Anda di halaman 1dari 37

BEDAH DIGESTIVE

APPENDICITIS
DISUSUN OLEH :
IVAN PRAYOGA WINATA
110201135

PEMBIMBING :
DR. FEBRIYANTO, SP.B(K)ONK.
DEFINISI
• Apendisitis  inflamasi pada apendiks
vermiformis.
• Apendisitis adalah infeksi dan
pembengkakan pada apendiks yang dapat
menurunkan suplai darah ke dinding
apendiks yang menyebabkan kematian
jaringan serta pecahnya apendiks.
ANATOMI
• Berbentuk tabung, panjang ± 10 cm berpangkal di
sekum.
• Persarafan parasimpatis : dari cabang nervus vagus
yang mengikuti arteri mesenterika superior dan arteri
apendikularis.
• Persarafan simpatis : dari nervus torakalis X.
• Pendarahan : berasal dari arteri apendikularis.
Gambar 3. Pendarahan Apendiks Gambar 4. Anatomi Apendiks
FISIOLOGI

• Hasilkan lendir : 1-2 mL/hari  dicurahkan ke dalam lumen  mengalir ke sekum.


• Imunoglobulin sekretoar dihasilkan GALT (gut associated lymphoid tissue) pada sepanjang
saluran cerna, termasuk apendiks  IgA.
• Immunoglobulin itu sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi.
ETIOLOGI

• Umumnya disebabkan  infeksi bakteri


• Faktor pencetus :
o Obstruksi pada lumen apendiks oleh fekalit
o Hiperplasia jaringan limfoid
o Erosi mukosa oleh cacing askaris, E. histolytica, parasit
o Benda asing dalam tubuh
o Kanker primer
o Makanan rendah serat  konstipasi
Gambar 5. Obstruksi Lumen Apendiks
FAKTOR RISIKO

• Umur
• Jenis kelamin
• Diet
• Infeksi
EPIDEMIOLOGI

• Terjadi pada anak-anak maupun dewasa


• Insidens pada laki-laki pada usia 10-14 tahun
• Insidens pada perempuan pada usia 15-19 tahun
• Angka mortalitas 22.000 jiwa (populasi laki-laki > perempuan)
KLASIFIKASI

1. Apendisitis Akut
 Apendisitis Akut Sederhana
 Apendisitis Akut Purulenta (Supurative Appendicitis)
 Apendisitis Akut Gangrenosa
 Apendisitis Infiltrat
 Apendisitis Abses
 Apendisitis Perforasi
2. Apendisitis Kronik
APENDISITIS
AKUT
• Radang mendadak pada apendiks
• Nyeri samar dan tumpul  nyeri visceral di daerah epigastrium sekitar umbilicus.
• Mual dan muntah
• Nafsu makan menurun
• Beberapa jam  nyeri pindah ke titip McBurney (nyeri tajam & jelas)
APENDISITIS AKUT SEDERHANA
Proses peradangan di mukosa dan submukosa karena obstruksi  sekresi
mukosa menumpuk dalam lumen apendiks  peningkatan tekanan intralumen
 aliran limfe terganggu  mukosa apendiks menebal, edema, kemerahan.
Rasa nyeri di daerah umbilicus
Mual dan muntah
Anoreksia
Malaise
Demam ringan
APENDISITIS AKUT PURULENTA

Tekanan intralumen terus bertambah disertai edema  aliran vena


dinding apendiks terbendung  thrombosis  memperberat iskemia dan
edema  mikroorganisme di usus besar invasi ke dalam dinding apendiks
 infeksi serosa  suram/keruh karena dilapisi eksudat dan fibrin.
Apendiks dan mesoapendiks edema, hyperemia, eksudat fibrinopurulen
dalam lumen.
Rangsangan peritoneum local  nyeri tekan, nyeri lepas di titik
McBurney, defans muscular, nyeri pada gerak aktif dan pasif.
APENDISITIS AKUT GANGRENOSA

Tekanan intralumen terus bertambah  aliran darah arteri


terganggu  infark dan gangrene  tanda-tanda supuratif
dan gangrene  dinding apendiks berwarna ungu, hijau
keabuan atau merah kehitaman  mulai terdapat
mikroperforasi dan kenaikan cairan peritoneal yang
purulent.
APENDISITIS AKUT INFILTRAT

Merupakan proses radang apendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum, usus
halus, sekum, kolon, dan peritoneum  membentuk gumpalan massa flegmon yang melekat
erat satu dengan lainnya.
APENDISITIS AKUT ABSES

Massa local berisi pus  di fossa iliaka kanan,


lateral dari sekum, retrosekal, subsekal, dan
pelvikal.
APENDISITIS AKUT PERFORASI

Dinding apendiks tampak daerah perforasi


dikelilingi jaringan nekrotik  pecahnya
apendiks yang sudah gangren  pus masuk ke
dalam rongga perut  peritonitis generalisata.
APENDISITIS KRONIK

Riwayat nyeri perut kanan bawah > 2 minggu


Radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik
Kriteria mikroskopik  fibrosis seluruh dinding apendiks, sumbatan parsial/total lumen,
jaringan parut dan ulkus lama di mukosa, adanya sel inflamasi kronik
Sudah ada pembentukan jaringan ikat.
PATOFISIOLOGI

Obstruksi pada lumen apendiks  mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan 
akumulasi mukus  peningkatan tekanan intralumen  menghambat aliran limfe  edema,
diapedesis bakteri, ulserasi mukosa  Apendisitis Akut Fokal (nyeri epigastrium)  sekresi
mukus berlanjut  tekanan intralumen meningkat  obstruksi vena, edema bertambah, bakteri
menembus dinding  peradangan meluas mengenai peritoneum setempat  nyeri daerah perut
kanan bawah  Apendisitis Supuratif Akut  aliran arteri terganggu  infark dinding apendiks
 gangrene  Apendisitis Gangrenosa  dinding menjadi rapuh dan pecah  Apendisitis
Perforasi
MANIFESTASI
KLINIS
DIAGNOSIS (ANAMNESIS)
• Keluhan utama ?  nyeri hebat pada perut kanan bawah sejak 6 jam yang lalu.
• Pertama kali sakit di bagian perut yang mana ?  3 hari yang lalu mengeluh sakit pada bagian ulu
hati atau epigastrium.
• Sifat sakitnya tajam atau tumpul ?
• Lokasinya terlokalisir atau generalisata ?
• Faktor yang memperberat dan memperingan rasa nyeri ?
• Riwayat pembedahan ?
• Pengobatan yang pernah dilakukan mengenai keluhannya ? (minum obat maag tapi tidak sembuh)
DIAGNOSIS (PEMERIKSAAN FISIK)
1. Vital Sign  Suhu 37,5-38,5°C (Bila suhu lebih tinggi  perforasi)
2. Pemeriksaan Fisik Abdomen:
• Inspeksi  pasien terlihat berjalan membungkuk sambil memegang perutnya dan cenderung
tidak bergerak saat di ranjang dan fleksi tungkai kanan.
• Auskultasi  bising usus normal (peritonitis generalisata  peristaltic usus menurun akibat
ileus paralitik).
• Palpasi  nyeri lepas tekan (rebound tenderness) di perut kuadran kanan bawah, defans
muscular apabila terdapat peritonitis generalisata.
• Perkusi  nyeri apabila abdomen diketuk perlahan.
3. Pemeriksaan Colok Dubur  nyeri bila tersentuh jari pemeriksa (Apendisitis pelvika)
DIAGNOSIS (PEMERIKSAAN FISIK)

1. McBurney Sign : letak titik McBurney adalah 1/3 jarak SIAS ke umbilicus)
2. Rovsing’s Sign : nyeri pada kuadran kanan bawah apabila dilakukan palpasi di kuadran kiri
bawah.
3. Psoas Sign : ekstensi paha kanan perlahan.
4. Blumberg Sign : dilakukan penekanan pada kuadran kanan bawah  nyeri lepas.
5. Obturator Sign : rotasi interna pasif dari paha kanan yang difleksikan dengan pasien posisi
terlentang.
MCBURNEY SIGN
ROVSING’S SIGN
PSOAS SIGN
BLUMBERG SIGN
OBTURATOR SIGN
DIAGNOSIS (ALVARADO SCORE)
Alvarado Score merupakan cara untuk membedakan antara apendisitis akut atau atau bukan, meliputi 3
symptom, 3 sign, dan 2 laboratorium.

• Migration of pain/kocher sign skor 1


• Anorexia skor 1
• Mual dan muntah skor 1
• Tenderness (nyeri) regio kanan bawah skor 2
• Rebound tenderness/Blumberg sign/nyeri lepas skor 1
• Elevated temperature (≥ 37,5 °C) skor 1
• Leukositosis skor 2
• Shift to the left (Neutrofilian ≥ 75%)skor 1
Jumlah Skor : 10
DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN PENUNJANG)
Laboratorium
• Darah lengkap  Leukositosis, shift to the left
CT-SCAN
• Gold standard
• Pembesaran diameter > 6 mm (diagnosis  > 9 mm), penebalan dinding, lokasi apendiks,
keberadaan apendikolith.
USG
• Pemeriksaan yang cepat  mendeteksi abses atau massa
• Spesifisitas & sensitivitas lebih rendah
• Doughnut sign atau target sign  pembesaran apendiks (diameter >6 mm, penebalan dinding
apendiks, dan noncompressible appendix)
• Perforasi  bentuk dinding apendiks tidak reguler atau adanya akumulasi cairan disekitarnya.
DIAGNOSIS BANDING

– Kehamilan di luar kandungan


• Gastroenteritis
– Kista ovarium terpuntir
• Demam dengue
– Endometriosis eksterna
• Limfadenitis mesenterika
– Urolitiasis pielum/ureter kanan
• Kelainan ovulasi
– Penyakit saluran cerna lainnya.
• Infeksi panggul
TATALAKSANA (APPENDECTOMY)

Apendektomi yaitu operasi bedah yang dilakukan untuk memindahkan apendiks yang
terinfeksi

1. Apendektomi Terbuka (Open Appendectomy)


2. Apendektomi Laparoskopi
APENDEKTOMI
TERBUKA
APENDEKTOMI LAPAROSKOPI
TATALAKSANA (MEDIKAMENTOSA)

1. Antibiotik  mematikan/menghambat pertumbuhan bakteri.


o Gol. Penisilin : bersifat bakterisid, menghambat sintesis dinding sel mikroba.
o Gol. Sefalosporin : antibiotic betalaktam, menghambat sintesis dinding sel mikroba, aktif
terhadap kuman gram positif dan negatif.
o Gol. Aminoglikosida : bersifat bakterisid, aktif terhadap kuman gram positif dan negatif.
Pemberian harus secara parenteral.
o Gol. Metronidazole : aktivitas sangat baik terhadap bakteri anaerob dan protozoa.
2. Antiemetik  untuk mencegah/menghilangkan mual dan muntah
KOMPLIKASI

• Infeksi
• Abses intraabdominal/pelvis
• Sepsis
• Syok
• Massa Preapindikuler
• Apendisitis Perforata
PROGNOSIS

• Bila ditangani dengan baik  prognosis baik.


• Morbiditas & mortalitas masih tinggi  disebabkan keterlambatan diagnose dan
penanganan pembedahan  perforasi.
• Penderita risiko apendisitis perforasi  skor Alvarado tinggi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai