Apendisitis merupakan proses peradangan akut maupun kronis yang terjadi pada apendiks vemiformis oleh karena
adanya sumbatan yang terjadi pada lumen apendiks (Fransisca, Gotra, dan Mahastuti, 2019). Apendiks juga tempat
ideal bagi bakteri untuk berkumpul dan multiplikasi. Apendiks disebut juga apendiks vermiformis merupakan organ
yang sempit dan berbentuk tabung yang mempunyai otot serta terdapat jaringan limfoid pada dindingnya. Apendiks
berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif, dan
lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadap infeksi yang biasa disebut
apendisitis
PENYEBAB
Faktor tersering adalah obstruksi lumen. Pada umumnya obstruksi ini terjadi karena :
● 1).Hyperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab terbanyak
● 2).Adanya fekolit dalam lumen appendiks
● 3).Adanya benda asing seperti biji –bijian
● 4).Striktura lumen karena fibrosa akibat peradangan sebelumnya
● Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E.Coli dan Streptococcus
● Laki - laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15-30 tahun. Ini disebabkan oleh
karena peningkatan jaringan limfoid pada masa tersebut
GEJALA KLINIS
Nyeri samar (nyeri tumpul) di daerah epigastrium di sekitar umbilicus atau periumbilikus.
Mual
Muntah
Anoreksia
Nafsu makan menurun.
Nyeri di perut kanan bawah
Demam diatas 37,5°C
Biasanya terdapat konstipasi atau diare
KLASIFIKASI
Apendisitis akut
Apendisitis Purulenta (Supurative Appendicitis)
Apendisitis rekurens
Apendisitis kronis
Mukokel Apendiks
Tumor Apendiks (Adenokarsinoma apendiks)
Karsinoid apendiks
PEMERIKSAAN
PENUNJANG/DIAGNOSTIK
- Pemeriksaan fisik
- Laboratorium
terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan C-reactive protein (CRP).
- Radiologi
terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi (USG), Pada pemeriksaan USG ditemukan bagian memanjang pada
tempat yang terjadi inflamasi pada apendik
- Analisa urin,
bertujuan untuk mendiagnosa batu ureter dan kemungkinan infeksi saluran kemih sebagai akibat dari
nyeri perut bawah
- dan lain-lain
KOMPLIKASI
Abses
Perforasi
Peritonitis
PENATALAKSANAAN MEDIS
.
.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian identitas
Riwayat kesehatan.
- Keluhan utama
pasien biasanya mengeluh nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan bawah. Timbul keluhan nyeri perut kanan bawah
mungkin beberapa jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam beberapa waktu lalu. Sifat keluhan
nyeri dirasakan terus-menerus, dapat hilang atau timbul nyeri dalam waktu yang lama.
- Riwayat kesehatan sekarang
selain mengeluhkan nyeri pada daerah epigastrium, keluhan yang menyertai biasanya klien mengeluh rasa mual dan muntah,
panas.
- Riwayat kesehatan dahulu.
biasanya berhubungan dengan masalah kesehatan klien sekarang, bisa juga penyakit ini sudah pernah dialami oleh pasien
sebelumnya.
- Riwayat kesehatan keluarga
biasanya penyakit apendisitis ini bukan merupakan penyakit keturunan
DataObjektif
Data Objektif Data Objektif
- SebelumOperasi
Sebelum Operasi Sebelum Operasi
Nyeri tekan di titik Mc. Berney Nyeri tekan di titik Mc. Berney
Nyeri tekan di titik Mc. Berney
Spasme otot Spasme otot
Spasme otot
Takhikardi, takipnea Takhikardi, takipnea
Takhikardi, takipnea
Pucat, gelisah Pucat, gelisah
Pucat,
Bising gelisah
usus berkurang atau tidak ada 6) Demam 38 – 38,5°C
Bising usus berkurang atau tidak ada 6) Demam 38 – 38,5°C Bising usus berkurang atau tidak ada 6) Demam 38 – 38,5°C
Sesudah Operasi Sesudah Operasi
- Terdapat
SesudahlukaOperasi
operasi di kuadran kanan bawah abdomen
Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen
Terpasang infuse Terpasang infuse
Terpasang infuse lambung
Terdapat drain/pipa Terdapat drain/pipa lambung
Terdapat drain/pipa
Bising usus lambung
berkurang Bising usus berkurang
Bising usus
Selaput mukosaberkurang
mulut kering Selaput mukosa mulut kering
Selaput mukosa mulut kering
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi atau peradangan pada apendiks), agen
pencedera fisik (prosedur operasi) d.d pasien mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif (mis.
waspada, posisi menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah
meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri,
berfokus pada diri sendiri dan diaforesis.
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d berat badan menurun minimal 10% di
bawah rentang ideal, cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu makan menurun,
bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, membrane mukosa pucat,
sariawan, serum albumin turun, rambut rontok berlebihan, diare.
3. Hipertermi b.d infeksi/proses penyakit pada apendiks d.d peningkatan suhu tubuh (>37,5 oC), kulit
kemerahan,teraba panas.
4. Hypovolemia b.d berhubungan dengan kehilangan cairan aktif selama
operasi d.d frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit
meningkat, merasa lemah, mengeluh haus, pengisian vena menurun, status mental berubah, suhu
tubuh meningkat, konsentrasi urine meningkat, berat badan turun tiba-tiba.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Standar Luaran Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
No. Diagnosis Keperawatan (SIKI)
Keperawatan
Indonesia (SLKI)
Nyeri akut b.d agen pencedera Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama:
fisiologis (mis. inflamasi yaitu keperawatan selama .... x
Manajemen Nyeri Observasi
pembengkakan hepar yang ....
□ Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas , intensitas nyeri
mengalami inflamasi hati,iskemia, jam diharapkan Tingkat □ Identifikasi skala nyeri
neoplasma), d.d pasien mengeluh Nyeri menurun dengan
□ Identifikasi respons nyeri non verbal
nyeri, tampak meringis, bersikap kriteria hasil :
protektif (mis. waspada, posisi Tingkat nyeri : □ Identifikasi faktor yang memperberat nyeri dan memperingan nyeri
□ Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
menghindari nyeri), gelisah, □ Keluhan nyeri
frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, □ Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
menurun (5)
tekanan darah meningkat, pola □ Meringis menurun (5) Terapeutik
napas berubah, nafsu makan □ Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
□ Sikap protektif
berubah, proses berpikir terganggu, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
menurun (5)
menarik diri, berfokus pada diri □ Gelisah menurun (5) kompres hangat/dingin, terapi bermain)
sendiri dan diaforesis. □ Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
□ Kesulitan tidur kebisingan)
menurun (5) Edukasi
□ Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih)
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
□ Pasang jalur IV