Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Pengenalan Obat Tradisional dan Modern

Disusunoleh :

Agata Melinda M. B Brigitta DheaPutri W

ApriliaUnmulTari Cilia Defi E P Firdha F

Auliatul Rahman DanisaAlzura Aywa Paris

AyuRatu N H Donli Kristian Azhari

DestaDea A F BerkahWahyu I Eliza V

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA


SAMARINDA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Sejarah ini dapat
teselesaikan sebagaimana mestinya. Salam serta shalawat senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Rasulullah SAW.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas untuk bidang studi
Sejarah. Adapun judul makalah ini adalah “ Pengenalan Obat Tradisional dan
Modern”.

Kami menyadari di dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun,
untuk perbaikan penulisan makalah selanjutnya.

Akhinya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak


yang telah turut membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi kita semua

Samarinda, Maret 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

A.Latar Belakang.........................................................................1

B.Tujuan .....................................................................................2

C.Manfaat ...................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................3

A. Definisi Obat Tradisional.......................................................4

B. Jenis obat tradisional ..............................................................4

BAB III HASIL PENELUSURAN JURNAL/DATABASE..............9

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki beragam pengetahuan dibidang pengobatan,
yaitu pengobatan secara tradisional dan secara modern. Pengobatan
tradisional telah ada sejak jaman nenek moyang kita dan terus berkembang
seiring berjalan waktu, jamu adalah bagian dari pengobatan tradisional,
yang mana ramuan jamu tersebar dari sabang sampe dengan merauke
sesuai dengan daerah masing-masing. Pada sebuah riset menunjukan
bahwa 49,53% penduduk Indonesia menggunakan jamu untuk memilihara
kesehatannya dan untuk pengobatannya, dari jumlah tersebut terdapat
95,6% menyatakan merasakan khasiat mengonsumsi jamu (Andriyanti and
Wahjudi 2016).
Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut
beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih
bisa dicerna oleh tubuh. Bagian dari obat tradisional yang banyak
digunakan atau dimanfaatkan di masyarakat adalah akar, rimpang, atang,
buah, daun dan bunga.
Masalah terbesar dalam hal ini adalah belum semua dokter di
Indonesia menerima jamu sebagai bahan untuk pengobatan dengan alas an
jamu tidak memiliki bukti secara ilmiah (Andriyanti and Wahjudi 2016).
Pengunaan obat herbal juga salah satu pengobatan tradisional yang
meluas secara global serta memperoleh nama yang baik di dunia
kesehatan modern pada tahun 2017 omset penjualan obat-obatan herbal
meningkat sebanyak 55% dan hal itu dianggap sangat menguntungkan.
Saat ini pengobatan secara modern terus dikembangkan dan banyak
dilakukan riset ada beberapa mengandung bahan-bahan alami akan tetapi
beberapa juga ditambahkan bahan kimia yang dianggap memenuhi
persyaratan dalam pengobatan(Raymond 2020).
Obat sintetik adalah obat yang dibuat dari bahan sintetik dan
digunakan serta diresepkan Dokter dan kalangan medis untuk mengobati

1
penyakit tertentu. Obat sintetis adalah obat modern yang dibuat dari bahan
sintetik atau bahan alam yang diolah secara modern (Harmanto, 2007).

Teknologi sangat berkembang sehingga pembuatan obat sintetik


lebih banyak. Masyarakat lebih sering menggunakan obat sintetik
sedangkan pengobatan herbal dengan memanfaatkan tumbuhan obat
merupakan pengobatan yang dimanfaatkan dan diakui masyarakat dunia
yang menandai kesadaran untuk kembali ke alam.

B. Tujuan
Secara umum makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengenalan
obat tradisional dan modern dan dibuat sebagai wujud dari tanggung
jawab kelompok atas tugas yang diberikan oleh dosen sebagai syarat
untuk memenuhi aspek penilaian mata kuliah Ilmu DasarKeperawatan.
Serta :
a. Mengetahui Gambaran penggunaan obat tradisional dan modern
b. MengetahuiJenis-jenis obat tradisional dan modern
c. Mengetahui Perkembangan obat tradisional dan modern
d. Mengetahui Ketepatan penggunaan oba ttradisional dan modern

C. Manfaat
1. Bagi masyarakat
Memberika ninformasi tentang bagaimana penggunaan obat secara
tradisional maupun modern
2. Bagimahasiswa
Dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana penggunaan obat
secara tradisional dan modern
3. Pembaca sebagai gambaran umum tentang penggunaan obat
tradisional dan modern.
4. Bagi ilmu pengetahuan Menambah pengetahuan tentang pengobatan
komplementer dan alternatif yang dapat digunakan sebagai salah satu
pengobatan lain setelah pengobatan konvensional.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,


bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Dalam dunia
kesehatan, banyak kegiatan komunikasi terapeutik yang terjadi. Komunikasi
terapeutik sangat penting dan berguna bagi pasien, karena komunikasi yang baik
dapat memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien dalam
mengatasi persoalan yang dihadapinya (Dyana, 2015:78). Menurut Heri Purwanto
komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan
bertujuan dan kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan
komunikasi professional yang mengarah pada tujuan untuk penyembuhan pasien
(Mundakir, 2006:116).
Ada tiga hal mendasar dan memberi ciri-ciri dari komunikasi terapeutik,
yaitu keikhlasan (genuineness), empati (empathy), dan kehangatan (warmth)
(Taufik, 2010:30).
1. Keikhlasan (Genuineness) Dalam rangka membantu pasien, dokter harus
menyadari tentang nilai, sikap, dan perasaan yang dimiliki terhadap pasien.
Apa yang dokter pikirkan dan rasakan tentang individu dan dengan siapa dia
berinteraksi selalu dikomuniasikan pada individu baik secara verbal maupun
nonverbal.
2. Empati (Empathy) Empati merupakan perasaan “pemahaman” dan
“penerimaan” dokter terhadap perasaan yang dialami pasien dan
kemampuan merasakan “dunia pribadi pasien”. Empati merupakan sesuatu
yang jujur, sensitif, dan tidak dibuat-buat (objektif) didasarkan atas apa yang
dialami orang lain.
3. Kehangatan (Warmth) Hubungan yang saling membantu (helping
relationship) dibuat untuk memberikan kesempatan pasien mengeluarkan
uneg-unegnya (perasaan dan nilainilai) secara bebas. Suasana yang hangat,
permisif, dan tanpa adanya ancaman menunjukkan adanya rasa penerimaan.
Sehingga pasien akan mengekspresikan perasaannya secara lebih mendalam.
Kondisi ini akan membuat dokter mempunyai kesempaan lebih luas untuk

3
mengetahui kebutuhan-kebutuhan pasien. Kehangatan juga dapat
dikomunikasikan secara nonverbal. Penampilan yang tenang, suara yang
meyakinkan, dan pegangan tangan yang halus menunjukkan rasa belas
kasihan atau kasih sayang.

A. Definisi Obat Tradisional


Obat tradisional adalah ramuan bahan yang bisa berasal dari tumbuhan,
hewan, mineral, sediaan sarian atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang
secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman (UU kesehatan No.23/1992). Istilah obat herbal sendiri mengacu
pada kata herb yang berarti tanaman, yaitu obat yang berasal dari tanaman
atau tumbuhan. Obat herbal dapat berasal dari akar, batang, daun, buah, atau
biji suatu tanaman. Terdapat tiga kategori obat herbal yaitu jamu, herbal
terstandar, dan fitofarmaka. (Sari et al. 2008). Param termasuk dalam kategori
obat herbal jamu.

B. Jenis obat tradisional


Berdasarkan keputuan Kepala Badan POM RI No.HK.00.05.4.2411.
tentang ketentuan pokok pengelompokan dan penandaan obat bahan alam
Indonesia, obat tradisional dikelompokkan menjadi tiga yaitu jamu, herbal
terstandar, dan fitofarmaka.
a. Jamu (Emphirical Based Herbal Medicine) Jamu adalah obat tradisional
yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut.
Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil, atau
cairan. Umumnya obat tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep
peninggalan leluhur. Satu jenis jamu disusun dari berbagai tanaman obat
yang jumlahnya antara 5-10 macam,bahkan bisa lebih. Jamu tidak
memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan
bukti empiris, jamu juga harus memenuhi persyaratan keamanan dan
standar mutu. Jamu yang telah digunakan secara turun-temurun selama
berpuluh-puluh tahun bahkan ratusan tahun telah membuktikan keamanan
dan maanfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.

4
b. Obat Herbat Terstandar (Standarized Based Herbal Medicine) Merupakan
obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyarian bahan
alam, baik tanaman obat, binatang, maupun mineral. Dalam proses
pembuatannya, dibutuhkan peralatan yang tidak sederhana dan lebih mahal
dari pada jamu. Tenaga kerjanya pun harus didukung oleh pengetahuan
dan keterampilan membuat ekstrak. Obat herbal ini umumnya ditunjang
oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian praklinis. Penelitian ini meliputi
standardisasi kandungan senyawa berkhasiat didalam bahan penyusun,
standardisasi pembuatan ekstrak yang higienis, serta uji toksisitas yang
akut maupun kronis.
c. Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine) Merupakan obat tradisional
yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannya telah
terstandar dan ditunjang oleh bukti ilmiah sampai uji klinis pada manusia.
Karena itu, dalam pembuatannya diperlukan peralatan bertehnologi
modern, tenaga ahli, dan biaya yang tidak sedikit.(Suharmiati at al.2000).
Pengobatan tradisional adalah salah satu upaya pengobatan dan perawatan,
diluar kedokteran dan ilmu keperawatan. Pengobatan secara tradisional ini
mencakup cara dan obat yang digunakan mengacu pada pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh secara turun-temurun.
Karakteristik pengobatan tradisional merupakan upaya kesehatan
(pengobatan dan atau perawatan) dengan cara lain diluar ilmu kedokteran.
Berdasarkan pengetahuan dan pengalam praktik yang diwariskan secara
turun temurun. Diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat dengan cara yang tidak bertentangan dengan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dilakukan untuk mencapai kesembuhan,
pencegahan penyakit, pemulihan, dan peningkatan kesehatan jasmani,
rohani, dan sosial masyarakat.(Noorkasiani.2007)

C. Obat Tradisional Karo

5
Obat atau tambar (dalam bahasa karo) adalah obat-obatan karo sebagai
suatu sejarah yang terus berkembang dan berasal dari banyak sumber. Ada
obat-obatan yang diturunkan dari nenek moyang, ada dari mimpi, dan hasil
dari pengamatan sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Ada juga obat yang
dituliskan nenek moyang dalam kulit kayu yang disebut dengan pustaka najati.
(Ginting. 1999)
Bagian dari tanaman obat yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan dalam
pembuatan obat-obatan tradisional adalah akar, batang, daun, bunga, dan
buah. Obat-obatan tradisional yang terdapat pada masyarakat karo yaitu:
kuning (param), tawar, minak alun atau minyak urut, sembur, dan oukup atau
mandi uap. Diantara sekian banyak obat tradisional karo ini param adalah
menjadi fokus dalam penelitian ini.
Param adalah obat tradisional karo yang terbuat dari campuran tepung dan
ramuan yang berkhasiat sebagai obat. Tepung yang biasa digunakan adalah
tepung beras dan ramuan yang berkhasiat sebagai obat adalah bahan atau
campuran dari tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan lemak
hewan dan juga air. Cara pembuatan param tersebut adalah semua bahan umbi
umbian yang digunakan misalnya jahe, bawang merah, bawang putih, lada,
kencur dan bahan daun-daunan serta bunga tumbuhan dicuci terlebih dahulu
kemudian digiling hingga lumat kemudian bahan yang telah lumat tersebut
dicampur dengan tepung beras kemudian diaduk hingga merata
keseluruhannya setelah semua campuran merata kemudian dicetak bulat-bulat
dan dikeringkan cara penggunaan param ini adalah dioleskan ke seluruh tubuh
dan dimakan (Bangun. 2010)

D. Mineral
Kandungan logam dalam tanah sangat berpengaruh terhadap kandungan
logam dalam tanaman yang tumbuh diatasnya, sehingga kandungan logam
yang berkurang atau berlebihan dalam jaringan tanaman akan mencerminkan
kandungan logam dalam tanah (Darmono. 1995). Dari dalam tanah tumbuhan
hijau menghisap zat-zat tertentu melalui akarnya. Zat-zat ini masuk kedalam
tumbuhan dalam bentuk terlarut didalam air. Zat-zat ini biasanya berupa

6
garam-garaman dan dinamakan mineral. Mineral ini berlainan halnya dengan
bahan organik seperti karbohidrat, protein, dan lemak tidak dapat dibuat oleh
tumbuh-tumbuhan. Karena itu mineral tergolong bahan tak-organik, yaitu
tidak berasal dari mahluk hidup.
Kalau kita makan tumbuh-tumbuhan, sudah tentu garam-garam inipun
akan memasuki tubuh kita. Didalam tubuh kita mineral seperti kalsium fosfat
terdapat didalam bagian tubuh seperti tulang dan gigi. Demikian pula mineral
seperti besi menjadi bagian hemoglobin, atau juga disebut butir darah merah.
Hemoglobin adalah suatu protein yang kerjanya mengangkut oksigen di dalam
darah ke seluruh bagian tubuh kita. Di dalam daun-daunan hijau juga ada
protein yang bentuknya hampir sama dengan hemoglobin, yaitu klorofil.
Klorofil atau hijau daun tidak mengandung logam besi, tetapi logam
Magnesium. Selain itu mineral seperti natrium dalam bentuk garam natrium
klorida, kalsium dalam bentuk kalsium hidrofosfat, serta magnesium, dapat
terlarut didalam cairan sel tubuh kita. Perananya mengatur berbagai proses
kehidupan. Kalsium misalnya diperlukan sedikit agar darah dapat
mengggumpal. Demikian pula kalsium berperan dalam peristiwa menegang
dan melemasnya otot seperti otot jantung. Sedangkan magnesium diperlukan
sebagai bahan pembentuk enzim. Natrium dan kalium diperlukan untuk
mengatur tekanan cairan tubuh di dalam sel-sel tubuh.
Jadi, mineral-mineral didalam tubuh kita mempunyai dua macam tugas.
Yang pertama ialah sebagai bahan pembentuk bagian-bagian tubuh, seperti
tulang dan gigi. Yang kedua ialah sebagai zat pengatur kelangsungan hidup.
Mineral yang diperlukan oleh manusia ialah kalsium, fosfor, magnesium,
kalium, natrium, angan, besi, tembaga, kobalt, yodium, belerang, dan seng.
Ada mineral yang diperlukan dalam jumlah yang cukup banyak, yaitu pada
kadar 100 g atau lebih sehari bagi setiap orang dewasa. Mineral seperti ini
disebut unsur hara makro. Termasuk kedalam golongan ini ialah kalium,
natrium, kalsium, fosfor, magnesium, dan klor. Ada pula mineral yang kita
perlukan dalam kadar yang lebih rendah, yaitu tidak lebih dari beberapa mg
setiap hari untuk orang dewasa. Mineral seperti ini disebut unsur hara mikro.
Termasuk kedalam golongan ini ialah besi, yodium, seng, krom dan flour.
(Nasoetion. 1995)

7
Mineral sangat penting bagi metabolisme tubuh. Mineral dapat diibaratkan
sebagai “busi” dari kehidupan karena mineral diperlukan untuk mengaktifkan
ribuan reaksi enzimatis dalam tubuh. Masing-masing mineral tidak bekerja
sendiri, tetapi bekerja secara seimbang satu sama lainnya. Oleh karena itu, bila
kita kelebihan satu mineral akan berakibat defisiensi (kekurangan) mineral
lainnya. Misalnya, kelebihan kalsium akan berakibat hilangnya magnesium
dan seng. Kelebihan natrium dan kalium akan berakibat defisiensi kalsium dan
magnesium. Kelebihan kalsium dan magnesium akan menyebabkan defisiensi
natrium dan kalium. Kelebihan natrium akan menyebabkan kehilangan
kalium. Kelebihan kalium akan berakibat hilangnya natrium. Kelebihan
tembaga akan mengakibatkan kehilangan seng. Kelebihan seng akan berakibat
hilangnya tembaga dan besi. Kelebihan fosfat akan mengakibatkan hilangnya
kalsium. Semuanya itu disebut reaksi berantai defisiensi.(Sembiring. 2000).
Disamping logam-logam yang dijelaskan diatas terdapat juga logam berat.

BAB III

Hasil Penelusuran Jurnal/Database

8
A. Hasil Penelusuran Artikel

Artikel 1

1. Judul / jenis penelitian : Obat Tradisional : Antara Khasiat dan Efek


Sampingnya
2. Tujuan Penelitian : disebabkan karena obat tradisional memiliki efek
samping yang relatif lebih sedikit daripada obat modern. Akan tetapi
tetap diperlukan ketepatan penggunaan obat tradisional untuk
meminimalisir efek sampingnya, yakni : kebenaran obat, ketepatan
dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara penggunaan, tidak
disalah gunakan, dan ketepatan pemilihan obat untuk penyakit
tertentu.
3. Hasil Penelitian :

Jika digunakan dengan cara yang tepat maka efek samping obat tradisional
relatif kecil meliputi :

a. Kebenaran Obat Untuk tercapainya efek farmakologi yang


diinginkan, maka kebenaran bahan obat menjadi salah satu dari
penentunya. Di Indonesia, terdapat berbagai macam tanaman obat
dari berbagai spesies yang kadangkala sulit untuk dibedakan.
b. Ketepatan dosis Seperti halnya obat buatan pabrik, tanaman obat
juga tak bisa dikonsumsi sembarangan. Tanaman obat juga
memunyai dosis dan aturan pakai yang harus dipatuhi seerti halnya
resep dokter. Sebagai contohnya buah mahkota dewa dimana
perbandingannya dengan air adalah 1 : 3 artinya untuk
menkonsumsi 1 buah memerlukan 3 gelas air. Sementara daun
mindi akan menimbulkan khasiat jika direbus sebanyak 7 lembar
dengan takaran air tertentu (Suarni, 2005).
c. Ketepatan waktu penggunaan Selain dosis dan takaran untuk
mengonsumsi tanaman obat harus tepat, waktu penggunaan juga
harus tepat untuk meminimalisir efek samping yang timbul.
Sebagai salah satu contoh adalah kunyit. Kunyit yang dipercaya

9
dapat mengurangi nyeri pada saat haid justru dapat menyebabkan
terjadi keguguran apabila dikonsumsi pada awal masa kehamilan.
Oleh karenanya, efek dari tanaman obat sangat dipengaruhi oleh
ketepatan waktu penggunaan.
d. Ketepatan cara penggunaan Setiap tanaman obat juga tidak bisa
dikonsumsi dengan cara yang sembarangan. Tidak semua tanaman
obat memiliki efek dan berkhasiat apabila dikonsumsi dengan cara
meminum air rebusannya. Sebagai contoh daun kecubung yang
digunakan sebagai bronkodilator digunakan dengan cara dihisap.
Namun apabila daun kecubung dikonsumsi dengan cara diseduh
justru akan menyebabkan mabuk.
e. Ketepatan menggali informasi Di era zaman yang serba canggih ini
sangat mudah untuk kita menggali berbagai informasi melalui
internet dan juga media sosial. Namun, tidak sedikit informasi-
informasi yang ada tidak di dasarkan pada pengetahuan sehingga
justru dapat menyesatkan para pembacanya. Sehingga diperlukan
kejelian pada para penggunanya untuk mencari informasi yang
valid.
f. Tidak disalah gunakan Tanaman obat tradisional sangat mudah
ditemukan. Untuk menggunakan obat-obat tersebut tidak
memerlukan resep dokter terlebih dahulu. Sehingga tidak sedikit
masyarakat yang mengonsumsi obat tradisional dengan tujuan lain.
Sebagai contoh penggunaan jamu untuk menggugurkan kandungan
atau menghisap kecubung sebagai psikotropika.
g. Ketepatan pemilihan obat untuk penyakit tertentu Dalam satu jenis
tanaman obat terkandung lebih dari satu zat aktif yang memiliki
khasiat untuk mengobati penyakit tertentu. Perbandingan antara
khasiat dengan efek samping yang ditimbulkan haruslah seimbang.
Sehingga masyarakat harus pintar dalam memilih obat tradisional
dan memikirkan efek samping yang mungkin dapat timbul.

Populasi : Dalam penelitian ini melibatkan admin

10
4. Intervensi : Cara penggunaan obat tradisional untuk meminimalisir
efek sampingnya, yakni : kebenaran obat, ketepatan dosis, ketepatan
waktu penggunaan, ketepatan cara penggunaan, tidak disalah gunakan,
dan ketepatan pemilihan obat untuk penyakit tertentu.

5. Outcame : Banyak faktor-faktor yang dapat mendorong peningkatan


penggunaan obat herbal pada negara maju, diantaranya adalah ingin
memiliki harapan hidup yang lebih panjang, disamping itu juga tiap
tahun obat herbal semakin luas bagi kita untuk mengakses
informasinya serta penggunaan obat modern seperti obat kanker tidak
jarang mengalami kegagalan adanya efek samping.

Artikel 2 :

1. Judul : Peran Obat Tradisional Dalam Komunikasi Terapeutik Keluarga


Di Era Digital
2. Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki.
3. Hasil Penelitian : Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa : (1) obat tradisional digunakan sebagai pertolongan pertama
dalam komunikasi terapeutik keluarga ; (2); obat tradisional sebagai
warisan budaya turun temurun dalam komunikasi terapeutik keluarga; (3)
obat tradisional sebagai metode penyembuhan back to nature dalam
komunikasi terapeutik keluarga.

Populasi : Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian


tentang peran obat tradisional dalam komunikasi terapeutik keluarga. Apalagi
mengingat perkembangan era modern saat ini, peneliti ingin mengetahui peran
obat tradisional digunakan dalam komunikasi terapeutik keluarga di era digital ini.

11
4. Intervensi : Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengangkat
penelitian tentang peran obat tradisional dalam komunikasi terapeutik
keluarga di era digital.
5. Outcame : Penelitian ini telah menghasilkan temuan baru tentang peran
obat tradisional dalam komunikasi terapeutik keluarga. Ternyata dalam
proses komunikasi terapeutik sebuah keluarga, obat tradisional memiliki
peran yang beragam. Meskipun demikian, peneliti menyarankan
sebaiknya penggunaan obat tradisional tersebut juga memerhatikan
evidence based-nya, yang telah teruji kandungan khasiatnya dari sumber
yang tepat dan kredibel.

Artikel 3

1. Judul : Studi Perbandingan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang


Obat Herbal dan Sintetik di Campagayya Kelurahan Panaikang Kota
Makassar
2. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat
tentang obat herbal dan obat sintetik di Campagayya Kelurahan
Panaikang Kota Makassar.
3. Hasil Penelitian : Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian
mengenai Studi Perbandingan Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Tentang Obat Herbal dan Obat Sintetik di Campagayya Kelurahan
Panaikang Kota Makassar diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan
masyarakat tentang obat herbal lebih tinggi yaitu sebesar 65,2 %
dibandingkat dengan tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat
sintetik yaitu sebesar 62,1 %.

Populasi : Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat
herbal dan obat sintetik di Campagayya Kelurahan Panaikang Kota
Makassar?

4. Intervensi : Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya


dalam meneliti lebih dalam mengenai perbandingan tingkat

12
pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat herbal dan obat
sintetik di Campagayya Kelurahan Panaikang Kota Makassar
5. Outcame : Untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
obat herbal dan sintetik sebaiknya dilakukan penyuluhan atau
memberikan informasi tentang obat herbal dan obat sintetik yang lebih
baik.

Artikel 4

1. Judul /Jenis Penelitian : KARAKTERISTIK MASYARAKAT DESA


BAULA KECAMATAN TELLU LIMPOE KABUPATEN SIDENRENG
RAPPANG TERHADAP OBAT TRADISIONAL DAN OBAT
MODERN
2. Tujuan Penelitian : Dalam hal ini di gunakan untuk mengetahui
karakteristik masyarakat Desa Baula Kecamatan TelluLimpoe
Kabupaten Sidenreng Rappang terhadap obat tradisional dan obat
modern
3. Hasil Penelitian : Hasil ini penelitiannya menunjukkan bahwa dalam
hal ini pengetahuan masyarakat cukup tentang obat tradisional dan
obat modern. Dari hasil penelitian peneliti berasumsi bahwa
pengetahuan responden tentang obat tradisional dan obat modern di
Desa Baula Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sidenreng Rappang
sudah dapat dikategorikan cukup.

Populasi : Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu jenis penelitian


yang di lakukan untuk membuat deskriptif
tentangsuatukeadaansecaraobjektif. Dalam hal ini di gunakan untuk mengetahui
karakteristik masyarakat Desa Baula Kecamatan TelluLimpoe Kabupaten
Sidenreng Rappang terhadap obat tradisional dan obat modern.

4. Intervensi : Dalam hal ini di gunakan untuk mengetahui karakteristik


masyarakat Desa Baula Kecamatan TelluLimpoe Kabupaten
Sidenreng Rappang terhadap obat tradisional dan obat modern

13
5. Outcame : Diharapkan agar pemerintah setempat khususnya
dibidangpelayanan kesehatan agar tidak bosan-bosannyamengenai
informasi mengenai obat tradisional dan obat kimia kepada
masyarakat ataupun pasien agar pengetahuan masyarakat lebih baik.

Artikel 5 :

1. Judul / Jenis Penelitian : Eksistensi obat tradisional sebagai salah satu


pilihan pengobatan pada masyarakat modern
2. Tujuan Penelitian : untuk mendukung negaranegara anggota dalam
mengembangkan kebijakan proaktif dan menerapkan rencana aksi yang
akan memperkuat peran memainkan obat tradisional dalam menjaga
populasi sehat
3. Hasil Penelitian : Obat Tradisional dipercaya secara turun temurun dapat
menyembuhkan suatu penyakit dan bahan-bahannya dapat ditemukan
dialam, namun masyarakat masih ragu untuk menggunakan Obat
Tradisional karena keamanan dari obat itu sendiri belum teruji secara
klinis.

Populasi :

4. Intervensi : Penulisan Karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan


Eksistensi obat tradisional sebagai salah satu plihan pengobatan pada
masyarakat modern
5. Outcame : : Strategi ini bertujuan untuk mendukung negaranegara anggota
dalam mengembangkan kebijakan proaktif dan menerapkan rencana aksi
yang akan memperkuat peran memainkan obat tradisional dalam menjaga
populasi sehat

Artikel 6 :

14
1. Judul / Jenis Penelitian : TINGKAT PENGGUNAAN DAN
KESADARAN MASYARAKAT DALAM KONSUMSI OBAT
TRADISIONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG
2. Tujuan Penelitian : untuk menggambarkan profil penggunaan obat
tradisional pada masyarakat di wilayah Puskesmas Gombong 2 yang
terdiri dari 9 desa yaitu Semondo, Kalitengah, Kemukus, Gombong,
Wonokriyo, Semanding, Wonosigro, Sidayu dan Klopogondo.
3. Hasil Penelitian :
a. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Gombong 2 lebih memilih obat modern, hal ini
dikarenakan akses dengan fasilitas kesehatan yang dekat baik ke
puskesmas atau rumah sakit.
b. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa toko obat tradisional
masih menjadi pilihan masyarakat untuk memperoleh obat tradisional
c. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden
telah mengetahui bahwa obat tradisional relatif lebih aman
dibandingkan dengan obat modern.

Populasi : untuk mengetahui tingkat penggunaan dan kesadaran dalam


konsumsi obat tradisional khusunya di wilayah kerja Puskesmas Gombong 2 yang
terdiri dari 9 desa.

4. Intervensi : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dan


bersifat deskriptif yang menggunakan angket (kuisioner).
5. Outcame : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
gambaran penggunaan obat tradisional sehingga dapat menjadi langkah
antisipasi penggunaan obat tradisional yang tidak tepat.

Artikel 7

15
1. Judul : Tingkat penerimaan penggunaan jamu sebagai alternatif
penggunaan obat modern pada masyarakat ekonomi rendah-menengah dan
atas
2. Jenis peneltian : Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif.
3. Populasi : Unit analisis penelitian adalah masyarakat dan birokrasi.
4. Intervensi : Unit analisis penelitian adalah masyarakat dan birokrasi.
Penentuan informan secara purposif sampling (untuk informan kunci) dan
snow ball untuk pengembangan informan. Teknik analisis data
menggunakan metode analisis data kualitatif mengikuti.
5. Outcome : Hasil penelitian penerimaan penggunaan jamu sebagai
alternatif penggunaan obat modern pada masyarakat ekonomi rendah-
menegah dan atas secara umum tinggi (58%). Pemerintah lokal melalui
program onotomi daerah memiliki peran strategis dalam pengelolaan jamu
(pelayanan kesehatan) melalui inovasi kebijakan pelayanan kesehatan
yang diterapkan pada pemerintah lokal. Model pengelolaan jamu untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat perlu ada
pendampingan, riset, pengurangan pajak, pengembangan tanaman obat,
sosialisasi hasil riset, standarisasi jamu, dan pengawasan pengguna jamu
secara ketat.

Artikel 8

1. Judul : Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon Terhadap Tekanan Darah


Penderita Hipertensi Usia Dewasa Di Dusun Karangmalang Depok
Sleman Yogyakarta
2. Jenis peneltian : Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah
Pre Experimental, dengan pendekatan one group pre test-post test.
3. Populasi : Sampel diambil berjumlah 33 responden menggunakan
Purposive Sampling.
4. Intervensi : Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengukur tekanan darah. Selanjutnya data yang telah terkumpul diolah

16
menggunakan bantuan computer Program SPSS Versi 25.0 untuk analisis
dengan uji statistik Wilcoxon dengan tingkat Kemaknaan (α = 0,05)
5. Outcome : Hasil uji wilcoxon data tekanan dara diastilik sebelum dan
sesuda diberikan terapi menunjukkan p – value 0,000 < α = 0,05 dan
tekanan dara diastolik sebelum dan sesuda terapi menunjukkan p – value
0,000 < α = 0,05 . kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh
konsumsi pisang ambon terhadap tekanan darah penderita hipertensi usia
dewasa di Dusun Karang malang Depok Sleman Yogyakarta

Artikel 9

1. Judul : Penyuluhan Penggunaan Obat Tradisional Kepada Lansia


Puskesmas Palanro Kabupaten Barru
2. Jenis peneltian : Pengukuran keberhasilan kegiatan dilakukan dengan
menganalisis hasil pre-post test dimana kegiatan berhasil jika hasil post
test meningkat secara signifikan. Hal-hal yang diukur dalam kuisioner
adalah macam-macam obat yang dapat digunakan untuk hipertensi, cara
pemilihan, cara panen, cara pengolahan dan penyimpanan dari obat
tradisional.
3. Populasi : Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat Lansia di
Puskesmas Palanro Kabupaten Barru
4. Intervensi : Metode Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang digunakan
merupakan kombinasi dari penyuluhan dan demonstrasi cara pengolahan
obat tradisional yang baik
5. Outcome : Hasil dari kegiatan ini menunjukan peningkatan kemampuan
swamedikasi obat tradisional pada lansia di wilayah kerja Puskesmas
Palanro untuk mengobati Diabetes Melitus, Hipertensi dan asam Urat

Artikel 10

1. Judul : Pengaruh Jahe Putih Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada


Lansia Dengan Hipertensi Di Desa Padangjaya Kecamatan Majenang
Kabupaten Cilacap Tahun 2020

17
2. Jenis peneltian : Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen
kuasisignifikan. Hal-hal yang diukur dalam kuisioner adalah macam-
macam obat yang dapat digunakan untuk hipertensi, cara pemilihan, cara
panen, cara pengolahan dan penyimpanan dari obat tradisional.
3. Populasi : Populasi dalam penelitian ini adalah lansia penderita hipertensi
di Desa Padangjaya Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap Tahun 2019
sebanyak 254 orang.
4. Intervensi : Peneliti menggunakan metode eksperimen kuasi yaitu metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Pendekatan dengan
design pre test and post test design. Didalam desain ini observasi
dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah. Observasi yang
dilakukan sebelum eksperimen disebut pre test, dan observasi sesudah
eksperimen disebut post test (Arikunto, 2010).
5. Outcome : hasil uji t-test diperoleh nilai ρ value sebesar 0,000 dari nilai α
sebesar 0,05. Jika ρ value < 0,05 maka Ha diterima yang berarti ada
pengaruh jahe putih terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi di Desa Padangjaya Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap
Tahun 2020. Saran diharapkan agar penderita hipertensi melakukan
pengobatan dengan menggunakan jahe putih untuk menurunkan tekanan
darah

18
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Dalam kehidupan, kesehatan merupakan aspek penting yang harus
di perhatikan. Karena itu setiap manusia akan berusaha untuk menjaga
kesehatannya dengan cara modern maupun dengan cara tradisional.
Didalam perawatan kesehatan ada kalanya dilakukan dengan cara modern
dan tradisional secara berdampingan. Pengobatan tradisional tersebut di
anggap tidak memiliki efek samping yang merugikan kesehatan karena
dibuat dari bahan-bahan alami, dibandingkan dengan pengobatan modern
yang dibuat dari bahan-bahan kimia. Pengobat tradisional merupakan hasil
dari suatu kebudayaan yang dimiliki setiap suku bangsa yang telah
diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Adapun penyakit yang dapat di sembuhkan dengan menggunakan
pengobatan tradisiuonal.
2. Saran
Melihat semakin banyaknya pengobatan tradisional yang
bermunculan baik di masyarakat, maka penulis mengemukakan beberapa
saran yaitu:

1. Masyarakat agar lebih memanfaatkan dan mengetahui fungsi


pengobatan tradisional sebagai alternatif pengobatan dan perawatan
kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Generasi muda agar lebih memiliki rasa ingin tahu dan memiliki
perhatian terhadap pengobatan tradisonal dan dapat melestarikan
pengobatan tradisional sebagai budaya masyarakat yang bermanfaat
terhadap kesehatan.
3. Penyembuhan tradisional tersebut hendaklah memberikan pengetahuan
agar dapat mengajarkan generasi berikutnya terhadap pengobatan
tradisional agar dapat bermanfaat bagi mereka.

19
4. Melakukan kerjasama antara kesehatan modern dengan kesehatan
tradisional agar saling melengkapi karena setiap pengobatan pasti
memiliki kelemahan dan kelebihan

20
DAFTAR PUSTAKA

Andriyanti, & Wahjudi, R. M. (2016). Tingkat penerimaan penggunaan jamu


sebagai alternatif penggunaan obat modern pada masyarakat ekonomi
rendah-menengah dan atas Society ’ s acceptance level of herb as alternative
to modern medicine for lower , middle , and upper class group. Masyarakat,
Kebudayaan Dan Politik, 29(3), 133–145.

Drs. Nurrochmat Nadjib Affandi, M. A. (2019). Kelor Tananaman Ajaib Untuk


Kehidupan Yang Lebih Sehat.

Press, G. M. (2018). Prinsip Umum Dan Dasar Farmakologi.

Putri, D., Masrul, M., & Maputra, Y. (2020). Pengaruh Penerapan Praktik
Interprofessional Education Terhadap Tingkat Kepuasan Ibu Yang
Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di Puskesmas Kota Bukittinggi. Jurnal
Kesehatan Andalas, 8(4), 71–80. https://doi.org/10.25077/jka.v8i4.1119

Raymond, T. (2020). Konsep Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) Dalam


Penggunaannya di Fasilitas Kesehatan Formal. Perspective, 33(2), 1–11.
https://doi.org/10.6084/m9.figshare.12367331

Sulfiyana H. Ambo Lau, Herman, R. M. (2019). Studi Perbandingan Tingkat


Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Herbal Dan Obat Sintetik Di
Campagayya Kelurahan Panaikang Kota Makassar. Jurnal Farmasi Sandi
Karsa, 5(1), 33–37.

https://books.google.co.id/books?
id=PdvMDwAAQBAJ&pg=PA9&dq=pengertian+obat+modern&hl=id&sa=X&v
ed=2ahUKEwjxyNySirDvAhVQbysKHZR-
D0M4ChDoATAJegQIAhAD#v=onepage&q=pengertian%20obat
%20modern&f=false

https://books.google.co.id/books?
id=sZVjDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=pengertian+obat+modern&hl=id

21
&sa=X&ved=2ahUKEwj9hoDrirDvAhVZXSsKHc0sA8U4KBDoATABegQICB
AD#v=onepage&q=pengertian%20obat%20modern&f=false

22

Anda mungkin juga menyukai