Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HERBAL ANTI HIPERTERMI

Oleh :

Kelompok 3 Tingkat 2A

Mita Yulia Pratami 1902427

Melia Dewi Pratiwi 1902429

Intan Nurfauziah 1902400

Nesha Siti Nurwulan 1902399

Rizky Hadiansah 1902399

PRODI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS DI SUMEDANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Rahmat Allah
Subhanahuwata’ala yang mana penulis masih diberikan kesempatan dalam menyelesaikan makalah
ini. Adapaun penulis mengangkat judul makalah dengan judul “ HERBAL ANTI HIPERTERMI”.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah selain memenuhi tugas mata kuliah
KeperawatanTerapi Komplementer juga agar lebih memahami terkait materi Hipertermi. Sebelumnya
penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat masih banyak kesalahan serta kekurangan
yang dibuat oleh penulis, untuk itu penulis memohon maaf sebesar besarnya. Penulis mengucapkan
terimah kasih serta mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun makalah ini demi
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Sumedang, Februari 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ ii
BAB I...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penulisan............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan........................................................................................................................ 2
1.4 Studi Literatur............................................................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan.................................................................................................................. 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
KONSEP DASAR TERAPI HERBAL...................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Hipertermi................................................................................................................... 3
2.2 Pengertian terapi herbal.............................................................................................................. 3
2.3 Sejarah herbal............................................................................................................................. 4
2.4 Taksonomi bawang merah.......................................................................................................... 4
2.5 Manfaat herbal bawang merah..................................................................................................... 4
2.6 Cara pembuatan........................................................................................................................... 6
BAB III.................................................................................................................................................... 7
STUDI KASUS DI MASYARAKAT.......................................................................................................... 7
BAB IV.................................................................................................................................................... 8
PENUTUP.............................................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................... 8
3.2 Saran............................................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan


Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan hayati yang cukup besar yang dapat
dikembangkan untuk obat tradisional yang merupakan bahan atau ramuan bahan berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun sudah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman
masyarakatnya. Obat tradisional selalu memainkan peran penting dalam kesehatan dunia dan terus
digunakan untuk mengobati berbagai macam keluhan. Obat tradisional digunakan di setiap negara di
dunia, dan telah menjadi andalan dengan mendukung, mempromosikan, mempertahankan dan
memulihkan kesehatan manusia.

Berbagai poduk herbal merupakan hasil olahan dan pengetahuan tradisional masyarakat
Indonesia. Produk obat herbal dan jenis obat-obatan tradisional lainnya dibuat dengan menggunakan
pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia secara turun temurun. Pengetahuan tradisional
tersebut merupakan suatu pengetahuan yang digunakan dan dikembangkan oleh masyarakat
Indonesia di masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.

WHO mendefinisikan pengobatan tradisional sebagai sistem pengetahuan medis yang


berkembang pada berbagai generasi dalam masyarakatnya sebelum era kedokteran modern,
termasuk praktek-praktek kesehatan, pendekatan, pengetahuan, dan keyakinan dengan
menggabungkan tanaman, hewan, dan mineral yang berbasis obat-obatan, terapi spiritual, teknik
manual dan latihan, diterapkan tunggal atau dalam kombinasi untuk mengobati, mendiagnosa, dan
mencegah penyakit atau menjaga kesejahteraan (Bussmann et al., 2010).

Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengendalikan demam yaitu adalah
dengan menggunakan bawang merah (Allium Cepa var. ascalonicum). Bawang merah mengandung
senyawa sulfur organic yaitu Allylcysteine sulfoxide (Alliin). Bawang merah yang digerus akan
melepaskan enzim alliinase yang berfungsi sebagai katalisator untuk alliin yang akan bereaksi dengan
senyawa lain misalnya kulit yang berfungsi untuk menghancurkan bekuan darah (Utami, 2013).
Kandungan minyak atsiri dalam bawang merah juga dapat melancarkan peredaran darah sehingga
peredaran darah menjadi lancar. Kandungan lain dari bawang merah yang dapat menurunkan suhu
tubuh adalah florogusin, sikloaliin, metialiin, dan kaemferol (Tusilawati, 2010).

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui :

1) Pengertian Hipertermi

1
2) Pengertian Terapi Herbal

3) Sejarah Herbal

4) Taksonomi Bawang Merah

5) Manfaat Herbal Bawang Merah

6) Cara Pembuatan Herbal Bawang Merah

1.3 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk dapat mengetahui Penyakit
Hipertermi, pengobatan Herbal Anti Hipertermi dan bagaimana cara melakukannya.

1.4 Studi Literatur


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini berupa pengkajian literatur online.
Data yang diperoleh merupakan data primer dan sekunder.
1.5 Sistematika Penulisan
COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

1.2 Tujuan Penulisan

1.3 Manfaat Penulisan

1.4 Studi Literatur

1.5 Sistematika Penulisan

BAB II KONSEP DASAR TERAPI HERBAL

2.1 Pengertian Hipertermi

2.2 Pengertian terapi herbal

2.3 Sejarah herbal

2.4 Taksonomi bawang merah

2.5 Manfaat herbal bawang merah

2.6 Cara pembuatan

BAB III STUDI KASUS DI MASYARAKAT

BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

2
BAB II

KONSEP DASAR TERAPI HERBAL

2.1 Pengertian Hipertermi

Demam (hipertermi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya, dan
merupakan gejala dari suatu penyakit (Maryunani, 2010). Hipertermi adalah suatu keadaan dimana
suhu tubuh melebihi titik tetap (set point) lebih dari 37 0C, yang biasanya diakibatkan oleh kondisi
tubuh atau eksternal yang menciptakan lebih banyak panas daripada yang dapat dikeluarkan oleh
tubuh (Wong, 2008). Demam merupakan respon normal tubuh terhadap adanya infeksi. Infeksi adalah
keadaan masuknya mikroorganisme kedalam tubuh, dapat berupa virus, bakteri, parasit, maupun
jamur. Demam juga dapat disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan (overhating), dehidrasi
atau kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan gangguan sistem imun (Lubis, 2009). Kondisi ini
terjadi akibat ketidak mampuan tubuh untuk menyeimbangkan suhu tubuh. Menurukan atau
mengendalikan dan mengontrol dengan berbagai cara, salahsatunya dapat dilakukan dengan
pemberian obat herbal.

2.2 Pengertian terapi herbal


Herbal merupakan suatu tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih
dalam suatu pengobatan. Ataupun tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat
dalam penyembuhan maupun pencegahan dari suatu penyakit dengan kata lain, semua jenis tanaman
yang mengandung bahan atau zat aktif yang berguna untuk pengobatan bisa digolongkan kedalam
herbal. Herbal kadang-kadang disebut juga sebagai tanaman obat, sehingga dalam
perkembangannya dimasukkan sebagai salah satu bentuk pengobatan alternatif.

Obat herbal adalah obat yang bersifat organik atau alami, sama seperti tubuh kita. Obat
herbal murni diambil dari saripati tumbuhan yang mempunyai manfaat untuk pengobatan, tanpa ada
campuran bahan kimia buatan (sintetis) Obat Herbal harus berasal dari tumbuhan (nabati) misalnya
jahe, temulawak, kunyit, bawang putih, ginseng dan lain-lain. 

Pada zaman sekarang, dengan berkembangnya teknologi kedokteran yang semakin pesat
dan banyaknya riset penelitian berkaitan dengan obat-obatan, maka semakin membuka mata kita
bahwa ternyata alam secara alami telah menyediakan obat yang berkhasiat untuk berbagai penyakit
(sesuai dengan khasiat tanaman obat yang dikenal secara empiris atau secara penelitian). Di
Indonesia yang kekayaan hayatinya berlimpah ruah, obat-obatan herbal tidaklah sulit dicari. Walaupun
umumnya obat berbahan dasar herbal tidak menimbulkan efek samping negatif, tetapi ada beberapa
bahan yang menimbulkan efek samping negatif. Pengobatan herbal lebih dipercaya oleh kebanyakan
orang Indonesia karena penggunaan obat kimia sintetis, lambat laun dapat menimbulkan efek
samping pada tubuh manusia.

3
2.3 Sejarah herbal
Sejarah tanaman obat atau herbal di Indonesia berdasarkan fakta sejarah adalah obat asli
Indonesia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa diwilayah nusantara dari abad ke 5-19, tanaman obat
merupakan sarana paling utama bagi masyarakat tradisional kita untuk pengobatan penyakit dan
pemeliharaan kesehatan.

2.4 Taksonomi bawang merah


Tumbuhan bawang merah adalah sejenis tumbuhan semusim, yang memiliki umbi berlapis,
berakar serabut dengan daun berbentuk silin derberongga. Kandungan taksonomi tanaman bawang
merah adalah sebagai berikut:

- Divisi : Magnoliophyta

- Kelas : Liliopsida

- Bangsa : Asparagales

- Suku : Alliacceae

- Marga : Allium

- Jenis : Allium Cepa L

2.5 Manfaat herbal bawang merah


Penelitian tentang bawang merah telah beberapa kali dilakukan, salah satunya adalah
penelitian yang menunjukan bahwa kandungan quercetin yang ada dalam bawang merah memiliki
kandungan yang cukup tinggi. Quercetin sendiri merupakan salah satu senyawa flavonoid yang ada
dalam bawang merah yang memiliki manfaat tinggi untuk kesehatan. Penelitian ini menunjukkan
potensi quercetin sebagai agen hipoglikemik berfungsi sebagai pemecah karbohidrat yang dibantu
enzim dalam pemecahan karbohidrat untuk merendahkan glukosa pada darah (Wulandari, 2010).

Disamping penelitian tentang bawang merah, penelitian tentang kulit bawang merah pernah
dikaji juga dengan hasil penelitian dijelaskan bahwa pertumbuhan bakteri S. epidermidis, S. aureus, S.
thypi, E. coli dan jamur Trichophyton mentagrophytes dapat dihambat dengan ekstrak etanol kulit
bawang merah. Hal ini berarti bahwa kulit bawang merah dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada bakteri yang ada dalam tubuh manusia (Oktaviani 2019).

Bawang merah sebagai tanaman herbal sebenarnya berasal dari negeri syam yang sekarang
dikenal sebagai negara Syria, tanaman ini sudah dikenal masyarakat sebagai tanaman herbal dan
bumbu pada masakan sudah sekitar seribu tahun lalu yang akhirnya sampai juga ke Indonesia. Baik
di Indonesia maupun di negara lainnya bahwa tanaman bawang merah sudah dikenal sebagai
tanaman herbal yang memiliki banyak manfaat dan khasiat terutama untuk kesehatan hal ini dapat
dibuktikan dari adanya kebiasaan masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi bawang merah sebagai
obat penghilang demam, pusing dan lain-lain. Semenjak masuk abad ke 8 masehi produktivitas

4
tanaman bawang merah sudah mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia mulai dari benua eropa,
amerika, asia timur dan asia tenggara. Hal ini menunjukan bahwa bawang merah merupakan salah
satu tanaman yang memiliki banyak manfaat untuk berbagai masyarakat di seluruh dunia sesuai
dengan kebutuhannya.

Potensi bawang merah yang tumbuh di Indonesia memiliki ciri khas dan manfaat tersendiri
khususnya sebagai tanaman herbal yang berfungsi sebagai obat tradisional pada kalangan
masyarakat Indonesia yang terkenal dengan pengobatan herbal dan rempah-rempahnya sebagai
bagian dari warisan budaya leluhur masyarakat yang mencintai produk herbal dalam negeri. Bawang
merah sebagai tanaman herbal tentu memiliki kandungan gizi dan senyawa kimia aktif yang alami
yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia khususnya sebagai pengobatan herbal dari
tanaman. Bawang merah dalam kandungan gizinya memiliki nilai gizi yang tinggi dan dapat
bermanfaat bagi tubuh manusia. Kandungan gizi pada tanaman herbal bawang merah tergambarkan
dalam Tabel berikut.

Kandungan gizi dan nilai gizi bawang merah


mentah.
Kandungan gizi Nilai gizi per 100 g
Energi 72 kkal
Air 79,80 g
Karbohidrat 16,80 g
Gula total 7,87 g
Serat total 3,2 g
Protein 2,5 g
Lemak total 0,1 g
Asam lemak jenuh 0,089g
Asam lemak tak jenuh tunggal 0,011 g
Asam lemak tak jenuh majemuk 0,249 g
Vitamin C 31,2 mg
Vitamin B1 (thiamin) 0,20 mg
Vitamin B2 (riboflavin) , 11 mg
Vitamin B3 (niasin) 0,7mg
Vitamin B6 (piridoksin) 1,235mg
Vitamin B9 (asam folat) 3 ug
Vitamin A 9 IU I
Vitamin E 0,08mg
Vitamin K 1,7 ug
Kalsium 181 mg
Zat besi 1,7 mg
Magnesium 25 mg
Fosfor 153 mg
Kalium 401 mg
Natrium/sodium 17 mg
Seng 1,16 mg
Selenium 14,2 ug

Berdasarkan tabel tersebut menjelaskan bahwa kandungan mineral kalium yang ada pada
bawang merah cukup besar. Fungsi dari kalium sendiri sangat baik untuk metabolisme dalam tubuh
sehingga dapat menurunkan tekanan suhu tubuh tinggi, disamping itu bawang merah juga memiliki
kandungan mineral yang dapat menyeimbangkan tekanan darah, mengantisipasi pengentalan

5
pembuluh darah, mensterilkan pembuluh darah dari unsur kolesterol jahat, dan mengatur proses
kontraksi otot syaraf dan otak pada manusia.

Adapun kandungan bawang merah terkandung senyawa-senyawa seperti Minyak atsiri,


Sikloaliin, Metilaiin, Dihidrolaiin, Flavongikosida, dan Kuersitin saponin. Senyawa-senyawa tersebut
terbukti mampu melancarkan peredaran darah dan melebarkan pembuluh darah sehingga panas yang
ada didalam tubuh dapat mudah keluar. Sehingga pembuangan panas menjadi maksimal, pori-pori
menjadi besar dan panas tubuh akan keluar bersamaan dengan keringat. Selain itu juga bawang
merah mengandung propil disulfide dan propil metal disulfide. Senyawa ini lebih mudah sekali
menguap Jika dimanfaatkan sesuai dosis yang tepat maka bawang merah bisa digunakan penurunan
suhu tubuh secara efektif. Kedua senyawa tadi jika dibalurkan ke tubuh maka akan membantu
percepatan penguapan panas dari tubuh ke kulit

Berdasarkan hasil penelitian di atas bahwa potensi bawang merah sebagai tanaman herbal
sudah dapat dirasakan menfaatnya oleh masyarakat Indonesia karena kandungan gizi yang ada
dalam bawang merah memiliki pengaruh terhadap sistem imun dan kekebalan tubuh bagi manusia
yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional yang memiliki khasiat tinggi dalam menjaga kesehatan.

2.6 Cara pembuatan


Bawang merah dapat digunakan untuk mengompres, hal ini disebabkan karena bawang
merah mengandung senyawa sulfur oerganik yaitu allycystein sulfoxide (Aliin) yang berfungsi
mengahancurkan pembekuan darah. Cara yang dilakukan dalam pembuatan bawang merah untuk
menurunkan demam pada anak terutama usia 1-5 tahun yaitu kupas 5 butir bawang merah,
tumbuk/parut kemudian tambahkan dengan minyak kelapa secukupnya, lalu baurkan pada daerah
seperti Telapak kaki, Dada, Punggung, Leher, Ketiak, dan Kedua lipat paha. Bawang merah ini
terbukti menurunkan demam dalam waktu 15 menit jika bawang merah ini di balurkan ketubuh anak.

6
BAB III

STUDI KASUS DI MASYARAKAT

Dalam suatu masyarakat di daerah lingkungan ciilipung masih terdapat pegobatan Kompres
bawang merah, merupakan tindakan yang dilakukan pada klien yang mengalami peningkatan suhu
tubuh yang tinggi yang memerlukan bantuan untuk menurunkan suhu tubuh pada anak yang demam .
Hal ini disebabkan karena bawang merah mengandung senyawa sulfur oerganik yaitu allycystein
sulfoxide (Aliin) yang berfungsi menhancurkan pembekuan darah. Cara yang dilakukan dalam
pembuatan bawang merah untuk menurunkan demam pada anak yaitu kupas 5 butir bawang merah,
parut kemudian tambahkan dengan minyak kelapa secukupnya, lalu baurkan ke ubun-ubun. kompres
bawang merah dilakukan selama 15 menit dilakukan 1 kali sehari dengan pengukuran suhu tubuh
pasien, intervensi dilakukan selama 3 hari, pengukuran dilakukan sebelum, dan sesudah di kompres
dengan bawang merah.

Penggunaan bawang merah sebagai obat bisa sangat menolong dan menguntungkan,
mengingat tanaman ini banyak tersedia di hampir setiap keluarga. Demikian juga, harganya relatif
terjangkau oleh kamampuan keluarga, walaupun kadang-kadang melambung tinggi. Manfaat bawang
merah ini semakin terasa terutama pada saat biaya pengobatan semakin tinggi akibat krisis ekonomi,
bawang merah juga dapat memberikan banyak manfaat sebagai bahan baku alternative dalam
pengobatan keluarga. Penyembuhan dengan bawang merah tergolong sangat efektif, efisien, dan
relative aman.

Tetapi makin kesini seiringnya zaman tidak semua masyarakat lingkungan Cilipung yang
masih menggunakan Herbal Bawang merah tersebut karena dengan kondisi zaman sekarang
masyarakat lebih ingin menggobati dengan cara praktis.

7
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwasannya herbal yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit
Hipertermi ialah dengan menggunakan herbal bawang merah yang sudah dihaluskan lalu dibaurkan
pada area tubuh seperti pada telapak kaki, dada, punggung, leher, dan pada aksila.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
pengobatan herbal penyakit hipertermia untuk digunakan sebagaimana mestinya dan terapi
komplementer ini dapat dilakukan secara mandiri dengan tetap memperhatikan keamanan dalam
penggunaannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Astri, W. J. (2020). KARYA ILMIAH AKHIR NERS (KIA-N) ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.E
DENGAN HIPERTERMI (PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DENGAN CAMPURAN IRISAN
BAWANG MERAH SEBAGAI UPAYA PENURUNAN SUHU TUBUH) DI PUSKESMAS
RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI TAHUN 2020 Diajukan Disusun oleh : WIWIK JUNI ASTRI , S
. Kep STIKes PERINTIS PADANG.
BD, faridah, yusefni, elda, & myzed, ingges dahlia. (2018). Pengaruh Pemberian Tumbukan Bawang
Merah Sebagai Penurun Suhu Tubuh Pada Balita Demam Di Puskesmas Lubuk Buaya Kota
Padang Tahun 2018. Jik- Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), 136–142.
https://doi.org/10.33757/jik.v2i2.128

Cahyaningrum, E. D. (2017). Pengaruh kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak demam.
Seminar Nasional Dan Presentasi Hasil-Hasil Penelitian Pengabdian Masyarakat, ISBN 978-6,
80–89.

Cahyaningrum, E. D., & Putri, D. (2017). PERBEDAAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM SEBELUM
DAN SETELAH KOMPRES BAWANG MERAH Etika Dewi Cahyaningrum 1 , Diannike Putri 1 1.
Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam Sebelum Dan Setelah Kompres Bawang Merah, 15(2),
66–74.

Della, P., Caroline, O., Sari, R. M., Verawati, M., & Di, B. (2020). STUDI LITERATUR : KOMPRES
HANGAT UNTUK MENGATASI HIPERTERMIA PADA PENDERITA TB PARU RSUD Harjono
Ponorogo pada tahun 2018 sampai bulan September 2019. 4(2).

Mardiatun, Dewi, P., & Elly, M. (2020). Vol. 2 No. 1 April 2020. Peningkatan Pemberdayaan Keluarga
Melalui PINKESGA (Paket Informasi Keluarga) Kehamilan Dalam Mengambil Keputusan
Merawat Ibu Hamil, 2(1).

Marwati, M., & Amidi, A. (2019). Pengaruh Budaya, Persepsi, Dan Kepercayaan Terhadap Keputusan
Pembelian Obat Herbal. Jurnal Ilmu Manajemen, 7(2), 168.
https://doi.org/10.32502/jimn.v7i2.1567

Ningsih, I. Y. (2016). Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat Oleh Suku Tengger Di
Kabupaten Lumajang Dan Malang, Jawa Timur. Pharmachy, 13(01), 10.

iii
iv

Anda mungkin juga menyukai