Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU II

PERAWATAN DAN PENGOBATAN TRADISIONAL DAERAH JAWA


TENTANG KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, DAN PERAWATAN BBL

Tugas Ini Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

ETNOMEDIKA

Disusun oleh :

Rosmery Anjarpuspa (205401446077)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANATERAPAN
UNIVERSITAS NASIONAL
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha ESA atas segala rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana semoga makalah ini data dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca mengenai “PERAWATAN DAN PENGOBATAN
TRADISIONAL DAERAH JAWA TENGAH UNTUK KEHAMILAN, PERSALINAN,
NIFAS, DAN PERAWATAN BBL”

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Jakarta, 13 Desember 2020

(penulis)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 4

1.1 LatarBelakang.......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 7

2.1 Pengertian Kehamilan.............................................................................. 7


2.1.1 Tanda-tanda Kehamilan ............................................................. 7
2.1.2 Pengertian Mual Muntah.................................................................8
2.1.3 Jahe Sebagai Anti Mual ...............................................................8
2.1.4 Mekanisme Jahe Dalam Mengurangi Mual dan Muntah
Dalam Kehamilan ........................................................................8
2.2 Pengertian Persalinan .............................................................................. 9
2.3 Pengertian Nifas ...................................................................................... 9
2.3.1 Tahapan Masa Nifas ................................................................... 9
2.3.2 Pengeluaran ASI ......................................................................... 9
2.3.3 Jamu Uyup-uyup Untuk Mmperlancar ASI ................................ 9
2.4 Pengertian Bayi Baru Lahir ...................................................................10
2.4.1 Pengertian Demam .....................................................................10
2.4.2 Bawang Merah Sebagai Obat Penurun Demam ......................... 10
2.5 Jamu ....................................................................................................... 11

BAB III CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL ........................ 12

3
3.1 Wedang Jahe Sebagai Anti Mual ............................................... 12
3.2 ..
3.3 Jamu Uyup-uyup Sebagai Pelancar ASI .................................... 12
3.4 Bawang Merah Untuk Demam ................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
sering didapatkan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi dapat pula timbul setiap ssaat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih
terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan
40-60% terjadi pada multigravia. Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar
estrogen yang meningkat dalam darah sehingga mempengaruhi system pencernaan
(Saifuddin, 2009).
Masyarakat umum biasanya mengurangi mual muntah dengan cara minum obat
anti mual. Jahe sebagai salah satu jenis tanaman herbal mempunyai banyak
keunggulan dibandingkan dengan tanaman herbal lainnya. Khususnya bagi ibu
hamil yang sedang mengalami mual muntah. Keunggulan pertama jahe adalah
mengandung minyak terbang (minyak atsiri) yang menyegarkan dan memblokir
reflek muntah sedangkan gigerol dapat melancarkan peredaran darah dan syaraf-
syaraf bekerja dengab baik. Hasilnya, ketegangan bisa dicairkan, kepala jadi segar,
mual muntah pun bisa ditekan. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri,
sedangkan oleoresinya menyebabkan rasa pedas yang menghangatkan tubuh dan
mengeluarkan keringat (Choiriyah dan Trisnasari, 2013).

Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah bagi bayi dengan kandungan
gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal ( Hegar, 2016). Tidak semua ibu
postpartum langsung mengeluarkan ASI karena pengeluaran ASI merupakan suatu
interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-
macam hormon yang berpengaruh terhadap pengeluaran oksitosin. Pengeluaran
hormone oksitosin selain dapat dipengaruhi oleh isapan bayi juga dipengaruhi oleh
reseptor yang terelatak pada system duktus, bila duktus melebar atau menjadi lunak
maka secara reflektoris dikeluarkan oksitosin oleh hipofise yang berperan untuk
memeras air susu dari alveoli (Soetjiningsih, 2015).
Minum jamu untuk untuk mendukung kesehatan dan penggunaan bahan obat
alam terutama tumbuhan telah melekat di dalam kehidupan masyarakat indonesia dari
5
generasi ke generasi hingga kini. Apresiasi yang lebih tinggi terhadap bahan alam
semakin meningkat seinring dengan berbagai fakta bahwa bahan-bahan sintetik
termasuk obat sintetik memiliki efek samping yang tidak bisa dianggap remeh. Gaya
hidup masyarakat modern “sadar alam” menjadikan jamu dan obat herbal untuk agen
promosi kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit serta mendukung vitalitas atau
mendukung kinerja harian. Beberapa nggota masyarakat menggunakannya sebagai
agen kuratif (penyembuh) namun belum di dukung penelitian ilmiah yang memadai
missal untuk antikanker, antirematik, anti asam urat, atau sebagai penyembuh dengan
indikasi masih belum spesifik seperti mengobati pasca melahirkan, demam, masuk
angin, dan lain-lain (Saifudin, 2011).
Jamu uyup – uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk
meningkatkan produksi ASI pada ibu yang menyusui. Bahan baku jamu uyup – uyup
sangat bervariasi antar pembuat jamu, namun pada umumnya selalu menggunakan
bahan empon – empon (kencur, jahe, bengle, laos, kunir, daun katu, temulawak,
puyang dan temu giring). Cara pengolahan pada umumnya juga tidak jauh berbeda
antar penjual jamu. (Suharmiati, 2003.
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke
dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5°c). Demam
terjadi pada shu > 37°c, biasanya disebabkan oleh infeki (bakteri, virus, jamur, atau
parasite) penyakit autoimun, keganasan, ataupun obat-obatan (Surinah dalam Hartini,
2015).
Tanaman yang diduga mempunyai khasiat antipiretik yaitu bawang merah
yang memiliki nama latin Allium cepa var ascalonicum atau cukup disebut Allium
ascalonicum. Sebagai penurun panas atau demam, parutan bawang merah biasanya
dampur dengan minyak kelapa dan sedikit asam yang dilulurkan merata ke seluruh
tubuh, terutama daerah punggung dan bagian perut (Rahayu dan Berliana, 2006).
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertaris untuk membuat makalah
tentang “PENGOBATAN DAN PERAWATAN TRADISIONAL DAERAH JAWA
UNTUK KEHAMILAN, PERSALIANAN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR”
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
2. Apakah pengertian jamu
3. Bagaimana pembuatan jamu

6
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengobatan dan perawatan tradisional daerah jawa tentang
kehamilan
2. Mengetahui pengobatan dan perawatan tradisional daerah jawa tentang
persalinan
3. Mengetahui pengobatan dan perawatan tradisional daerah jawa tentang
nifas
4. Mengetahui pengobatan dan perawatan tradisional daerah jawa tentang
bayi baru lahir

1.4 Manfaat Penelitian


Sebagai informasi dan bahan bacaan bagi tenaga kesehatan atau mahasiswa
kesehatan mengenai pengobatan dan perawatan tradisional daerah jawa tentang
kehamilan, persalian, nifas, dan bayi baru lahir.

7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan terjadi karena akibat adanya pertemuan ovum dan sperma di dalam
ampula tuba, kemudian bernidasi pada endometrium uterus. Setiap ibu hamil akan
mengalami perubahan fisiologis baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik
ibu akan mengalami perubahan pada system reproduksi, payudara, system endokrin,
system kekebalan, system perkemihan, system pencernaan, system musculoskeletal,
system kardiovaskular, system integuement, metabolism, darah dan pembekuan
darah, system pernapasan dan system persyarafan (Asrinah et al, 2010).
2.1.1 Tanda-tanda Kehamilan (Walyani, 2015)
1. Tanda pasti kehamilan
1) Terdengar denyut jantung janin
2) Terasa gerak janin
3) Pada pemeriksaan USG terlihat danya kantong kehamilan, ada
gambaran embrio
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu)
2. Tanda tidak pasti kehamilan
1) Rahim membesar
2) Tanda hegar
3) Tanda chadwick
4) Tanda piskacek
5) Braxton hicks
6) Basal metabolism (BMR)
7) Ballottement postif
8) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif
3. Dugaan hamil
1) Amenore
2) Nausea, anoreksia, emesis, dan hipersalivasi
3) Pusing
4) Miksi/ sering buang air kecil
5) Obstipasi
6) Hiperpigmentasi : striae, cloasma, linea nigra
8
7) Payudara menegang
8) Perubahan perasaan
9) BB bertambah
2.1.2 Pengertian Mual Muntah
Mual muntah (emesis gravidarum) merupakan salah satu tanda dan
gejala kehamilan yang umum terjadi pada ibu hamil pada awal kehamilan
trimester 1. Emesis gravidarum biasanya ditandai dengan mual muntah
saat hamil muda, pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai keamilan
trimester kedua dan ketiga tapi tu jarang terjadi (Pudiastuti, 2012).
Dalam keadaan emesis gravidarum yang berlebihan dan asupan gisi
yang tidak kuat dapat mempengaruhi status gizi pada ibu hamil. Status gizi
ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin salam kandungan.
Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan an selama
kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR)
(Supariasa, 2013).
2.1.3 Jahe sebagai anti mual
Jahe adalah tanaman dengan sejuta khasiat yang telah dikenal sejak
lama. Jahe merupakan salah satu rempah penting. Rimpangnya sanagat
banyak manfaatmya, antara lain sebagai bumbu masak, minuman, serta
permen, dan juga digunakan dalam rammuan tradisional (Putri, Ayu
2016).
Menurut Tiran (2008) bahwa jahe merupakan pengobatan yang efektif
untuk meredakan mual muntah dalam kehamilan. Jenis penyakit yang
dapat diatasi dengan jahe antara lain : sakit kepala, pusing-pusing,
penambahan nafsu makan, dan muntah-muntah.

2.1.4 Mekanisme jahe dalam mengurangi mual dan muntah dalam


kehamilan
rasa pedas yang terkandung pada jahe disebabkan oleh zat zingeberone,
sedangkan aroma khas yang ada pada jahe disebabkan oleh zat zingiberol.
Dalam kaitannya sebagai anti lemak, mekanisme kerja pada jahe masih
belumjelas. Dikatakan jahe bekerja menghabat reseptor serotonin dan

9
menimbulkan efek antiemetic pada system gastrointestinal dan system
susunan saraf pusat (Putri, Ayu 2016).
2.2 Pengertian Persalinan
2.2.1
2.3 Pengertian Nifas
Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, dimulai sejak
setelah lahirnya plasenta sampai dengan setelah 6 minggu atau 42 hari (Elisabeth,
2016).
2.3.1 Tahapan Masa Nifas
Masa nifas dibagi dalam 3 tahapan, yaitu sebagai berikut (Elisabeth, 2016):
 Puerperium dini
Yaitu pemulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan.
 Puerperium intermediate
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia.
 Puerperium remote
Waktu yng diperlukan untuk puli2h dan sehat sempurna terutama apabila
ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.
2.3.2 Pengeluaran ASI
Setelah kelahiran, terdapat dua hormone lain yang bekerja untuk
empertahankan proses laktasi, yaitu hormone prolactin untuk
meningkatkan sekresi ASI dan hormone oksitosin yang menyebabkan
ejeksi ASI. Kedua hormone ini dirangsang oleh refleks neuroendokrin saat
bayi menghisap putting ibu. Dalam jangka waktu 2-3 minggu, kadar serum
prolactin pada ibu postpartum yang tidak menyusui akan kembali ke nilai
normal seperti kondisi sebelum kehamila, tetapi pada ibu yang menyusui,
kadar serum prolactin akan meningkat dengan adanya rangsangan dari
putting susu. Kadar serum prolactin meningkat dua kali lipat pada ibu
yang menyusui dua bayi dibandingkan dengan menyusui seorang bayi,
menunjukan bahwa jumlah serum prolactin yang dilepaskan berbanding
lurus dengan derajat rangsangan putting susu. Saat bayi menghisap putting
susu, terjadi rangsangan saraf sensorik di sekitar areola (Elisabeth, 2016).
2.3.3 Jamu Uyup-uyup untuk Memperlancar ASI

10
Jamu uyup – uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk
meningkatkan produksi ASI pada ibu yang menyusui. Bahan baku jamu
uyup – uyup sangat bervariasi antar pembuat jamu, namun pada umumnya
selalu menggunakan bahan empon – empon (kencur, jahe, bengle, laos,
kunir, daun katu, temulawak, puyang dan temu giring). Cara pengolahan
pada umumnya juga tidak jauh berbeda antar penjual jamu. (Suharmiati,
2003).

2.4 Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir (neonates) adalah bayi yang berusia 0-28. Bayi baru lahir adalah
bayi berusia satu jam yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat
badannya 2.500-4000 gram (Dewi, 2010).
2.4.1 Pengertian Demam
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke
dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5°c).
Demam terjadi pada shu > 37°c, biasanya disebabkan oleh infeki (bakteri,
virus, jamur, atau parasite) penyakit autoimun, keganasan, ataupun obat-
obatan (Hartini, 2015).
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur panas di hipotalamus. Sebagian besar demam
pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi)
di hipotalamus. Penyakit-penyakit yang ditandai dengan adanya demam
dapat menyerang system tubuh. Selain itu demam mungkin berperan dalam
meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam
membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Wardiyah, 2016).

2.4.2 Bawang Merah Sebagai Obat Penurun Demam


Tanaman yang diduga mempunyai khasiat antipiretik yaitu bawang merah
yang memiliki nama latin Allium cepa var ascalonicum atau cukup disebut
Allium ascalonicum. Sebagai penurun panas atau demam, parutan bawang
merah biasanya dampur dengan minyak kelapa dan sedikit asam yang
dilulurkan merata ke seluruh tubuh, terutama daerah punggung dan bagian
perut (Rahayu dan Berliana, 2000).

11
Senyawa aktif dalam umbi bawang merah turut berpean dalam menetralkan
zat-zat toksik yang berbahaya, dan membantu mengeluarkannya dari dalam
tubuh. Dalam hal ini, manfaat yang cukup penting dari umbi bawang merah
adalah peranannya sebagai antioksidan alami, yang mampu menekan efek
karsinogenik dari senyaw radikal bebas (Kuswardhani, 2016).

2.5 Jamu

Obat bahan alam termasuk jamu yang diproduksi oleh industri obat bahan alam
(IOT) maupun industri kecil (IKOT) memiliki persyaratan yang sama yaitu aman
digunakan, berkhasiat atau bermanfaat dan baik mutunya (lestari, 2007). Jamu
memang memiliki kelebihan dibandingkan dengan obat-obatan kimia atau
konfensional seperti efek terapi yang dirasakan tidak spontan, belum adanya
standarisasi terhadap keamaanan produk, dosis yang tepat sediaan belum dapat
dipastikan dengan jelas karena belum banyak penelitian tentang jamu, namun jamu
juga memiliki kelebihan seperti harganya lebih murah, dapat dijangkau oleh seluruh
kalangan masyarakat, mudah didapatkan, kandungan zat kimia dalam jamu relative
lebih sedikit, dapat digunakan atau dikonsumsi sehari-hari karena berasal dari
bahan alam.
Jamu adalah obat herbal tradisional Indonesia yang telah dipraktekkan selama
bertahunberabad-abad di masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan dan untuk
mengobati penyakit.Meskipun obat kimia menjadi semakin penting di Indonesia,
namun jamu masih sangatpopuler di pedesaan maupun di perkotaan. Sekitar 75%
dari 200 juta penduduk Indonesiamengkonsumsi berbagai jenis produk jamu secara
teratur untuk mencegah atau mengobati penyakit.Jamu telah memiliki manfaat
potensial, baik secara ekonomi dan klinis. Meskipun belum ada penelitian yang
lebih spesifik mengenai persepsi pasien terhadap resiko pengkonsumsian produk
jamu (Maria Costanza Torri, 2013).

Dalam melakukan pengobatan tradisional digunakan obat tradisional, menurut


Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia No 006 tentang industi dan obat tradisional
menyatakan bahwa obat tradisional hanya dapat dibuat oleh industry dan usaha
dibidang obat tradisional. Yang meliputi:
a. IOT (Industri Obat Tradisional) adalah industry yang membuat semua bentuk
sediaan obat tradisional.
12
b. IEBA (Industri Ekstrak Bahan Alam) yaitu industry yang khusus membuat
sediaan dalam bentuk ekstrak sebagai produk akhir.
c. UKOT (Usaha Kecil Obat Tradisional) yaitu usaha yang membuat semua
bentuk sediaan tablet dan efervesen.
d. UMOT (Usaha Mikro Obat Tradisional) yaitu usaha yang hanya membuat
sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan obat luar, dan
rajangan.

13
BAB III

CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL

3.1 Wedang Jahe Sebagai Anti Mual

Bahan:

1. 15 cm jahe yang sudah dibersihkan

2. 5 buah sereh yang sudah dibersihkan

3. 500 ml air

4. 2,5 sendok gula pasir

Cara membuat :

1. Parut jahe yang sudah dibersihkan

2. Kemudian geprek sereh sampai mengeluarkan aroma wangi yang khas dan untuk
menambah rasa segar

3. Rebus jahe dan sereh di dalam air yang sudah dicampurkan gula

4. Setelah mendidih angkat dan saring ampasnya

5. Wedang jahe sereh siap disajikan selagi panas

3.2

3.3 Jamu Uyup-uyup Sebagai Pelancar ASI

Bahan :

1. 2-3 cm temulawak
2. 3 rimpang sedang kencur
3. 5 cm kunyit

14
4. 1 bungkus kecil asam jawa
5. 1 sdm munjung gula aren / gula merah
6. 1 gelas air panas

Langkah :

1. Kupas bersih kunyit, kencur, dan temu lawak, cuci lalu iris tipis.

2. Campur semua bahan kedalam gelas, lalu seduh dengan air panas, aduk sampai rata.

3. Tunggu dingin, lalu minum secara teratur

3.4 Bawang Merah Untuk Demam

Cara Membuat:

1. Parut atau iris tipis beberapa buah bawang merah,

2. tambahkan sedikit minyak kelapa.

3. Lalu oleskan pada punggung dan juga perut

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta ; PT Bina Pustaka sarwono prawirohardjo

Asrinah, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Choiriyah, Z. Trisnasari, A. (2013). Jurnal Penelitian Efektifitas Konsumsi Ekstrak Jahe


dengan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran.
Ungaran.

Departemen Kesehatan RI. (2012). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 006 Tahun 2012 tentangIndustri dan Usaha Obat Tradisional. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.

Dewi, Ratna Pudiastuti. (2012). Asuhan Kebidanan pada Hamil Normal dan. Patologi.
Yogyakarta: Nuha Medika

Dewi, Vivian Nanny Lia. (2010). Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika

Djoyo Seputro, Soedarso. (2012). Jamu Tradisional Nusantara. Surabaya: Penerbit Liris.

Hartini, Sri, Pertiwi, P.P. (2015). Efektifitas Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan
Suhu Tubuh Anak Demam Usia 1 - 3 Tahun Di SMC RS Telogorejo Semarang. Jurnal
Keperawatan.

Kuswardhani, D.S.(2016). Sehat Tanpa Obat Dengan Bawang Merah-Bawang Putih.


Yogyakarta: Rapha Publishing.

Putri, Ayu., D Andiani dan Haniarti. (2016). Efektifitas Pemberian Jahe Hangat Dalam
Mengurangi Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I.Prosiding Seminar
Nasional IKAKESMADA “Peran Tenaga Kesehatan dalam Pelaksanaan SDGs”.

16
Rahayu, E. dan N.V.A. Berlian. 2006. Bawang Merah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Saifuddin AB.(2009). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta: EGC.

Soetjiningsih . (2015). ASI, Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC

Suharmiati dan Lestari. (2007). Tanaman Obat Dan ramuan tradisional Untuk. Mengatasi
Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Agromedia pustaka

Supariasa, I.D.N. dkk. (2013). Penilaian Status Gizi (Edisi Revisi). Jakarta: Penerbit. Buku
Kedokteran EGC.

Tiran, Denise. (2008). Mual Muntah Kehamilan. Jakarta: ECG.

Torri, Maria Constanza (2013) Choosing Between Traditional Medicine and Allopathy
During Pregnacy: Health Practices in Prenatal and Reproductive Health Care in Ecuador.
Journal of Health Management, September 2013: 397-413

Walyani, Elisabeth Siwi. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Barupress.

Walyani, Elisabeth Siwi. (2016). Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Barupress

Wardiyah, Aryanti. (2016). Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Dan


Tepid sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang Mengalami demam Rsud Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung.Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1, 45. Diakses
dari jik.ub.ac.id/index.php/jik/article/download/101/94 pada 15 Desember 2020

https://brilicious.brilio.net/masak-yuk/10-cara-mudah-membuat-jamu-sendiri-di-rumah-
nggak-pakai-ribet-2003317.html

17

Anda mungkin juga menyukai