Anda di halaman 1dari 13

PENGOBATAN TRADISIONAL

Dosen Pengampu :

Ns. Madepan Mulia, M.Kep, Sp.Jiwa

Disusun Oleh:

Hamdan Arrasyid A. 2114471006

Renda Camiago 2114471014

Reygius Arta Meta 2114471015

Hairani Zarita P. 2114471034

Hesti Puja Rahayu 2114471035

Melanisa 2114471036

Vadia Virana S. 2114471046

Wirawan Imam P. 2114471047

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PRODI KEPERAWATAN KOTABUMI
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengobatan tradisional atau yang lebih dikenal dengan pengobatan alternatif


merupakan cara pengobatan yang menggunakan obat-obatan tradisional. Obat
tradisional sendiri adalah jumlah keseluruhan semua pengetahuan dan praktek baik
yang dapat dijelaskan atau tidak dalam diaknosis, pencegahan dan menghapus
ketidakseimbangan fisik dan mental yang hanya mengandalkan pengalaman praktis
dari generasi ke generasi

Sistem pengobatan tradisional dewasa ini banyak mendapat perhatian


karena sistem ini dalam realitanya di tengah masyarakat yang sudah sedemikian
modern, tidak hanya tetap digunakan, tetapi justru berkembang dan
berdampingan dengan sistem pengobatan modern.

Contohnya masyarakat Jawa, salah satu penghuni kepulauan nusantara


ini telah memiliki sistem pengobatan sejak ratusan tahun lalu. Bahkan kini sistem
pengobatan itu menjadi bagian dari industri besar. Nama-nama perusahaan besar
seperti Sido Muncul, Air Mancur, Jamu Jago dan perusahaan lainnya cukup
menjadi bukti bahwa sistem pengobatan tradisional masih digunakan tak hanya
sebagai cara merawat kesehatan, namun juga kecantikan.

B. Rumusan Masalah

1. Mengetahui definisi pengobatan tradisional?


2. Apa saja jenis jenis pengobatan tradisional?
3. Mengetahui apa saja pengobatan tradisional di Indonesia?
4. Mengetahui definisi obat tradisional?
5. Apa keuntungan menggunakan obat tradisional?
6. Apa saja bentuk sediaan obat tradisional ?
7. Sudut pandang pengobatan tradisional dalam antropologi kesehatan?
C. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan pengobatan tradisional adalah:


a. Tujuan Umum
Meningkatnya pendayagunaan pengobatan tradisional baik secara
tersendiri atau terpadu pada sistem pelayanan kesehatan paripurna, dalam
rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan
demikian pengobatan tradisional merupakan salah satu alternatif yang relatif
lebih disenangi masyarakat. Oleh karenanya kalangan kesehatan berupaya
mengenal dan jika dapat mengikut sertakan pengobatan tradisional tersebut

b. Tujuan Khusus
1) Meningkatnya mutu pelayanan pengobatan tradisional, sehingga
masyarakat terhindar dari dampak negatif karena pengobatan
tradisional.
2) Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan dengan upaya pengobatan tradisional.
3) Terbinanya berbagai tenaga pengobatan tradisional dalam pelayanan
kesehatan.
4) Terintegrasinya upaya pengobatan tradisional dalam program pelayanan
kesehatan paripurna, mulai dari tingkat rumah tangga, puskesmas sampai
pada tingkat rujukannya (Zulkifli, 2004).

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada penulis khususnya,


maupun para pembaca. Manfaat tersebut baik dari segi pengetahuan dan
pemahaman mendalam mengenai pengobatan tradisional.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pengobatan Tradisional

Pengobatan tradisional adalah metode pengobatan yang digunakan dalam berbagai


masyarakat sejak jaman dahulu yang diturunkan dan dikembangkan secara bertahap
dari generasi kegenarasi berdasarkan tingkat pemahaman manusia terhadap
pengetahuan dari masa ke masa. Pengobatan tradisional atau obat tradisional juga
kadang-kadang disebut sebagai obat rakyat, obat herbal dan sebagainya. Praktek yang
paling umum dari obat tradisional termasuk pengobatan tradisional Afrika,
akupunktur, pengobatan tradisional Korea, pengobatan tradisional Cina, pengobatan
Islam, obat Siddha, Ayurveda dan jamu.

 Dipercaya Obat herbal pertama kali ada pada zaman Sumeria kuno, peradaban
pertama yang dijelaskan menggunakan obat dari berbagai macam tanaman. Mesir
Kuno juga merupakan salah satu peradaban besar lain yang banyak mengandalkan
obat herbal untuk berbagai keperluan. Budidaya dan penggunaan tumbuh-tumbuhan
tertentu bahkan disebutkan dalam Alkitab. Bukti rekaman pertama dari Ayurveda
kembali ke milenium pertama SM sama seperti buku herbal Cina tertua yang ditambah
dan  terus diperbaiki sepanjang zaman.

Yunani dan Romawi mempunyai pengaruh yang besar pada Hellenic, Ayurvedic dan
obat tradisional spanyol. Mereka juga tulang punggung dari semua pengetahuan ahli
botani Muslim dan dokter Islam. kemudian pengobatan tradisional amerika secara
langsung dipengaruhi oleh teks-teks tertentu dari Jerman dan Belanda yang
dikembangkan selama abad ke-16.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003


tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, pengobat tradisional adalah orang
yang melakukan pengobatan tradisional (alternatif).
B. Jenis Jenis Pengobatan Tradisional

Menteri Kesehatan (2003) membagi pengobat tradisional (Battra) menjadi


beberapa jenis, yaitu:
1. Pengobat Tradisional Keterampilan.
Pengobat tradisional ketrampilan adalah seseorang yang melakukan
pengobatan dan/atau perawatan tradisional berdasarkan ketrampilan fisik
dengan menggunakan anggota gerak dan/atau alat bantu lain, antara lain:

a) patah tulang adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan


dan/atau perawatan patah tulang dengan cara tradisional. Disebut dukun
potong (Madura), sangkal putung (Jawa), sandro pauru (Sulawesi
Selatan).
b) Battra sunat adalah seseorang yang memberikan pelayanan sunat
(sirkumsisi) secara tradisional. Battra sunat menggunakan istilah berbeda
seperti bong supit (Yogya), bengkong (Jawa Barat). Asal ketrampilan
umumnya diperoleh secara turun temurun.

c) Battra dukun bayi adalah seseorang yang memberikan pertolongan


persalinan ibu sekaligus memberikan perawatan kepada bayi dan ibu
sesudah melahirkan selama 40 hari. Di Jawa Barat disebut paraji, dukun
rembi (Madura), balian manak (Bali), sandro pammana (Sulawesi Selatan),
sandro bersalin (Sulawesi Tengah), suhu batui di Aceh.
d) Battra Pijat Refleksi adalah seseorang yang melakukan pelayanan
pengobatan dengan cara pijat dengan jari tangan atau alat bantu lainnya
pada zona-zona refleksi terutama pada telapak kaki dan/atau tangan.
e) Akupresuris adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan
dengan pemijatan pada titik-titik akupunktur dengan menggunakan ujung
jari dan/atau alat bantu lainnya kecuali jarum.
f) Akupunkturis adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan
dengan perangsangan pada titik-titik akupunktur dengan cara
menusukkan jarum dan sarana lain seperti elektro akupunktur.
g) Chiropractor adalah seseorang yang melakukan pengobatan kiropraksi
(Chiropractie) dengan cara teknik khusus untuk gangguan otot dan
persendian.
h) Battra pijat urut adalah seseorang yang melakukan pelayanan
pengobatan dan/atau perawatan dengan cara mengurut/memijat bagian
atau seluruh tubuh. Tujuannya untuk penyegaran relaksasi otot,
hilangkan capai, juga untuk mengatasi gangguan kesehatan atau
menyembuhkan suatu keluhan atau penyakit. Pemijatan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan jari tangan, telapak tangan, siku, lutut,
tumit atau dibantu alat tertentu antara lain pijat yang dilakukan oleh
dukun/tukang pijat, pijat tunanetra, dsb.

2. Battra Pengobat Tradisional Ramuan


Pengobat tradisional ramuan adalah seseorang yang melakukan pengobatan
dan/atau perawatan tradisional dengan menggunakan obat/ramuan tradisional
yang berasal dari tanaman (flora), fauna, bahan mineral, air, dan bahan alam
lain, antara lain:
1. Battra ramuan indonesia (jamu) adalah seseorang yang memberikan
pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan menggunakan
ramuan obat dari tumbuh-tumbuhan,
2. Battra gurah adalah seseorang yang memberikan pelayanan
pengobatan dengan cara memberikan ramuan tetesan hidung, yang
berasal dari larutan kulit pohon sengguguh dengan tujuan mengobati
gangguan saluran pernafasan atas seperti pilek, sinusitis, dan lain-lain.
3. Shinshe adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan
dan/atau perawatan dengan menggunakan ramuan obat-obatan
tradisional Cina. Falsafah yang mendasari cara pengobatan ini adalah
ajaran ”Tao (Taoisme)” di mana dasar pemikirannya adalah adanya
keseimbangan antara unsur Yin dan unsur Yang.
4. Tabib adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan
dengan ramuan obat tradisional yang berasal dari bahan alamiah yang
biasanya dilakukan oleh orang- orang India atau Pakistan.
5. Homoeopath adalah seseorang yang memiliki cara pengobatan dengan
menggunakan obat/ramuan dengan dosis minimal (kecil) tetapi
mempunyai potensi penyembuhan tinggi, dengan menggunakan
pendekatan holistik berdasarkan keseimbangan antara fisik, mental,
jiwa dan emosi penderita.
6. Aromatherapist adalah seseorang yang memberikan perawatan dengan
menggunakan rangsangan aroma yang dihasilkan oleh sari minyak
murni (essential oils) yang didapat dari sari tumbuh-tumbuhan
(ekstraksi dari bunga, buah, daun, biji, kulit, batang/ranting akar, getah)
untuk menyeimbangkan fisik, pikiran dan perasaan.

3. Pengobat Tradisional Pendekatan Agama

pengobat tradisional pendekatan agama terdiri atas pengobat tradisional


dengan pendekatan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, atau Budha.
4. Pengobat Tradisional Supranatural
Pengobat tradisional supranatural terdiri atas pengobat tradisional tenaga
dalam (prana), paranormal, reiky master, qigong, dukun kebatinan, dan
pengobat tradisional lainnya yang metode sejenis.

C. Pengobatan Tradisional di Indonesia

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati dan dari situlah banyak dimanfaatkan untuk
pengobatan alternatif dalam memelihara kesehatan. Pengobatan tersebut tentu
menggunakan tanaman yang tersedia di alam.
Selain dalam bentuk ramuan obat tradisonal ada beberapa jenis pelayanan kesehatan
tradisional yaitu:

1. Jamu
Ramuan bahan alami ini bermanfaat memelihara kesehatan, meningkatkan nafsu makan,
kecantikan, kegairahan dan bermanfaat untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit.
2. Gurah
Merupakan alternatif pengobatan tradisional dengan cara membersihkan dan
mengeluarkan lendir yang kotor, beracun, dan mengandung berbagai kuman penyakit.
Cara yang digunakan dengan meneteskan cairan ramuan khusus larutan kulit pohon
sengguguh ke dalam hidung.
Manfaat gurah yaitu membuat semua saraf tubuh bereaksi menekan, mendorong, dan
mengeluarkan lendir kotor akibat debu, rokok, kopi dan alkohol sehingga saluran
pernapasan, pencernaan dan peredaran darah akan beralih dan lancar.
3. Naturopathy
Pengobatan yabg menggunakan ramuan yang berasal dari China dan Indonesia dengan
pemeriksaan denyut nadi, lidah, mata, dan kulit wajah dan pengobatannya tidak melalui
operasi.
Ramuan naturopathy bermanfaat untuk mempertahankan kesehatan dengan menggunakan
suplemen herbal dan dapat mengobati berbagai penyakit.
4. SPA (Sehat Pakai Air)
Perawatan menyeluruh untuk menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan perasaan dengan
menggunakan air yang diberi ramuan.
5. Ayuverda
Ilmu tentang kehidupan untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit yang berbasis pada
keseimbangan tubuh. Membagi tubuh berdasarkan udara, air, dan api seperti konsep yin
dan yang.
Metode ini menekankan pada pentingnya gaya hidup sehat melalui pola makan vegetarian
dan relaksasi serta menggunakan obat herbal.
6. TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
Ramuan bisa diperoleh pada pengobatan tradisional ramuan tetapi dapat pula diupayakan
sendiri dengan memanfaatkan ruang atau pekarangan rumah.
Tanaman obat yang biasa ditanam yaitu jahe, kunyit, temulawak, sirih, kumis kucing, daun
dewa, kembang sepatu, dan jeruk nipis.

D. Obat Tradisional

Pengertian obat tradisional menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat tradisional
adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara
turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Menurut salan (2009) terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh dalam
menggunakan ramuan tradisional, yaitu:
1. Pada umumnya harga ramuan tradisional lebih murah jika dibandingkan
dengan obat–obatan buatan pabrik, karena bahan baku obat–obatan buatan
pabrik sangat mahal dan harganya sangat tergantung pada banyak
komponen.
2. Bahan ramuan tradisional sangat mudah didapatkan di sekitar lingkungan,
bahkan dapat ditanam sendiri untuk persediaan keluarga.
3. Pengolahan ramuannya juga tidak rumit, sehingga dapat dibuat di dapur
sendiri tanpa memerlukan peralatan khusus dan biaya yang besar. Hal
tersebut sangat berbeda dengan obat-obatan medis yang telah dipatenkan,
yang membutuhkan peralatan canggih dalam proses pembuatannya dan
butuh waktu sekitar 25 tahun agar diakui oleh Badan Kesehatan Dunia
(WHO).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 661 Tahun 1994 tentang
Persyaratan Obat Tradisional, obat tradisional terbuat dari campuran berbagai
tumbuhan yang dapat dibuat menjadi bentuk sediaan yang bervariasi, di antaranya
adalah:
1. Rajangan
Rajangan adalah sediaan obat tradisional berupa potongan simplisia, campuran
simplisia, atau campuran simplisia dengan sediaan galenik, yang penggunaannya
dilakukan dengan pendidihan atau penyeduhan dengan air panas. Disimpan
dalam wadah tertutup baik, pada suhu kamar, di tempat kering dan terlindung
dari sinar matahari.
2. Serbuk
Serbuk adalah sediaan obat tradisional berupa butiran homogen dengan derajat
halus yang cocok, bahan bakunya berupa simplisia, sediaan galenik, atau
campurannya.
3. Pil
Pil adalah sediaan padat obat tradisional berupa masa bulat, bahan bakunya
berupa serbuk simplia, sediaan galenik, atau campurannya.
4. Dodol atau Jenang
Dodol atau jenang adalah sediaan padat obat tradisional, bahan bakunya berupa
serbuk simplisia, sediaan galenik atau campurannya.
5. Pastiles
Pastiles adalah sediaan padat obat tradisional berupa lempengan pipih
umumnya berbentuk segi empat, bahan bakunya berupa campuran serbuk
simplisia, sediaan galenik, atau campuran keduanya.
6. Kapsul
Kapsul adalah sediaan obat tradisional yang terbungkus cangkang keras atau
lunak, bahan bakunya terbuat dari sediaan galenik dengan atau tanpa bahan
tambahan.
7. Tablet
Tablet adalah sediaan obat tradisional padat kompak, dibuat secara kempa
cetak, dalam bentuk tabung pipih, silindris, atau bentuk lain, kedua
permukaannya rata atau cembung, terbuat dari sediaan galenik dengan atau tanpa
bahan tambahan.
8. Cairan Obat Dalam
Cairan obat dalam sediaan obat tradisional berupa larutan emulsi atau suspensi
dalam air, bahan bakunya berasal dari serbuk simplisia atau sediaan galenik dan
digunakan sebagai obat dalam.

E. Pengobatan Tradisional Dari Sudut Pandang Antropologi Kesehatan

Sistem medis tradisional pada kenyataannya masih tetap hidup, meskipun


praktik biomedik kedokteran semakin berkembang dengan munculnya pusat-pusat
layanan kesehatan baik yang dikelola pemerintah maupun swasta. Fenomena
semacam itu menurut Kasniyah22 membuktikan bahwa perawatan kesehatan
merupakan fenomena sosial budaya yang kompleks.

Juaniadi mengutip Payyappallimana menyebutkan, ada berbagai istilah


yang digunakan untuk menjelaskan praktik pengobatan tradisional seperti
alternative medicine, complementary medicine, natural medicine, herbal
medicine, phyto-medicine, nonconventional medicine, indigenous medicine, folk
medicine, dan ethno medicine .

Meski ada banyak istilah yang digunakan untuk menyebutkan praktik


pengobatan tradsional, intinya adalah pengobatan tradisional lahir berdasarkan
tradisi yang lahir dalam masyarakat tradisional.
Perbedaan yang paling mendasar antara pengobatan modern dan pengobatan
tradisional terletak pada cara mereka mengobati dan memahami suatu penyakit.
Seperti dijelaskan di atas, pengobatan medis memandang penyakit hanya sebagai
suatu kondisi biologis yang ditandai dengan kelainan pada fungsi atau struktur
organ-organ tertentu atau seluruh sistem organ. Sedangkan pengobatan alternatif
atau pengobatan tradisional menganggap penyakit lebih dari itu selain biologis
mereka juga melibatkan aspek spiritual, psikologis dan sosial tertentu dari orang
yang terkena. Ini yang kadang-kadang sering diabaikan oleh pengobatan modern.

Dalam kosmologi masyarakat nusantara, manusia mempunyai dimensi


raga, jiwa dan sukma, sehingga seimbang tidak hanya menyangkut ketiga
dimensi saja melainkan juga Tuhan, roh-roh atau elemen supranatural.
Penyembuhan penyakit harus mencakup keseluruhan elemen manusia baik yang
fisik/lahir maupun gaib/batin. Penyembuhan tradisional atas kondisi penyakit lebih
mendasarkan pada prinsip oposisi biner, 24 di mana satu hal harus dilawankan
dengan lainnya. Prinsip penyembuhan tradisional pun harus memenuhi kriteria
seperti: masuk x keluar; longgar x kencang; dingin x panas;berat x ringan,
dan kemudian mencapai tingkat keseimbangan.

Sebagaimana yang sudah dipaparkan bahwa sebagian besar masyarakat


nusantara memiliki sudut pandang holistik dalam mencandra kondisi sehat dan
sakit. Sehat secara holistik yang dimaksud adalah bukan saja kondisi sehat
secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk
menciptakan kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam
menjaga kesehatan tubuh.

Berbagai jenis resep obat dan pengobatan juga terdapat dalam Serat
Centini. Serat yang berisi kumpulan pengetahuan tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari dengan tujuan untuk mendapatkan
keselamatan,oleh masyarakat nusantara khususnya masyarakat Jawa disebut
dengan primbon.Demikian juga dengan masyarakat Melayu nusantara, sistem
pengobatan tradisional dapat ditemukan dalam manuskrip obat-obatan tradisional
Melayu koleksi Raja Haji Ahmad Ibni Raja Haji Hasan Al Haj.Berbagai
penelitian terhadap praktik etnomedisin juga ditemukan dalam naskah-naskah
kuno Nusantara lainnya. Junaidi3 mencatat di antaranya adalah penelitian
Danang Susena, Pramono dan Herry Nur Hidayat (2013) yang melakukan
inventarisasi dan mengkaji praktik etnomedisin dalam naskah-naskah
Minangkabau). Herman Syah (2013) mengkaji tradisi pengobatan Meurojah dalam
naskahnaskah Aceh. Rona Almos dan Pramono (2015) telah melakukan kajian
tentang leksikon etmomedisin dalam pengobatan tradisional Minangkabau.
Faisal Ahmad Fais Abdul Hamid dan Nurul Wahidah Binti Fauzi (2009) mengkaji
pengobatan tradisional Melayu dalam kitab Tibb Pontianak. Kasrina (2015)
mengkaji pemanfaatan tumbuhan obat tradisional yang terdapat dalam naskah Ka
Ga Nga. Dina Nawangningrum, Supriyanto Widodo, I Made Suparta, dan
Munawar Holil (2004) meneliti penyakit dan pengobatan ramuan tradisional dalam
naskah kuna koleksi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.

Semuanya itu menunjukkan bahwa masyarakat nusantara memiliki kekayaan


khasanah ilmu-ilmu pengobatan sejak lama. Hanya saja, tidak semua sistem
pengobatan tersebut dapat disetujui oleh para penggegam ilmu kesehatan masa
kini sehingga tidak berkembang, tenggelam, bahkan mati.

F. Kesimpulan

Dipandang dari sudut Antropologi, sistem pengobatan tradisional merupakan


sesuatu yang sangat lumrah ada dan terjadi. Sistem pengobatan khususnya, dalam
setiap komunitas masyarakat berbanding lurus dengan ketersediaan bahan baku
oleh alam dan lingkungan
setempat.

 
DAFTAR PUSTAKA

https://www.primamedika.com/id/kegiatan-berita-prima-medika/perbedaan-antara-
pengobatan-tradisional-dan-modern

https://www.liputan6.com/health/read/740559/pengobatan-alternatif-yang-populer-di-
indonesia
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/taw/article/view/1347/536

Anda mungkin juga menyukai