PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar Mahasiswa mampu memahami dan mengerti dari konsep dasar penyakit
Glaukoma.
2. Agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti dari Asuhan keperawatan
pada Glaukoma.
2.1.2 Etiologi
Penyebab glaukoma antara lain :
1. Primer terdiri dari :
a. Akut : Dapat disebabkan karena trauma.
b. Kronik : Dapat disebabkan oleh keturunan keluarga.
2. Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain seperti : Katarak, perubahan lensa, kelainan
uvea, pembedahan, pemakai steroid secara rutin misalnya : pemakai obat
tetes mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat
inhaler untuk penderita asma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai
obat yang memakai steroid secara rutin lainnya.
Keadaan ini dapat disertai rasa sakit pada mata yang mula mula hilang
timbul tetapi akhirnya dapat terus menerus. Tekanan bola mata sangat
tinggi sehingga bola mata menjadi keras bagaikan batu.
Pengobatan :
1) Pengobatan ditujukan terutama pada rasa sakitnya dengan jalan :
a) Suntikan alcohol retrobulber 90% sebanyak 0,5ml.
b) Penyinaran yang ditujukan pada badan siliar, diberikan 100
150 Rad dalam 4 5 kali penyinaran.
2) Tidak dianjurkan untuk melakukan tindakan operasi intraokuler
lainnya sebab dapat menimbulkan oftalmia simpatika.
2. Glaukoma Afakia
Glaukoma afakia adalah glaukoma sekunder yang terjadi sesudah operasi
pengeluaran lensa yang mengakibatkan terjadinya gangguan pengeluaran
aqueous melalui trabekulum. Terdapat dua mekanisme penutupan sudut,
yaitu yang dimulai dengan hambatan pupil (papillary block) dan penutupan
langsung sudut bilik mata depan (angle block).
Hambatan pupil juga akan menghasilkan penutupan sudut bila iridektomi
tak berfungsi. Seperti diketahui sesudah suatu operasi katarak dapat terjadi
peradangan berupa uveitis/iridosiklitis yang menyebabkan terjadinya
perlekatan antara pupil dengan membrane hialoid sehingga terjadi hambatan
pupil yang dapat menyebabkan terjadinya kolaps bilik mata depan dan suatu
goniosinekia. Kolaps bilik mata depan bisa juga terjadi akibat bocornya
jahitan atau terlambatnya pembentukan bilik mata depan karena
terlambatnya penutupan luka. Hal hal ini dapat menyebabkan terjadinya
penutupan sudut bilik mata depan atau goniosinekia. Penutupan sudut bilik
mata depan sebesar 2/3 bagian (2400) dapat menyebabkan glaukoma.
5. Glaukoma Hipersekresi
Glaukoma hiperekskresi adalah suatu jenis glaukoma sudut terbuka
dengan outflow facility yang normal. Hipersekresi biasanya terjadi hilang
timbul dengan produksi aqueous humor yang meninggi. Pada waktu terjadi
sekresi yang berlebihan, tekanan bola mata meninggi dan berkisar antara 20
30 mmHg, kemudian terjadi kerusakan pada papil saraf optic dan
gangguan lapang pandangan yang khas glaukoma. Kalau tidak terjadi sekresi
yang meninggi, maka semua keadaan ditemukan normal, kecuali kelainan
papil saraf optik dan kampus yang sudah terjadi. Pada setiap keadaan ini
outflow facility tetap normal. Kelainan ini terutama dijumpai pada wanita
berumur antara 40 60 tahun dengan hipertensi sistemik yang neurogen.
Pengobatan :
Biasanya berhasil baik dan sebagai obat pilihan ialah epinefrin topical
(hati hati dengan hipertensi) dan penghambat karbonik anhidrase.
7. Glaukoma Neovaskuler
Glaukoma neovaskuler adalah glaukoma sekunder yang disebabkan oleh
bertumbuhnya jaringan fibrovaskuler baru (neovaskuler) di permukaan iris.
Neovaskuler ini menuju ke sudut bilik mata depan dan berakhir pada
trabekulum. Keadaan ini dapat diakibatkan oleh berbagai hal, seperti
kelainan pembuluh darah, penyakit peradangan pembuluh darah, penyakit
pembuluh darah sistemik dan penyakit tumor mata. Pada pemeriksaan
tonografi dan gonioskopi ditemukan kelainan yang progresif.
Pengobatan :
Obat obatan biasanya tidak menolong. Sebaliknya dilakukan
siklodiatermi atau siklokrioterapi. Pada keadaan akut dapat diberikan
kortikosteroid dan atropine. Cara pengobatan lain yang diajukan ialah
pankoagulasi retina.
Glaukoma sudut terbuka Primer adalah tipe yang yang paling umum
dijumpai. Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga resiko tinggi bila ada
riwayat dalam keluarga. Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang
perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.Seringkali tidak
ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan
terpengaruh secara permanen. Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting
untuk deteksi dan penanganan dini. Glaukoma sudut terbuka primer biasanya
membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam
mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
b. Glaukoma sudut tertutup akut
2. Glaukoma sekunder
Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak,
diabetes,trauma, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata
atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada
mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang
menggunakan obat-obatan tersebut. Glaukoma yang terjadi akibat penyakit
mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut / peningkatan volume cairan
dari dalam mata dapat diakibatkan oleh : perubahan lensa , Kelainan, uvea ,
Trauma bedah. Naiknya tekanan intraokular pada glaukoma ini karena
terhambatnya aliran cairan air mata yang melewati pupil atau ditempat
keluarnya melalui kanal schlem.
3. Glaukoma Kongenital
Glaukoma yang terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal
memfungsikan trabekular.Glaukoma ini dapat dilihat dalam masa
pertumbuhan bola mata anak menjadi semakin besar karena tingginya tekanan
intraokular.Dan terjadi pada tahun pertama setelah lahir.Diturunkan secara
autosomal resesif.Penyakit ini timbul akbat dari salah tumbuh struktur sudut
dan saluran keluar air mata.Pemisahan iris perifer dari dinding korneosklera
tidak sempurna.
2.1.6 Patofisiologi
Patofisiologi glaukoma dapat dijelaskan berdasarkan klasifikasi di bawah ini :
A. Glaukoma Sudut Terbuka
Glaukoma yang sering ditemukan adalah glaukoma sudut terbuka. Glaukoma
sudut terbuka terjadi karena pembendungan terhadap aliran keluar aqueous
humor, sehingga menyebabkan penimbunan. Hal ini dapat memicu proses
degenerasi trabecular meshwork, termasuk pengendapan materi ekstrasel di
dalam anyaman dan di bawah lapisan endotel kanalis Schlemm (Salmon, 2009).
Mekanisme kerusakan neuron pada glaukoma sudut terbuka dan
hubungannya dengan tingginya tekanan intraokular masih belum begitu jelas.
Tekanan pada saraf vagus Tekanan pembuluh darah Tekanan Pada sel ganglion
di retina dan saraf optik
Ketidakseimbangan Iskemik
nutrisi kurang dari Penurunan fungsi
kebutuhan tubuh penglihatan lapang
pandang, fotofobia
Resiko retinopati
(kebutaan)
Nyeri
Kebutaan Interprestasi
salah
Ansietas
Intervensi :
a. Perkirakan/hitung pemasukan kalori.
R/ mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan nutrisi klien.
b. Konsul tentang kesukaan/ketidaksukaan pasien, makanan yang
menyebabkan distress, dan jadwal makan yang disukai
R/ melibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan pasien memiliki
rasa control dan mendorong untuk makan.
2.2.3 Implementasi
Sesuai dengan intervensi yang telah di buat.
2.2.4 Evaluasi
Diagnosa 1 : Nyeri hilang atau berkurang
Diagnosa 2 : Mual muntah sudah berkurang atau hilang
Diagnosa 3 : Penggunaan penglihatan yang optimal
Diagnosa 4 : Cemas hilang atau berkurang
Diagnosa 5 : Klien mampu memahami kondisi dan cara pengobatannya.
3.1 Simpulan
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan mata seseorang demikian
tinggi atau tidak normal sehingga mengakibatkan kerusakan saraf optik dan
mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandang atau buta.
Glaukoma akan terjadi bila cairan mata didalam bola mata pengalirannya
terganggu. Dari data di atas ada 2 klafikasi glaukoma yaitu : glaukoma primer dan
glaukoma sekunder.
3.2 Saran
Menurut kelompok, hendaknya jika mengalami tanda gejala glaukoma, secara
cepat melakukan pemeriksaan dini agar glaukoma dapat ditangani. Dan kami
kelompok mengharapkan dari pembaca kritik dan sarannya yang bersifat
membangun, sehingga asuhan keperawatan pada glaukoma ini, dapat berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca.