Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA PASIEN

GLAUKOMA
PENGERTIAN GLAUKOMA
Beberapa pengertian menurut para ahli mengenai Glaukoma, yaitu :
Long Barbara, 1996
Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra
okuler.
Chandler & Grant (1977)
Glaukoma adalah suatu keadaan pada mata, dimana ditemukan kenaikan tekanan bola mata yang
sudah menyebabkan kerusakan/kelainan pada diskus optikus dan lapang pandangan.
Arif, 1999
Suatu keadaan tekanan intra oculer / tekanan dalam bola mata cukup besar untuk menyebabkan
kerusakan pupil, saraf optik dan kelainan lapang pandang.
Sidarta Ilyas,2000
Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peningkatan tekanan
bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.
PENGERTIAN RASA AMAN DAN NYAMAN
Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa
nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan
hipo/hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang
ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.
a. Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman
dan tentram yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi.
Lingkungan pelayanan kesehatan dan komunitas yang aman merupakan hal yang penting untuk
kelangsungan hidup klien. (Potter&Perry edisi 4 volume 2, 2006)
b. Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman
bahaya/kecelakaan. Pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan dilakukan untuk menjaga
tubuh bebas dari kecelakaan baik pada pasien, perawat, atau petugas lainnya yang bekerja untuk
pemenuhan kebutuhan tersebut. (Potter & Perry, 2006).
B. Etiologi
Penyebab terjadinya Glaukoma itu adalah :
Pada Glaukoma primer, yaitu:Terdiri dari
– Akut Dapat disebabkan karena trauma.
– Kronik Dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti :
• Diabetes mellitus
• Hipertensi
• Arterisklerosis
• Pemakaian kortikosteroid jangka panjang.
• Miopia tinggi dan progresif.
Dari etiologi diatas dapat menyebabkan sudut bilik mata yang sempit.
• Sekunder Disebabkan penyakit mata lain seperti :
– Katarak
– Perubahan lensa
– Kelainan uvea
– Pembedahan

Faktor Resiko
– Umur
Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2% dari populasi usia 40
tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan bertambah dengan bertambahnya usia.
– Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma mempunyai resiko 6 kali
lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko terbesar adalah kakak-beradik kemudian hubungan
orang tua dan anak-anak.
– Tekanan bola mata
Tekanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaucoma. Meskipun untuk sebagian
individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak saraf optik. Untuk mengukur
tekanan bola mata dapat dilakukan dirumah sakit mata dan/atau dokter spesialis mata.
– Obat-obatan
Pemakai steroid secara rutin misalnya: Pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid yang
tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asthma, obat steroid untuk radang sendi
dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin lainnya. Bila anda mengetahui bahwa anda
pemakai obat-abatan steroid secara rutin, sangat dianjurkan memeriksakan diri anda ke dokter
spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma

C. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang ditimbulkan Glaukoma adalah:
1. Glaukoma primer
1) Glaukoma sudut terbuka
a. Kerusakan visus yang serius Lapang pandang mengecil dengan macam – macam skotoma yang
khas.
b. Perjalanan penyakit progresif lambat
2) Glaukoma sudut tertutup
a. Nyeri hebat didalam dan sekitar mata
b. Timbulnya halo (lingkaran berwana/terang disekitar cahaya)
c. Pandangan kabur
d. Sakit kepala
e. Mual, muntah
f. Kedinginan
g. Cemas bahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang dapat sedemikian kuatnya
sehingga keluhan mata (gangguan penglihatan, fotofobia dan lakrimasi) tidak begitu dirasakan
oleh klien.
3) Glaukoma sekunder
a. Pembesaran bola mata
b. Gangguan lapang pandang
c. Nyeri di dalam mata
4) Glaukoma kongenital
a. Gangguan penglihatan
5) Glaukoma absolut
Akhir dari semua glaukoma yang tidak terkontrol akan terjadi glaukoma absolut.
ciri-ciri mata teraba keras
tajam penglihatan nol
dan seringkali disertai dengan nyeri mata hebat.
Keadaan ini dapat terjadi pada bentuk Glaukoma sudut terbuka maupun glaukoma sudut
tertutup.

Menurut Sidarta Ilyas(2004),glaukoma akan memperlihatkan gejala :


1. Tekanan bola mata yang tidak normal
2. Rusakanya selaput jala
3. Menciutnya lapang pengelihatan akibat rusaknya selaput jala
4. Berakhir dengan kebutaan

D. Klasifikasi
1. Primary
A. Open Angle Glaucoma (Glaukoma Sudut-Terbuka Primer).
Glaukoma Sudut-Terbuka Primer : tipe yang paling umum dijumpai. Terjadi karena humor aqueus
mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular kelainannya terkesan lambat
bersifat turunan (sehingga resiko tinggi bila ada riwayat dalam keluarga)
pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh
secara permanen.
Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting untuk deteksi dan penanganan dini. Glaukoma Sudut-
Terbuka Primer biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan
dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
B. Acute Angle-Closure Glaucoma (Glaukoma Sudut-Tertutup Akut)
Glaukoma Sudut-Tertutup Akut lebih sering ditemukan karena keluhannya yang mengganggu.
Terjadi karena ruang anterior menyempit, sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan
trabekular dan menghambat humor aqoeus mengalir ke saluran schlemm.
Gejalanya adalah sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling
cahaya.
Beberapa pasien bahkan mual dan muntah-muntah.
Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan
dalam waktu yang singkat.
2. Secondary Glaukoma (Glaukoma Sekunder)
terjadi akibat penyakit mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut / peningkatan volume
cairan dari dalam mata  Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti :
a. Katarak
b. Diabetes
c. Trauma
d. arthritis
e. maupun operasi mata sebelumnya.
f. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada
mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan
tersebut.

3. Congenital Glaukoma (Glaukoma Kongenital)


Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran
a. Biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi
dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata
bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan peka terhadap cahaya.

4. Glaukoma absolut merupakan stadium akhir, sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola
mata memberikan gangguan fungsi lanjut.
Berdasarkan Lamanya,Glaukoma dapat dibagi menjadi:
1. Glaukoma Akut
Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokuler yang meningkat
mendadak sangat tinggi.Dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan
berupa sudut bilik mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secara sekunder sebagai akibat
penyakit mata lain. Yang paling banyak dijumpai adalah bentuk primer, menyerang pasien usia 40
tahun atau lebih.
2. Glaukoma Kronik
Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga
terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.Keturunan dalam keluarga, diabetes
melitus, arteriosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan
progresif.Gejala-gejala terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata. Penyakit berkembang secara
lambat namun pasti. Penampilan bola mata seperti normal dan sebagian tidak mempunyai keluhan
pada stadium dini. Pada stadium lanjut keluhannya berupa pasien sering menabrak karena
pandangan gelap, lebih kabur, lapang pandang sempit, hingga kebutaan permanen.
2.2 KONSEP ANATOMI DAN FISIOLOGI SENSORY PERCEPTION SYSTEM
GLAUKOMA

A. Anatomi Glaukoma
Akueos humor adalah cairan jernih yang mengisi ruang anterior dan posterior mata.
Komposisi serupa dengan plasma tetapi memiliki konsentrasi askorbat , piruvat dan laktat yang
lebih tinggi sert protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah. Ruang anterior mata terbentang
antara kornea dan iris. Ruang posterior terbentang antara iris dan lensa. Akueos humor diproduksi
secara terus menerus oleh kapiler venosa di dalam prosesus siliaris, dikeluarkan melalui trabekula
yang ada pada sudut iridokorneal, yang membuka ke dalam saluran vena sirkuler yang disebut
kanal Schlemn. Kanal ini mengeluarkan akues humor dari mata ke sirkulasi sitemik sehingga
tekanan intraokuler tetap dapat dipertahankan secara konstan.

B. Fisiologi Glaukoma
Fungsi aqueos humor antara lain:
a. Mempertahankan tekanan intraokular dan kantung dunia mata.
b. Menyediakan gizi (misalnya asam amino dan glukosa) untuk jaringan okular avaskular;
posterior kornea , meshwork trabecular , lensa , dan vitreous anterior.
c. Membawa limbah produk dari metabolisme jaringan di atas mata avaskular.
d. Dapat berfungsi untuk mengangkut askorbat di segmen anterior untuk bertindak sebagai agen
anti-oksidan.
e. Hadirnya imunoglobulin menunjukkan peran dalam respon imun untuk membela melawan
patogen.
f. Menjaga otak konsumsi energi yang tepat.
g. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan diopteric kekuatan untuk kornea. fungsinya
utamanya adalah tekanan intraokular untuk kornea.

DRAINASE AQUEOS HUMOR


‒ produksi harus diimbangi dengan tingkat yang sama drainase aqueous humor. variasi kecil dalam
produksi atau arus keluar aqueous humor akan memiliki pengaruh besar pada tekanan intraokular.
‒ Rute drainase untuk aliran aqueous humor adalah pertama melalui ruang posterior , maka ruang
sempit di antara iris dan lensa posterior anterior (kontribusi untuk perlawanan kecil), melalui murid
untuk memasuki bilik anterior . Dari sana, keluar aqueous humor mata melalui meshwork
trabecular ke ‘s kanal Schlemm (saluran di limbus, yaitu, titik bergabung dari kornea dan sclera,
yang mengelilingi kornea ) ini mengalir melalui 25 – 30 kanal kolektor ke dalam vena episcleral.
Hambatan terbesar untuk aliran air disediakan oleh meshwork trabecular, dan ini adalah di mana
sebagian besar keluar air terjadi. Dinding internal kanal ini sangat halus dan memungkinkan cairan
untuk menyaring akibat tekanan tinggi cairan di dalam mata.
‒ Rute sekunder adalah drainase uveoscleral, dan independen dari tekanan intraokular, aliran air
lewat sini, tetapi untuk tingkat yang lebih rendah daripada melalui meshwork trabecular.
‒ Cairan biasanya 15 mm (0,6 inci) Hg di atas tekanan atmosfir, jadi ketika jarum suntik
disuntikkan arus fluida mudah. Jika cairan bocor, karena runtuh dan layu dari kornea, kekerasan
mata normal karena itu dikuatkan.

SUDUT BILIK MATA DEPAN


Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Padabagian ini
terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan pengalirankeluar cairan mata
akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehinga tekanan bola mata meninggi
atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schelmm, baji
sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris.Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan
sklera kornea dan disini ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan
merupakan batasbelakang sudut filtrasi Berta tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman
trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar
dan uvea.Pada sudut fitrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan
membran descement, dan kanal Schlemm yang menampung cairan mata keluar ke
salurannya.Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut tertutup
hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior perifer.

TEKANAN INTRAOKULI
‒ Tekanan intraokuli merupakan kesatuan biologis yang menunjukkan fluktuasi harian. Tekanan
yang tepat adalah syarat untuk kelangsungan penglihatan yang normal yang menjamin kebeningan
media mata dan jarak yang konstan antara kornea dengan lensa dan lensa dengan retina.
‒ Homeostasis tekanan intraokular terpelihara oleh mekanisme regulasi setempat atau sentral yang
berlangsung dengan sendirinya (Hollwich, 1992).
‒ Tekanan mata yang normal berkisar antara 10-22 mmHg (Simmons et al, 2007-2008).
‒ Tekanan intraokuli kedua mata biasanya sama dan menunjukkan variasi diurnal (Hollwich, 1992).
Pada malam hari, karena perubahan posisi dari berdiri menjadi berbaring, terjadi peningkatan
resistensi vena episklera sehingga tekanan intraokuli meningkat. Kemudian kondisi ini kembali
normal pada siang hari sehingga tekanan intraokuli kembali turun (Doshi et al, 2010).
‒ Variasi nomal antara 2-6 mmHg dan mencapai tekanan tertinggi saat pagi hari, sekitar pukul 5-6
pagi (Simmons et al, 2007-2008).
‒ Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tekanan intraokuli, antara lain keseimbangan dinamis
produksi dan ekskresi aqueous humor, resistensi permeabilitas kapiler, keseimbangan tekanan
osmotik, posisi tubuh (Solomon, 2002), irama sirkadian tubuh, denyut jantung, frekuensi
pernafasan, jumlah asupan air, dan obat-obatan (Simmons et al, 2007-2008).
2.3 PATOFISIOLOGI ATAU PERJALANAN PENYAKIT GLAUKOMA
TIO ditentukan oleh kecepatan produksi Aqueos humor dan aliran keluar Aqueos humor dari
mata.TIO normal adalah 10- 21 mmHg dan dipertahankan selama terdapat keseimbangan antara
produksi dan aliran Aqueos humor. Aqueos humor diproduksi didalam badan siliar dan mengalir
keluar melalui kanal Schelmn kedalam sistem vena. Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat
produksi berlebih badan siliar atau oleh peningkatan hambatan abnormal terhadap aliran keluar
Aqueos humor melalui kamera occuli anterior(COA). Peningkatan TIO > 23 mmHg memerlukan
evaluasi yang seksama. Peningkatan TIO mengurangi aliran darah ke saraf optik dan retina.
Iskemia menyebakan struktur ini kehilangan fungsinya secara bertahap.Kerusakan jaringan
biasanya dimulai dari perifer dan bergerak menuju fovea sentralis. Kerusakan visus dan kerusakan
sarf optik serta retina adalah irreversible dan hal ini bersifat permanen. Tanpa penanganan,
glaukoma dapat menyebabkan kebutaan.Hilangnya pengelihatan ditandai dengan adanya titik buta
pada lapang pandang
H. Penatalaksanaan kebutuhan rasa aman dan nyaman
1. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi
memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi
pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi
pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
2. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi
tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah
persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi
persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang
atau mencegah stimulus nyeri.
3. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Ada
beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat pertandingan, menonton televise,dll),
distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan ( bernafas
ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).

4. Terapi dengan pemberian analgesic


Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti pemberian obat
analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan
menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat meningkatkan
mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.
5. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur atau terjadi
ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti decubitus.
2.4 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GLAUKOMA
KASUS PEMICU
Tn w 40thn dirawat di RS karena kehilangan penglihatan,sisi samping (perifer), sakit kepala,
penglihatan kabur, melihat pelangi bila melihat sumbar cahaya terang. Pada pemeriksaan didpat
pupil yang lebar dan iregular, edem perifer corne, kongesti pembuluh darah episkleral dan
konjungtiva, COA yang sempit. Pemeriksaan tonometri TIO diatas 21mmHg, diduga faktor utama
yang berperan dalam meningkatnya TIO, antara lain karena kecepatan produksi Aqueos humor
oleh badan silia, resitensi aliran aqueos humor melalui jaringan trabekular dan kanal schlemna/
tekanan vena epislera. Dokter berkolaborasi dengan perawat dalam pemberian tetes mata beta
bloker(trimolol, betaxolol, cateolol, levobunolol, metripranolol) yang kemungkinan akan
mengurangi pembentukan cairan di dalam mata dan TIO.

A. Pengkajian
I. Identitas
– Nama : Tn.W
– Jenis kelamin : Laki-laki
– Umur : 40 tahun
– Status perkawinan : Sudah Menikah
– Pendidikan : SMP
– Suku/Bangsa : Indonesia
– Alamat : Ds Semanding - Tuban
– Pekerjaan : Petugas parkir
– Sumber informasi : Pasien
II. Keluhan Utama : penglihatan kabur
III. Riwayat Keperawatan
Riwayat Penyakit Sekarang :
P : Tn.W dibawa ke RS karena mengalami penglihatan kabur setelah kemarin menglami
benturan pada matanya saat bekerja. Tn.W juga merasakan tidak dapat melihat di sisi samping,
dan sellu melihat ada pelangi saat melihat lampu yg terang. Setelah mengalami benturan, mata
Tn.W dikompres istrinya dengan air dingin.
Q : penglihatan kabur dirasakan setelah Tn.W mengalami benturan pada matanya.
R : di daerah matanya
S : penglihatan yang kabur dirasakan sangat mengganggu aktivitas pekerjaan Tn.W, sampai-
sampai beliau sering berpegangan saat berjalan karena takut jatuh
T : penglihatan kabur lebih dirasakan saat siang hari dan saat malam hari jika terkena sinar
lampu.
Riwayat Penyakit Dahulu : Tn.W tidak pernah mengalami penyakit mata sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga : menurut keterangan klien tidak ada keluarga yang mmiliki penyakit
mata dan DM serta HT.

IV. Observasi dan Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum :
Mata Tn.W terlihat masih memar
Tn.W tampak lelah
Mata Tn.W terlihat merah
TTV :
S : 37 celcius (normal 36,5 – 37,5 celcius)
N : 80 x/menit ( 60 – 100 x/menit)
TD : 120/80mmHg (<=120-130, <=80 mmHg)
RR : 18 x/menit (16 – 20 x/menit)

V. Body System
B1 (Breathing)
Tn.W tampak lelah
Bentuk dada normal
Tidak menggunakan otot bantu pernapasan
PCH (-)
Suara pernapasan tambahan (-)
Pola napas teratur dengan RR 18 x/mnt
B2 (Blood)
Didapatkan tekanan darah yang normal (120/80 mmHg)
Nadi normal (Nadi 80 x/mnt)
Tidak ada sianosis
CRT normal (< 3 detik)
B3 (Brain)
Terlihat cemas
Kesadaran compos mentis dengan GCS 456
Pupil yg melabar dan irreguler
Edema epitel kornea
Congesti pemda episkleral & konjungtiva
COA sempit
Pemeriksaan TIO > 21 mmHg
Saat dirangsang cahaya yang terang pasien mengeluh melihat pelangi
B4 (Bladder)
Produksi urin normal min 400 cc/hari
Tdk ada pemberian ciaran parenteral
B5 (Bowel)
Anorexia
BB mnurun
Mulut bersih
Peristaltik meningkat 25 x/mnt
B6 (Bone)
Tn.W terlihat lelah
Mampu mggerakkan sendi dg bebas

V. Pemeriksaan penunjang
1. Tonometri : Alat ini berguna untuk menilai tekanan intraokular. Tekanan bola mata normal
berkisar antara 10-21 mmHg.
2. Gonioskopi : Sudut bilik mata depan merupakan tempat penyaluran keluar humor akueus.
Dengan gonioskopi kita berusaha menilai keadaan sudut tersebut, apakah terbuka, sempit atau
tertutup ataukah terdapat abnormalitas pada sudut tersebut.
3. Penilaian diskus optikus : menggunakan opthalmoskop kita bisa mengukur rasio cekungan-
diskus (cup per disc ratio-CDR). CDR yang perlu diperhatikan jika ternyata melebihi 0,5 karena
hal itu menunjukkan peningkatan tekanan intraokular yang signifikan.
4. Pemeriksaan lapang pandang : penting dilakukan untuk mendiagnosis dan menindaklanjuti
pasien glaukoma. Lapang pandang glaukoma memang akan berkurang karena peningkatan TIO
akan merusakan papil saraf optikus.

Anda mungkin juga menyukai