Anda di halaman 1dari 23

Etnomedika

Etnomedika

 Etno : etnik atau budaya


 Medika : berkenaan dengan obat-obatan dalam pengobatan atau
perawatan penyakit.
Obat
Tradisional Obat asli disuatu negara
yang digunakan secara
turun temurun dinegara
lain ataupun dinegara
asalnya

Suatu obat bahan alam


yang ramuannya, cara
pembuatan, pembuktian
khasiat dan keamanan
serta cara penggunaannya
berdasarkan pengetahuan
tradisional penduduk asli
setempat.
Sejarah Pengobatan Tradisional
 Teknik pengobatan atau yang saat ini dikenal sabagai ilmu
Kedokteran muncul tidak dengan begitu saja, tentunya terlebih
dahulu dicari, dikaji, dan dikembangkan selama ribuan tahun.
Awalnya ilmu kedokteran atau teknik pengobatan masih
menggunakan tumbuhan herbal serta hewan dalam melakukan
praktek penyembuhan. kegiatan ini telah perkembang pada
masyarakat di setiap belahan dunia. Teknik pengobatan dahulu
erat kaitannya dengan berbagai kepercayaan setempat, sebab
duhulu masih banyak masyarakat yang menganut kepercayaan
seperti aminisme serta dinamisme. Pada perkembangan
selanjutnya teknik penggobatan atau ilmu kedokteran semakin
membaik pada sistemnya, teknik pengobatan ini juga beragam
pada setiap tempat contohnya pada daerah Tiongkok kuno, India
Kuno, Persia, Yunani Kuno juga Mesir kuno.
 Teknik pengobatan atau yang saat ini disebut sebgai ilmu
kedokteran sangat beragam pada setiap daerahnya. Seperti pada
wilayah Tiongkok meraka mempercayai bahwa penyakit pada
manusia disebabkan karena tidak seimbangan Yin dan Yang dalam
tubuh. Obat yang diberiakan bertujuan untuk menyeimbangkan
kembali Yin dan Yang.
 Orang-orang Tiongkok menggunakan teknik pengobatan berupa
akupuntur. Pada Mesir Kuno teknik pengobatan atau ilmu
kedokteran telah ada sekitar 2.600 SM, di sana telah muncul
dokter atau ahli pengobatan. Dokter pertamanya tersebut
memiliki nama Imhotep, Beliau dikenal karena pengetahuannya
dalam ilmu faal serta penyakit. Berdasarkan sejarah, Mesir dimasa
lalu telah mengenal dokter gigi, dan profesi ini diaggap sanggat
penting. Sedangkan teknik pengobatan atau ilmu kedokteran di
Arab Kuno juga sangat berkembang. Hal ini dapat dilihat ketika
pada abad ke-7 munculnya banyak dokter dan ilmuan hebat
seperti Al-Razi di mana beliaulah orang pertama yang
mengidentifikasi penyakit cacar juga campak.
Sejarah Obat Tradisional di Indonesia
Indonesia merupakan negara tropis dengan jumlah tanaman yang
sangat banyak. Keanekaragaman hayati Indonesia merupakan nomor
dua setelh Brasilia. Sekitar 80 % tanaman yng ada didunia berada di
Indonesia.
Penggunaan obat tradisional oleh nenek moyang bangsa Indonesia
telah berlangsung lama. Beberapa relief yang ada di candi Borobudur
menjadi bukti. Dugaan ini juga diperkuat dengan ditemukan resep
tanaman obat yang ditulis 991 – 1016 pada daun lontar di Bali. Istilah
djamoe dimulai sejak abad 15-16 M yang tersurat dalam primbon di
Kartasuro. Uraian jamu secara lengkap terdapat di serat centini yang
ditulis oleh Kanjeng Gusti Adipati Anom Mangkunegoro III tahun 1810-
1823. Pada tahun 1850 R. Atmasupana II menulis sekitar 1734 ramuan
jamu. Djamoe merupakan singkatan dari djampi yang berarti doa atau
obat dan oesodo (husada) yang berarti kesehatan. Dengan kata lain
djamoe berarti doa atau obat untuk meningkatkan kesehatan.
Pemanfaatan jamu di berbagai daerah dan/atau suku bangsa di
Indonesia, selain Jawa, belum tercatat dengan baik
Abad 18-20
 Menurut Pols, sejak zaman penjajahan Belanda pada awal abad ke-17, para
dokter berkebangsaan Belanda, Inggris ataupun Jerman tertarik mempelajari
jamu sampai beberapa di antaranya menuliskannya ke dalam buku, misalnya
“Practical Observations on a Number of Javanese Medications” oleh dr. Carl
Waitz pada tahun 1829. Isi buku antara lain menjelaskan bahwa obat yang
lazim digunakan di Eropa dapat digantikan oleh herbal/tanaman (jamu)
Indonesia, misalnya rebusan sirih (Piper bettle) untuk batuk, rebusan kulit
kayu manis (Cinnamomum) untuk demam persisten, sedangkan daunnya
digunakan untuk gangguan pencernaan. Di lokasi yang sekarang menjadi RS
Gatot Subroto (The Weltevreden Military Hospital), pada tahun 1850, seorang
ahli kesehatan Geerlof Wassink membuat kebun tanaman obat dan
menginstruksikan kepada para dokter agar menggunakan herbal untuk
pengobatan. Hasil pengobatan tersebut dipublikasikan di Medical Journal of
the Dutch East Indies.
 Seorang ahli farmasi, Willem Gerbrand Boorsma yang saat itu bertugas
sebagai direktur “Kebon Raya Bogor” pada tahun 1892 berhasil mengisolasi
bahan aktif tanaman dan membuktikan efeknya secara farmakologis yaitu
morfin, kinin dan koka. Pada abad ke-19 diterbitkan buku (900 halaman)
tentang pemanfaatan jamu di Indonesia oleh dr. Cornelis L. van der Burg yaitu
Materia indica. Dengan ditemukan teori baru tentang bakteri oleh Pasteur dan
ditemukannya sinar X, pemanfaatan jamu menurun drastis pada awal tahun
1900.
 Pada akhir tahun 1930, dr. Abdul Rasyid dan dr. Seno Sastroamijoyo menganjurkan
penggunaan jamu sebagai upaya preventif untuk menggantikan obat yang sangat
mahal. Pada tahun 1939, IDI mengadakan konferensi dan mengundang dua orang
pengobat tradisional untuk mempraktikkan pengobatan tradisional di depan
anggota IDI. Mereka tertarik untuk mempelajari seni pengobatan tradisional
Indonesia dan pada tahun yang sama, di Solo diadakan konferensi I tentang jamu
yang dihadiri juga oleh para dokter.6 Penggunaan jamu meningkat tajam saat
penjajahan Jepang. Dalam kurun waktu tersebut, terdapat tiga pabrik jamu besar
yaitu PT Jamoe Iboe Jaya (1910), PT Nyonya Meneer (1919) dan PT Sido Muncul
(1940). Pada tahun 1966, diadakan konferensi II tentang jamu, juga di Solo untuk
mengangkat kembali penggunaan jamu setelah hampir 20 tahun terlupakan
terutama akibat perang dunia II yang berdampak pada sosial-ekonomi masyarakat
Indonesia terutama di Jawa.6 Sejak saat itu, banyak pabrik jamu bermunculan
terutama di Jawa Tengah. Dengan semakin maraknya pendirian industri jamu,
pemerintah wajib melindungi konsumen dengan mengeluarkan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 246/MENKES/PER/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat
Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisonal. Guna menjamin peningkatan
penggunaan dan pengawasan terhadap obat tradisional, pemerintah
mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 584/MENKES/SK/VI/1995 tentang
Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T).
 Di Indonesia sendiri juga telah menggenal ilmu kedokteran.
Munculnya ilmu kedokteran modren pertama kali pada masa
kolonial Belanda saat itu di tahun 1811 pulau jawa terjangkit
penyakit cacar karena hal itu maka diadakannya pengajaran untuk
mnghasilkan pengawas vaksinasi. Orang Belanda yakni W. Bosch
memberikan pengetahuan kepada para kepala desa untuk
mempertahankan kesehatan dengan menggunakan jamu serta
obat-obatan yang tidak mahal, Ia juga mengusulkan untuk
membentuk korps dokter yang berasal dari penduduk pribumi yang
dapat menjadi tenaga ahli medis
 Sebelumnya Indonesia juga menggenal teknik pengobatan
tradisional. Hal ini dapat dilihat pada sistem pengobatan di
pulau Jawa mereka membagi penyebab dari adanya penyakit,
bagian tersebut terdiri atas; pertama berasal dari kekuatan
alam; kedua berasal dari ketidakseimbangan diri manusia,
maupun berasal dari hal- hal yang berbau supernatural.
Masyarakat Indonesia juga menggenal penyakit yang sering
dijumpai pada seseorang penyakit tersebut dikenal sebagai
masuk angin, istilah ini dipakai bila seseorang sedang
mengalami tidak enak badan. Cara pengobatan yang digunakan
yakni berupa kerokan, pijatan, atau meminum jamu jawa.
Bukan hanya itu masyarakat Indonesia juga menggenal teknik
pengobatan lainnya yakni pengobatan dengan memanfaatkan
binatang atau yang disebut animal medicine, Teknik pengobatan
tradisional ini juga dikenal di beberapa wilayah dunia seperti
Cina, Thailand serta India. Pada wilayah India teknik
pengobatan ini dikenal sebagai konsep pengobatan naturalistik
yang terdapat pada pegobatan kuno India yakni Ayurveda.
Ayurveda
 Ayurveda ini adalah teknik pengobatan holistik tertua yang ada di dunia.
Tercatat sebagai konsep atau ilmu dalam kitab veda. Pada bahasa
sansekerta, Ayur diartikan sebagi kehidupan sedangkan Veda diartikan
sebagai pengetahuan. Jadi memiliki Ayurveda makna Ilmu Kehidupan.
Dimana Prinsip dasarnya yakni mencegah adanya suatu penyakit dengan
berusaha menjaga keseimbangan tubuh, pikiran, jiwa dan lingkungan
kita. Teknik pengobatan Ayurveda kebanyakan menggunakan tumbuhan
dalam mengobati ketidakseimbangan pada tubuh manusia sebelum
ketidakseimbanganitu berkembang menjadi sebuah penyakit. Dengan
menggabungkan beberapa jenis tumbuhan herbal, teknik pengobatan
Ayurveda terbukti ampu mengatasi berbagai gangguan kesehatan.
 Ayurveda juga memberikan pengajaran tentangberbagai teknik
pengobatan seperti teknik operasi, tanaman obat, terapi
aroma, warna serta pola hidup sehat Dalam teknik pengobatan
kuno aryuveda tedapat prinsip-prinsip pengobatan yang
memuat tentang adanya lima elemen utama pada setiap
manusia. Yang meliputi space, udara, api, air, dan bumi.
segala unsur ini berkaitan dan bertanggung jawab dalam
mengarahkan kekuatan tubuh terkait dengan gerakan juga
metabolism. Teknik pengobatan ayurveda tidak hanya
mengobati angota tubuh yang sedang terganggu tetapi juga
mengobati mental serta spiritual seseorang. Secara tidak
langsung pengobatan kuno Aryuveda ini juga dapat mngatasi
dan mengobati stress.
Kebijakan Terkait Pengobatan Tradisional
 UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
 Pasal 1 ayat (16) : Pelayanan Kesehatan Tradisional adalah pengobatan
dan/atau perwatan dengan cara dan obat yang mengacu pengalaman
dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai norma yang berlaku
dimasyrakat.
 Pasal 46 : untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi –
tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang
terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan
dan upaya kesehatan masyarakat.
 Pasal 48 ayat 17 : upaya kesehatan pada butir b tentang pelayanan
kesehatan tradisional
 Pasal 59 : mengklasifikasikan Pelayanan Kesehatan Tradisional
 Pasal 61
 ayat (1) : Masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk
mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan yankestrad yang
dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya
 Ayat (2) : Pemerintah mengatur dan mengawasi yankestrad
sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) dengan didasarkan pada
keamanan, kepentingan, dan perlindungan masyarakat.
Legislasi Obat Herbal / Tradisional
 Berdasarkan penggunaan dan pengakuan obat tradisional pada
system pelayanan kesehatan, menurut WHO ada 3 system yang
dianut negara-negara di dunia :

Sistem Pengobatan Sistem Sistem


Integratif tradisional scr Inclusive Toleran
resmi telah
diakui dan tlh
Pengobatan
digab scr utuh
tradisional Sistem kes masy
ke dlm system
hanya diakui berdasarkan pada
kes masy, kedokteran
sebagian secara
mencakup modern tetapi
formal dan
kebijakan praktek
dimanfaatkan pengobatan
nasional,
pada bagian tradisional tidk
regulasi,
tertentu saja dilarang oleh
penerapan pd
dlm system kes undang-undang
semua tingkat
masy.
pely kes,
asuransi kes,
pendidikan dan
penelitian.
Obat Bahan Alam
 Semua obat yang dibuat dari bahan alam yang dalam proses
pembuatannya belum sampai pada isolate murni maupun hasil
pengembangan dari isolate tersebut.
 Obat bahan alam dapat merupakan hasil penemuan baru sama
sekali, obat asli, dan obat tradisional serta hasil pengembangan
dari obat asli/ obat tradisional tertentu.
Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim
penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, obat
bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi :

Jamu
•Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
•Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris
•Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Obat Herbal Terstandar
•Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
•Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah / praklinik
•Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.
Fitofarmaka
•Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
•Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan uji klinik
•Telah dilakukan standarisasi terhadp bahan baku yang digunakan dalam produk jadi
•Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Keunggulan Obat Tradisional
 Adanya banyak senyawa aktif dalam obat bahan alam sehingg
menimbulkan efek komplementer/ saling melengkapi
 Karena banyak senyawa aktif, maka memungkinkan obat bahan
alam memiliki banyak efek farmakologis
 Karen sebagian besar obat tradisional dalam bentuk crude extract/
ekstrak kasar maka kandungn senyawa juga relatif sedikit tetapi
banyak macamnya. Hal ini menyebabkan jika muncul efek samping
relative ringan
Kelemahan Obat Tradisional
1. Masih sedikit obat tradisional yang sudah dibuktikan
dengan penelitian ilmiah dalam bentuk uji klinis
2. Kurangnya standarisasi bahan obat tradisional
3. Resistensi dari para pelaku kesehatan/ dokter karena
belum adanya uji klinis tadi
Beberapa hal yang harus dilakukan para pengembang obat tradisional
adalah meyakinkan para pengguna atau stake holder bahwa ada bukti
nyata (evidence base) tentang manfaat obat tradisional dan bukti
keamanannya.
Langkah yang dapat dilakukan misalnya : Meningkatkn kelas obat
tradisional dari hanya sekedar jamu menjadi kelas fitofamaka. Hal ini
dapat dilakukan dengan serangkaian penelitian yang melibatkan uji
praklinis maupun uji klinis.

Anda mungkin juga menyukai