ETNOMEDIKA
Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha ESA atas segala rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana semoga makalah ini data dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca mengenai “PERAWATAN DAN PENGOBATAN
TRADISIONAL DAERAH JAWA TENGAH UNTUK KEHAMILAN, PERSALINAN,
NIFAS, DAN PERAWATAN BBL”
(penulis)
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 4
1.1 LatarBelakang.......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 7
3
3.1 Wedang Jahe Sebagai Anti Mual ............................................... 12
3.2 ..
3.3 Jamu Uyup-uyup Sebagai Pelancar ASI .................................... 12
3.4 Bawang Merah Untuk Demam ................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14
4
BAB I
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah bagi bayi dengan kandungan
gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal ( Hegar, 2016). Tidak semua ibu
postpartum langsung mengeluarkan ASI karena pengeluaran ASI merupakan suatu
interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-
macam hormon yang berpengaruh terhadap pengeluaran oksitosin. Pengeluaran
hormone oksitosin selain dapat dipengaruhi oleh isapan bayi juga dipengaruhi oleh
reseptor yang terelatak pada system duktus, bila duktus melebar atau menjadi lunak
maka secara reflektoris dikeluarkan oksitosin oleh hipofise yang berperan untuk
memeras air susu dari alveoli (Soetjiningsih, 2015).
Minum jamu untuk untuk mendukung kesehatan dan penggunaan bahan obat
alam terutama tumbuhan telah melekat di dalam kehidupan masyarakat indonesia dari
5
generasi ke generasi hingga kini. Apresiasi yang lebih tinggi terhadap bahan alam
semakin meningkat seinring dengan berbagai fakta bahwa bahan-bahan sintetik
termasuk obat sintetik memiliki efek samping yang tidak bisa dianggap remeh. Gaya
hidup masyarakat modern “sadar alam” menjadikan jamu dan obat herbal untuk agen
promosi kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit serta mendukung vitalitas atau
mendukung kinerja harian. Beberapa nggota masyarakat menggunakannya sebagai
agen kuratif (penyembuh) namun belum di dukung penelitian ilmiah yang memadai
missal untuk antikanker, antirematik, anti asam urat, atau sebagai penyembuh dengan
indikasi masih belum spesifik seperti mengobati pasca melahirkan, demam, masuk
angin, dan lain-lain (Saifudin, 2011).
Jamu uyup – uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk
meningkatkan produksi ASI pada ibu yang menyusui. Bahan baku jamu uyup – uyup
sangat bervariasi antar pembuat jamu, namun pada umumnya selalu menggunakan
bahan empon – empon (kencur, jahe, bengle, laos, kunir, daun katu, temulawak,
puyang dan temu giring). Cara pengolahan pada umumnya juga tidak jauh berbeda
antar penjual jamu. (Suharmiati, 2003.
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke
dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5°c). Demam
terjadi pada shu > 37°c, biasanya disebabkan oleh infeki (bakteri, virus, jamur, atau
parasite) penyakit autoimun, keganasan, ataupun obat-obatan (Surinah dalam Hartini,
2015).
Tanaman yang diduga mempunyai khasiat antipiretik yaitu bawang merah
yang memiliki nama latin Allium cepa var ascalonicum atau cukup disebut Allium
ascalonicum. Sebagai penurun panas atau demam, parutan bawang merah biasanya
dampur dengan minyak kelapa dan sedikit asam yang dilulurkan merata ke seluruh
tubuh, terutama daerah punggung dan bagian perut (Rahayu dan Berliana, 2006).
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertaris untuk membuat makalah
tentang “PENGOBATAN DAN PERAWATAN TRADISIONAL DAERAH JAWA
UNTUK KEHAMILAN, PERSALIANAN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR”
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
2. Apakah pengertian jamu
3. Bagaimana pembuatan jamu
6
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengobatan dan perawatan tradisional daerah jawa tentang
kehamilan
2. Mengetahui pengobatan dan perawatan tradisional daerah jawa tentang
persalinan
3. Mengetahui pengobatan dan perawatan tradisional daerah jawa tentang
nifas
4. Mengetahui pengobatan dan perawatan tradisional daerah jawa tentang
bayi baru lahir
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan terjadi karena akibat adanya pertemuan ovum dan sperma di dalam
ampula tuba, kemudian bernidasi pada endometrium uterus. Setiap ibu hamil akan
mengalami perubahan fisiologis baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik
ibu akan mengalami perubahan pada system reproduksi, payudara, system endokrin,
system kekebalan, system perkemihan, system pencernaan, system musculoskeletal,
system kardiovaskular, system integuement, metabolism, darah dan pembekuan
darah, system pernapasan dan system persyarafan (Asrinah et al, 2010).
2.1.1 Tanda-tanda Kehamilan (Walyani, 2015)
1. Tanda pasti kehamilan
1) Terdengar denyut jantung janin
2) Terasa gerak janin
3) Pada pemeriksaan USG terlihat danya kantong kehamilan, ada
gambaran embrio
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu)
2. Tanda tidak pasti kehamilan
1) Rahim membesar
2) Tanda hegar
3) Tanda chadwick
4) Tanda piskacek
5) Braxton hicks
6) Basal metabolism (BMR)
7) Ballottement postif
8) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif
3. Dugaan hamil
1) Amenore
2) Nausea, anoreksia, emesis, dan hipersalivasi
3) Pusing
4) Miksi/ sering buang air kecil
5) Obstipasi
6) Hiperpigmentasi : striae, cloasma, linea nigra
8
7) Payudara menegang
8) Perubahan perasaan
9) BB bertambah
2.1.2 Pengertian Mual Muntah
Mual muntah (emesis gravidarum) merupakan salah satu tanda dan
gejala kehamilan yang umum terjadi pada ibu hamil pada awal kehamilan
trimester 1. Emesis gravidarum biasanya ditandai dengan mual muntah
saat hamil muda, pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai keamilan
trimester kedua dan ketiga tapi tu jarang terjadi (Pudiastuti, 2012).
Dalam keadaan emesis gravidarum yang berlebihan dan asupan gisi
yang tidak kuat dapat mempengaruhi status gizi pada ibu hamil. Status gizi
ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin salam kandungan.
Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan an selama
kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR)
(Supariasa, 2013).
2.1.3 Jahe sebagai anti mual
Jahe adalah tanaman dengan sejuta khasiat yang telah dikenal sejak
lama. Jahe merupakan salah satu rempah penting. Rimpangnya sanagat
banyak manfaatmya, antara lain sebagai bumbu masak, minuman, serta
permen, dan juga digunakan dalam rammuan tradisional (Putri, Ayu
2016).
Menurut Tiran (2008) bahwa jahe merupakan pengobatan yang efektif
untuk meredakan mual muntah dalam kehamilan. Jenis penyakit yang
dapat diatasi dengan jahe antara lain : sakit kepala, pusing-pusing,
penambahan nafsu makan, dan muntah-muntah.
9
menimbulkan efek antiemetic pada system gastrointestinal dan system
susunan saraf pusat (Putri, Ayu 2016).
2.2 Pengertian Persalinan
2.2.1
2.3 Pengertian Nifas
Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, dimulai sejak
setelah lahirnya plasenta sampai dengan setelah 6 minggu atau 42 hari (Elisabeth,
2016).
2.3.1 Tahapan Masa Nifas
Masa nifas dibagi dalam 3 tahapan, yaitu sebagai berikut (Elisabeth, 2016):
Puerperium dini
Yaitu pemulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan.
Puerperium intermediate
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia.
Puerperium remote
Waktu yng diperlukan untuk puli2h dan sehat sempurna terutama apabila
ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.
2.3.2 Pengeluaran ASI
Setelah kelahiran, terdapat dua hormone lain yang bekerja untuk
empertahankan proses laktasi, yaitu hormone prolactin untuk
meningkatkan sekresi ASI dan hormone oksitosin yang menyebabkan
ejeksi ASI. Kedua hormone ini dirangsang oleh refleks neuroendokrin saat
bayi menghisap putting ibu. Dalam jangka waktu 2-3 minggu, kadar serum
prolactin pada ibu postpartum yang tidak menyusui akan kembali ke nilai
normal seperti kondisi sebelum kehamila, tetapi pada ibu yang menyusui,
kadar serum prolactin akan meningkat dengan adanya rangsangan dari
putting susu. Kadar serum prolactin meningkat dua kali lipat pada ibu
yang menyusui dua bayi dibandingkan dengan menyusui seorang bayi,
menunjukan bahwa jumlah serum prolactin yang dilepaskan berbanding
lurus dengan derajat rangsangan putting susu. Saat bayi menghisap putting
susu, terjadi rangsangan saraf sensorik di sekitar areola (Elisabeth, 2016).
2.3.3 Jamu Uyup-uyup untuk Memperlancar ASI
10
Jamu uyup – uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk
meningkatkan produksi ASI pada ibu yang menyusui. Bahan baku jamu
uyup – uyup sangat bervariasi antar pembuat jamu, namun pada umumnya
selalu menggunakan bahan empon – empon (kencur, jahe, bengle, laos,
kunir, daun katu, temulawak, puyang dan temu giring). Cara pengolahan
pada umumnya juga tidak jauh berbeda antar penjual jamu. (Suharmiati,
2003).
11
Senyawa aktif dalam umbi bawang merah turut berpean dalam menetralkan
zat-zat toksik yang berbahaya, dan membantu mengeluarkannya dari dalam
tubuh. Dalam hal ini, manfaat yang cukup penting dari umbi bawang merah
adalah peranannya sebagai antioksidan alami, yang mampu menekan efek
karsinogenik dari senyaw radikal bebas (Kuswardhani, 2016).
2.5 Jamu
Obat bahan alam termasuk jamu yang diproduksi oleh industri obat bahan alam
(IOT) maupun industri kecil (IKOT) memiliki persyaratan yang sama yaitu aman
digunakan, berkhasiat atau bermanfaat dan baik mutunya (lestari, 2007). Jamu
memang memiliki kelebihan dibandingkan dengan obat-obatan kimia atau
konfensional seperti efek terapi yang dirasakan tidak spontan, belum adanya
standarisasi terhadap keamaanan produk, dosis yang tepat sediaan belum dapat
dipastikan dengan jelas karena belum banyak penelitian tentang jamu, namun jamu
juga memiliki kelebihan seperti harganya lebih murah, dapat dijangkau oleh seluruh
kalangan masyarakat, mudah didapatkan, kandungan zat kimia dalam jamu relative
lebih sedikit, dapat digunakan atau dikonsumsi sehari-hari karena berasal dari
bahan alam.
Jamu adalah obat herbal tradisional Indonesia yang telah dipraktekkan selama
bertahunberabad-abad di masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan dan untuk
mengobati penyakit.Meskipun obat kimia menjadi semakin penting di Indonesia,
namun jamu masih sangatpopuler di pedesaan maupun di perkotaan. Sekitar 75%
dari 200 juta penduduk Indonesiamengkonsumsi berbagai jenis produk jamu secara
teratur untuk mencegah atau mengobati penyakit.Jamu telah memiliki manfaat
potensial, baik secara ekonomi dan klinis. Meskipun belum ada penelitian yang
lebih spesifik mengenai persepsi pasien terhadap resiko pengkonsumsian produk
jamu (Maria Costanza Torri, 2013).
13
BAB III
Bahan:
3. 500 ml air
Cara membuat :
2. Kemudian geprek sereh sampai mengeluarkan aroma wangi yang khas dan untuk
menambah rasa segar
3. Rebus jahe dan sereh di dalam air yang sudah dicampurkan gula
3.2
Bahan :
1. 2-3 cm temulawak
2. 3 rimpang sedang kencur
3. 5 cm kunyit
14
4. 1 bungkus kecil asam jawa
5. 1 sdm munjung gula aren / gula merah
6. 1 gelas air panas
Langkah :
1. Kupas bersih kunyit, kencur, dan temu lawak, cuci lalu iris tipis.
2. Campur semua bahan kedalam gelas, lalu seduh dengan air panas, aduk sampai rata.
Cara Membuat:
15
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta ; PT Bina Pustaka sarwono prawirohardjo
Asrinah, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Dewi, Ratna Pudiastuti. (2012). Asuhan Kebidanan pada Hamil Normal dan. Patologi.
Yogyakarta: Nuha Medika
Dewi, Vivian Nanny Lia. (2010). Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika
Djoyo Seputro, Soedarso. (2012). Jamu Tradisional Nusantara. Surabaya: Penerbit Liris.
Hartini, Sri, Pertiwi, P.P. (2015). Efektifitas Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan
Suhu Tubuh Anak Demam Usia 1 - 3 Tahun Di SMC RS Telogorejo Semarang. Jurnal
Keperawatan.
Putri, Ayu., D Andiani dan Haniarti. (2016). Efektifitas Pemberian Jahe Hangat Dalam
Mengurangi Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I.Prosiding Seminar
Nasional IKAKESMADA “Peran Tenaga Kesehatan dalam Pelaksanaan SDGs”.
16
Rahayu, E. dan N.V.A. Berlian. 2006. Bawang Merah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Suharmiati dan Lestari. (2007). Tanaman Obat Dan ramuan tradisional Untuk. Mengatasi
Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Agromedia pustaka
Supariasa, I.D.N. dkk. (2013). Penilaian Status Gizi (Edisi Revisi). Jakarta: Penerbit. Buku
Kedokteran EGC.
Torri, Maria Constanza (2013) Choosing Between Traditional Medicine and Allopathy
During Pregnacy: Health Practices in Prenatal and Reproductive Health Care in Ecuador.
Journal of Health Management, September 2013: 397-413
Walyani, Elisabeth Siwi. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Barupress.
Walyani, Elisabeth Siwi. (2016). Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Barupress
https://brilicious.brilio.net/masak-yuk/10-cara-mudah-membuat-jamu-sendiri-di-rumah-
nggak-pakai-ribet-2003317.html
17