Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

“GLAUKOMA KRONIS ”
ICD 10 : H40

1. Pengertian (Definisi) glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang umumnya ditandai kerusakan
saraf optik dan kehilangan lapangan pandang yang bersifat progresif serta
berhubungan deengan berbagai faktor risiko terutama tekanan intraokular
(TIO) yang tinggi.

glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah


katarak. kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada
kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan.

umumnya penderita glaukoma telah berusia lanjut, terutama bagi yang


memiliki risiko. hampir separuh penderita glaukoma tidak menyadari bahwa
mereka menderita penyakit tersebut.

2. Anamnesis pasien datang dengan keluhan bervariasi dan berbeda tergantung jenis

glaukoma . glaukoma kronis dapat dibagi menjadi glaukoma kronis

primer dan sekunder.

1. umumnya pada fase awal glaukoma kronis tidak

menimbulkan keluhan dan diketahui secara kebetulan

bila melakukan pengukutan TIO

2. mata terasa pegal, kadang-kadang pusing

3. rasa tidak nyaman atau mata cepat lelah

4. mungkin ada riwayat penyakit mata trauma atau

pemakaian obat kotrtikosteroid

5. kehilangan lapangan pandang perifer secara bertahap

pada kedua mata

6. pada glaukoma yang lebih lanjut dapat terjadi

penyempitan lapangan pandang yang bermakna

hingga menimbulkan gangguan, seperti menabrak-


PANDUAN PRAKTIK KLINIS
“GLAUKOMA KRONIS ”
ICD 10 : H40

nabrak saat berjalan.

faktor risiko:

usia 40 tahun atau lebih

ada anggota keluarga menderita glaukoma

penderita miopia, penyakit kardiovaskular, hipertensi, hipotensi,

vasospasme, diabetes melitus, dan migrain

pada glaukoma sekunder, dapat ditemukan riwayat pemakaian obat

steroid secara rutin atau riwayat trauma pada mata.

3. Pemeriksaan Fisik trias glaukoma : peningkatan tekanan intraokular, perubahan patologis pada
diskus optikus, defek lapang pandang yang khas.

pemeriksaan oftalmologi :

1. visus normal atau menurun,


2. lapang pandang menyempit pada test konfrontasi
3. tekanan intra okular meningkat
4. pada funduskopi, rasio cup/disc meningkat (rasio cup/disc
normal: 0;3)

peralatan : snellen chart, tonometer schiotz, oftalmoskop

4. Kriteria Diagnosis penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan


oftalmologis

5. Diagnosis penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan


oftalmologis

6. Diagnosis Banding 1. katarak


2. kelainan refraksi
3. retinopati diabetes/hipertensi
4. retinitis pigmentosa
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
“GLAUKOMA KRONIS ”
ICD 10 : H40

7. Pemeriksaan
Penunjang

8. Terapi penatalaksanaan kasus glaukoma pada layanan primer bertujuan


mengendalikan tekanan intraokuler dan merujuk ke dokter spesialis
mata di rumah sakit.

pengobatan umumnya medikamentosa dengan obat-obat glaukoma,


contohnya timolol 0,5% 2x1 tetes/hari. jenis obat lain dapat diberikan
bila dengan 1 macam obat TIO belum terkontrol

9. Edukasi 1. memberitahu keluarga bahwa kepatuhan pengobatan


sangat penting untuk keberhasilan pengobatan glaukoma
2. membantu pasien dan keluarga agar pasien dengan
riwayat glaukoma pada keluarga untuk memeriksakan
matanya secara teratur

10. Prognosis 1. ad vitam : bonam


2. ad functionam : bonam
3. ad sanationam : bonam

11. Tingkat Evidens -

12. Tingkat -
Rekomendasi

13. Indikator Medis

14. Kepustakaan Gerhard, K.L, OScar, Gabrieliele, Doris, Peter. Ophtalmology a SHort
textboox, 2ndEd. New York: Thieme Stuttgart.2007. Sidarta, I. Ilmu penyakit
mata, Ed III. cetakan V. jakarta : Balai penerbit FK UI.2008

Anda mungkin juga menyukai