Organisasi Manajemen Pelayanan Kebidanan ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas individu “TERAPI OKSA UNTUK MENGATASI MUAL DAN
MUNTAH ” dengan baik. makalah ini dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan
dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih.
makalah ini disusun dengan konsep yang menarik dan dibuat berdasarkan sumber dan
fakta yang bisa dipercaya, sehingga makalah ini bisa kita pergunakan sebagai buku
tambahan, wawasan kita, disusun secara ringkas, praktis dan menarik agar pembaca
tidak jenuh dan lebih mudah menyerap pengetahuan yang dimaksud, terkait tujuannya
sebagai penunjang materi. Penyusun menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di
dunia ini, begitupun makalah yang telah kami buat, baik dalam hal isi maupun
penulisannya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik
di Universitas Nasional maupun lingkungan masyarakat.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. .................... 2

DAFTAR ISI............................................................................................ .................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ......................................................................... ................... ........ 5

1.2. Rumusan Masalah...................................................................... ........................... 6

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ ................................. 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kehamilan.......................................................... ................................ 7

2.2 definisi mual pada kehamilan ................................................... ........................... 7

2.3 faktor yang mempengaruhi rasa mual.................................................................. 7

2.4 cara mengatasi mual pada kehamilan .................................................................... 7

2.5 Sejarah Moksa ………….......................................................... ............................ 8

2.6 Identifikasi Daun Moksa ........................................................................................ 9

2.7 meridian .................................................................................................................. 11

2.8 Prinsip Terapi .......................................................................................................... 11

2.9 indnikasi Moksa ....................................................................................................... 13

2.10 Kontraindikasi dan Perhatian Khusus Daun Moksa .............................................. 14

2.11 Jenis Moksa ............................................................................................................ 15

2.12 Metode Pemakaian Moksa ....................................................................... .............. 16

3
2.13 Terapi Moksibasi pada Mual da Muntah ................................................................ 17

BAB III PEMBAHASAN

3.1 STUDI KASUS ........................................................................................................ 19

3.2 Resume ..................................................................................................................... 21

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan....................................................................... ................... .................... 22


4.2 Saran ....................................................................... ................... .............................. 22

DAFTAR PUSTAKA........................................................ .............................................. 23

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mual dan muntah merupakan masalah yang terjadi pada trimester I dengan frekuensi
muntah kurang dari 5 kali sehari selama kehamilan (Irianti, dkk, 2014: 56). Mual dan muntah
terjadi pada 60-80% ibu hamil pertama (primigravida) dan 40-60% pada ibu multigravida
(Solikhah, 2011).
Penanganan mual muntah tidak hanya menggunakan terapi farmakologi tetapi dapat
menggunakan terapi komplementer yang telah berkembang dimasyarakat, dengan sekitar
sepertiga populasi menggunakan beberapa jenis terapi atau penanganan komplementer. Hal
ini disebabkan oleh perubahan pada harapan dan pilihan masyarakat untuk memperkecil
penggunaan obat-obatan yang dapat menimbulkan efek samping merugikan (Medforth., dkk,
2011: 86). Terapi komplementer yang dapat digunakan yaitu akupresur atau akupuntur,
peppermint dan herbal jahe (Tiran, 2008: 159).
Moksibusi adalah cara merangsang titik akupunktur dengan menggunakan moksa yaitu
cerutu yang terbuat dari daun Ngai (Arthemisiavulgaris) dengan cara dibakar. Daya panas
dari moksa tersebut melalui titik akupunktur akan dialirkan menembus permukaan kulit, otot
dan kemudian sampai pada titik dan meridian sehingga akan menimbulkan reaksi
pengobatan, pencegahan dan perbaikan serta perawatan. Moxa tersedia dalam kerucut kecil,
stik-tube besar berbentuk seperti rokok yang terbuat dari tumbuhan herbal tersebut atau
sebagai “wol” yang dapat dipuntir pada salah satu ujung jarum akupuntur, yang lalu
disisipkan kedalam kulit secara normal dan moxa disulut. Moxa lepas terkadang juga dibakar
dalam kotak yang diletakkan diatas tubuh untuk membantu menyebarkan panas ang
dihasilkan ke daerah yang lebih luas. Moxabustion bisa bersifat “langsung” yakni dibakar
pada tubuh degna kerucut atau jaru akupuntur, ataupun “tidak langsung” yaki dibakar pada
tubuh diatas kulit dengan cara memegang stik moxa 2,5 cm (1 inchi) diatas bagian sasaran
atau dengan zat-zat lain misalnya jahe atau garam, ditempatkan di antara kulit dengan moxa
yang sedang dibakar.
Moxabusting digunakan bagi penyakit-penyakit yang berkaitan dengan dingin dan lembab
misalnya bentuk-bentuk tertentu arthritis dan nyeri punggung. Moxabusting tidak pernah

5
digunakan jika pasien menderita demam panas. Moxabusting langsung degan tumbuhan
herbal tersebut dibiarka terbakar pada kulit akan menyebabkan bekat luka dan karean itu
tidak pernah digunakan untuk wajah, kepla, dan organ-organ arteri atau tulang-tulang
penting. Pada kehamilan, tindakan moxabusting tidak pernah diberikan pada abdomen
bawah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi terapi moksa?
2. Bagaimana prinsip terapi dan indikasi dari pemakaian moksa?
3. Bagimana metode pemakaian moksa?
4. Apa saja meridian yang bisa diterapi dengan moksa?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi terapi moksa
2. Untuk mengetahui prinsip terapi dan indikasi dari pemakaian moksa
3. Untuk mnegetahui metode pemakaian moksa
4. Untuk mengetahui meridian yang bisa diterapi dengan moksa

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian kehamilan
Kehamilan merupakan suatu masa transisi antara kehidupan sebelum memiliki anak yang
sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Sukarni
K, 2013).MenurutManuaba (2010), kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauteri mulai dari sejak konsepsi dan berakhir pada saat awal permulaan
persalinan.Kehamilan adalah suatu keadaan perubahan ovum oleh spermatozoa kemudian
akan mengalami nidasi pada uterus dan berkembang sampai janin lahir, dimana hamil normal
berlangsung antara 37–40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Wiknjosastro,
2005).
2.2 Definisi mual (nausea) pada kehamilan
Mual merupakan gejala pertama yang dialami ibu yang sering terjadi sebelum periode
menstruasi pertama tidak datang. Mual dan muntah pada kehamilan merupakan reaksi tubuh
ibu terhadap perubahan yang terjadi akibat kehamilan. Kehamilan memengaruhi sistem
tubuh, baik secara hormonal, fisik, maupun psikologi. Mual yang terkadang disertai muntah
biasanya timbul sejak usia gestasi 5 minggu, yang dihitung berdasarkan Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT), dan mencapai pncak pada usia gestasi 8 hingga 12 minggu serta berakhir
pada usia gestasi 16 hingga 18 minggu (Tiran, 2008).
2.3 Faktor yang mempengaruhi rasa mual
Faktor fisiologis yang menyebabkan mual dan muntah yaitu seperti situasi korpus luteum
sisi kanan menyebabkan tingginya kadar hormon steroid di dalam sistem porta hepatik,
perubahan karbohidrat dan metabolisme lemak, dampak pada kemampuan mencium dan
melihat, faktor genetik, hormon hCG, faktor imunologis, hormon estrogen dan progesteron.
Selain itu terdapat faktor predisposisi mual dan muntah pada kehamilan dapat dikaitkan
denganperilaku, dukungan, keletihan, mual dan muntah dikehamilan sebelumnya, merokok,
masalah sosio-ekonomi, kesulitan dalam masalah membina hubungan, dan psikologis(Tiran,
2008).
2.4 Cara mengatasi mual pada kehamilan

7
Menurut Purwaningsih & Siti Fatmawati (2010), mual dan muntah sering dialami oleh ibu
hamil, cara mengatasi masalah tersebut agar dapat mempertahankan asupan nutrisi dan
cairan pada ibu hamil yaitu sebagai berikut :
a. Menghindari bau atau faktor-faktor penyebab terjadinya mual dan muntah
b. Sediakan makanan kering seperti biscuit atau roti bakar sebelum bangun dari tempat
tidur di pagi hari
c. Jaga pola makan dengan cara makan sedikit-sedikit tapi sering
d. Hindari makanan yang mengandung lemak, dan berminyak, serta berbumbu keras
e. Bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan dan jangan langsung bergerak
f. Banyak mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat
g. Banyak minum air, dan mengkonsumsi vitamin B6 yang diimbangi dengan istirahat
yang cukup.

2.5 Sejarah Moksa


Perkembangan sejarah dari penggunaan moksibusi untuk tujuan terapeutik diyakini dimulai
pada zaman kuno dan diyakini telah digunakan sebelum akupuntur ditemukan. Apa yang kita
sebut sebagai moksibusi dimulai sebagai teknik seerhan yang memungkinkan sebuah area
tubuh untuk menjadi hangat atau pembakaran oleh metode yang tersedia. Metode awal
termasuk peletakan dekat dengan api, menggunakan kulit yang diisi dengan pasir yang panas
atau batu, atau bahkan ang mengunakan panas daun dan batang tanaman untuk menciptakan
yang terlokalisasi kehangatan dan panas.
Gulungan-gulungan sutra mawangdui adalah tulisan paling awal yang ditemukan lagi
moksibusi dan ini menunjukan dizaman dinasti Zhou, terutama negara-negara berperang
periode 221-475 sebelum masehi. Namun, sebagai manusia menggunakan api dan mampu
untuk membuat api untuk lama sebelum ini diperkirakan bahwa moksibusi secara umum
digunakan dalam dinasti shang abad 16-11 SM. Eskipun tidak ada bukti epiris yang terkait
dengan manfaat yang dirasakan setelah pemanasan atau pembakaran bagian tubuh.
Pentingnya ramuan Artemisia Vulgaris dikenal dalam dinasti Zhou tertulis di buku Shi Jing
(buku syair pujian) abad 11-8 SM. Tulisam-tulisan ini dianggap koleksi awal Cinapuisi tapi
ini referensi Artemisia memberikan ada indikasi hubungannya kedokteran (Hoizey & amp;
Hoizey, 1988).

8
Beberapa menyebutkan moksibusi dibuat di dinasti Song tapi ada referensi spontan yang
imungkinkan dengan meggunakan kombinasi beberapa herbal yang menyebabkan iritasi
kulit. Rauan ini dikombinasikan dan ditempatkan pada kulit sehingga menyebabkan panas.
Hal ini tampaknya menjadi teknik tidak biasa dan tidak dijelaskan dalam teks-teks TCM saat
ini. Teori yang berkaitan dengan moksibusi juga dijelaskan dalam Zhen Jiu Zi Sheng Jing
yang dituli oleh Wang Zhi Zhong.
Dinasti Ming melihat peningkatan dalam penggunakan akupuntur seangkan penggunaan
moksibusi mulai kehilangan peminat. Akupuntur mulai dinikmati dari jaman kaisar ddari
waktu lalu sehingga menjadikan popular dan meluas. Disarankan bahwa rasa sakit yang
terkait langsung dengan moksa merupaka sebagaian dari alasan untuk penurunan popularitas,
tetapi efek ini menyebabkan perkembangan moksa tongkat. Moksa tongkat dikembankan
sebagai metode langsung moksa dan popularitasnya masih berlanjut. Menggunakan moksa
tongkat kembali popular adalah metode moksibusi yang bertahan sampai hari ini.

2.6 Identifikasi Daun Moksa


Menurut buku Dalimantha dala bukunya Atlas Tubuhan Obat Indonesia jilid 1, disebutkan
bahwa:
Nama Latin : Artemisia Vulgaris L. (baru cina)]
Nama Simplisia : Artemisia Vulgaris Folium (daun baru cina)
Nama Inggris : Folium artmisiae argy mugwort leaf
Suku : Asteraceae (Compositae)
Sinonim : Folium artemisiae argyi mugwort leafSuku : Asteraceae
(Compositae)Sinonim : A. chinensis, A. igniaria, A. indica, A. integrifolia,
A.moxa, A. lavandulaefolia, Crossostephiumartemesioides.

1. Uraian Tumbuhan
Tumbuhan asal cina ini berambut halus dan berbau tajam,menyenangi tanah yang
cukup lembap dan kaya humus. Dapat ditemukantumbuh liar di hutan dan di lading
sampai ± 3.000 m dpl. Artemisia argylLevl. Et. Vant. Adalah jenis baru cina yang
ditanam dipekarangan sebagaitumbuhan obat. Semak, menahun, setengah berkayu,
percabangan banyak, beralur dan berambut, tumbuh tegak, tinggi mencapai 1 m. Daun

9
tunggal, berbentuk bulat telur dengan tepi berbagi menjari, ujung meruncing, kedua
permukaan berambut halus, warna permukaan atas hijau, bawahnya hijaukeputihan,
duduk berseling, panjang 8-12 cm, lebar 6-8 cm. bunga majemuk dalam bonggol, kecil-
kecil, warnanya kuning muda, tersusun dalam rangkaian berbentuk malai yang tumbuh
merunduk, keluar dariketiak daun dan ujung tangkai. Buah kotak, bentuk jarum, kecil,
cokelat.Biji kecil, cokelat.Baru cina merupakan salah satu tumbuhan obat yang
berkhasiatuntuk pengobatan penyakit pada perempuan. Sering dimasak dengandaging
berlemak sebagai sayuran. Seperti daun adas, baru cina merupakansatu dari 9 tumbuhan
obat sacral di Anglo Saxon.

2. Bagian yang digunakan


Bagian yang digunakan dari tumbuhan Arthemesia Vulgarisdiantaranya: Daun, biji,
dan akar.Pemakaian saat segar atau dengan cara dikeringkan. Untuk moksa,yang
dipakai dari tumbuhan ini adalah daunnya. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur
dengan tepi menjari, ujung meruncing, kedua permukaan berambut halus, warna
permukaan atas hijau, bawahnya hijaukeputihan dengan panjang 8-12 cm dan lebar 6-8
cm. Dalam penggunaannya sebagai moksa, daun Artemisia vulgaris (baru
Cina)dikeringkan lalu digulung menyerupai cerutu lalu dibakar sampaiujungnya
menyala, lalu digunakan untuk memanasi titik akupunkturtertentu seperti pada nyeri
lambung, tidak nafsu makan, pendengarankurang, kelumpuhan otot, sesak napas,
pembengkakan kronis ati danlimpa, penyakit tulang belakang, skrofula, pleuritis,
rematik, ekzema, dangatal-gatal (pruritus). Daun segar yang digiling halus juga
digunakanuntuk pemakaian luar, misalnya pada luka berdarah, bisul, borok dan penolak
serangga. Sejumlah daun Artemisia vulgaris (baru Cina) yangdirebus juga bisa
digunakan untuk mandi atau mengompres leher yang kaku (tortikolis).
3. Kandungan Kimia
baru cina mengandung minyak atsiri (phellandrene, cadinene,α-thujone), α-amirin,
fernenol, dihydromatricaria ester, cineole, 1-α-terpineol, β-kariophilene, 1-quebrachitol,
dan tanin. Akar dan batangnya mengandung inulin(yang mengandung artemose).
Sedangkan cabang kecil mengandung oxytocin,yomogi alcohol, dan ridentin.
4. Sifat Herbal Moksa

10
Empat sifat tumbuhan merujuk kepada sifat-sifat “ dingin”,“panas”,”hangat” dan
“sejuk”. Keempat sifat tersebut memiliki dua kategori yang berlawanan, kategori yang
pertama yaitu hangat dan panas dan kategori yanglainnyanya yaitu dingin dan sejuk.
Dalam setiap kategori memiliki beberapaaspek umum dan beberapa perbedaan. Dengan
demikian, hangat dan panas memiliki beberapa aspek umum, sifat hangat lebih lemah
dari sifat panas. Sejuk dan dingin juga memiliki aspek umum sifat sejuk lebih lemah
dari sifat dingin.Sifat herbal berasal dari efek tindakan tersebut di badan organik.
Hal ini sesuai dengan dingin atau panasnya sifat penyakit yang digunakan untuk
mengobati. Herbal yang bertindak untuk menghilangkan atau mengurangi panas disebut
sifat dingin atau sejuk. Sebaliknya, herbal yang bertindak untuk menghilangkan atau
mengurangi dingin disebut sifat panas atau hangat.Ada beberapa tumbuhan yang
memiliki sifat netral. Ini berarti bahwa herbal adalah sifat yang tidak juga berarti hangat
maupun dingin. Di antaranya ada yang sedikit hangat dan beberapa juga sedikit sejuk.
Dengan demikian kenetralan masuk dalam penggolongan empat sifat; hal ini relatif dan
tidak mutlak.
2.7 MERIDIAN
Teori Meridian mengenai sistem pembuluh darah yang menopang seluruh tubuh manusia,
dan menyediakan sarana untuk menghubungkan semua bagian tubuh. “Meridian” adalah
istilah umum yang meliputi jing dan luo. Jing adalah meridian utama, yang merupakan jalur
yang menghubungkan tubuh bagian atas dan bawah, visera (interior) dan kulit, otot-otot,
tulang dan jaringan lainnya (bagian luar). Luo adalah cabang-cabang kolateral kecil
meridian utama. Luo membagi cabang menjadi lebih kecil, dan membentuk jaringan
pembuluh yangmencapai setiap bagian dari tubuh. Di dalam tubuh, Meridian erat kaitannya
dengan organ visceral. Sedangkan di luar, mereka erat berhubungan dengan anggota tubuh
dan sendi. Meridian menjadi saluran antara interior dan eksterior tubuh karena mereka
menggabungkan semua organ dan jaringan. Sistem meridian menyediakan jalur untuk
pergerakan Qi dan darah, Yin-Yang, dan berbagai organ untuk saling mempengaruhi satu
sama lain di bawah kondisi fisiologis dan patologis. Aplikasi akupunktur dan moxibustion
juga bergantung pada system meridian. Teori meridian merupakan kompone penting dari
system teoritis TCM.
2.8 Prinsip Terapi

11
Pemilihan daun Arthemesia Vulgaris sebagai bahan baku pembuatan Moksa karena daun
tersebut bersifat pahit dan pedas yang mampu mengaktifkanYang-Qi dan bisa membuka 12
jalur meridian utama dan membuat Qi dan darahtetap lancar sirkulasinya. Pedasnya itu bisa
masuk kedalam melalui meridian danmelancarkan Qi dan Xue, sedangkan pahitnya untuk
menghilangkan lembab.

a. Tujuan Moksibasi
 Menghangatkan Qi, Xue supaya lancar,
 Mengusisr penyebab penyakit dingin
 Menghangatkan Yang
 Menambah kekuatan Yang
b. Tekhnik moksibasi ada dua yaitu:
 Bu dengan cara api dibiarkan mati sendiri, kemudian titik akupunkturyang dimaksud
ditekan.
 Xie dengan cara api moksa ditiup-tiup untuk menghasilkan api yang besar sambil
moksa diangkat naik turun dan tanpa adanya penekanandititik akupunktur.
c. Aplikasi Penggunaan Moksa
 Sindrom dingin
 tonifikasi Yangc.
 Stagnasi Qi dan Xued.
 Sindrom Lembab Dingine.
 Defisiensi Yangf.
 Defisiensi Qi
d. Fungsi Moksa
 Mengalir di meridian b.
 Menghilangkan lembab dan dinginc.
 Menghangatkan uterusd.
 Menghangatkan limpa dan lambunge.
 Mengatur menstruasif.
 Mengembalikan posisi janing.
 Mengaktifkan Yang Qi

12
2.9 Indikasi Moksa
Menggunakan istilah medis Cina, dalam 'aksi' bagian detail dari spektrum efek ramuan.
Deskripsi ini terdiri dari satu pernyataan yang paling penting tentang ramuan, rasa, arah,
tindakan dan kaitannya dengan organ atau saluran memberikan informasi penting tentang
kualitas klinis. Namun, terapi yang tepat dari kualitas ramuan yang ditentukan dalam
tindakan. Ini kualifikasi yang tepat dari ramuan yang diperlukan untuk memilih ramuan yang
paling cocok sesuai dengan diagnosis yang diperoleh dan menggunakan kriteria yang sama.
Sebagai aturan, masing-masing rempah memiliki banyak tindakan di pembuangan, yang
dapat memiliki hingga delapan tindakan yang berbeda. Tindakan setiap ramuan berbeda
karena itu dapat dinilai menurut kepentingan klinis mereka.

Tindakan terapi dapat dinilai menurut:

a. Terapi yang berhubungan dengan darah:


 •Mengatur darah
 •menyimpan darah agar pada tempatnya
 •mengatur pergerakan darah
 •menguatkan darah
 •mendinginkan darah
 •Melancarkan stagnasi darah
 •Menghentikan perdarahan

b. Terapi yang berhubungan dengan yang, diantaranya:


 menguatkan Yang
 Mengaktifkan Yang
 menurunkan kekuatan Yang hati
 Menghangatkan Yang

c. Terapi yang berhubungan dengan cairan dan jing:


 Tonifikasi dan menutrisi yin

13
 Meningkatkan cairan
 Melancarkan cairan
 Mendinginkan cairan
 Menyimpan essence/sarid.

d. Terapi untuk bagian luar,saluran dan lubang


Pembebasan bagian luar
 Bagian luar yang terbuka
 Bagian luar yang dingin
 Menstabilkan bagian luar
 Menutrisi bagian luar
 Mengendalikan keringat
 Menghangatkan saluran
 Mencerahkan matae.
 Terapi untuk kaku,bengkak dan wujud
 Melemahkan kekauan/bengkak dan menghilangkan bengkak
 Menghentikan dan menghilangkan wujud
 Melemahkan kekakuan
 Meredakan bengkak
 Menghentikkan obstruksi aliran qi

2.10 Kontraindikasi dan Perhatian Khusus Daun Moksa


Kontraindikasi dan perhatian khusus daun moksa berkaitan dengan dosisyang
digunakan. Penggunaan daun moksa dalam dosis tinggi dapat menyebabkanefek
samping seperti mulut kering, mual, muntah, masalah lambung, diare dan pusing.
Penggunaan daun moksa yang berlebihan/overdosis (20-30 g) mengarahke gejala di
atas dalam waktu 1-4 jam, jika dosis ini diulang, maka dapat terjadihalusinasi,
paraesthesias, kejang dan hepatomegali. Dosis sangat tinggi juga dapatmenimbulkan
masalah selama kehamilan, yaitu dapat mengakibatkan perdarahandan menyebabkan
aborsi. Pengeringan sampai kering atau sampai hangus dapatmengurangi efek toksik.

14
Adapun kontra indikasi dari moksibusi menurut Saputra (2005):
1. Moksibusi dilarang untuk keadaaan Yin Si dan Yang Xiang, yang berarti keadaan
Yin kosong dan Yang berlebihan.
2. Tidak dianjurkan moksibusi area wajah, genitalia, putting susu, daerah tendo dan
pembululuh darah penting, perut bagian bawah dan daerah koksigeus pada wanita
hamil
3. Pada pasien dengan kondisi lemah
4. Scarring Moxibution tidak boleh dilakukan di area kepala, wajah, pembuluh darah
besar

2.11 JENIS MOKSA


a.Moksibusi dengan moksa kerucut
Remas dan bentuk moksa ke kerucut atau silinder. Moksa ini bervariasi dari ukuran
sebesar biji gandum sampai setengah buah zaitun. Satu unit perawatan adalah
penggunaan satu kerucut atau silinder moksa di salah satu acupoint.Moksibusi dengan
moksa dapat langsung atau tidak langsung.

Gambar 1.1

b.Moksibusi dengan Moksa Sticks


Sebuah moxa stick moxa digulung menjadi bentuk silinder panjang tipis
dandibalut dengan kertas, seperti rolling rokok. Ketika digunakan salah satuujung
tongkat dinyalakan dan diterapkan pada titik akupunktur atau bagiantubuh yang

15
sakit. Moxa tongkat (moxa stick) mudah untuk memanipulasi,hasil terapi yang baik
dan mudah diterima oleh pasien. Teknik ini palingsering digunakan dalam praktek
klinis. Moksibusi dengan moxa tongkatdiklasifikasikan ke dalam "moksibusi mild-
warm (ringan-hangat),"" sparrow-peck moksibusi(Burung gereja-mematuk
moxibustion)," dan "circling moksibusi (berputar- putar)".

Gambar 1.2

2.12 METODE PEMAKAIAN MOKSA


Moksibusi adalah cara pengobatan tradisional yang menggunakan moksa(MoE-Kuasa=
ramuan daun-daunan yang dibakar), moksa dibuat dari daun Arthamesia vulgaris.
Jenis moksa:
1. Moksa kerucut
2. Moksa batang
Menurut Pialoux (2008)cara menggunakan moksa secara umum adalah sebagai berikut :
1. Gunakan moksa batang ataupun moksa kerucut
2. Gunakan moksa dan jangan biarkan abu dari moksa menetes di kulit pasien.
3. Setelah penggunaan selesai pastikanlah api moksa sudah benar2 padam

Cara moksibusi menggunakan moksa kerucut menurut Pialoux (2008) dan Saputra
(2005) yaitu:
1. Cara langsung

16
Cara langsung yaitu sebelum melakukan moksibusi daerah yang akandimoksa
terlebih dahulu diolesi dengan parafin. Cara langsung dapat diklasifikasikan menjadi
2, yaitu:
a. Scaring/meninggalkan bekas
b. Non scaring/ tidak meninggalkan bekas.

2. Cara tidak langsung


Cara tidak langsung yaitu dengan memberikan penyekat antara moksa kerucut dan
kulit. Penyekat dapat berupa selapis garam dapur atau irisan jahe.

Cara moksibusi dengan moksa batang menurut Pialoux (2008) dan Saputra(2005)
yaitu:

1. Langsung, mula-mula ujung moksa didekatkan dengan kulit, kemudian setelah


pasien merasa panas moksa dijauhkan sedikit demi sedikit, begituseterusnya.
2. Mematuk, ujung moksa didekatkan sampai dekat, lalu dijauhkan, dan kemudian
didekatkan kembali, begitu seterusnya.
3. Rotasi, moksa digerakkan melingkar di daerah yang dsedang dimoksibusi
2.13 Terapi Moksibasi pada Mual dan Muntah
Mual dan Muntah Moksibasi pada titik Dan Cung (Ren17), Ji Hai (Ren6), Nei Kuan
(P6), Wei Su (B21) dan San Yin Ciao (Sp6) dengan moksa kerucut, kira-kira 5 – 7 buah
moksa kerucut yang dibutuhkan. Titik-titik sekunder Dueb Ting (K117), Cung Kui (EX-
UE3), Tan Su (B19) dan He Ku (L14).
a. Metode Moksibusi Dengan Moksa Berbentuk Kerucut
Metode moksibasi dengan moksa berbentuk kerucut dapat dilakukan dengan dua
teknik, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Berikut uraian lebih lanjut untuk
mendalami metode tersebut.

a) Cara Langsung Untuk melakukan moksibusi dengan moksa bentuk kerucut secara
langsung terlebih dahulu diatas titik meridian diolesi dengan paraffin. Adapun teknik
moksibasi secara langsung dibagi lagi menjadi dua cara yaitu :
1. Cara tidak meninggalkan bekas

17
Setelah titik meridian diolesi paraffin, kerucut diletakkan diatasnya, lalu
dibakar., setelah terasa panas menyengat, moksa diangkat dengan capit dan bila
perlu diberi moksa baru.
2. Cara meninggalkan bekas
Setelah titik diolesi parafin kerucut diletakkan diatasnya lalu dibakar,
walaupun telah terasa panas yang menyengat, moksa dibiarkan terbakar terus
sampai habis, akibatnya kulit akan terbakar, dikatakan cara ini lebih bermanfaat.

b) Cara tidak langsung


Disebut cara tidak langsung karena di antara kerucut moksa dan kulit diberi
penyekat berupa selapis garam dapur atau seiris jahe setebal beberapa mm yang
tengahnya ditusuk berulang-ulang supaya berlubang. Moksibusi cara ini biasanya
dilakukan pada Pusat Perut. Pusat perut dipenuhi dengan garam dapur. Atau dialasi
dengan seiris jahe. Moksa kerucut diletakkan dia atasnya, lalu dibakar.. Cara ini
dapat diterpakan dalam mengobati kasus-kasus seperti pusat mules, sakit perut yang
hebat, diare, kolaps dengan keringat dingin serta lengan/tungkai dingin.

18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Study Kasus
1. Data Subjektif
a. Keluhan yang dirasakan :
Ibu mengatakan hamil 3 bulan, mengeluh sejak 3 hari yang lalu mengalami mual dan
muntah berupa cairan ± 10x/ hari, setelah makan dan minum, serta terasa lemas dan
pusing
b. Riwayat kesehatan yang lalu :
Tidak mempunyai riwayat penyakit degenaratif seperti penyakit Jantung, Diabetes,
Asma dan lain-lain.
2. Data Objektif
a. Keadaan umum :
lemas, kesadaran composmentis. Tekanan darah 110/70 mmHg, Pernafasan 20 x/i, Nadi
80 x/i, Suhu 36,6 ˚c, sklera putih kekuningan, konjugtiva pucat, mata cekung, BB
sebelum hamil 67,7 kg, BB sekarang 68 kg, Tinggi Badan 155 cm, HPHT 01-04-2016
UK 17 minggu 5 hari, TP 08-07-2017.
b. Pemeriksaan Palpasi :
1) Leopold I : Tidak dilakukan
2) Leopold II : Tidak dilakukan
3) Leopold III : Tidak dilakukan
4) Leopold IV : Tidak dilakukan
c. TBBJ : -
d. Pemeriksaan laboratorium :
Protein urine : (-)
Hb : 10 gr%/dl
Glukosa : (-)
3. Analisa
G5P3A1H3 usia kehamilan 17 minggu dengan hiperemesis gravidarum tingkat I hari
pertama.

19
4. Penatalaksanaan
1) Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan menjelaskan bahwa saat ini ibu
sedang mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I dan meyakinkan pada ibu dan
keluarga bahwa penyakit dapat disembuhkan, ibu mengerti dan agak cemas dengan
keadannya.
2) Menempatkan ibu di ruangan yang nyaman, sirkulasi udara yang bagus dan jauh dari
bau-bauan yang menyebabkan mual dan muntah, ibu merasa nyaman setelah
dipindahkan ke ruangan.
3) Bantu ibu berbaring dan setelah itu tentukan titik meridian yang akan dilakukan terapi ,
diatas titik meridian diolesi dengan paraffin. Setelah titik meridian diolesi paraffin,
siapkan moksa kerucut 5-7 buah lalu kerucut diletakkan diatasnya, lalu dibakar, setelah
terasa panas menyengat, moksa diangkat dengan capit dan bila perlu diberi moksa baru,
ibu perlahan mulai merasa lebih baik.
4) Merapikan alat dan membantu ibu memakai baju setelah terapi selesai dilaksanakan.
Alat sudah rapi dan ibu sudah memakai baju kembali.
5) Memberikan dukungan psikologis pada ibu dengan melibatkan suami dan keluarga
untuk dapat membantu ibu dalam proses penyembuhan dengan memberikan pengertian
bahwa mual dan muntah adalah suatu hal yang wajar dan normal sehingga ibu tidak
merasa takut dan khawatir, ibu mengerti dan tidak khawatir dengan keadaannya.
6) Menganjurkan ibu makan sedikit tapi sering, ibu mau makan bubur sedikit dan
dimuntahkan kembali, namun ibu tetap memakan buburnya.
7) Menganjurkan ibu untuk tidak terlebih dahulu memakan makanan yang dapat
merangsang mual dan muntah misalnya makanan makanan yang berminyak yaitu
gorengan, ibu mengerti dan menghindari makan makanan yang berminyak.
8) Memberitahu ibu 6 tanda bahaya pada kehamilan yaitu : perdarahan lewat jalan lahir,
sakit kepala menetap, gangguan penglihatan, odema pada wajah dan tangan, pergerakan
janin berkurang, nyeri perut hebat, apabila ibu mengalami hal tersebut maka ibu harus
segera pergi ke tenaga kesehatan terdekat, ibu mengerti dengan apa yang di jelaskan.
9) Melakukan pendokumentasian SOAP.

20
3.2 Resume Terapi Moksa
Moxa-terapi (Moxibustion) adalah bagian dari akupunktur dan Pengobatan
Tradisional Cina. Moxibusi diterapkan menggunakan ramuan Cina disebut Moxa
(Artemisia argyi) atau jenis tanaman mugwort. Moxa berbentuk seperti cerutu besar,
yang nantinya akan dinyalakan. Kehangatan yang keluar dengan posisi moxa yang
tepat akan merangsang titik akupuntur yang dituju. Dari berbagai penelitian, tidak
ada efek samping telah dialami setelah moxa-terapi. Stick moxa itu bersifat panas,
maka tidak boleh menyentuh kulit tetapi tetap minimum pada jarak 1 cm (1/3 inci).
Tekniknya itu adalah dengan cara api moksa ditiup-tiup untuk menghasilkan api
yang besar sambil moksa diangkat naik turun dan tanpa adanya penekanan dititik
akupuntur. Manfaat terapi moksa adalah Membuat ibu hamil menjadi lebih nyaman
dan rileks, Merupakan perawatan yang aman untuk ibu hamil, Merupakan perawatan
yang aman untuk janin karena tidak melakukan kontak langsung, Dapat membantu
merubah posisi janin yang sungsang secara alami, Minim efek samping jika
dilakukan antara minggu ke-33 dan minggu ke-37 kehamilan, Meningkatkan
kemungkinan kelahiran alami.
Terapi Dilakukan sekitar 20-30 menit per hari, selama dua minggu dan Dimulai
ada minggu ke-33 atau ke-34 kehamilan sampai 37 minggu kehamilan.

21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Moksibusi adalah metode mengobati dan mencegah penyakit dengan menggunakan panas
dari pembakaran moksa untuk merangsang titik akupuntur. Moksa berasal dari Artemisia
vulgaris. Perkembangan sejarah dari moksibusi dengan tujuan terapeutik diyakini dimulai
pada zaman kuno dan diyakini telah digunakan sebelum akupunktur ditemukan. Moksa ada
dua jenis yaitu, moksa kerucut dan moksa roll, sedangkan untuk teknik penggunaannya yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Terapi moksa juga bisa digunakan untuk penangan ual
dan muntah pada kehamilan. Pada penangan ual muntah pada ibu hail digunkan moksa
berbentuk kerucut setelah itu moksa dibakar dia atas meridian yang sudah diolesi parafin.
Terdapat perubahan yang dirasakan oleh ibu yaitu berkurangnya perasaan mual.

4.2 Saran
Agar terapi komplementer semakin diminati oleh masyarakat sebagai pengobatan alternatif
atau pengobatan pendamping, bidan dan tenaga terapis lebih sering mensosialisakin kepada
masyarakat tentang manfaat dari terapi komplementer.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, S. (1999).Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Dharmojono.Teknik Hebat Penyembuhan dengan Akupunktur & Moksibasi. 2009. Yogyakarta : Media
Pressindo

Gongwang, L.,et al .(1999).Clinical Acupuncture & Moxibusen.Beijing: TSTTPC.

Hempen, Carl-Herman.(2009).A Materia Medica For Chinese Medicine.German:Churchill Livingstone


Elsevier.

Liu Z, Liu L.(2009).Essentials of Chinese Medicine.New York: Springer Dordrecht Heidelberg.

Pialoux, J. (2008).Guide to Acupuncture and Moxibustion. Switzerland: Foundation Cornelius Celsus.

Saputra, K. (2005).Akupunktur Dasar. Surabaya: Airlangga University Press.

Songyu C, et al.(2002).Science of Chinese Materia Medica.China: Publishing Houseof Shanghai


University of TCM

Sukarta, Putu Oka. Pijat Akupresur untuk Kesehatan.2008, Jakarta : Penebar Plus.

23

Anda mungkin juga menyukai