Oleh kelompok 5 :
1. 1. Afada Nurul
2. Annisa Nur
3. Hanif H
4. Ivan Soleh
5. Moh. Imam N
6. Susanti
Defenisi....????
1. Primer
• Akut : Dapat disebabkan karena trauma.
• Kronik : Dapat disebabkan karena keturunan
dalam keluarga (Diabetes mellitus,
Arterisklerosis, Pemakaian kortikosteroid jangka
panjang, . Miopia tinggi dan progresif)
2. Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain seperti : Katarak,
Perubahan lensa, Kelainan uvea, Pembedahan).
Manifestasi Klinik...????
1. Keluhan:
penglihatan kabur mendadak
nyeri hebat
mual
muntah
melihat halo (pelangi disekitar objek)
2. Pemeriksaan Fisik:
Visus sangat menurun
Mata merah
Kornea suram
Rincian iris tidak tampak
Pupil sedikit melebar, tidak bereaksi terhadap sinar
Diskus optikus terlihat merah dan bengkak
Table Manifestasi Klinis Glaukoma :
KLASIFIKASI
1. Glaukoma Primer
Glaukoma jenis ini merupakan bentuk yang paling sering terjadi,
struktur yang terlibat dalam sirkulasi dan atau reabsorbsi akuos
humor mengalami perubahan langsung.
a. Glaukoma Sudut Terbuka
Merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90-95% ) , yang meliputi
kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara
lambat. Disebut sudut terbuka karena humor aqueousmempunyai
pintu terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh
perubahan degeneratif jaringan rabekular, saluran schleem, dan
saluran yg berdekatan. Perubahan saraf optik juga dapat terjadi.
Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan diagnose dengan
peningkatan TIO dan sudut ruang anterior normal. Peningkatan
tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul.
b. Glaukoma Sudut Tertutup
4. Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana
sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata
memberikan gangguan fungsi lanjut .Pada glaukoma absolut
kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan
eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa
sakit.sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan
pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa
neovaskulisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit
sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.
Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan
memberikan sinar beta pada badan siliar,
alkohol retrobulber atau melakukan
pengangkatan bola mata karena mata telah tidak
berfungsi dan memberikan rasa sakit.
Berdasarkan lamanya :
1. GLAUKOMA AKUT
Definisi
Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan
intraokuler yang meningkat mendadak sangat tinggi.
Etiologi
Dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan
berupa sudut bilik mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secara
sekunder sebagai akibat penyakit mata lain. Yang paling banyak dijumpai
adalah bentuk primer, menyerang pasien usia 40 tahun atau lebih.
Faktor Predisposisi
Pada bentuk primer, faktor predisposisinya berupa pemakaian obat-obatan
midriatik, berdiam lama di tempat gelap, dan gangguan emosional. Bentuk
sekunder sering disebabkan hifema, luksasi/subluksasi lensa, katarak
intumesen atau katarak hipermatur, uveitis dengan suklusio/oklusio pupil
dan iris bombe, atau pasca pembedahan intraokuler.
Manifestasi klinik
• Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan
daerah belakang kepala .
• Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala gastrointestinal berupa mual
dan muntah , kadang-kadang dapat mengaburkan gejala glaukoma akut.
• Tajam penglihatan sangat menurun.
• Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.
• Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar.
• Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.
• Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif, akibat
timbulnya reaksi radang uvea.
• Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.
• Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan
media penglihatan.
• Tekanan bola mata sangat tinggi.
• Tekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal.
Pemeriksaan Penunjang
Pengukuran dengan tonometri Schiotz menunjukkan
peningkatan tekanan. Perimetri, Gonioskopi, dan
Tonografi dilakukan setelah edema kornea menghilang.
Penatalaksanaan
Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi.
Dievaluasi tekanan intraokuler (TIO) dan keadaan
mata. Bila TIO tetap tidak turun, lakukan operasi
segera. Sebelumnya berikan infus manitol 20% 300-
500 ml, 60 tetes/menit. Jenis operasi, iridektomi atau
filtrasi, ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaab
gonoskopi setelah pengobatan medikamentosa.
2. GLAUKOMA KRONIK
Definisi
Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan
bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.
Etiologi
Keturunan dalam keluarga, diabetes melitus, arteriosklerosis, pemakaian
kortikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan progresif.
Manifestasi klinik
Gejala-gejala terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata. Penyakit
berkembang secara lambat namun pasti. Penampilan bola mata seperti normal
dan sebagian tidak mempunyai keluhan pada stadium dini. Pada stadium
lanjut keluhannya berupa pasien sering menabrak karena pandangan gelap,
lebih kabur, lapang pandang sempit, hingga kebutaan permanen.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan
tonometri menunjukkan peningkatan. Nilai dianggap
abnormal 21-25 mmHg dan dianggap patologik diatas 25
mmHg. Pada funduskopi ditemukan cekungan papil menjadi
lebih lebar dan dalam, dinding cekungan bergaung, warna
memucat, dan terdapat perdarahan papil. Pemeriksaan
lapang pandang menunjukkan lapang pandang menyempit,
depresi bagian nasal, tangga Ronne, atau skotoma busur.
Penatalaksanaan
Pasien diminta datang teratur 6 bulan sekali, dinilai tekanan
bola mata dan lapang pandang. Bila lapang pandang
semakin memburuk,meskipun hasil pengukuran tekanan
bola mata dalam batas normal, terapi ditingkatkan.
Dianjurkan berolahraga dan minum harus sedikit-sedikit.
Woc.....
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN
DIAGNOSTIK
1. Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman
penglihatan dan sentral penglihatan) : Mungkin
terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atau
vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf
atau penglihatan ke retina atau jalan optik.
2. Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan
CSV, massa tumor pada hipofisis/otak, karotis atau
patologis arteri serebral atau glaukoma.
3. Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe
glaukoma jika TIO normal atau hanya meningkat ringan.
4. Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia
sistemik/infeksi
5. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid:
Memastikan aterosklerosisi,PAK
6. Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.
7. Oftalmoskopi : Untuk melihat fundus bagian mata dalam yaitu
retina, discus optikus macula dan pembuluh darah retina.
8. Tonometri : Adalah alat untuk mengukurtekanan intra okuler,
nilai mencurigakan apabila berkisar antara 21-25 mmhg dan
dianggap patologi bila melebihi 25 mmhg. (normal 12-25
mmHg). Tonometri dibedakan menjadi dua antara lain
(Sidharta Ilyas, 2004) : Membantu membedakan sudut terbuka
dari sudut tertutup glaukoma.
9. Pemeriksaan lampu-slit. : Lampu-slit digunakan unutk
mengevaluasi oftalmik yaitu memperbesar kornea, sclera dan
kornea inferior sehingga memberikan pandangan oblik kedalam
tuberkulum dengan lensa khusus.
10. Perimetri : Kerusakan nervus optikus memberikan gangguan
lapang pandangan yang khas pada glaukoma. Secara sederhana,
lapang pandangan dapat diperiksa dengan tes konfrontasi.
11. Pemeriksaan Ultrasonografi: Ultrasonografi dalai gelombang
suara yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi dan
struktur okuler.
PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
1. Terapi medikamentosa
Tujuannya adalah menurunkan TIO (Tekanan Intra Okuler)
terutama dengan mengguakan obat sistemik (obat yang
mempengaruhi tubuh
▫ Obat Sistemik
▫ Asetazolamida, obat yang menghambat enzim karbonik anhidrase
yang akan mengakibatkan diuresis dan menurunkan sekresi cairan
mata sebanyak 60%, menurunkan tekanan bola mata. Pada
permulaan pemberian akan terjadi hipokalemia sementara. Dapat
memberikan efek samping hilangnya kalium tubuh parastesi,
anoreksia, diarea, hipokalemia, batu ginjal dan myopia sementara.
▫ Agen hiperosmotik. Macam obat yang tersedia dalam bentuk obat minum adalah
glycerol dan isosorbide sedangkan dalam bentuk intravena adalah manitol. Obat ini
diberikan jika TIO sangat tinggi atau ketika acetazolamide sudah tidak efektif lagi.
▫ Obat Tetes Mata Lokal
▫ Penyekat beta. Macam obat yang
tersedia adalah timolol, betaxolol,
levobunolol, carteolol, dan
metipranolol. Digunakan 2x sehari,
berguna untuk menurunkan TIO.
▫ Steroid (prednison). Digunakan 4x
sehari, berguna sebagai dekongestan
mata. Diberikan sekitar 30-40 menit
setelah terapi sistemik.
Terapi Bedah
• Iridektomi perifer. Digunakan untuk membuat
saluran dari bilik mata belakang dan depan
karena telah terdapat hambatan dalam
pengaliran humor akueus. Hal ini hanya dapat
dilakukan jika sudut yang tertutup sebanyak
50%.
• Trabekulotomi (Bedah drainase). Dilakukan jika
sudut yang tertutup lebih dari 50% atau gagal
dengan iridektomi.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GLAUKOMA
Pengkajian
1. Identitas
a. Nama : Tn. K
b. Alamat : Jl Gatot Subroto Slawi Kab Tegal
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Umur : 65 tahun
e. Pekerjaan : Wirausaha
• 2. Riwayat kesehatan
a.Keluhan utama: Pasien mengeluh pusing tiba-tiba dan
mengeluh ada tekanan di daerah mata disertai sakit kepala.
b.Riwayat kesehatan sekarang: Pasien mengatakan matanya
kabur dan sering menabrak, gangguan saat membaca,
mengeluh sinar terang, mengeluh penglihatannya
berawan, tampak mata keras dengan kornea berawan,
pupil menyempit dan merah disertai mata berair.
c. Riwayat kesehatan dahulu: Pasien mengatakan tidak
menderita penyakit lain selain glaucoma, tidak sedang
mengkonsumsi obat-obatan tertentu, dan tidak ada
riwayat trauma terdahulu.
d. Riwayat kesehatan keluarga: Pasien mengatakan ibunya
dan bapaknya dulu saat sebelum meninggal juga
memiliki riwayat penyakit glaucoma
3. Psikososial: Pasien mengatakan aktivitasnya terganggu, dan sangat
terganggu jika membaca tulisan. Pasien mengatakan takut terjatuh
ketika berjalan dan menggunakan transportasi. Tampak pasien
berhati-hati dalam beraktivitas.
4. Pemeriksaan fisik
— Inspeksi : tampak pupil berdilatasi dan tidak responsif terhadap
cahaya, tampak mata merah dan bengkak, ketajaman penglihatan
menurun, dan lapang pandang menyempit.
— Uji diagnostik menggunakan tonometri, keadaan akut atau angle
closure ≥ 30 mmHg.
ANALISA DATA
NO Hari/ Data Etiologi Problem
Tanggal/Jam
1. Ds : Pasien mengeluh pusing tiba-tiba Peningkatan Nyeri Akut
dan mengeluh ada tekanan di daerah Tekanan
mata disertai sakit kepala. Intraokuler
Do : Tampak pupil berdilatasi dan (TIO)
tidak responsif terhadap cahaya,
tampak mata merah dan bengkak,
ketajaman penglihatan menurun, dan
lapang pandang menyempit.
2. Ds : Pasien mengatakan aktivitasnya Gangguan Organ Gangguan
terganggu, dan sangat terganggu jika Indra Persepsi Sensori
membaca tulisan. Pasien mengatakan takut Penglihatan Penglihatan
terjatuh ketika berjalan dan menggunakan
transportasi.
Do : Tampak berhati-hati dalam beraktivitas,
mata keras dengan kornea berawan, pupil
menyempit dan merah disertai mata berair.
3. Ds : Pasien mengatakan takut akan Rencana Ansietas
tindakan pembedahan Operasi
Do : Pasien Nampak cemas akan
kondisinya, pasien tampak khawatir
akan kondisinya
Diagnosa keperawatan
a.Nyeri b.d peningkatan tekanan intraokuler
(TIO)
b.Gangguan persepsi sensori: pengelihatan b.d
ganguan indra penglihatan
c.Ansietas b.d rencana operasi
Intervensi keperawatan
.Dx Tujuan Intervensi
Tujuan: Setelah diberikan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)
keperawatan diharapkan nyeri dapat
berkurang atau terkontrol. Observasi
Kriteria hasil: Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyer
Klien dapat mengidentifikasi penyebab Identifikasi skala nyeri
nyeri. Idenfitikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Klien dapat mengetahui faktor-faktor yang
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
dapat meningkatkan nyeri.
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Klien mampu melakukan tindakan untuk Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
mengurangi nyeri. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik