Anda di halaman 1dari 21

TUGAS INDIVIDU 1

PEMBERIAN TABELT FE PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DAN


BODY MASSAGE OKSITOSIN PADA IBU POSTPARTUM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Teknologi Pelayanan Kebidanan

Disusun Oleh:

Rosmery Anjarpuspa (205401446077)

PROGRAM DVI KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Paper Organisasi Manajemen Pelayanan Kebidanan ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas individu “ TABLET FE DAN BODY MASSAGE” dengan baik.
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih. makalah ini disusun dengan
konsep yang menarik dan dibuat berdasarkan sumber dan fakta yang bisa dipercaya,
sehingga makalah ini bisa kita pergunakan sebagai buku tambahan, wawasan kita,
disusun secara ringkas, praktis dan menarik agar pembaca tidak jenuh dan lebih mudah
menyerap pengetahuan yang dimaksud, terkait tujuannya sebagai penunjang materi.
Penyusun menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun
makalah yang telah kami buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari rekan rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai
sumbangan pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Universitas
Nasional maupun lingkungan masyarakat.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. .................... 2

DAFTAR ISI............................................................................................ .................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ......................................................................... ................... ........ 5

1.2. Rumusan Masalah...................................................................... ........................... 6

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ ................................. 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kehamilan.......................................................... ................................ 7

2.2 definisi mual pada kehamilan ................................................... ........................... 7

2.3 faktor yang mempengaruhi rasa mual.................................................................. 7

2.4 cara mengatasi mual pada kehamilan .................................................................... 7

2.5 Sejarah Moksa ………….......................................................... ............................ 8

2.6 Identifikasi Daun Moksa ........................................................................................ 9

2.7 meridian .................................................................................................................. 11

2.8 Prinsip Terapi .......................................................................................................... 11

2.9 indnikasi Moksa ....................................................................................................... 13

2.10 Kontraindikasi dan Perhatian Khusus Daun Moksa .............................................. 14

2.11 Jenis Moksa ............................................................................................................ 15

2.12 Metode Pemakaian Moksa ....................................................................... .............. 16


2.13 Terapi Moksibasi pada Mual da Muntah ................................................................ 17

BAB III PEMBAHASAN

3.1 STUDI KASUS ........................................................................................................ 19

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan....................................................................... ................... .................... 21


4.2 Saran ....................................................................... ................... .............................. 21

DAFTAR PUSTAKA........................................................ .............................................. 22


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Data hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian
Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi
(AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Melengkapi hal tersebut, data laporan dari
daerah yang diterima Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa jumlah ibu yang
meninggal karena kehamilan dan persalinan tahun 2013 adalah sebanyak 5019 orang.
Sedangkan jumlah bayi yang meninggal di Indonesia berdasarkan estimasi SDKI 2012
mencapai 160.681 anak (Depkes, 2014).
Penyebab kematian ibu langsung di negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah
perdarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, dan komplikasi abortus. Penyebab kematian
langsung tersebut merupakan 35 penyebab kematian ibu terbanyak, penyakit kematian ibu
tidak langsung adalah anemia (Depkes RI dan FKM UI 2005).
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan
nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap
kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut “potensial danger to mother
and child” (potensial membahayakan ibu dan anak). Oleh karena itulah, anemia memerlukan
perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2007).
Kementrian Kesehatan sejak tahun 1975 telah melakukan upaya penanggulangan dengan
pemberian tablet besi yang dapat dilakukan melalui pelayanan antenatal di sarana kesehatan
seperti Puskesmas, dengan rincian 30 tablet pada trimester kedua dan 60 tablet pada trimester
ketiga.

Menurut data WHO terbaru pada tahun 2015 di Amerika Serikat angka Kematian Bayi
pada Negara ASEAN (Association of South East Asia Nations) seperti di Singapura 3 per
1000 kelahiran hidup, Malaysia 5,5 per 1000 kelahiran hidup, Thailand 17 per 1000 kelahiran
hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup, dan Indonesia 27 per 1000 kelahiran hidup.
Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi dari Negara ASEAN lainnya, jika
dibandingkan dengan target dari SDGs (Sustainable Development Goals) tahun 2016 yaitu
23 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian bayi dan balita tersebut adalah
factor gizi, dengan penyebab antara lain karena buruknya pemberian ASI eksklusif.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah bagi bayi dengan kandungan gizi

paling sesuai untuk pertumbuhan optimal ( Hegar, 2016). Oleh karena itu organisasi

kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan agar setiap bayi baru lahir mendapatkan ASI

eksklusif selama enam bulan, namun pada sebagian ibu tidak memberikan ASI eksklusif

karena alasan ASI nya tidak keluar atau hanya keluar sedikit sehingga tidak memenuhi

kebutuhan bayinya.

Tidak semua ibu postpartum langsung mengeluarkan ASI karena pengeluaran ASI
merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf dan
bermacam-macam hormon yang berpengaruh terhadap pengeluaran oksitosin (Soetjiningsih,
2015).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi Anemia?
2. Bagaimana cara peberian Tablet FE?
3. Apa definisi Oksitosi massage?
4. Bagimana Teknik Oksitosin Massage?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Anemia
2. Untuk mengetahui Cara pemberian tablet FE
3. Untuk megetahui definisi Oksitosin massage
4. Untuk mengetahui Teknik Oksitosin Massage
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Kehamilan


Kehamilan didefinisikan sebagai penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu. Kehamilan
terbagi dalam tiga trimester, di mana trimester ke satu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga 27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke 28 hingga 40) (Saifuddin, 2009).

2.2 Anemia Dalam Kehamilan


Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi kekurangan sel darah
merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11 gr/dl. Pada trimester I dan III kadar
hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada trimester II kadar hemoglobin kurang dari 10,5
gr/dl. Pada ibu hamil anemia yang sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi.
(Prawirohardjo, 2010 dalam Astarina, 2014).
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar hemoglobin (Hb) yang
berada di bawah normal. Di Indonesia, anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan
zat besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi
besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu
hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada
janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan
menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama
trimester III (Waryana, 2010).

2.2.1 Patofisiologi Anemia


Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena
perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta. Volume plasma
meningkat 45-65% dimulai pada trimester kedua kehamilan, dan maksimum
terjadi pada bulan ke sembilan dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit
menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang
meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta yang menyebabkan
peningkatan sekresi aldesteron. Stimulasi peningkatan 300-350 ml massa sel
merah ini dapat disebabkan oleh hubungan antara hormon maternal dan
peningkatan eritropoitin selama kehamilan. (Ibrahim dan Proverawati, 2011).
Kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar 800-1000 mg untuk
mencukupi kebutuhan yang terdiri dari : 1) Terjadinya peningkatan sel darah
merah membutuhkan 300-400 mg zat besi dan mencapai puncak pada 32
minggu kehamilan. 2) Janin membutuhkan zat besi 100-200 mg. 3)
Pertumbuhan plasenta membutuhkan zat besi 100-200 mg. Sekitar 190 mg
hilang selama melahirkan. (Ibrahim dan Proverawati dalam Dhamayani, 2014).

2.2.2 Etiologi Anemia


Ketika ibu hamil, jumlah darah bertambah (hypervolemia) sehingga terjadi
pengenceran darah. Kondisi tersebut disebabkan karena pertambahan sel-sel
darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma darah. Berikut adalah
perbandingannya. 1) Plasma darah bertambah 30%. 2) Sel-sel darah bertambah
18%. 3) Hemoglobin bertambah 19%. Secara fisiologis, pengenceran darah ini
adalah untuk membantu meringankan kerja jantung (Pranoto, 2013). Penyebab
lain dari anemia yaitu kehilangan darah berat akibat menstruasi, atau parasit
infeksi seperti cacing tambang, ascaris, serta schistosomiasis yang dapat
menurunkan konsentrasi hemoglobin darah (Hb) (Benoist, 2008).

2.2.3 Tanda Dan Gejala Anemia


Anemia dapat menyebabkan tanda dan gejala:
a. letih, sering mengantuk, malaise;
b. pusing, lemah;
c. nyeri kepala;
d. luka pada lidah;
e. kulit pucat;
f. membran mukosa pucat (misal, konjungtiva);
g. bantalan kuku pucat;
h. tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah. (Rukiyah, 2010).

2.2.4 Diagnosis Anemia Pada Kehamilan


Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan
anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil
muda. (Manuaba, 2010).
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakanalat
pemeriksaan Hb. Hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai berikut
(Manuaba, 2010).
Hb 11 g% tidak anemia
Hb 9 – 10 g% anemia ringan
Hb 7 – 8 g% anemia sedang
Hb >7 g% anemia berat

2.2.5 Dampak Anemia


Terhadap Ibu
1. Bahaya Selama Kehamilan
1) Abortus.
2) Persalinan prematur.
3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam Rahim.
4) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%).
5) Perdarahan antepartum.
6) Ketuban pecah dini (KPD).

2. Bahaya saat Persalinan


1) Gangguan his.
2) Kala I memanjang.
3) Persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah.
4) Retensio plasenta.
5) Atonia uteri.

3. Pada Masa Nifas


1) Subinvolusi.
2) Perlukaan sukar sembuh.
3) Infeksi puerperium.
4) Pengeluaran ASI berkurang.
5) Anemia masa nifas.
6) Infeksi mamae.

4. Dampak Anemia
1) Asfiksia intrauterin sampai kematian.
2) IUFD.
3) BBLR.
4) Kelahiran dengan anemia.
5) Cacat bawaan.
6) Mudah terkena infeksi.
7) IQ rendah dan bahkan bias mengakibatkan kematian. (Manuaba,
2010).

2.2.6 Pencegahan Anemia


1. Pemberian Fe
Pemberian tablet besi merupakan salah satu pencegahan anemia.
Pemerintah saat ini mulai melihat calon pengantin perempuan sebagai
target. Mereka diberikan tablet tiap minggu selama 16 minggu ditambah 1
tablet tiap hari selama haid. Dosis mingguan ini ternyata cukup efekstif
dalam meningkatkan kadar hemoglobin (Asrtarina, 2014).
Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr
%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi
dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Susiloningtyas,
2012). Selain itu, pendidikan dan peningkatan asupan besi melalui
makanan juga merupakan upaya dalam mencegah anemia. Mengonsumsi
makan yang cukup mengandung kalori, setiap 1000 kkal makanan dari
beras mengandung 6 mg Fe. Meningkatkan makanan yang dapat memacu
penyerapan zat besi dan mengurangi makanan yang dapat menghambat
penyerapan zat besi (Arisman, 2007).
2. Nutrisi Ibu Hamil
Nutrisi pada ibu hamil sangat menentukan status kesehatan dan
janinnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi menurut Arisman
(2004) dalam Yanti (2010) adalah sebagai berikut:
a. Keadaan sosial ekonomi keluarga ibu hamil Untuk memenuhi kebutuhan
gizi diperlukan sumber keuangan yang memadai. Daya beli keluarga
yang rendah dalam emmenuhi kebutuhan gizi sudah barang tentu asupan
nutrisi juga berkurang.
b. Keadaan kesehatan dan gizi ibu Ibu dalam keadaan sakit kemampuan
mengkonsumsi zat gizi berkurang ditambah lagi pada keadaan sakit
terjadi peningkatan metabolisme tubuh sehingga diperlukan asupan yang
lebih banyak.
c. Jarak kehamilan jika yang dikandung bukan anak pertama Jarak
kelahiran yang pendek mengakibatkan fungsi alat reproduksi masih
belum optimal.
d. Usia kehamilan pertama Usia di atas 35 tahun merupakan resiko penyulit
persalinan dan mula terjadinya penurunan fungsi-fungsi organ
reproduksi.
e. Kebiasaan ibu hamil mengkonsumsi obat-obatan, alkohol, perokok,
pengguna kopi.
Kecukupan akan zat gizi pada ibu hamil dapat dipantau melalui keadaan
kesehatannya dan berat badan janin saat lahir. Adanya penambahan berat
badan yang sesuai standar ibu hamil merupakan salah satu indicator
kecukupan gizi. Pada trimester pertma sebaiknya kenaikan berat badan 1-2
kg, trimester ke dua dan ke tiga sekitar 0,34-0,50 kg tiap minggu (Tarwoto,
2007).
2.3 Pengertian Masa Nifas

Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, dimulai sejak setelah

lahirnya plasenta sampai dengan setelah 6 minggu atau 42 hari (Elisabeth, 2016).

2.4 Pengertian Oksitosin Massage

Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi
ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae)
sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon
prolactin dan oksitosin setelah melahirkan (Puspita,2017 ).
Melalui pijatan atau rangsangan pada tulang belakang, neurotransmitter akan
merangsang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke hypothalamus di hypofise
posterior untuk mengeluarkan oksitosin yang menyebabkan buah dada mengeluarkan
air susunya. Dengan pijatan di daerah tulang belakang ini juga akan mereklaksasi
ketegangan dan menghilangkan stress dan dengan begitu hormon oksitosin keluar dan
akan membantu pengeluaran air susu ibu. Kolostrum yang menetes atau keluar
merupakan tanda aktifnya reflex oksitosin ( Puspita, 2017).
Pace.B (2014) juga menyatakan bahwa pijat oksitosin secara signifikan dapat

mempengaruhi system saraf perifer, meningkatkan rangsangan dan konduksi impuls

saraf, melemahkan dan menghentikan rasa sakit serta meningkatkan aliran drah ke

jaringan dan organ.Disamping itu membuat otot menjadi fleksibel dan memberikan

efek terapi dan santai sehingga merasa nyaman dan rileks.

2.4.1 Manfaat Pijat Oksitosin:


1. Membantu ibu secara psikologis, menenangkan, dan tidak stress.
2. Membangkitkan rasa percaya diri
3. Membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya.
4. Meningkatkan ASI
5. Memperlancar ASI
6. Melepas Lelah
7. Ekonomis
8. Praktis
2.4.2 Cara Merangsang Reflek Oksitosin, Menurut Elisabeth 2016:

a. Kompres air panas untuk mengurangi rasa sakit

b. Ibu harus rileks

c. Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudra)

d. Pijat ringan pada payudara yang bengkak ( pijat pelan-pelan kearah tengah)

e. Stimulasi payudara dan putting

f. Kompres air dingin pasca menyusui

g. Memakai BH yang sesuai.

2.4.3 Langkah-langkah Melakukan Pijat Oksitosin

Langkah-langkah melakukan pijat oksitosin dengan metode oksitosin sebagai

berikut (Departemen kesehatan RI, 2015) .

1. Melepaskan baju ibu bagian atas.

2. Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk bantal, namun ada dua

posisi alternative, yaitu boleh telungkup di meja seperti ini

3. Memasang handuk

4. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil

5. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan dua

kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk kedepan. Area tulang belakang
leher, cari daerah dengan tulang yang paling menonjol, namanya processus

spinosus/ cervical vertebrae 7.

6. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan-gerakan

melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jari.

7. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang kerah bawah, dari

leher kearah tulang belikat, selama 2-3 menit.

8. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali

9. Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat dan dingin secara

bergantian.
BAB III

STUDI KASUS

3.1 Anemia dalam kehamilan

Kunjungan ANC

Tanggal 02 Februari 2018 Pukul 10.30 WIB

Identitas Klien : Ny. A Suami Nama : Tn. E

Umur : 29 Tahun Umur : 34 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : Karyawati Pekerjaan :Karyawan

Alamat : Jalan Kramat Pulo Dalam RT 014/05

Data Subjektif :

Alasan Datang:

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya. Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Riwayat Haid:

HPHT tanggal 23 Juni 2018 lamanya 7 hari, banyaknya 2-4 kali ganti pembalut/ hari,

siklus haid 28 hari. Haid sebelumnya tanggal 27 Mei 2018, lamanya 5 hari. Tapsiran

persalinan tanggal 30 Maret 2019.

Riwayat dan kebiasaan sehari-hari;

Makan 3x/ hari dengan lauk ikan, tahu, tempe, dan sayuran. Mandi 2 kali /hari, BAB 1

kali /hari, BAK 5-8 kali /hari.


Riwayat kehamilan ini, persalinan, dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan ke tiga dan tidak pernah keguguran

Anak I

Lahir tahun 2012, lahir cukup bulan, spontan ditolong oleh bidan, tidak ada penyulit,

jenis kelamin laki-laki, BB 2700 gram, PB 50 cm, keadaan sehat, nifas baik.

Anak II

Lahir tahun 2016, lahir cukup bulan, spontan ditolong oleh bidan, tidak ada penyulit,

jenis kelamin laki-laki, BB 3100 gram, PB 48 cm, keadaan sehat, nifas baik.

Riwayat keluarga berencana

Ibu mengatakan tidak menggunakan KB, ibu mengatakan menggunakan KB alamiah

dengan metode kalender.

Riwayat penyakit yang dan sedang diderita

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit apapun dan tidak ada riwayat

penyakit keturunan (hipertensi, diabetes, asma, dan TBC).

Riwayat dan kebiasaan sehari-hari:

makan, personal hygiene, dan eliminasi Ibu makan 3x sehari dengan selingan cemilan.

Ibu mandi 2 x/hari, sikat gigi, mengganti pakaian minimal 2 x/hari, BAB 1 /hari, BAK

5-8 x/hari.

Kondisi psikososial (keluarga inti, perkawinan, kehamilan)

Ibu mengatakan tinggal di sebuah kosan dengan suaminya, hubungan dengan suaminya

cukup baik, ibu dan suami sangat senang dengan kehamilan ini.
Data Objektif

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran Compos Mentis, keadaan emosional stabil, TB 150

cm, LILA 25 cm, BB 59 Kg, TD 120 /80 mmHg, N 83 x/m, RR 21 x/m, S: 36,50C,

konjungtiva sedikit pucat.

Pemeriksaan Obstetrik

TFU 31 cm, di fundus teraba bokong, di sebelah kanan perut ibu teraba ekstremitas

dan sebelah kiri teraba punggung, bagian terendah teraba kepala dan belum masuk

PAP, TBJ = (31-13) 155 = 2790 gram. DJJ 142 x/m, teratur, punctum maksimum satu

tempat di sebelah kiri bawah pusat.

Pemeriksaan Penunjang

- Darah: HB 10,2 gram/dl (24 November 2015)

- Urine: reduksi (-), protein (-) (24 November 2015)

- Golongan Darah: O

Analisa

Diagnosa kebidanan

Ibu: G3P2A0 hamil 32 minggu dengan anemia ringan

Janin: tunggal, hidup, presentasi kepala

Diagnose potensial: anemia sedang

Penatalaksanaan

1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan saat ini, ibu mengetahui hasil

pemeriksaan.

2. Memberitahu ibu bahaya anemia pada kehamilan, ibu mengerti.


3. Memberitahu ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi dengan minum air putih

lebih banyak, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, makan secara teratur,

mengonsumsi makanan tambahan seperti biskuit di antara jam makan pokok, mengonsumsi

buah dan sayuran, ibu mengerti.

4. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi untuk meningkatkan

kadar Hb, ibu bersedia

5. Memberitahu ibu untuk mengatur pola istirahat, tidur pada malam hari 7-8 jam dan tidur

siang minimal 1 jam serta mengurangi aktivitas yang berat, ibu mengerti.

6. Memberitahu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu sakit kepala yang hebat,

penglohatan kabur, bengkak pada wajah kaki dan tangan, nyeri perut yang hebat, gerakan

janin berkurang, keluar cairan pervaginam (darah atau air ketuban), ibu mengetahui tanda-

tanda bahaya kehamilan.

7. Memberitahu ibu untuk menjaga personal hygine seperti mandi 2 x/hari, mengganti

pakaian minimal 2x/ hari dan mengganti pakaian dalam apabila basah, serta cebok dengan

cara yang benar yaitu membersihkan dari depan ke belakang, ibu mengerti.

8. Memberi ibu terapi tablet Fe dengan dosis 2x1 tablet per hari pada pagi dan malam hari

sebanyak 30 tablet, dan Vitamin C dengan dosis 2 x/hari serta diminum dengan air putih,

ibu berjanji akan meminumnya secara teratur.

9. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang tanggal 16 Februari 2019, ibu mengatakan bisa

kunjungan ulang pada tanggal tersebut.

10. mendokumentasikan tindakan dengan SOAP. Dokuentasi sudah dilakukan


3.2 Oksitosin Massage

Tanggal 10 maret 2018 Pukul 09.45 WIB

Identitas Klien : Ny. U Suami Nama : Tn. P

Umur : 25 Tahun Umur : 30 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : Karyawati Pekerjaan :Karyawan

Alamat : Jalan Lestari RT 016/05

Data Subjektif :

Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya tanggal 10 maret 2018 pukul 07.45
WIB dan belum pernah mengalami keguguran.

Data obyektif
Keadaan umum : sedang Kesadaran : Composmentis TTV : TD : 110/70 mmHg Suhu :
36,5 ˚c Nadi : 80x/menit RR: 20x/menit TFU 2 jari di atas sympisis.
Data Obstetrik
Pengeluaran pervaginam : lochea sanguinolenta, tidak ada tanda infeksi, terdapat
jahitan derajat 2. TFU 2 jari bawah pusat.

Analisa

Diagnosa kebidanan

Ibu: P1A0 postpartum 2 jam

Penatalaksanaan

1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan saat ini, ibu mengetahui hasil

pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu bahwa asi yang belum keluar setelah melahirkan masih normal dan ibu

tidak perlu khawatir karena ada beberapa cara untuk membantu asi keluar. Ibu sudah

tidak merasa khawatir

3. Menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih dan makan makanan sehat seperti

sayuran, dan protein nabati serta hewani untuk membantu produksi asi. Ibu mengerti

dengan anjuan bidan

4. Memberitahu ibu istirahat yang cukup agar ibu tidak kelelahan dan stress sehingga

mengganggu produksi asi. Ibu akan mengikuti saran bidan

5. menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya untuk merangsang

hormone oksitosin dan prolactin. Ibu mengerti dan merasa tenang

6. Mengajarkan ibu dan suami bagaimana cara pijat oksitosin dengan memulai melakukan

pemijatan bagian kedua sisi tulang belakang menggunakan kepalan tangan dengan ibu

jari menunjuk ke depan. gerakan memutar, lakukan secara perlahanlahan ke arah bawah

hingga mencapai batas garis bra, tekan agak kuat yang membentuk gerakan melingkar

kecil menggunakan kedua ibu jari, lakukan pemijatan mulai dari leher lalu turun ke

bawah hingga ke arah tulang belikat. Suami klien sudah engerti dan langsung

mempraktekan yang sudah diajarkan bidan

7. Memberitahu pada ibu dan suami untuk melakukan pemijatan selama 5- 10 menit saja.

Ibu dan suaminya sudah paham dan berterimakasih

8. Melakukan dokumentasi dengan SOAP. Dokumentasi sudah dilakukan


BAB IV

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai