PENDAHULUAN
1
disebabkan POAG. Prevalensi glaukoma di Tanzania dan Afrika Selatan dilaporkan
5%. Tipe glaukoma yang dominan adalah POAG.10
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Glaukoma adalah suatu kelainan yang ditandai dengan neuropati optik dan
disertai kelainan lapangan pandang, dimana peningkatan tekanan intra okuler (TIO)
merupakan faktor risiko utama.1
3
subjek tidak diperiksa lapangan pandang dengan baik, tapi mempunyai
CDR ≥ 0,9 atau asimetri CDR ≥ 0,3.
3. Kategori diagnostik 3 (jika optic disk tidak bisa dilihat karena
kekeruhan media, dan lapangan pandang tidak bisa dinilai).
Glaukoma didiagnosa dengan:
a) Visus < 3/60 dan TIO ≥30 mmHg atau
b) Visus <3/60 dan adanya konfirmasi diagnosa glaukoma pada
catatan medis.
4
a) optik disk glaukomatous atau defek lapangan pandang
glaukomatous disertai dengan sudut kamera okuli anterior
tertutup sebagian atau total.
b) adanya aposisi atau sinekia di sudut, dan tidak terdapat
penutupan sudut sekunder (seperti: uveitis, intumesensi,
microspherophakia, adanya neovaskular di sudut, atau kelainan
anomaly kongenital).
4. Glaukoma Sekunder
Peningkatan tekanan intra okuler yang disebabkan kelainan okuler
lainnya, seperti neovaskularisasi, trauma, katarak hipermatur, dislokasi
lensa, dan uveitis.
5. Glaukoma Absolut
Stadium akhir dari glaukoma dengan visus nol yang menimbulkan
kerusakan saraf optik
6. Suspek Glaukoma, jika terdapat salah satu di bawah ini
a. Optik disk menunjukkan glaukomatous (pembesaran rasio cup
per disk, asimetri rasio cup per disk, adanya notching atau
penyempitan neural rim, perdarahan diskus (splinter
haemorrhages)).
b. Defek lapangan pandang yang sesuai dengan glaukoma.
c. TIO > 22 mmHg.
2.2.Pemeriksaan Klinis Glaukoma
Penatalaksanaan glaukoma yang tepat tergantung pada kemampuan
para klinisi untuk mendiagnosis bentuk spesifik dari glaukoma, tingkat
keparahan penyakit, dan mendeteksi progresifitas dari perjalanan penyakit.
Diagnosis glaukoma berdasarkan pada:1
a. History atau anamnesis
b. Pemeriksaan okuler yang komprehensif
5
2.2.1. Pemeriksaan Tekanan Intra Okuler
Tekanan intra okuler dapat diukur dengan menggunakan tonometer.
Terdapat beberapa jenis tonometer antara lain: Schiotz, Goldmann, tonopen
dan pneumatograph. Schiotz dan Goldmann adalah tonometer yang paling
sering digunakan. 12
Tonometer applanasi Goldmann merupakan gold standard untuk
pengukuran TIO dan sering dipakai dalam penelitian. Tonometri ini
berdasarkan prinsip Imbert-Fick , yang menyatakan bahwa TIO sebanding
dengan kekuatan yang dibutuhkan untuk mendatarkan permukaan kornea
dibagi dengan area yang didatarkan.12
6
Gambar 2. Gambaran gonioskopi1
7
Penilaian optik disk merupakan bagian terpenting dalam pemeriksaan.
Kehilangan yang signifikan dari sel ganglion retina dan serat nervus optik
terjadi sebelum hilangnya fungsi lapangan pandang.13,14
Deteksi optik disk glaukomatous meliputi pengukuran dari ukuran dan
bentuk dari neuroretinal rim dan optic cup. Membedakan cupping fisiologis
atau normal dengan glaucomatous cupping optik disk kadang sulit. Perubahan
awal dari glaucomatous optic neuropathy hampir tidak jelas, yaitu:
a. Pembesaran cup yang merata.
b. pembesaran fokal dari cup.
c. Superficial splinter haemorrhage
d. Hilangnya lapisan serat saraf.
e. Translusensi dari neuroretinal rim
f. Berkembangnya vessel overpass
g. Asimetri cupping antara dua mata
h. Atropi peripapilar
Papil saraf optik dapat diperiksa dengan ; oftalmoskopi direk,
oftalmoskopi indirek dan slit lamp biomicroscopy. Pemeriksaan yang baik
untuk diagnosis glaukoma adalah slit lamp yang dikombinasi dengan Hruby
lens, lensa 60,78, atau 90 D. Cahaya slit, disbanding iluminasi difus, lebih
berguna dalam menilai perubahan kecil pada bentuk papil saraf. Sistem ini
memerlukan pembesaran yang tinggi, iluminasi yang baik, dan gambaran
stereoskopik disk. Namun teknik slit lamp memerlukan pasien yang
kooperatif dan lebar pupil yang cukup untuk melihat disk dengan baik.13,14
Pemeriksaan kuantitatif saraf optik dapat juga diukur dengan Confocal
Scanning Laser Ophthalmoscopy dan Optical Coherence Tomography
(OCT).13,14
8
a) b) c)
9
a. Skotoma parasentral
b. Skotoma arkuata
c. Nasal step
d. Altitudinal defect
10
e. Advanced glaucomatous dengan retensi small central island
2. Umur
Prevalensi POAG meningkat sesuai umur. Pengaruh usia terhadap POAG
berkaitan dengan hubungan antara peningkatan TIO dengan usia. Usia juga
merupakan faktor resiko perubahan dari hipertensi okuler menjadi POAG. Dalam
11
setiap population based menunjukkan adanya hubungan statistic antara usia dan
prevalensi POAG.2
3. Jenis kelamin
Pengaruh jenis kelamin terhadap prevalensi POAG masih kontroversi. Pada
beberapa study, laki-laki memiliki prevalensi lebih besar mengalami glaukoma.2
4. Ras
Prevalensi POAG lebih besar pada kulit hitam dibanding kulit putih. Menurut
Baltimore Eye Survey, orang Afrika Amerika 3,7 kali lebih sering mendapat
glaukoma daripada kulit putih dengan prevalensi menurut usia adalah 4,7% pada
orang Afrika Amerika dan 1,29% pada kulit putih.1
5. Faktor Keturunan
Adanya riwayat keluarga juga merupakan faktor resiko terjadinya glaukoma.
The Baltimore Eye Survey menemukan bahwa resiko relatif menderita POAG
meningkat kira-kira 3,7 kali lipat pada individu yang memiliki saudara kandung
penderita POAG.1
6. Faktor Sistemik
POAG berhubungan dengan berbagai kelainan endokrin dan vaskular.
menurut hipotesis sistemik atau vaskuler, kerusakan optik disk glaukomatous
dapat dipengaruhi oleh perfusi jarinagn yang inadekuat dari bagian proksimal
saraf optik. Pada hipertensi sistemik, ini bisa akibat dari peningkatan resistensi
perifer pada pembuluh darah kecil. Namun, sering pula ditekankan, bahwa
penurunan tekanan darah sistemik juga mempunyai efek yang merugikan dengan
berkurangnya tekanan perfusi pada diskus optik. Dengan kata lain, hipertensi dan
hipotensi, dengan mekanisme yang berbeda merupakan faktor resiko untuk
glaukoma.2,11
12
primary angle closure glaucoma (PACG). Blok pupil relatif diperkirakan sebagai
penyebab dasar dari lebih dari 90% kasus primary angle closure (PAC), walaupun
iris plateau dan blok lensa telah terlibat sebagai penyebab parsial dari PAC kronis,
terutama pada Asia Timur.1,11
Sudut tertutup terjadi karena aposisi dari iris terhadap trabekula meshwork
yang menghalangi aliran akuos humor. Secara konseptual, mekanisme sudut tertutup
dibagi atas kategori :
1. Mekanisme yang mendorong iris ke depan dari belakang
2. mekanisme yang menarik iris ke depan hingga berkontak dengan
trabekular meshwork.11
2.4.1. Faktor resiko
1. Etnis
Glaukoma primer sudut tertutup lebih sering di Asia. Sekitar 9,4 juta orang di
China menderita glaukoma dengan 91% diantaranya adalah PACG.1
2. Usia
Pada orang Eskimo dan Kaukasia, sudut kamera anterior menjadi lebih sempit
dengan ketebalan lensa. Hal ini lebih sering pada dekade ke lima, sehingga
direkomendasikan untuk skrining glaukoma primer sudut tertutup diatas 40
tahun.8
3. Jenis Kelamin
Dari penelitian didapatkan bahwa wanita lebih sering mendapat PACG. Hal
ini disebabkan karena wanita memiliki sudut kamera okuli anterior yang lebih
dangkal dibanding laki-laki.1
4. Kelainan Refraksi
PAC lebih sering terjadi pada hipermetropia. Pada penelitian population
based survey di Western Cape, Afrika Selatan, individu dengan hipermetrop lebih
besar kemungkinannya menderita PACG.8
5. Riwayat Keluarga
13
Insiden PACG meningkat pada kerabat tingkat pertama pada penderita PACG.
Population Survey di China menunjukkan dengan adanya riwayat keluarga
mengakibatkan resiko berkembangnya glaukoma sudut tertutup enam kali. 1
14
c. Steroid induced glaucoma
d. Lens Induced Glaucoma
e. Glaukoma setelah operasi katarak
f. Glaukoma setelah trauma
g. Glaukoma yang berhubungan dengan perdarahan intraokuler
h. Glaukoma yang berhubungan dengan ablasio retina
i. Glaukoma setelah vitrektomi
j. Glaukoma dengan uveitis
k. Glaukoma dengan tumor intraokuler
l. Amiloidosis
m. Peningkatan tekanan episklera
15
1. Analog prostaglandin
2. Antagonis β-adrenergik
3. Agen parasimpatomimetik
4. Karbonik anhidrase inhibitor
5. Agonis adrenergic
6. Agen hiperosmotik
7. Terapi kombinasi
BAB III
16
METODE PENELITIAN
a. Kriteria Inklusi
17
2. Glaukoma sekunder adalah terdapatnya peningkatan tekanan intra okuler
yang terjadi akibat kelainan okuler atau sistemik yang menyebabkan
penurunan akuos outflow.
3. Terapi medikamentosa adalah penderita yang mendapat terapi obat-obatan
saja
4. Terapi surgical adalah penderita yang menjalani tindakan operatif karena
berbagai indikasi
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dari 203 kasus glaukoma, tipe glaukoma terbanyak yang ditemukan adalah POAG
(50,25%).
Dari 203 kasus glaukoma, tipe glaukoma terbanyak yang ditemukan adalah POAG (50,25%).
19
Tabel 3. Distribusi POAG Menurut Jenis Kelamin
40-49 11 10,78
50-59 23 22,55
60-69 38 37,25
≥ 70 30 29,41
Total 102 100
Frekuensi POAG terbanyak ditemukan pada dekade umur 60-69 tahun (37,25%)
20
Umur Jumlah Persentase
40-49 3 12,5
50-59 11 45,83
60-69 3 12,50
≥70 7 29,16
Total 24 100
PACG paling sering terjadi pada dekade umur 50-59 tahun (45,83%).
Traumatic 8 20
Inflammatory 12 30
Neovaskular 3 7,5
Pseudoexfoliasi 6 15
Lens Induced 11 27,5
Total 40 100
Kasus glaukoma sekunder berjumlah 40 (%). Tipe terbanyak adalah inflamasi dengan
jumlah 12 kasus (30%)
Penatalaksanaan Jumlah %
Medikamentosa 65 63,72
Trabekulektomi 37 36,28
21
Tabel 9. Penatalaksanaan Primary Angle Closure Glaucoma (PACG)
Penatalaksanaan Jumlah %
Trabekulektomi 13 54,16
Iridektomi 3 12,50
Menolak ditindak 8 33,34
Total 24 100
Penatalaksanaan PACG terbanyak adalah trabekulektomi (54,16%)
BAB V
22
DISKUSI
Dari data yang didapatkan tipe glaukoma yang terbanyak adalah POAG
(50,25%). POAG mewakili masalah kesehatan masyarakat secara signifikan.
Penelitian di Tertiary Ophthalmic University Center di Riyadh, Arab Saudi
mendapatkan prevalensi POAG sebesar 12,8% dan di Priest Hospital, Thailand
prevalensi POAG adalah 33%.16 Perkiraan prevalensi POAG di United States pada
individu dengan usia di atas 40 tahun adalah 1,86% berdasarkan meta analisis studi
berbasis populasi. POAG merupakan penyebab utama kebutaan di United States dan
frekuensi terbanyak penyebab kebutaan irreversible pada kulit hitam. 7 Di India,
prevalensi POAG meningkat sesuai dengan bertambahnya usia pada semua studi.
Aravind Comprehensive Eye Study mendapatkan prevalensi glaukoma adalah 2,6%
dan POAG 1,7%.5 Tajimi Study di Jepang mendapatkan angka yang lebih tinggi lagi,
yaitu 3,9%, 0,6%, 0,5%, dan 5% berturut-turut untuk POAG, PACG, glaukoma
sekunder, dan semua tipe glaukoma pada populasi di atas 40 tahun. 11,12 Rotchford dkk
di Afrika Selatan (Temba Glaucoma Study) mendapatkan prevalensi semua glaukoma
5,3%, POAG (2,9%), dan glaukoma sekunder (2,0%).13 The World Health
Organization (WHO) melakukan analisis untuk memperkirakan prevalensi, insiden,
dan tingkat keparahan berbagai tipe glaukoma berbasis worldwide. Berdasarkan data
yang dikumpulkan pada akhir tahun 1980an sampai awal 1990an, WHO
memperkirakan populasi global yang mempunyai TIO tinggi (>21 mmHg) adalah
104,5 juta, dan insiden POAG diperkirakan diperkirakan 2,4 juta penduduk per
tahun.8
23
Dari perspektif kesehatan masyarakat, lebih dari 90% penderita glaukoma
tidak mengetahui memiliki riwayat glaukoma, hal ini menunjukkan banyak kasus
yang tidak terdiagnosis. Lebih dari 97% POAG tidak terdiagnosis, dibandingkan
dengan kasus PACG dan glaukoma sekunder yang hanya 75% tidak terdiagnosis.
Perbedaan ini diperkirakan karena PACG lebih simptomatis dibandingkan POAG.
POAG merupakan penyakit kronis, slowly progressive, dan tidak nyeri. Hal ini
membuat penyakit ini kurang disadari oleh si penderita sendiri, sampai terjadi kondisi
yang lanjut.14
Pada penelitian ini juga didapatkan penderita glaukoma terbanyak adalah laki-
laki (51,19%). Pada Framingham dan Barbados eye studies, laki-laki memiliki rasio
lebih besar menderita POAG. Sedangkan The Sweden, St Lucia dan Blue Mountains
studies melaporkan penderita perempuan lebih banyak. Berdasarkan hasil yang
bervariasi ini, jenis kelamin tidak dianggap sebagai faktor risiko POAG.1
24
Pada penelitian ini, PACG ditemukan sebanyak 24 kasus (11,82%) dan paling
sering ditemukan pada laki-laki (57,84%) dibanding perempuan (42,15%). Frekuensi
terbanyak ditemukan pada dekade umur 50-59 tahun (37,25%). Penelitian di Tertiary
Ophthalmic University Center di Riyadh, Arab Saudi mendapatkan PACG
23
merupakan tipe yang paling dominan (46,6%). Glaukoma sudut tertutup akut
dilaporkan lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria. Pada beberapa survey
populasi menunjukkan bahwa wanita memiliki peningkatan risiko terjadinya
glaukoma sudut tertutup. Studi pada mata yang normal menunjukkan wanita memiliki
kamera okuli anterior yang lebih dangkal dibanding pria. 1,2
25
BAB VI
KESIMPULAN
26