Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

“GLAUKOMA”

DISUSUN OLEH :

1. MOH. DIMAS FAWAZZI

2. YANDRI MURSALIM

PRODI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN AJARAN 2022-2023


LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau lebih
tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan kebutaan
(Sidarta Ilyas, 2004). Galukoma adalah adanya kesamaan kenaikan tekanan intra
okuler yang berakhir dengan kebutaan (Fritz Hollwich, 1993). Glaukoma adalah
sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra okuler.
( Long Barbara, 1996)
Menurut Martinelli (1991) dalam Sunaryo Joko Waluyo (2009),bahwa Glaukoma
merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan intra okuler
(TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan pupil syaraf optik
sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan tajam
pengelihatan.
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata
meningkat,sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan
fungsi penglihatan (Mayenru Dwindra, 2009)
Glukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra okuler yang
meningkat mendadak sangat tinggi. (Mansjoer, Arif : 2001)
Glukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata
sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen. (Mansjoer, Arif :
2001). Jadi menurut kelompok kami glaukoma adalah suatu penyakit mata dimana
meningkatnya tekanan intra okuler baik akut atau kronis, sehingga menyebabkan
penurunan fungsi penglihatan.

B . Klasifikasi glaukoma
Klasifikasi dari glaukoma dalah sebagai berikut ( Sidarta Ilyas, 2003) :
1. Glaukoma Primer
Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Pada galukoma akut yaitu
timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik depan yang sempit
pada kedua mata. Pada glukoma kronik yaitu karena keturunan dalam keluarga, DM
Arteri osklerosis, pemakaian kartikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan progresif
dan lain-lain dan berdasarkan anatomis dibagi menjadi 2 yaitu :
 Glaukoma sudut terbuka / simplek (kronis)
Glaukoma sudut terbuka Merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90-95% ) , yang
meliputi kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang Disebut sudut
terbuka karena humor aqueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular.
Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif jaringan trabekular, saluran schleem,
dan saluran yg berdekatan. Perubahan saraf optik juga dapat terjadi. Gejalaawal
biasanya tidak ada, kelainan diagnose dengan peningkatan TIO dan sudut ruang anterior
normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul
 Glaukoma sudut tertutup / sudut semut (akut)
Glaukoma sudut tertutup (sudut sempit), disebut sudut tertutup karena ruang anterior
secara otomatis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan
trabekuler dan menghambat humor aqueos mengalir ke saluran schlemm. Pargerakan
iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan diruang
posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gejalah yang timbul dari penutupan
yang tiba-tiba dan meningkatnya TIO, dapat nyeri mata yang berat, penglihatan kabur.
Penempelan iris memyebabkan dilatasi pupil, tidak segera ditangni akan terjadi
kebutaan dan nyeri yang hebat.

2. Glaukoma Sekunder
Adalah glaukoma yang diakibatkan oleh penyakit mata lain atau trauma didalam bola
mata, yang menyebabkan penyempitan sudut /peningkatan volume cairan dari dalam
mata . Misalnya glaukoma sekunder oleh karena hifema, laksasi / sub laksasi lensa,
katarak instrumen, oklusio pupil, pasca bedah intra okuler.

3. Glaukoma Kongenital
Adalah perkembangan abnormal dari sudut filtrasi dapat terjadi sekunder terhadap
kelainan mata sistemik jarang ( 0,05 %) manifestasi klinik biasanya adanya pembesaran
mata (bulfamos), lakrimasi.
4. Glaukomaabsolut
Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan
total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada glaukoma
absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvasi
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.sering mata dengan buta
ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit
berupa neovaskulisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat
timbulnya glaukoma hemoragik.
Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada badan siliar,
alkohol retrobulber atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak
berfungsi dan memberikan rasa sakit.
2. Berdasarkan lamanya glaukoma dibedakan menjadi:
a. Glaukoma akut
penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra okuler yang meningkat mendadak
sangat tinggi.
b. Glaukoma kronik
Penyakit mata dengan gejalah peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi
kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.
C. Etiologi
1. Glaukoma primer terdiri dari :
a. Akut: dapat disebabkan karena trauma.
b. Kronik : dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti: diabetes
mellitus, arterisklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, myopia tiggi dan
progresif.
2. Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain, seperti: katarak, perubahan lensa kelainan uvea
pembedahan.

D. Manifestasi klinik
1. Glaukoma primer
a. Glaukoma sudut terbuka
 Kerusakan visus yang serius
 Lapang pandang mengecil dengan maca-macam skottoma yang khas
 Perjalanan penyakit progresif lambat
b. Glaukoma sudut tertutup
 Nyeri hebat didalam dan sekitar mata
 Timbulnya halo/pelangi disekitar cahaya
 Pandangan kabur
 Sakit kepala
 Mual, muntah
 Kedinginan
 Demam baahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang sangat sedemikian
kuatnya keluhan mata ( gangguan penglihatan, fotofobia dan lakrimasi) tidak begitu
dirasakan oleh klien.

2. Glaukoma sekunder
 Pembesaran bola mata
 Gangguan lapang pandang
 Nyeri didalam mata

3. Glaukoma kongential
Gangguan penglihatan

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Glaukoma Akut
Pengukuran dengan tonometrischiotz menunjukkan peningkatan tekanan, parimetri
genioskopi dan tonografi dilakukan setelah edema kornea menghilang.

2. Glaukoma Kronik
Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan tonomebri menunjukkan
peningkatan, nilai dianggap mencurigakan bila berkisar antara 21 – 25 mmHg dan
dianggap patologik bila berada diatas 25 mmHg.
Pada funduskopi ditemukan cekungan papil menjadi lebih lebar dan dalam,
dinding cekungan bergaung, warna memucat dan terdapat perdarahan pada pupil.

3. Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan lapang pandang menyempit, depresi


bagian nasal, tangga rone, atau stroma busur. Uji provokasi minum air, uji variasi
diurnal dan ujian provokasi steroid dilakukan pada kasus-kasus yang meragukan.

4. Pengukuran tekanan intraocular (dengan tonometer), pemeriksaan keadaan sudut bola


mata dengan genioskopi. Sedangkan pemeriksaan lapang pandangan mata dengan alat
perimetri.
5. Pengecekan terhadap kondisi syaraf mata digunakan alat Heidelberg Retinal
Tomography (HRT) atau Optical Coherence Tomography (OCT).
Pemberian obat tetes mata yang dilanjutkan pemberian obat tablet.
Fungsi obat-obatan tersebut untuk menurunkan produksi atau meningkatkan keluarnya
cairan akuos humor. Cara ini diharapkan dapat menurunkan tekanan bagi bola mata
sehingga dicapai tekanan yang diinginkan. Agar efektif pemberian obat dilakukan
secara terus menerus dan teratur.

6. Pemasangan keran Ahmed Valve


Untuk mengatasi glaukoma yang kondisinya relatif parah, dokter akan memasang keran
buatan yang populer disebut ahmed valve. Nama ini berasal dari nama penemunya,
yakni Ahmed, warga Amerika Serikat (AS) asal Timur Tengah yang pertama kali
menciptakan klep tersebut sekitar 10 tahun silam. Alat ini terbuat dari bahan polymethyl
methacrylate (PMMA), yakni bahan dasar lensa tanam. Ahmed valve ditanamkan pada
bola mata dengan cara operasi. Bila tekanan bola mata berada pada 18 mmHg maka
klep tersebut akan terbuka sehingga cairan yang tersumbat bisa keluar, sehingga
tekanan bola mata otomatis akan turun. Sebaliknya, klep akan tertutup kembali bila
tekanan sudah berada di bawah 18 mmHg.

E. Penatalaksanaan Medis

1. Glaukoma Sudut Terbuka / Simplek / Kronik


a. Obat-obat miotik
 Golongan kolinergik (pilokarpin 1 – 4 % 5 kali / hari), karbakol (0,75–3 %)
 Golongan anti kolineoterase (demekarium bromid, hurmosal 0,25 %)
b. Obat-obat penghambat sekresi aquor humor (Adrenergik)
 Timolol (tetes 0,25 dan 0,5 % 2x / hari)
 Epinerprin 0,5 – 2 % 1 – 2 x / hari
c. Carbonucan hidrase intibitor
 Asetazolamid (diamol 125 – 250 mg 4 x / hari)
 Diklorfenamid (metazolamid)
d.Laser trabeculoplasty dimana suatu laser zat organ disorotkan langsung kejaringan
trabekuler untuk merubah susunan jaringan dan membuka aliran dari humor Aguos dan
iridektomi.
e. Tindakan bedah trabeculectomy.

F. Patofisiologi
Rongga anterior mata berada didepan dan sedikit kesamping dari lensa, terdapat/
bermuara aqueous humor, merupakan caira bening yang menunjukan lympha. Aqueous
humor diproduksi secara terus-menerus dalam badan silianis yang terdapat dibagian
posterior irisdan mengalir melewatipupil kedalam cameraokuli anterior. Aqueous
humordisalurkan melalui canal Schlemm disekitar mata dan berada pada bagian sudut
camera okuli anterior dimana terjadi pertemuan iris perifer dan kornea dalam keadaan
normal terjadi keseimbangan antara produksi dan penyerapanaqueous humor, akan
menyebabkan atau menjadikan tekanan intra okuli relative konstan. TIO berkisar 10-
20mmHg dan rata-rata 16mmHg. Tekanan intra okuler beavariasi dan naik sampai
5mmHg. Glaukoma terjadi dimana adanya peningkatan TIO yang dapat menimbulkan
kerusakan dari saraf-saraf optic. Peningkatan tekanan disebabkan abstruksi/sumbatan
dari penyerapan aqueous humor.

H. Komplikasi
Komplikasi glaukoma pada umumya adalah kebutaan total akibat tekanan bola
mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutan yaitu kornea
terlihat keruh, bilik mata dangkal, pupil atropi dengan ekskavasi (penggaungan)
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa
neovaskularisasi pada iris yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan
kebutaan ini dapat dilakukan dengan memberikan sinar beta pada badan siliar untuk
menekan fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola
mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi dan memberikan rasa sakit.
ASUHAN KEPERAWATAN

1.Pengkajian

Indentitas pasien

Nama : Tn.M

No.RM : 985678

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : laki laki

Status : sudah menikah

Agama : islam

Pekerjaan : wiraswasta

Alamat : jl.kijang

Tgl masuk rs : 12 september 2022

Tgl pengkajian : 13 september 2022

Penanggung jawab

Nama : Ny.M

Umur : 40 tahun

Hub.keluarga : istri

Pekerjaan :IRT

2.riwayat kesehatan

a. keluhan utama : nyeri kepala

b. riwayat penyakit sekarang :


pasien di bawah ke RS dengan keluhan nyeri kepala dan tengkuk terasa berat

nyeri bertmbah ketika dibawa bangun dan berkurang setelah dibawa istirahat

c.riwayat penyakit dahulu :

pasien mengatakan ada riwayat penyakit hipertensi dan DM sebelumnya

d.riwayat penyakit keluarga

didalam keluarga pasien kedua orang tuanya mempunyai riwayat

hipertensi,ayahnya meninggal akibat serangan jantung stroke

3.pemeriksaan fisik

a.status kesehatan umum

kesadaran umum : sopor/stupor

kesadaran : GCS

Tekanan darah : 180/90 mmHg

Nadi : 116 X/mnt

Suhu : 37⁰ C

RR : 24 X/mnt
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram :

Ket :

: Laki – laki : Klien

: Perempuan : Tinggal Serumah

: Meninggal

: Garis Keturunan

b.kepala

 Rambut : sedikit uban,berminyak dan kotor

 Wajah : simetris,pucat, tampak gelisah tidak ada lesi

 Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera ikterik,pupil unisokor

 Hidung : simetris, sedikit secret

 Mulut : warna bibir hitam, tampak kering

 Gigi : 1 gigi berlubang, berwarna kuning, sedikit bau

 Telinga : simetris, sedikit serumen tidak ada lesi

c.leher
tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

d. abdomen

simetris tidak tampak adanya benjolan terdengar suara tympani tidak ada nyeri

tekan.

No Data Penyebab /etiologi Masalah

1 Ds : Gejala penyakit Gangguan rasa

Mengatakan nyeri/tegang nyaman

Do :

Gelisah

kecenderunganmemegang

daerah mata

Ttv

TD : 180/90 mmHg

Nadi : 116 X/mnt

Suhu : 37⁰ C

RR : 24 X/mnt

2. Ds : Penyakit kronis Resiko infeksi

1. Keinginan untuk

memegang mata

2. Menyatakan nyeri

di bagian mata

Do :
Perilaku tidak terkontrol

Ttv

TD : 180/90 mmHg

Nadi : 116 X/mnt

Suhu : 37⁰ C

RR : 24 X/mnt

No Kriteria hasil Intervensi Rasional

1. Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk memudahkan

tindakan karakteristik, durasi mengetahui lokasi

keperawatan 2X24 frekuensi kualitas, karakteristik durasi,

jam maka intesitas nyeri frekuensi, kualitas,

diharapkan 2. Identifikasi skala dan intesitas nyeri

gangguan rasa nyeri 2. Untuk mengetahui

nyaman teratasi 3. Ajarkan tehnik skala nyeri pada

dengan kriteria nonfarmakologis pasien

hasil : untuk mengurangi 3. Diberikanya tehnik

1. Keluhan tidak rasa nyeri nonfarmakoligis

nyaman untuk mengurangi

menurun rasa nyeri

2. Gelisah

menurun

3. Keluhan sulit
tidur

menurun

2. Setelah dilakukan 1. Ajarkan cara mencuci 1. Agar dapat

tindakan tangan dengan benar mengetahui cara

keperawatan 2X24 2. Jelaskan tanda dan mencici tangan

jam maka gejala infeksi dengan benar

diharapkan resiko 2. Agar keluarga pasien

infeksi dapat teratasi dapat mengetahui

dengan kriteria tanda dan gejala

hasil : infeksi

1. Nyeri cukup

menurun

2. Kemerahan

cukup

menurun

Implementasi dan evaluasi

No Implementasi Evaluasi

1. 14 september 2022 S :pasien menyatakan nyeri dibagian

Jam 09.00 wita mata cukup menurun

1. mengidentifikasi lokasi, O : TD : 180/90 mmHg

karakteristik, durasi frekuensi Nadi : 82 X/mnt

kualitas, intesitas nyeri Suhu : 37⁰ C

hasil : nyeri dibagian mata sebelah RR : 24 X/mnt


kiri,dengan gejala hilang timbul. A : masalah belum teratasi

2. mengidentifikasi skala nyeri P : lanjutkan intervensi

hasil : skala nyeri pada mata pasien 4 1. mengjarkan cara mencuci tangan

3. mengaajarkan tehnik dengan benar

nonfarmakologis ( tehnik

nafas dalam ) untuk

mengurangi rasa nyeri

hasil : nyeri pasien berkurang

14 september 2022

Jam 12.00

4. mengjarkan cara mencuci

tangan dengan benar

hasil : pasien belum dapat mengetahui

cara cuci tangan dengan baik

5. menjelaskan tanda dan gejala

infeksi

hasil : pasien dapat mengetahui tanda

dan gejala infeksi

2 15 september 2022 S :pasien menyatakan nyeri dibagian

Jam : 10.00 wita mata cukup menurun

O : TD : 180/90 mmHg

1. mengjarkan cara mencuci Nadi : 82 X/mnt

tangan dengan benar Suhu : 37⁰ C

hasil : pasien dapat mencuci tangan RR : 24 X/mnt

dengan benar A : masalah teratasi


P : hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai