DISUSUN OLEH :
2. Manifestasi klinis
1) Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, telinga).
2) Pandangan kabut, melihat halo sekitar lampu.
3) Mual, muntah, berkeringat.
4) Mata merah, hiperemia konjungtiva, dan siliar.
5) Visus menurun.
6) Edema kornea.
7) Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada glaukoma sudut terbuka).
8) Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap cahaya.
9) TIO meningkat.(Tamsuri A, 2010 : 74-75)
3. Etiologi
Penyebab glaukoma antara lain :
1. Primer terdiri dari :
a. Akut : Dapat disebabkan karena trauma.
b. Kronik : Dapat disebabkan oleh keturunan keluarga.
2. Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain seperti : Katarak, perubahan lensa, kelainan uvea,
pembedahan, pemakai steroid secara rutin misalnya: pemakai obat tetes mata yang
mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita
asma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid secara
rutin lainnya.
3. Faktor Resiko
a. Umur
Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2%dari
populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan bertambah dengan
bertambahnya usia.
b. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaucoma
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaucoma
mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko terbesar
adalah kakak-beradik kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.
c. Tekanan bola mata
Tekanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaukoma. Meskipun
untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat
merusak saraf optik. Untuk mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan
di rumah sakit mata dan / dokter spesialis mata.
d. Obat-obatan
Pemakai steroid secara rutin misalnya: Pemakai obat tetes mata yang
mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk
penderita asthma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang
memakai steroid secara rutin lainnya. Bila anda mengetahui bahwa anda
pemakai obat-obatan steroid secara rutin, sangat dianjurkan memeriksakan diri
anda ke dokter spesialis mata untuk pendeteksian glaucoma
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien dengan glaucoma
adalah:
1. Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan
sentralpenglihatan) :
Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atauvitreus humor,
kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan ke retinaatau jalan optik.
2. Lapang penglihatan :
Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor pada hipofisis/otak, karotis
atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
3. Tes Provokatif :
digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal atau hanya
meningkat ringan.
4. Oftalmoskopi :
Untuk melihat fundus bagian mata dalam yaitu retina, discusoptikus macula
dan pembuluh darah retina.
5. Pemeriksaan lampu-slit. :
Lampu-slit digunakan unutk mengevaluasi oftalmik yaitu memperbesar kornea,
sclera dan kornea inferior sehingga memberikan pandangan oblik kedalam
tuberkulum dengan lensa khusus.
6. Pengukuran tekanan okuler dengan tonometer
Nilai mencurigakan apabila berkisar antara 21-25 mmHg dan dianggap patologi
bila melebihi 25mmHg (normal 10-21 mmHg). Pada glaukoma sudut terbuka
kronis, TIO biasanya sebesar 22-40 mmHg. Pada glaukoma sudut tertutup TIO
meningkat hingga di atas 60 mmHg (Sidharta Ilyas, 2010).
7. Pemeriksaan sudut iridkornea dengan lensa gonioskopi untuk
mengkonfirmasi adanya sudut terbuka.
8. Pemeriksaan lempeng optik dan menentukan apakah mengalami cupping
patologis. Lempeng dinilai dengan memperkirakan cup to ratio. Pada mata normal.
rasio ini biasanya tidak lebih besar dari 0,4. pada glaucoma kronis, akson yang
memasuki papil saraf mati.
9. Perimetri : Kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang
pandangan yang khas pada glaukoma. Secara sederhana, lapang pandangan dapat
diperiksa dengan tes konfrontasi.
10. Darah lengkap, LED : Menunjukkan anemia sistemik/infeksi
11. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan aterosklerosis,PAK
12. Tes Toleransi Glukosa : menentukan adanya DM.
13. Pemeriksaan Ultrasonografi : Ultrasonografi dalai gelombang suara yang dapat
digunakan untuk mengukur dimensi dan struktur okuler.
Non Farmakologi :
1. Terapi Bedah
a. Iridektomi perifer.
Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang dan depan
karena telah terdapat hambatan dalam pengaliranaqueus humor. Hal ini hanya
dapat dilakukan jika sudut yang tertutup sebanyak 50%.
b. Trabekulotomi (Bedah drainase).
Dilakukan jika sudut yang tertutuplebih dari 50% atau gagal dengan iridektomi.
c. Trabekulektomi (bedah filtrasi).
Merupakan prosedur pembedahan untuk mengobati glaukoma dengan
menurunkan tekanan mata (TIO). Dalam prosedur ini, sepotong kecil dari
dinding mata yang mungkin termasuk trabecular meshwork (drainase
alami) akan dihapus. pembedahan ini akan membuka saluran baru
menciptakan bypass ke trabecular meshwork untuk mengurangi TIO.
4. Perencanaan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
hasil
1. Perubahan Setelah diberikan Dorong Mempengaruhi
sensori/persepsi Tindakan mengekspresikan harapan masa depan
(visual) keperawatan perasaan tentang pasien dan pilihan
berhubungan diharapkan kehilangan/ intervensi
dengan gangguan kemungkinan
kerusakan saraf penglihatan dapat kehilangan
akibat berkurang dan penglihatan
peningkatan penggunaan
TIO (Tekanan penglihatan yang Tunjukkan pemberian Mengontrol TIO,
Intra Okuler) optimal. Dengan tetes mata, contoh mencegah
kriteria hasil : menghitung tetesan, kehilangan
a. Pasien akan mengikuti jadwal, penglihatan lanjut.
mempertaha tidak salah dosis
nkan lapang
ketajaman Lakukan Tindakan
penglihatan untuk membantu
tanpa pasien yang Menurunkan bahaya
kehilangan mengalami keamanan
lebih lanjut sehubungan dengan
keterbatasan perubahan lapang
penglihatan pandang atau
kehilangan
penglihatan dan
akomodasi pupil
terhadap sinar
lingkungan.
2. Nyeri Setelah diberikan Pertahankan tirah Tekanan pada mata
berhubungan Tindakan baring ketat pada meningkat jika
dengan keperawatan posisi semi fowler dan tubuh datar dan
peningkatan diharapkan nyeri cegah tindakan yang manuver Valsalva
TIO dapat berkurang / dapat meningkatkan diaktifkan seperti
terkontrol. Dengan TIO (batuk, bersin, pada aktivitas
kriteria hasil : mengejan) tersebut
a. Klien dapat Beri lingkungan gelap
mengidentif dan tenang
ikasi Stress dan sinar akan
penyebab meningkatkan TIO
nyeri yang dapat
b. Klien dapat mencetuskan nyeri
melakukan
Tindakan Observasi derajat Mengidentifikasi
untuk nyeri mata tiap 20 kemajuan atau
mengurangi menit selama fase akut penyimpanan dari
nyeri hasil yang
c. Ekspresi Kolaborasi pemberian diharapkan
wajah rileks obat sesuai indikasi
Membantu
mengurangi rasa
nyeri
3. Risiko Setelah diberikan Kaji pemenuhan Mengetahui
gangguan Tindakan kebutuhan nutrisi kekurangan nutrisi
pemenuhan keperawatan klien.
kebutuhan diharapkan nutrisi
nutrisi yang dapat terpenuhi. Kaji penurunan nafsu Agar dapat
berhubungan Dengan kriteria makan klien dilakukan intervensi
dengan mual, hasil dalam pemberian
muntah a. Mual makanan pada klien
sekunder akibat muntah
peningkatan berkurang Membantu dalam
TIO. b. Mengalami Ukur berat badan klien identifikasi
peningkatan malnutrisi protein-
nafsu kalori
makan
c. Mampu Untuk memudahkan
menghabisk Berikan makanan proses makan
an ½ porsi selagi hangat
makan
4. Defisit Setelah diberikan Intruksikan klien Upaya tindakan
pengetahuan Tindakan untuk mencari perlu dilakukan
(tentang proses keperawatan pertolongan medis jika untuk mencegah
penyakit, diharapkan Klien ketidaknyamanan kehilangan
kondisi klinis, mengetahui tentang mata dan gejala penglihatan lebih
rencana terapi kondisi,prognosis peningkatan TIO lanjut/komplikasi
dan dan pengobatannya. terulang saat lain.
penatalaksanaa Dengan kriteria menggunakaan obat-
n di rumah) hasil : obatan. Ajari klien
berhubungan a. pasien tanda dan gejala yang
dengan menyatakan memerlukan perhatian
kurangnya pemahaman medis dengan segera.
informasi kondisi,
dan/atau prognosis, Ajarkan klien dan
mispersepsi dan keluarga serta izinkan
informasi yang pengobatan klien mempraktikkan
didapat sendiri cara pemberian Meningkatkan
sebelumnya b. Mengidentif obat tetes mata. keefektifan
ikasi Gunakan teknik aseptk pengobatan,
hubungan yang baik saat memberikan
antar meneteskan obat mata. kesempatan unuk
gejala/tanda klien menunjukkan
dengan Ingatkan klien agar kompetensi dan
proses menggunakan obat- mengajukan
penyakit obat resep dan jangan pertanyaan.
c. Melakukan membeli obat-obat
prosedur bebas atau yang lain
dengan tanpa sepengetahuan Penyakit ini dapat
benar dan dokter dikontrol, bukan
menjelaska diobati dan
n alasan mempertahankan
tindakan konsistensi program
pengobatan dalam
hal vital. Beberapa
obat menyebabkan
dilatasi pupil,
peningkatan TIO
dan potensial
kehilangan
pengelihatan
tambahan.
DAFTAR PUSTAKA
Lemone, Priscillia. Karen M.Burke. GerenceBaulaof. 2016. Buku Ajar Medikal Bedah :
James, bruce. Chris chew. Anthony bron. Oftalmologi Edisi Kesembilan. Jakarta : Erlangga
Gangguqn Visual dan Auditori. Jakarta : EGC
Anas Tamsuri. 2010. Klien gangguan mata dan pengelihatan: keperawatan medical-bedah