Anda di halaman 1dari 12

TERANSKULTURAL DAN PENGOBATAN TERADISIONAL DI

INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

 ANDI SRI RAHMANIAR


 RITA AHRIANA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023/2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas diskusi kelompok mata kuliah antropologi dengan judul;
“TERANSKULTURAL DAN PENGOBATAN TERADISIONAL DI INDONESIA ’’ dengan sebaik mungkin.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen kami karena dengan bimbingan dan
sarannya sehingga makala kami ini dapat terselesaikan dengan baik. Harapan kami adalah agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Kami menyadari segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik secara materi
maupun dalam penggunaan kata bahasa. Meskipun demikian kami berharap makalah ini dapat
memberikan beberapa informasi

Demi kesempurnaan makalah ini kami menerima saran dan kritikan, kehususnya teman
teman seprofesi
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR …………………….…………………………………… I

KATA PENGANTAR .………..……………………………………………….. II

DAFTAR ISI ………..……………………………………………….. III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang …………………………………………………………. 1


B. Rumusan masalah .………………………………………………………….2
BAB II URAIAN MATERI

A. Pengertian ………………….... 2

B. Jenis jenis pengobatan teradisional ………………….... 2


C. Jenis jenis pelayanan kesetatan teradisional ………………….... 3

D. aspek pelayanan pengobatan teradisional


di rumahsakit .………………… 5
E. Konsep-konsep dari teori teranskultural saat
melakukan tindakan keperawatan ………………….... 4
F. Prinsip perinsip dalam melakukan tindakan keperawatan ………………….... 5

BAB III

A. Kesimpulan ……………………………………………….. 6
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. 7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pengobatan tradisional atau yang lebih dikenal dengan pengobatan alternatif
merupakan cara pengobatan yang menggunakan obat-obatan tradisional. Obat tradisional
sendiri adalah jumlah keseluruhan semua pengetahuan dan praktek baik yang dapat
dijelaskan atau tidak dalam diaknosis, pencegahan dan menghapus ketidakseimbangan fisik
dan mental yang hanya mengandalkan pengalaman praktis dari generasi ke generasi.
Sistem pengobatan tradisional masyarakat Minangkabau sangat bervariasi, yang mana
disetiap nagari di Minangkabau memiliki sistem pengobatan yang berbeda, salah satunya
terdapat di Nagari Padang Laweh. Pengobatan tradisional di Nagari Padang Laweh masih
menggunakan sistem pengobatan yang diturunkan dari satu generasi kegenerasi berikutnya.
Menurut cerita orang yang mengetahui tentang seluk-beluk pengobatan tradisional di
Nagari Padang Laweh (M. Nasir dan Rustam dalam wawancara pada 27 oktober 2017), ilmu
pengobatan tradisional yang berkembang di tengah masayarakat Padang Laweh berasal dari
satu guru atau yang disebut sebagai induok dukun„induk dukun‟, yang berasal dari iliah
(hilir) namun tidak dijelaskan lebih lanjut tentang hilir yang dimaksud. Meskipun berasal
dari satu guru atau satu induk,namun ada beberapa dukun yang cara pengobatannya agak
berbeda dengan dukun yang lainnya tapi inti pengobatannya sama.
Sistem pengobatan tradisional yang digunakan masyarakat di Nagari Padang Law eh
masih cenderung menggunakan jasa orang pintar atau dukun dalam upaya penyembuhan
berbagai penyakit yang mereka derita. Meskipun demikian, tidak semua penyakit diobati
oleh dukun, karena masyarakat di Nagari Padang Laweh biasanya memiliki pengetahuan
dasar untuk penanganan pertama Penanganan pertama sendiri biasanya dilakukan oleh
anggota keluarga yang memiliki pengetahuan tentang dasar pengobatan tradisional
tersebut. Pada dasarnya, orang atau masyakat yang berumur diatas 40 tahun memiliki
pengetahuan tentang penanganan pertama seperti mamontoan ubek poniang„memantrai
obat pusing‟, maramuan tawa daun aka „meramu tawa daun akar‟,dan lainnya yang
disesuaikan dengan gejala awal sakit yang diderita.Umumnyakaum laki-laki yang lebih
mengetahui.Hal ini tentunya tak lepas dari pengaruh religi, pendidikan dan kehidupan sosial
masyarakatnya (M. Nasir dan Rustam
dalam wawancara pada 27 oktober 2017)
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang teranskultural dan pengobatan teradisional
2. Apasaja jenis jenis pengobatan teradisional
3. Apa saja jenis jenis pelayanan kesetatan teradisional
4. Bagaimana aspek pelayanan pengobatan teradisional di rumahsakit
5. Apa saja Konsep-konsep dari teori teranskultural saat melakukan tindakan keperawatan
6. Apa saja Prinsip perinsip dalam melakukan tindakan keperawatan
BAB II

URAIAN MATERI

A. Pengertian
Pengobatan tradisional atau yang lebih dikenal dengan pengobatan alternatif
merupakan cara pengobatan yang menggunakan obat-obatan tradisional.
Obat tradisional sendiri adalah jumlah keseluruhan semua pengetahuan dan praktek baik
yang dapat dijelaskan atau tidak dalam diaknosis, pencegahan dan menghapus
ketidakseimbangan fisik dan mental yang hanya mengandalkan pengalaman praktis dari
generasi ke generasi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teranskultural dalam pengobata
tradisional termasuk dalam cara seseorang mempercayai dan mengobati diri mereka untuk
membuat hidup mereka mampu menangani sakit yang mereka alami.

B. Jenis jenis pengobatan tradisional


pengobatan tradisional terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1. pelayanan pengobatan tradisional yang menggunakan keterampilan
Pengobatan tradisional dengan menggunakan keterampilan yaitu: pijatan, kompres,
akupuntur, atau dengan menggunakan keterampilan tertentu lainya.
2. pelayanan pengobatan tradisional yang menggunakan ramuan.
Pengobatan tradisional dengan menggunakan ramuan, berarti menggunakan bahan –
bahan yang tersedia dari alam baik itu dari tumbuhan bagian buah, kulit batang, kayu,
daun, bunga, akar, dan lainya. Dapat pula berasal dari hewan, baik dari kelenjar tulang,
sum – sum, ataupun dagingnya, ataupun dari sumber mineral seperti garam yang
didapatkan dari sumber mata air, belerang dari sumber mata air panas, atau yang
lainya

C. jenis pelayanan kesehatan Tradisional


beberapa jenis pelayanan kesehatan tradisional dalam peraturan pemerintah Nomor 103
tahun 2014 yaitu:
1. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris adalah penerapan kesehatan tradisional yang
manfaat dan keamanannya terbukti secara empiris.
2. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer adalah penerapan kesehatan
tradisional yang memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural dalam penjelasannya
serta manfaat dan keamanannya terbukti secara ilmiah.
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan
yang mengombinasikan pelayanan kesehatan konvensional dengan Pelayanan
Kesehatan Tradisional Komplementer, baik bersifat sebagai pelengkap atau pengganti.
D. Aspek pelayanan pengobatan teradisional di rumahsakit
Dari segi pelayanan di rumah sakit dan puskesmas yang telah menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Tradisional terintegrasi meliputi beberapa aspek seperti :
1. Pendekatan holistik dengan menelaah dimensi fisik, mental, spiritual, Sosial, dan
budaya pari pasien.
2. Mengutamakan hubungan dan komunikasi efektif antara tenaga kesehatan dan
pasien;
3. Diberikan secara rasional
4. Diselenggarakan atas persetujuan pasien (Informed Consent)
5. Mengutamakan pendekatan alamiah
6. Meningkatkan kemampuan penyembuhan sendiri

E.
Konsep-konsep dari teori teranskultural saat melakukan tindakan keperawatan yaitu:
a. Care(peduli)
mengacu kepada suatu fenomena abstrak dan konkrit yang berhubungan dengan
pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan pemberian pengalaman maupun
perilaku kepada orang lain sesuai dengan kebutuhannya dan bertujuan untuk
memperbaiki kondisi maupun cara hidup manusia.
b. Caring(merawat)
mengacu kepada suatu tindakan dan aktivitas yang ditujukan secara langsung dalam
pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan individu lain dan kelompok
didalam memenuhi kebutuhannya untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia
atau dalam menghadapi kematian.
c. Culture.
Kebudayaan disini mengacu pada nilai-nilai, kepercayaan dan cara hidup yang melekat
pada individu maupun kelompok masyarakat dari satu generasi ke generasi lainnya.
d. Culture Care.
Perawatan kultural artinya mengacu kepada pembelajaran subjektif dan objektif dan
transmisi nilai, keyakinan, pola hidup yang membantu, mendukung, memfasilitasi atau
memungkinkan ndividu lain maupun kelompok untuk mempertahankan kesjahteraan
mereka, kesehatan, serta untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau untuk
memampukan manusia dalam menghadapi penyakit, rintangan dan juga kematian.
e. Cultural Care Diversity.
Keragaman perawatan kultural mengacu kepada variabel-variabel, perbedaan-
perbedaan, pola, nilai, gaya hidup, ataupun simbol perawatan di dalam maupun
diantara suatu perkumpulan yang dihubungkan terhadap pemberian bantuan,
dukungan atau memampukan manusia dalam melakukan suatu perawatan.
f. Cultural care universality.
Kesatuan perawatan kultural mengacu kepada suatu pengertian umum yang memiliki
kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan, pola-pola, nilai – nilai, gaya
hidup atau simbol – simbol yang dimanifestasikan diantara banyak kebudayaan serta
mereflesikan pemberian bantuan, dukungan, fasilitas atau memperoleh suatu cara
yang memungkinkan untuk menolong orang lain (Terminlogy universality) tidak
digunakan pada suatu cara yang absolut atau suatu temuan statistik yang signifikan.
g. Nursing
Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan
serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang
bertujuan untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan
individu maupun kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam suatu cara
yang menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong
orang-orang agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.
h. World View.
Pandangan dunia mengacu kepada cara pandang manusia dalam memelihara dunia
atau alam semesta untuk menampilkan suatu gambaran atau nilai yang ditegakkan
tentang hidup mereka atau lingkungan di sekitarnya.
i. Culture and Social
Struktere Demensions. Dimensi struktur sosial dan budaya mengacu pada suatu pola
dinamis dan gambaran hubungan struktural serta faktor-faktor organisasi dari suatu
bentuk kebudayaan yang meliputi keagamaan, kebudayaan, politik, ekonomi,
pendidikan, teknologi, nilai budaya dan faktor-faktor etnohistory serta bagaimana
faktor-faktor ini dihubungkan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku manusia
dalam lingkungan yang berbeda.
j. EnviromentalContect(Lingkungan),
mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-pengalaman
yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam
lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.
k. Etnohistory,mengacu kepada keseluruhan fakta-fakta pada waktu yang lampau,
kejadian-kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, kebudayaan serta suatu
institusi yang difokuskan kepada manusia/masyarakat yang menggambarkan,
menjelaskan dan menginterpretasikan cara hidup manusia dalam suatu bentuk
kebudayaan tertentu dalam jangka waktu yang panjang maupun pendek.
l. Generic Care System.
Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu kepada pembelajaran kultural
dan transmisi dalam masyarakat tradisional (awam) dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan tradisonal yang diwariskan untuk memberikan
bantuan, dukungan atau memfasilitasi tindakan untuk individu lain, kelompok maupun
suatu institusi dengan kebutuhan yang lebih jelas untuk memperbaiki cara hidup
manusia atau kondisi kesehatan ataupun untuk menghadapi rintangan dan situasi
kematian.
m. Profesional Sistem.
Perawatan profesional mengacu kepada pemikiran formal, pembelajaran, transmisi
perawatan profesional, kesehatan, penyakit, kesejahteraan dan dihubungkan dalam
pengetahuan dan keterampilan praktek yang berlaku dalam institusi profesi onal
biasanya personil multi disiplin untuk melayani konsumen.
n. Health.
Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural
memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok
untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidup
o. Culture Care Preservation/maintenance.
Mempertahankan perawatan kultural mengacu kepada semua bantuan, dukungan,
fasilitas atau pengambilan keputusan dan tindakan profesional yang memungkinkan
yang dapat menolong orang lain dalam suatu kebudayaan tertentu dan
mempertahankan nilai perawatan sehingga mereka dapat memperthanakan
kesejahteraannya, pulih dari penyakit atau menghadapi rintangan mapun kematian.
p. Culture Care Acomodation/negotiation.
Teknik negosiasi atau akomodasi perawatan kultural mengacu pada semua bantuan,
dukungan, fasilitas, atau pembuatan keputusan dan tindakan kreatifitas profesional
yang memungkinkan yang menolong masyarakat sesuai dengan adaptasi kebudayaan
mereka atau untuk bernegosiasi dengan fihak lain untuk mencapai hasil kesehatan
yang menguntungkan dan memuaskan melalui petugas perawatan yang professional.
q. Culture Care Repattering/restructuring.
Restrukturisasi perawatan transkultural mengacu pada seluruh bantuan, dukungan,
fasilitas atau keputusan dan tindakan profesional yang dapat menolong klien untuk
mengubah atau memodifikasi cara hidup mereka agar lebih baik dan memperoleh pola
perawatan yang lebih menguntungkan dengan menghargai keyakinan dan nilai yang
dimiliki klien sesuai dengan budayanya.
r. Culturally Congruent Care for Health, Well-being or Dying.
Perawatan kultural yang kongruen mengacu kepada kemampuan kognitif untuk
membantu, mendukung, menfasilitasi atau membuat suatu keputusan dan tindakan
yang dapat memperbaiki kondisi individu, atau kelompok dengan nilai budaya,
keyakinan dan cara hidup yang berbeda, yang bertujuan untuk memperoleh
kesejahteraan dan kesehatan.

F. Prinsip perinsip dalam melakukan tindakan keperawatan


Berdasarkan beberapa konsep utama dari teori transkultural keperawatan, Leininger
(1991) menyebutkan bahwa dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat harus
memperhatikan tiga prinsip berikut:
1. Mempertahankan budaya(Culture care preservation/ maintenance)
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan
kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-
nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
2. Negosiasi budaya(Culture care accommodation/ negotiation)
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan budaya yang ada, yang
merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi, bernegosiasi atau mempertimbangkan
kondisi kesehatan dan gaya hidup klien.
Negosiasi budaya dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya
tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat
memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan,
misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan
dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
3. Restrukturisasi budaya(Culture care repatterning/ restructuring)
Prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki
kondisi kesehatan dan pola hidup klien kearah yang lebih baik. Restrukturisasi budaya
klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan Perawat berupaya
merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola
rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut (Asmadi, 2008).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPILAN
pendekatan keperawatan transkultural pada dan pengobatan tradisional pasien
dalam asuhan keperawatan agar dapat tercapainyaculture congruent nursing carry health
and well being yaitu asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan
pengetahuan kesehatan yang sensitive, kreatif, serta cara-cara yang bermakna guna
mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan bagi klien. Dan agar tidak terjadi cultural
syok dimana Cultural shock sendiri akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana
perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini
dapat menyebabkan munculnya rasa ketidak nyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa
mengalami disorientasi.Di sini kita tidak dapat mengkritik keyakinan dan praktik budaya
kesehatan tradisional yang dilakukan. Budaya merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/537791081/makalah-transkultural

Anda mungkin juga menyukai