Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS MINOR

APENDISITIS
AKUT

Dokter Pendamping : dr. Theodorus L. Maubere


Oleh : dr.Siti Khadija
PENDAHULUAN
 Apendisitis  peradangan
pada apendiks vermiformis 
penyebab abdomen akut yang
paling sering
• Apendisitis  semua umur
(laki/perempuan)
• Lebih sering menyerang laki-
laki berusia 10-30 thn
• Insiden apendisitis akut di
Negara Maju lebih tinggi
daripada di Negara
Berkembang.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS ANAMNESIS
 Keluhan utama : Nyeri perut kanan bawah
Nama : Tn. AR • RPS : Pasien mengeluh nyeri di perut
JK : laki-laki kanan bawah sejak tadi pagi 1 hari SMRS.
Nyeri dirasakan terus-menerus, tidak
Usia : 35 tahun membaik dengan perubahan posisi. Nyeri
Agama : Katolik tidak menjalar ke bagian perut lain atau
pinggang, nyeri dirasakan memberat saat
Alamat : Tini berjalan. Kemarin pasien mengeluh nyeri
ulu hati, disertai mual dan muntah.
MRS : 11/1/22 pkl.17.00 WITA Muntah setiap masuk makanan. Pasien juga
mengeluh adanya demam kurang lebih 1
hari SMRS. Demam turun dengan penurun
panas lalu naik lagi setelah beberapa jam.
Kemarin pasien sudah berobat ke dokter
praktek swasta diberikan obat Paracetamol,
Antasida dan Antibiotik.
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS Kulit : pucat(-), sianosis (-)
• RPD : maag (+) Mata : ca-/-,si-/-
 RPK :- Leher : perbesaran KGB (-)
 Riwayat Kebiasaan : pasien Thoraks : ves+/+, ronkhi -/-, wh-/-,
mengakui suka makan – makanan
pedas dan kurang menyukai buah – S1-S2 tunggal,reguler,murmur/gallop
buahan dan sayuran. (-).
PEMERIKSAAN FISIK Abdomen : datar, bising usus (+),
 KU : tampak sakit sedang, GCS: nyeri tekan McBurney (+), defans
E4V5M6 muskular, rovsing sign (+)
 TTV : TD 130/70mmhg, nadi 90x/menit, Ekstremitas : akral hangat, CRT
suhu 38,6 oC, RR 20x/menit.

<2”, edema (-)
BB : 50 kg
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN PENUNJANG PENATALAKSANAAN
 IVFD RL 20 tpm
Hb 12,6 g/dl
 Injeksi ceftriaxon 2 x 1gr iv ST
Leukosit 14.80x103/ul  Injeksi ketorolac 3 x 30mg iv
 Injeksi omeprazole 2 x 40mg iv
Trombosit 231x103/ul  USG abdomen
 KIE pro apendektomi
Netrofil 82,1%
Urinalisa : kuning jernih, eritrosit (-), PROGNOSIS
leukosit (-), bakteri (-),  Quo ad vitam : ad bonam
ALVARADO SKOR : 10  Quo ad functionam : ad bonan
DIAGNOSIS  Quo ad sanationam : ad bonam
Apendisitis Akut
PEMBAHASAN
ANATOMI • Panjang 10cm
ETIOLOGI
• Pangkal di sekum 1. Obstruksi
• Persarafan  Limfoid hipertrofi (60% )
parasimpatis dari
cabang n. Vagus  Fekalit (35%)
• Persarafan  Cacing di intestinal
simpatis dari
n.torakalis 
 Kanker sekum (1%)
nyeri visceral 2. Sekresi mukosa apendiks yang
bermula di sekitar persistent, pertumbuhan bakteri yang
umbilicus berlebihan
• Perdarahan dari
a.apendikularis.
Jika tersumbat 
gangrene
PEMBAHASAN
PATOGENESIS • Sekresi mucus berlanjut 
 Apendisitis  karna obstruksi  tekanan terus meningkat 
mucus yang diproduksi obstruksi vena, edema bertambah
meningkat  bendungan namun & bakteri akan menembus
elastisitas dinding terbatas  dinding.
peningkatan tekanan intralumen • Peradangan meluas & mengenai
 menghambat aliran limfe  peritoneum setempat  nyeri di
edema, diapedesis bakteri & daerah kanan bawah 
ulserasi mukosa. apendisitis supuratif akut
 Pada saat inilah terjadi • Aliran arteri terganggu  infark
apendisitis akut fokal yang dinding apendiks  gangrene
ditandai oleh nyeri epigastrium apendisitis gangrenosa
• Bila dinding yang telah rapuh itu
pecah  apendisitis perforasi
PEMBAHASAN
GEJALA PEMERIKSAAN FISIK
• Suhu dan nadi sedikit lebih tinggi
 Gejala klasik  nyeri (gejala • Nyeri pada palpasi titik McBurney ( dua pertiga jarak
utama) dari umbilicus ke spina iliaca anterior) ditemukan bila
lokasi apendiks terletak di anterior.
Nyeri dimulai dari epigastrium  • Jika lokasi apendiks pada pelvis, pemeriksaan fisik
abdomen sedikit ditemukan kelainan, dan hanya
umbilical & setelah 1-12 jam nyeri pemeriksaan rectal toucher ditemukan gejala signifikan.
terlokalisir di region kuadran • Tahanan otot dinding perut dan rebound tenderness
mencerminkan tahap perkembangan penyakit karena
kanan bawah. berhubungan dengan iritasi peritoneum.

 Anoreksia (gejala kedua) yang Beberapa tanda, jika ada dapat membantu dalam
menegakkan diagnosis
menonjol. Muntah terjadi kira- – Rovsing’s sign yaitu nyeri pada kuadran kanan
bawah pada palpasi kuadran kiri bawah.
kira pada ¾ kasus. – Psoas sign yaitu nyeri pada saat paha kanan di
 Urutan gejala sangat penting !!!! ekstensikan
– Obturator sign yaitu nyeri yang terjadi bila
panggul dan lutut di fleksikan lalu difleksikan ke
arah dalam & luar
PEMBAHASAN
PEMERIKSAAN FISIK
PEMBAHASAN
PEM. PENUNJANG TATALAKSANA
 Leukositosis moderat/ sedang • Apendiktomi (utama)
(10.000-16.000 sel darah putih) • Antibiotik
dengan predominan neutrofil – Preoperative  broad spectrum
 Urinalisis  singkirkan ISK intravena  mengurangi infeksi
pasca pembedahan.
 USG abdomen
– Post operatif  diteruskan
 Barium enema selama 24 jam pada pasien tanpa
komplikasi apendisitis
• Antibiotik lanjut 5-7 hari 
apendisitis ruptur atau
dengan abses.
• Antibiotik lanjut 7-10 hari
 apendisitis ruptur dengan
peritonitis diffuse.
PEMBAHASAN
ALVARADO SKOR
Gejala -nyeri beralih pada fossa iliaca kanan 1
-anoreksia 1
-mual/muntah 1
-nyeri tekan pada fossa iliaca 2
Tanda -nyeri lepas fossa iliaca 1
-Kenaikan temperature 1

Laboratorium -Leukositosis 2
-Neutrofil bergeser ke kiri 1
SKOR TOTAL 10

Bila :
Skor 1-4 : tidak dipertimbangkan mengalami apendisitis akut
Skor 5-7 : dipertimbangkan kemungkinan diagnosis apendisitis akut
Skor 8-10 : Hampir definitif mengalami apendisitis akut
KESIMPULAN
• Telah diperiksa seorang laki-laki 35 tahun dan dirawat dengan keluhan utama
nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari SMRS. Nyeri dirasakan terus menerus,
tidak menjalar ke bagian perut lain. Nyeri diperberat dengan aktifitas berjalan.
Kemarin nyeri dirasa di ulu hati, mual dan muntah tiap masuk makanan. Pasien
mengaku demam sejak 1 hari SMRS. BAK dalam batas normal, pasien belum
BAB.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran GCS 15, pernapasan dan nadi
dalam batas normal. Suhu didapatkan febris yaitu 38,6°C. Pemeriksaan umum
lainnya dalam batas normal. Pada status lokalis daerah abdomen didapatkan
inspeksi normal, auskultasi bising usus (+), perkusi timpani di seluruh regio
abdomen, palpasi defans muskuler (+) di perut kanan bawah, massa (-),
McBurney sign (+), Rovsing’s sign (+). Pada pemeriksaan Laboratorium
didapatkan leukositosis 14.800 dan netforil 82,1%.
 Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini adalah IVFD RL 20 tpm, injeksi
ceftriaxon 2 x 1gr iv skin test, injeksi ketorolac 3x30mg iv, injeksi omeprazole
2x40mg iv, direncanakan USG abdomen dan edukasi rencana apendektomi.
DAFTAR PUSTAKA
• Halim I. Tatalaksana diare akut pada anak. Jurnal CDK Vol. 42, No. 4. Riau: 2015.
• Mansjoer, A., Surrogate., Wardani, W.I., Setiowulan, W., editor., “Bedah Digestif”, dalam Kapita Selekta Kedokteran, Edisi
Ketiga, Jilid 2, Cetakan Kelima. Media Aesculapius, Jakarta, 2005, hlm. 307-313.
• Sjamsuhidajat, R., Jong, W.D., editor., “Usus Halus, Apendiks, Kolon, Dan Anorektum”, dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi
2. EGC, Jakarta, 2005,hlm.639-645.
• Sabiston. Textbook of surgery, the biological basis of modern surgical practice fourteenth edition. 1991. International edition;
W.B. Saunders
• Lawrence W.Way., editor., Current surgical diagnosis & treatment international edition. Edition 9. 1990. Lange medical book.
• Jarrell, B. E and Carabasi R.A., the national medical series for independent study 2 nd edition Surgery., national medical series.,
Baltimore, Hong Kong, London, Sydney.
• Grace P.A & Borley N.R., At a Glance Ilmu Bedah edisi ketiga. 2005. Jakarta; Erlangga Medical Series.
• Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC.
• Koesoemawati, H. dkk. Editor. 2002. Kamus Kedokteran Dorland edisi 29. Jakarta: EGC.
• Indratni, Sri. 2004. Abdomen Et Situs Viscerum Abdominis. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
• Wibowo,S, dkk. Editor. 1987. Pedoman Teknik Operasi “OPTEK” hal.75-88. Surabaya: Airlangga University press.

Anda mungkin juga menyukai