DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
NOPRIAN RAHMAN
201803043
Nim : 201803043
A. Definisi
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum (cecum). Infeksi ini bisa
mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk
mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya. ( Wim de Jong et al. 2005).
Klasifikasi apendisitis terbagi atas 3 yakni:
1. Apendisitis akut radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda
setempat, disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum local.
2. Apendisitis rekurens
3. Apendisitis kronis
B. Etiologi
1. Apendisitis akut merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteria. Dan factor
pencetusnya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks. Selain itu hyperplasia
jaringan limf, fikalit (tinja/batu), tumor apendiks, dan cacing askaris yang
dapat menyebabkan sumbatan dan juga erosi mukosa apendiks karena parasit
(E.histolytica).
2. Apendisitis rekurens yaitu jika ada riwayat nyeri berulang diperut kanan
bawah yang mendorong dilakukannya apendiktomi. Kelainan ini terjadi bila
serangan apendisitis pertama kali sembuh spontan. Namun apendisitis tidak
pernah kembali kebentuk aslinya karena terjadi fibrosis dan jaringan akut.
3. Apendisitis kronis memiliki semua gejala riwayat nyeri perut kanan bawah
lebih dari dua minggu, radang kronik apendiks secara makroskopik dan
mikroskopik (fibrosis menyeluruh didinding apendiks, adanya jaringan parut
dan ulkus lama dimukosa dan infiltasi sel inflamasi kronik), dan keluhan
menghilang setelah apendiktomi.
C. Manifestasi Klinis
Gejala awal yang khas, yang merupakan gejala klasik apendisitis adalah yeri samar
(nyeri tumpul) di daerah epigastrium di sekitar umbilicus atau periumbilikus. Keluhan
ini biasanya disertai dengan rasa mual, bahkan terkadang muntah, dan pada umumnya
nafsu makan menurun. Kemudian dalam beberapa jam, nyeri akan beralih ke kuadran
kanan bawah, ke titik Mc Burney. Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas
letaknya, sehingga merupakan nyeri somatik setempat. Namun terkadang, tidak
dirasakan adanya nyeri di daerah epigastrium, tetapi terdapat konstipasi sehingga
penderita merasa memerlukan obat pencahar. Tindakan ini dianggap berbahaya
karena bisa mempermudah terjadinya perforasi. Terkadang apendisitis juga disertai
dengan demam derajat rendah sekitar 37,5-38,5 derajat celcius.
Kemungkinan apendisitis dapat diyakinkan dengan menggunakan skor Alvarado:
The Modified Alvarado Score Skor
Perpindahan nyeri dari ulu hati ke perut kanan bawah 1
Mual - Muntah 1
Anoreksia 1
Nyeri di perut kanan bawah 2
Nyeri lepas 1
Demam diatas 37,5 C 1
Leukositosis 2
Hitung jenis leukosit shift to the left 1
Total 10
Interprestasi dari Modified Alvarado Score:
1-4 : sangat mungkin bukan apendisitis akut
5-7 : sangat mungkin apendisitis akut
8-10 : pasti apendisitis akut
E. Discharge Planning
Pada apendisitis akut, pengobatan yang paling baik adalah operasi apendiks. Dalam
waktu 48 jam harus dilakukan. Penderita diobservasi, istirahat dalam posisi fowler,
diberikan antibiotic dan diberikan makanan yang tidak merangsang peristaltic, jika
terjadi perforasi diberikan drain diperut kanan bawah.
Patofisiologi
Objektif
1. Tampak meringis
2. Besikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindar nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Objektif
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaphoresis
Definisi
Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membrane mukosa,
kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligament)
Penyebab
1) Perubahn sirkulasi
2) Perubahan status nutrisi (kelebihan atau kekurangan)
3) Kekurangan/kelebihan volume cairan
4) Penurunan mobilitas
5) Bahan kimia iritatif
6) Suhu lingkungan yang ekstrem
7) Factor mekanis (mis. Penekanan pada tonjolan tulang, gesekan) atau factor
elektris (elektrodiatermi, energy listrik bertegangan tinggi)
8) Efek samping terapi radiasi
9) Kelembaban
10) Proses penuaan
11) Neuropati perifer
12) Perubahan pigmentasi
13) Perubahan hormonal
14) Kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan/melindungi
integritas jaringan
Objektif
1. Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit
Objektif
1. Nyeri
2. Perdarahan
3. Kemerahan
4. Hematoma
Penyebab
1. Gejala penyakit
2. Kurang pengendalian situasional/lingkungan
3. Ketidakadekuatan sumber daya (mis. Dukungan financial, sosial dan
pengetahuan)
4. Kurangnya privasi
5. Efek samping terapi (mis.medikasi, radiasi, kemoterapi)
6. Gangguan adaptasi kehamilan
Objektif
1. Menunjukkan gejala distress
2. Tampak merintih/menangis
3. Pola eliminasi berubah
4. Postur tubuh berubah
5. Iritabilitas
1. Nyeri Akut
1) Manajemen Nyeri
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupuntur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik
2) Terapi Relaksasi
Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu
kemampuan kognitif
Monitor respon terhadap terapi relaksasi
Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman
Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. Napas
dalam, peregangan, atau imajinasi terbimbing
2) Perawatan Luka
Monitor karakteristik luka (mis. Drainase, warna, ukuran,
bau)
Monitor tanda – tanda infeksi
Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik,
sesuai kebutuhan
Pasang balutan sesuai jenis luka
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai
kondisi pasien
Kolaborasi pemberian antibiotic
2) Kompres Dingin
Identifikasi kontraindikasi kompres dingin (mis. Penurunan
sensasi, penurunan sirkulasi)
Identifikasi kondisi kulit yang akan dilakukan kompres
dingin
Monitor iritasi kulit atau kerusakan jaringan selama 5 menit
pertama
Pilih metode kompres yang nyaman dan mudah didapat
(mis. Kantong plastik tahan air, kemasan gel beku kain atau
handuk
Lakukan kompres dingin pada daerah yang cedera
Jelaskan prosedur penggunaan kompres dingin
D. Implementasi Keperawatan
1. Nyeri Akut
1) Manajemen Nyeri
Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupuntur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Mengontrol yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Memfasilitasi istirahat dan tidur
Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Mengkolaborasi pemberian analgetik
2) Terapi Relaksasi
Mengidentifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang
mengganggu kemampuan kognitif
Memonitor respon terhadap terapi relaksasi
Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman
Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
Mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. Napas
dalam, peregangan, atau imajinasi terbimbing
2) Perawatan Luka
Memonitor karakteristik luka (mis. Drainase, warna,
ukuran, bau)
Memonitor tanda – tanda infeksi
Membersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
Memasang balutan sesuai jenis luka
Menjadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai
kondisi pasien
Mengkolaborasi pemberian antibiotic
E. Evaluasi Keperawatan
1. Nyeri Akut
A. Tingkat Nyeri
Kriteria Hasil Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Kemampuan 1 2 3 4 5
menuntaskan aktivitas
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap protektif 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
Menarik diri 1 2 3 4 5
Berfokus pada diri 1 2 3 4 5
sendiri
Diaforesi 1 2 3 4 5
Perasaan depresi 1 2 3 4 5
(tertekan)
Perasaan takut 1 2 3 4 5
mengalami cedera
berulang
Anoreksia 1 2 3 4 5
Perineum terasa tertekan 1 2 3 4 5
Uterus terabaa membulat 1 2 3 4 5
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Pola napas 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Proses berfikir 1 2 3 4 5
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi berkemih 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5