NPM : 2240703001
Lokal : B1
MK : Psikososial dan budaya dalam keperawatan
Dosen pengampu : Natalia Ida
TUGAS MERINGKAS
Pengobatan jawa
Pengobatan tradisional masyarakat Jawa merupakan pengobatan yang dipengaruhi dan
menggunakan falsafah hidup dan kepercayaan budaya Jawa. Falsafah hidup dan kepercayaan
masyarakat Jawa dari dulu sampai sekarang bersumber dari berbagai kepustakaan, seperti buku
Jawa, antara lain Wulang Reh, Wedotomo, Javaansche Geestenwereld, dan Centini. Pengobat
tradisional di Jawa biasanya tidak memakai gelar apa pun, tetapi masyarakat menyebut mereka
sebagai ‘tiang sepuh’, ‘kyai’, ‘dukun”, atau ‘tiang saged’. Selain mengobati orang sakit,
pengobat tradisional di masyarakat Jawa sering kali juga memberi nasihat, membuat ramuan
cinta, menemukan barang hilang, dan lain lain.
Jamu
Menurut Selo Soemardjan, jamu meliputi semua bahan alam yang diolah atau diracik
dengan cara tradisional untuk memperkuat badan manusia, mencegah penyakit, atau
menyembuhkan manusia yang menderita penyakit. Umumnya mengolah atau meracik bahan
jamu dilakukan dengan teknologi sederhana dan didasarkan pada pengalaman, tanpa mesin,
tanpa pabrik, serta dengan ukuran menurut perkiraan. Perbedaan jamu dan obat kimia intinya
terletak pada asal bahan, cara pengolahan, dan penggunaan ukuran dalam peracikannya.
Sebagian besar pengguna jamu ialah kaum perempuan, tetapi tidak sedikit pula kaum laki-laki
yang memanfaatkan khasiat jamu-jamuan untuk kesehatannya. Jamu sangat berperan dalam
kehidupan wanita Indonesia. Penggunaannya sering dikaitkan dengan kecantikan dan
kesehatan seseorang. Kesehatan bagi kaum perempuan juga mencakup konsep kecantikan, dari
dalam maupun luar tubuh. Namun pada dasarnya, kecantikan tersebut merupakan proyeksi dari
status fisik dan mental seorang wanita. Tak heran jika peranan perawatan tradisional atau
penggunaan ramuan jamu selalu ada dalam setiap siklus kehidupan manusia.
Beberapa jenis penyakit membuka pintu peluang pengobatan bagi para pengobat tradisional
(dukun), misalnya penyakit psikofisiologis dan psikosomatik. Dengan penenang, reassurance,
pengobatan tradisional mengklaim segala penyakit dapat disembuhkan, termasuk penyakit
yang oleh dokter tidak bisa diobati, misalnya kanker lanjut. Kondisi penyakit yang sukar
diagnosisnya dan membutuhkan pemeriksaan laboratoris beragam, atau butuh fasilitas dan
biaya mahal serta waktu penyembuhan lama, memungkinkan penderita mencari pengobatan
alternatif.
Banyak penyebab obat herbal mengalami tren kenaikan cukup pesat. Pertama, obat herbal
diyakini lebih aman. Ditunjang dengan tradisi minum jamu, para konsumen merasa lebih cocok
dengan obat herbal dibanding mengonsumsi obat modern. Kedua, bahan baku obat herbal di
Indonesia melimpah, sehingga mendorong semakin banyaknya perusahaan farmasi yang ikut
memproduksi dan memasarkan obat herbal. Ketiga, obat herbal lebih terjangkau atau lebih
murah harganya. Bahan baku melimpah dan proses produksi yang relatif mudah membuat
harga produk obat herbal menjadi lebih murah di pasaran ketimbang obat modern.