APENDIKSITIS
DISUSUN OLEH:
2017
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum (cecum). Infeksi ini bisa
B. ETIOLOGI
Apendiks merupakan organ yang belum diketahui fungsinya tetapi menghasilkan lender
1-2 ml perhari yang normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir ke
jaringan limf, fikalit (tinja/batu), tumor apendiks, dan cacing askaris yang dapat
histolytica).
2. Apendisitis rekurens yaitu jika ada riwayat nyeri berulang diperut kanan bawah yang
akut pertama kali sembuh spontan. Namun apendisitis tidak pernah kembali kebentuk
menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial atau lumen apendiks, adanya jaringan
perut dan ulkus lama dimukosa dan infiltasi sel inflamasi kronik), dan keluhan
(nyeri tumpul) didaerah epigastrium disekitar umbilikus atau periumbilikus. Keluhan ini
biasanya disertai dengan rasa mual, bahkan terkadang muntah, dan pada umumnya nafsu
makan menurun. Kemudian dalam beberapa jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan
bawah. Dititik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas letaknya, sehingga merupakan nyeri
somatik setempat. Namun terkadang, tidak dirasakn adanya nyeri didaerah epigastrium,
tetapi terdapat kontipasi sehingga penderita memerlukan obat pencahar. Tindakan ini
klasik, ada beberapa gejala lain yang dapat timbul sebagai akibat dari apendisitis.
Timbulnya gejala ini tergantung pada letak apendiks ketika meradang, berikut gejala
oleh sekum), tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak ada tanda
rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih kearah perut kanan atau nyeri timbul pada
saat melakukan gerakan seperti berjalan, bernafas dala, batuk, dan mengedan.nyeri ini
timbul karena adanya kontraksi m. psoas mayor yang menegang dari dorsal.
2. Bila apendiks terletak dirongga pelvis: bila apendiks terletak didekat atau menempel
pada rektum, akan timbul gejala dan rangsangan sigmoid atau rektum, sehingga
peristaltik meningkat pengosongan rektum akan menjadi lebih cepat dan berulang-
ulang (diare).
3. Bila apendiks terletak didaerah atau menempel pada kandung kemih, dapat terjadi
Radang alat/ jaringan yang menempel Geniotalia interna, ureter, m. soas mayor,
pada apendiks kantong kemih, rectum.
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi apendisitis terbagi atas 3 yaitu:
1. Apendisitis akut radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat,
disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks. Selain itu hyperplasia jaringan limf,
fikalit (tinja/batu), tumor apendiks, dan cacing askaris yang dapat menyebabkan
akut pertama kali sembuh spontan. Namun apendisitis tidak pernah kembali
jaringan perut dan ulkus lama dimukosa dan infiltasi sel inflamasi kronik), dan
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik
Inspeksi: akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut dimana
tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana merupakan
dirongga pelvis maka obturator sign akan positif dan tanda perangsangan
terjadi peningkatan yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah
apendikogram.
F. PATOFISIOLOGI
RESIKOdalam tatalaksana
KEKURANGAN dapat meningkatkan kejadian perforasi. Tehnik laparoskopik,
VOLUME CAIRAN
apendiktomi laparoskopik suda terbukti menghasilakn nyeri paska bedah yang lebih
sedikit, pemulihan yang lebih cepat dan angka kejadian infeksi luka yang lebih rendah.
Akan tetapi terdapat peningkatan kejadian abses intra abdomen dan pemanjangan waktu
oprasi. Laparoskopik itu dikerjakan untuk diagnosa dan terapi pada pasien dengan akut
usus menurun
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologi
I. DISCHARGE PLANNNING
Pada apendisitis akut, pengobatan yang paling baik adalah operasi apendiks. Dalam
waktu 48 jam harus dilakukan. Penderita diobservasi, istrahat dalam posisi fowler,
diberikan antibiotik dan diberi makanan yang tidak merangsang peristaltik, jika terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Wim de jong et al. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Egc: jakarta
Price, sylvia anderson, wilson, lorraine mc carty. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis, Proses-
Proses Penyakit. Ed: 6, volume 1 & 2. Egc: jakarta.
PATOFISIOLOGI ASKEP
Anastesi
Peristaltik usus
Distensi abdomen
GANGGUAN RASA
NYAMAN