Anda di halaman 1dari 34

APENDISITIS

Ana Faizah

1
2
Anatomi Apendik
 Pada posisi normal,
apendik terletak pada
dinding abdomen
dibawah titik Mc.
Burney. Titik ini dicari
dengan menarik garis
dari SIAS kanan ke
umbilikus. Titik tengah
pangkal ini merupakan
tempat pangkal apendik.

3
Apendisitis adalah peradangan apendik yg
mengenai semua lapisan dinding organ.

Apendisitis merupakan peradangan pada apendik


periformis. Apendiks periformis merupakan
saluran kecil dengan diameter kurang lebih
sebesar pensil dengan panjang 2 - 6 inchi. Lokasi
apendik pada daerah illiaka kanan, di bawah katup
iliacecal, tepatnya pada dinding abdomen di bawah
titik Mc Burney.

4
Insiden
5

 Apendiksitis sering terjadi pada usia tertentu


dengan range 20-30 tahun. Pada wanita dan laki-
laki insidennya sama kecuali pada usia pubertas
dan usia 25 tahun wanita lebih banyak dari laki-laki
dengan perbandingan 3 : 2
Klasifikasi
6

 Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut


fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh
akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta
difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.
 Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis
fokalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul
striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu
appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia
tua.
Penyebab :
1. Obstruksi/sumbatan karena:
 hiperplasi (tumor) dari folikel limfoid
 fecalit/feces yg mengeras di lumen
apendik
 benda asing, cacing, perlengketan
 spasme otot spinter pembatas apendik
(caecum)
2. Lain-lain seperti pemberian barium, striktur
karena fibrosis dinding usus, infeksi :
Escherecia coli (80%), streptoccocus.

7
Gejala / tanda :
1. Nyeri perut
2. Anoreksia
3. Mual & muntah
4. Demam
5. Leukosit meningkat
6. Nyeri tekan & nyeri lepas
7. Spasme otot

8
Patofisiologi :
Obstruksi

Bendungan sekret apendik disertai dilatasi


Penekanan pembuluh darah disekitar ddg apendik

Resistensi selaput lendir berkurang & mudah diserang kuman


Sekresi mucus yang terus menerus

Apendik terganggu
Peningkatan tekanan intra luminal

Apendik hipoxia
Ulserasi

Invasi bakteri pada dinding apendik


Necrosis, gangren & perforasi terjadi dlm waktu 24-36 jam
9
Obstruksi lumen
apendiks

Peradangan

sekresi, mukus tidak Pembengkakan


dapat keluar jaringan limpoid

Peregangan apendik

Tekanan intra luminal

suplai darah terganggu

Hipoksia

Nyeri
Akut ---- Ulserasi + Kronis ---- Nekrose +
invasi bakteri perforasi
10
Pemeriksaan Diagnostik :
1. Pemeriksaan lab
Leukosit meningkat
Urinalisa
2. Ro. foto abdomen

Penatalaksanaan Medis :
3. Apendiktomi
4. Drainage
5. Antibiotika

11
 Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan.
 Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan.
analgesik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan.
 Apendektomi (pembedahan untuk mengangkat apendiks) dilakukan
sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.
Apendektomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum atau spinal
dengan insisi abdomen bawah atau dengan laparoskopi, yang merupakan
metode terbaru yang sangat efektif.
 Konsep Asuhan Keperawatan Sebelum operasi dilakukan klien perlu
dipersiapkan secara fisik maupun psikis, disamping itu juga klien perlu
diberikan pengetahuan tentang peristiwa yang akan dialami setelah
dioperasi dan diberikan latihan-latihan fisik (pernafasan dalam, gerakan
kaki dan duduk) untuk digunakan dalam periode post operatif. Hal ini
penting oleh karena banyak klien merasa cemas atau khawatir bila akan
dioperasi dan juga terhadap penerimaan anastesi.

12
Komplikasi :
1. Apendik perforasi
2. Peritonitis
3. Abces apendik

13
Peritonitis

14
PERITONITIS
Pengertian :
Peradangan pada peritoneum, merupakan
komplikasi berbahaya yg sering terjadi akibat
penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen,
ruptur saluran cerna, luka tembus abdomen.
Etiologi :
Organisme yg hidup dlm colon pada kasus
ruptur apendik, sedangkan staphilococcus &
streptococcus sering masuk dari luar.

15
Gejala :
1. Sakit perut biasanya terus menerus, muntah
2. Abdomen yang tegang, kaku, nyeri
3. Demam, leukositosis, peristaltik usus menurun

Patofisiologi :
Reaksi awal peritoneum terhadap invasi bakteri
sehingga keluar eksudat fibrinosa. Cairan dlm rongga
peritoneal menjadi keruh dgn meningkatnya jumlah
protein, leukosit. Respon segera dari saluran usus
terjadi hipermotilitas, diikuti ileus paralitik, akumulasi
udara & cairan dalam usus.

16
17
Pencegahan
Pencegahan pada apendisitis yaitu dengan menurunkan
resiko obstruksi atau peradangan pada lumen apendik.
Pola eliminasi klien harus dikaji, sebab obstruksi oleh
fecalit dapat terjadi karena tidak adekuatnya diit serat,
diit tinggi serat.
Perawatan dan pengobatan penyakit cacing juga
meminimalkan resiko.
Pengenalan yang cepat terhadap gejala dan tanda
apendisitis meminimalkan resiko terjadinya gangren,
perforasi, dan peritonitis.

18
19
20
Asuhan Keperawatan

21
Pengkajian : Data Subjektif
22

Sebelum operasi
 Nyeri daerah pusar menjalar ke daerah perut kanan bawah

 mual, muntah, kembung

 Tidak nafsu makan, demam

 Tungkai kanan tidak dapat diluruskan

 Diare atau konstipasi

Sesudah operasi
 Nyeri daerah operasi

 Lemas

 Haus

 Mual, kembung

 Pusing
Pengkajian : Data Objektif
23

Sebelum operasi
 Nyeri tekan di titik Mc. Berney

 Spasme otot

 Takikardi, takipnea

 Pucat, gelisah

 Bising usus berkurang atau tidak ada

 Demam 38 - 38,5  C

Sesudah operasi
 Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen

 Terpasang infus

 Terdapat drain/pipa lambung

 Bising usus berkurang

 Selaput mukosa mulut kering


Pemeriksaan Laboratorium
24

 Leukosit : 10.000 - 18.000 / mm3


 Netrofil meningkat 75 %
 WBC yang meningkat sampai 20.000 mungkin
indikasi terjadinya perforasi (jumlah sel darah
merah)
Pemeriksaan Diagnostik
25

 Radiologi : Foto colon yang memungkinkan


adanya fecalit pada katup.
 Barium enema : apendiks terisi barium hanya
sebagian
Potensial Komplikasi
26

 Perforasi
 Peritonitis
 Dehidrasi
 Sepsis
 Elektrolit darah tidak seimbang
 Pneumoni
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d obstruksi dan
peradangan apendiks, distensi abdomen; luka
operasi.
2. Gangguan keseimbangan cairan b/d intake yang
kurang, mual, muntah, anoreksia dan diare.
3. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d
intake yang tidak adekuat.
4. Kerusakan integritas kulit sehubungan dengan luka
pembedahan.
5. Potensial infeksi b/d tidak adekuat pertahanan primer

27
No DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Nyeri abdomen sehu- TUJUAN / KRITERIA 1. Kaji tanda vital
bungan dengan obstruksi Nyeri berkurang. 2. Kaji keluhan nyeri, tentukan
dan peradangan apen-diks. Kriteria : lokasi, jenis dan intensitas nye-ri.
Subyektif : Klien mengungkapkan ra-sa Ukur dengan skala 1-10.
1. Nyeri daerah pusar sakit berkurang. 3. Jelaskan penyebab rasa sakit, cara
menjalar kedaerah perut Wajah dan posisi tubuh mengurangi.
kanan bawah. tampak rilaks 4. Beri posisi ½ duduk untuk me-
2. Tungkai kanan tidak ngurangi penyebaran infeksi pada
dapat diluruskan. abdomen.
Obyektif : 5. Ajarkan tehnik relaksasi.
3. Nyeri tekan di titik Mc 6. Kompres es pada daerah sakit
Burney. untuk mengurangi nyeri.
7. Anjurkan klien untuk tidur pada
posisi nyaman (miring dengan
menekuk lutut kanan).
8. Puasa makan minum apabila akan
dilakukan tindakan.
9. Ciptakan lingkungan yang tenang.
10. Laksanakan program medik.
11. Pantau efek terapeutik dan non
terapeutik dari pemberian
analgetik.

28
No DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
2 Potensial kekurangan TUJUAN / 1. Observasi tanda vital suhu,
vo lume cairan KRITERIA nadi, tekanan darah, perna-
sehubungan dengan Cairan dan elektrolit pasan tiap 4 jam.
mual, muntah, dalam keadaan 2. Observsi cairan yang
anoreksia dan diare. seimbang. keluar dan yang masuk.
Kriteria : 3. Jauhkan makanan/bau-
Turgor kulit baik. bauan yang merangsang
Cairan yang keluar dan mual atau muntah.
masuk seimbang. 4. Kolaborasi pemberian infus
dan pipa lambung.

29
No DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
3 Kurang pengetahuan TUJUAN / 1. Jelaskan prosedur
ten tang prosedur KRITERIA persiapan operasi.
persiapan dan Setelah diberikan 2. pemasangan infus.
sesudah operasi. penje-lasan klien 3. puasa makan & minum
Subyektif memahami tentang sebelumnya 6 - 8 jam.
Klien / keluarga ber- prosedur persiap-an 4. cukur daerah operasi.
tanya tentang dan sesudah operasi 5. Jelaskan situasi dikamar
prosedur persiapan Kriteria bedah.
dan sesudah operasi Klien kooperatif 6. Jelaskan aktivitas yang
Obyektif dengan tindakan perlu dilakukan setelah
Klien tidak persiapan operasi operasi.
kooperatif terhadap maupun sesudah 7. Latihan batuk efektif.
tindakan per-siapan operasi. 8. mobilisasi dini secara
operasi. Klien pasif dan aktif bertahap.
mendemonstrasikan
latihan yang
diberikan.

30
No DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
4 Kerusakan integritas TUJUAN / 1. Pantau luka pembedahan
ku-lit sehubungan KRITERIA dari tanda-tanda
dengan luka Luka insisi sembuh peradangan : de-mam,
pembedahan. tanpa ada tanda infeksi. kemerahan, bengkak dan
cairan yang keluar, warna
jum-lah dan karakteristik.
2. Rawat luka secara steril.
3. Beri makanan berkualitas
atau dukungan klien untuk
makan. Makanan
mencukupi untuk
mempercepat proses
penyembuhan.
4. Beri antibiotika sesuai
program medik.

31
Prioritas Keperawatan
32

1. Kurangi nyeri/meningkatkan kenyamanan : posisi


yg enak, massage, latihan nafas dalam, rileksasi.
2. Perbaiki/pelihara keseimbangan cairan, monitor
intake & output.
3. Cegah gangguan/kekurangan nutrisi.
4. Kurangi kecemasan : support mental, beri
penjelasan ttg proses penyakit, tindakan yg akan
dilakukan.
5. Kontrol infus, monitor TTV, catat perubahan
tanda radang, monitor output urine, pelihara ketat
tehnik aseptik dalam setiap tindakan.
Intervensi Pre Opp : Intervensi Post Opp :
 Bedrest  Observasi KU klien
 Puasa  Monitor cairan infus
 Monitor cairan infus  Catat intake & output
 Catat intake & output  Dorong klien untuk
 Atur posisi dan mobilisasi dini
kompres es  Anjurkan klien minum
 Kolaborasi (analgetik) secara bertahap &
makan bila mungkin

33
GRACIAS

34

Anda mungkin juga menyukai