Anda di halaman 1dari 21

APPENDISITIS ANAK

DEFINISI
Peradangan dari apendiks versiformis dan
merupakan kegawatdaruratan bedah
abdomen yang paling sering ditemukan.
ETIOLOGI
 60% Hiperplasia kelenjar getah bening
 35% Obstruksi pangkal Appendik
 4% Benda asing
 1% Striktur lumen oleh karsinoma
PATOFISIOLOGI

Tekanan intra
Bendungan
Obstruksi lumen
mukus
meningkat

Apendisitis akut
Aliran limfe
lokal  nyeri
terhambat
epigastrium
Sekresi
Tekanan
mukus
terus
berlanjut
meningkat

obstruksi vena,
Peradangan mengenai
edema bertambah,
peritoneum setempat
dan bakteri akan
 nyeri kanan bawah
menembus dinding

Apendisitis
supuratif
akut
infark dinding apendisitis
aliran arteri
apendiks +
terganggu
gangren gangrenosa

Apendisiti
Dinding
s
pecah
perforasi
Pada anak-anak, karena omentum lebih pendek
dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks
lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan
daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan
terjadinya perforasi.
GEJALA KLINIS

Nyeri Nausea &


Anoreksia
Abdominal Vomit

Obstipasi
Fever
& Diare
PEMERIKSAAN FISIK

• Kembung bila sudah perforasi


Inspeksi • Penonjolan perut kanan bawah bila
ada massa/abses apendikular

• Nyeri tekan dan nyeri lepas di titik


McBurney
• Defans muskular lokal

Palpasi • Nyeri pinggang (retroperitoneal)


• Rovsing sign +, blumberg test +, rebound
phenomen, psoas & obturator sign, nyeri
kanan bawah jika nafas dalam, berjalan,
batuk, mengedan

Auskultasi • Bunyi peristaltik usus normal


Alvarado Score

M • Migratory of pain (1)

A • Anorexia (1)

N • Nausea/ vomitus (1)

T • Tenderness (2)

R • Rebound tenderness (1)

E • Elevation of temperature (1)

L • Leukositosis (2)

• 7-9 : apendisitis akut


• 5-6 : observasi 24 jam
• <5 : bukan apendisitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan lab : Darah Lengkap


2. USG
3. CT-Scan
4. Laparoskopi
Apendektomi
Dapat dilakukan secara terbuka ataupun dengan
cara laparoskopi. Bila apendektomi terbuka,
incise McBurney paling banyak dipilih oleh ahli
bedah
Teknik Operasi
1. Penderita posisi terlentang → dilakukan desinfeksi seluruh
abdomen dan dada bagian bawah → dipersempit dengan
doek steril.
2. Insisi mid tranversal umbilical kanan
3. Irisan diperdalam dengan memotong lemak dan mencapai
aponeurosis MOE (Muskulus Oblikus Eksternus).
4. MOE dibuka sedikit dengan skalpel searah dengan seratnya,
kemudian diperlebar ke lateral dan ke medial dengan
pertolongan pinset anatomi. Pengait luka tumpul dipasang
di bawah MOE, tampak di bawah MOE adalah MOI
(Muskulus Oblikus Internus).
5. MOI dibuka secara tumpul sampai
tampak lemak peritoneum,
6. Peritoneum yang berwarna putih dipegang
dengan menggunakan 2 pinset bedah dan
dibuka dengan gunting, perhatikan apa
yang keluar: pus, udara, atau cairan lain
→ periksa kultur dan tes kepekaan kuman
dari cairan yang keluar tsb
7. Apendiks yang basisnya terletak pada
pertemuan tiga taenia mempunyai
bermacam2 posisi: antesekal, retrosekal,
anteileal, retroileal, dan pelvinal
8. Setelah ditemukan, sekum
dipegang dengan darm pinset
dan ditarik keluar.

9. Mesenterium dengan ujung


apendiks di pegang dengan klem
Kocher kemudian mesoapendiks
diklem potong dan diligasi pada
basis apendiks dengan silk 3/0.

10. Pangkal apendiks di crush


dengan klem kocher dan pada
bekas crush tersebut diikat
dengan silk No. 00 – 2 ikatan.
11. Pada bagian distal dari
ikatan diklem dengan Kocher
dan diantara klem kocher dan
ikatan tersebut apendiks
dipotong dengan pisau yang
telah diolesi betadine, ujung
sisa apendiks digosok betadine.

12. Sekum dimasukkan ke


dalam rongga perut.

13. Dinding abdomen ditutup


lapis demi lapis. Pada kasus
perforasi, dapat dipasang drain
Perawatan Pasca Bedah

 Antibiotik
 Mobilisasi
 Perawatan luka operasi
KOMPLIKASI

Pendarahan intra peritonial

Peritonitis

Pocket abses

Infeksi luka operasi

Adhesi
Prognosis

 Apendiktomi yang dilakukan sebelum


perforasi prognosisnya baik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai