Anda di halaman 1dari 28

TRY OUT ONLINE 1

2017

1. Jawaban: D. Sirosis hepatis


Keluhan mual, lemas, dan nafsu makan turun merupakan gejala awal sirosis atau sirosis kompensata. Pada
pasien ini juga terdapat splenomegali dan trombositopenia yang merupakan salah satu tanda sirosis.
Splenomegali terjadi akibat adanya hipertensi porta pada sirosis. Pada sirosis juga dapat terjadi hepatomegali
dan jika teraba hepatomegali biasanya teraba keras akibat adanya proses fibrosis. Abses hepar dapat
disingkirkan karena tidak terdapat leukositosis. Pemeriksaan AFP normal menyingkirkan diagnosis hepatoma.
Pada hepatitis kronis, biasanya pasien tidak menunjukkan gejala dan pemeriksaan fisik yang khas. Sebagian
besar pasien justru tidak menunjukkan adanya gejala.

2. Jawaban: C. Varises esofagus pecah


Pada soal terdapat gejala berupa sklera subikterik, ginekomastia, splenomegali, spider nevi dan asites yang
merupakan gejala atau stigmata sirosis hepatis. Salah satu komplikasi sirosis hepatis adalah terbentuknya
varises esofagus. Pecahnya varises esofagus dapat menyebabkan hematemesis/muntah darah atau melena.

3. Jawaban: B. Endokarditis bacterial


Keluhan pada pasien tersebut mengarah pada endokarditis bakterialis dimana terdapat demam (80 -85%), cepat
lelah, batuk dan nyeri dada. Diagnosis endokarditis menggunakan kriteria pa tologis dan kriteria klinis Duke.
Pada kriteria patologis Duke dapat dipenuhi karena terdapat vegetasi. Pada kriteria klinis Duke dapat dipenuhi
karena sudah terdapat dua kriteria mayor yaitu kultur darah positif dan adanya murmur jantung.

4. Jawaban: D. Addison disease


Pada pasien tersebut didapatkan adanya keluhan lemas dan lesu, penurunan nafsu makan, penurunan BB,
hipepigmentasi serta hipoglikemia yang merupakan manifestasi gejala dan tanda dari Addison disease atau
kekurangan produksi hormon glukokortikoid.

5. Jawaban: A. Asam lambung mengiritasi esofagus


Keluhan nyeri dada yang dialami pasien tersebut merupakan salah satu manifestasi GERD dimana gejala muncul
setelah pasien berbaring yang disebut dengan heartburn. Riwayat merokok dan alkohol juga menjadi s alah satu
faktor risiko dari GERD. Selain itu keluhan tidak membaik dengan nitrat. Keluhan heartburn yang dirasakan
pada GERD diakibatkan karena asam lambung yang mengiritasi esofagus.

6. Jawaban: D. Reaksi anafilaktik derajat ringan


Pada pasien terdapat kel uhan bengkak pada palpebra serta bentol -bentol dan kemerahan di seluruh badan
yang muncul setelah meminum obat. Pemeriksaan tanda vital masih dalam batas normal. Keluhan tersebut
terjadi akibat reaksi hipersensitivitas tipe I atau reaksi anafilaksis dengan derajat yang ringan.

7. Jawaban: E. Anemia aplastik


Pada pasien tersebut didapatkan adanya pansitopenia, selain itu pada pasien tersebut tidak didapatkan adanya
organomegali dimana hepar dan lien tidak teraba. Keluhan demam, memar dan ekimosis merupakan
manifestasi yang timbul akibat pansitopenia. Sehingga kemungkinan diagnosis pasien ini adalah anemia
aplastik.

8. Jawaban: E. Efek toksik pada stem cell


Pemberian chloramphenicol dapat menyebabkan efek toksik pada sumsum tulang yaitu mensupresi sumsum
tulang sehingga mengakibatkan penurunan produksi sel darah. Pada kasus yang lebih jarang, efek toksik
chloramphenicol dapat menyebabkan anemia aplastik dan leukemia.

9. Jawaban: C. Krisis tiroid

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 1


TRY OUT ONLINE 1
2017

Pada pasien tersebut terdapat keluhan gugup, keluar keringat banyak, mudah cemas, sulit tidur, takikardia,
demam, mata eksoftalmos, serta adanya struma difusa dan telapak tangan yang lembab dan tremor. Tanda dan
gejala tersebut mengarahkan pada kasus tiroid toksik, namun sudah terdapat manifestasi takikardia serta
penurunan kesadaran sehingga diagnosis yang tepat adalah krisis tiroid.

10. Jawaban: B. Rawan sendi


Pada pasien tersebut diagnosis mengarahkan ke osteoarthritis berdasarkan gejala nyeri lutut yang memberat
jikga berjalan, faktor risiko usia, serta terdapat penyempitan celah sendi dan osteofit pada rontgen. Pada OA,
struktur yang pertama kali mengalami kerusakan adalah kartilago atau tulang rawan sendi kemudian dapat
menyebabkan synovitis atau inflamasi pada membran synovial.

11. Jawaban: C. Ascending infection


Pada pasien tersebut terdapat keluhan demam disertai dengan nyeri pinggang dan pemeriksaan urinalisis
menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi saluran kemih. Pada pasien terdapat faktor risiko penggunaan kateter
urin sejak lama. Sehingga pasien tersebut mengalami pielonefritis akibat ascending infection.

12. Jawaban: D. Hipoalbuminemia


Pada pasien tersebut terdapat keluhan bengkak di seluruh tubuh serta didapatkan adanya hasil proteinuria +3
pada urinalisis. Sehingga kemungkinan edema yang terjadi pada pasien ini adalah ak ibat hipoalbuminemia
akibat protein yang keluar dari urin. Edema pada hipoalbuminemia terjadi karena tekanan onkotik plasma yang
menurun sehingga cairan keluar dari intravaskuler ke intersisial.

13. Jawaban: B. Tuberkulosis milier


Pada pasien diatas terdapat keluhan sesak nafas, batuk kronik selama 3 bulan, penurunan nafsu makan, demam
subfebris, serta ronki basah kasar di seluruh lapang paru yang mengarahkan diagnosis pada tuberkulosis. Pada
gambaran rontgen thoraks didapatkan adanya gambaran snowstorm appereance di seluruh lapang paru
sehingga diagnosis pasien tersebut adalah tuberkulosis milier. Tuberkulosis milier terjadi akibat penyebaran
hematogen dari fokus primer tuberkulosis.

14. Jawaban: A. Dengue fever


Pada pasien didapatkan adanya demam, manifestasi perdarahan, trombositopenia, dan petekie. Namun pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah masih normal serta tidak ada peningkatan hematokrit pada hasil
laboratorium yang merupakan tanda kebocoran plasma sehingga pada pasien ini diagnosis yang tepat ad alah
dengue fever.

15. Jawaban: E. Penyakit ginjal kronik


Pada pasien ini terdapat keluhan keluhan lemah pada tubuh, mual, serta adanya riwayat hipertensi dan
diabetes mellitus. Pada pasien ini juga terdapat anemia, edema, kardiomegali, kongesti paru, serta a sites. Pada
pemeriksaan laboratorium juga didapatkan adanya peningkatan kadar ureum dan kreatinin. Kondisi ini
menunjukkan bahwa pasien sudah mengalami penyakit ginjal kronik karena sudah terdapat tanda -tanda
overload dan adanya anemia. DM dapat menjadi sa lah satu faktor risiko pada pasien ini.

16. Jawaban: E. PPI dan mukoprotektan


Pada pasien ini didapatkan adanya muntah darah dan memiliki riwayat minum jamu -jamuan, sehingga
kemungkinan pasien ini mengalami gastritis erosif akibat sering meminum jamu. Pasien sudah dilakukan
pemasangan NGT dan bilas lambung. Pengobatan yang tepat untuk gastritis erosif adalah pemberian PPI dan
dapat dikombinasikan dengan mukoprotektan.

17. Jawaban: C. Spironolakton

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 2


TRY OUT ONLINE 1
2017

Pada pasien ini didapatkan keluhan sesak nafas, pasien mendapatkan terapi captopril. Didapatkan adanya
hipertensi sejak 10 tahun dan pada pemeriksaan EKG didapatkan hipertrofi ventrikel kiri dan kardiomegali
sehingga kemungkinan pasien ini mengalami gagal jantung. Terapi tambahan untuk gagal jantung adalah
diuretik dan ACE inhibitor sehingga obat yang tepat adalah spironolakton.

18. Jawaban: B. Kultur urin pancaran tengah


Pada pasien ini didapatkan keluhan sering berkemih, rasa panas saat berkemih, demam, dan lemas. Pasien
kemungkinan mengalami infeksi pada saluran kemih. Pemeriksaan penunjang yang paling tepat adalah kultur
urin yang diambil pada urin pancaran tengah.

19. Jawaban: D. Pendekatan step down dengan PPI dilanjutkan dengan AH-2
Pada pasien ini didapatkan keluhan nyeri dada, memberat setelah makan, mual, muntah, dan riwayat sering
berbaring setelah makan sehingga kecurigaan pasien ini adalah mengalami GERD. Pendekatan tatalaksana step
up adalah dimulai dengan obat antasida, AH-2, dan kemudian PPI. Pendekatan tatalaksana step down adalah
dimulai langsung dengan PPI dan kemudian diturunkan dosisnya, kemudian obat diturunkan menjadi AH-2 atau
antasid. Pendekatan terbaik adalah dengan pendekatan step down dimulai dengan PPI dan dilanjutkan dengan
AH-2 karena memiliki efektifitas lebih baik dibandingkan dengan pendekatan s tep up.

20. Jawaban: C. Rehidrasi dengan larutan isotonis NaCl 0,9%


Pada pasien ini didapatkan penurunan kesadaran, terdapat riwayat DM, pada pemeriksaan fisik didapatkan
hipotensi, takikardia, takipnea, terdapat ulkus pada plantar pedis dengan GDS 900 mg/dL namun tidak
didapatkan pernafasan kussmaul, sehingga kemungkinan pasien ini mengalami hiperglikemia hiperosmolar atau
HHS. Hipotensi dan takikardia yang muncul akibat dehidrasi yang dialami oleh pasien karena HHS. Pada pasien
tidak terdapat pernafasan kuss maul sehingga kemungkinan tidak terjadi asidosis metabolik. Tatalaksana awal
yang tepat adalah dengan rehidrasi menggunakan larutan isotonis NaCl 0,9%.

21. Jawaban: C. 5 ml
Pada pasien ini didapatkan keluhan sesak nafas berulang dan tidak membaik dengan pengo batan. Pasien
direncakan untuk diberikan aminofilin sebanyak 120 mg dengan sediaan aminofilin 2,4%. Kadar aminofilin 2,4%
menunjukkan terdapat 2,4 gram aminofilin dalam 100 cc sediaan aminofilin sehingga setiap cc aminofilin
mengandung 24 mg aminofilin. Ji ka dokter membutuhkan aminofilin sebanyak 120 mg, sehingga drip yang
diberikan adalah sebanyak 120/24 yaitu 5 ml.

22. Jawaban: A. Darah kapiler


Pada pasien ini didapatkan mengalami riwayat penyakit DM dan berniat untuk membeli alat untuk dapat
memeriksa kadar gula darah dirumah. Spesimen yang dapat diambil adalah pada darah kapiler sehingga pasien
lebih mudah untuk memantau kontrol gula darah pasien sendiri.

23. Jawaban: A. Tinggi kalori, rendah serat


Pada pasien ini didapatkan keluhan demam dan didiagnosis dengan demam tifoid. Pada pasien dengan demam
tifoid, modifikasi diet yang dapat diberikan adalah tinggi kalori dan tinggi protein karena pada pasien tifoid
mengalami penurunan nafsu makan dan intake makanan sehingga dibutuhkan makanan yang tinggi kalori d an
protein untuk penyimpanan energi dan protein. Sebaiknya rendah serat agar tidak sulit dicerna oleh saluran
pencernaan.

24. Jawaban: B. Oksigen, furosemid, dan nitrat


Pada pasien ini didapatkan keluhan sesak nafas yang memberat, berkurang bila duduk, member at jika
berbaring, terdapat riwayat hipertensi dan merokok. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
180/100, takikardia, takipnea, dan ronki pada kedua lapang paru sehingga pasien ini kemungkinan mengalami

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 3


TRY OUT ONLINE 1
2017

edema paru. Pada edema paru dengan TD sistolik >100 tatalaksana yang diberikan adalah oksigen, furosemid,
serta nitrat.

25. Jawaban: E. Simpatomimetik


Pada pasien ini didapatkan sesak nafas yang memberat setelah bersepeda dan pasien memiliki riwayat sesak
nafas sejak kecil disertai riwayat penggunaan inhaler. Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan takipnea
diserta wheezing pada kedua lapang paru sehingga kemungkinan pasien ini mengalami asma. Obat yang
diberikan pada asma akut adalah golongan beta -2 agonis yang merupakan golongan obat simpatomimetik.

26. Jawaban: C. Kolangitis akut


Pada pasien ini didapatkan keluhan nyeri pada abdomen kanan atas, mual, muntah, demam, serta pasien
terlihat kuning. Terdapat peningkatan SGOT dan SGPT. Sehingga kemungkinan pasien ini mengalami kolangitis
karena terdapat tri as Charcot yaitu jaundice, demam, dan nyeri pada perut kanan atas.
27. Jawaban: A. Streptomisin
Pada pasien ini didapatkan keluhan pusing, gangguan keseimbangan, pendengaran menurun dan kadang
berdenging. Pasien diketahui meminum obat paru selama 4 bulan 1 tahun yang lalu dan tidak dilanjutkan,
kemudian saat ini meminum obat selama 1 bulan sehingga kemungkinan pasien ini mendapatkan obat TB
kategori 2, efek samping obat TB yang termasuk ototoksik adalah streptomisin.

28. Jawaban: B. Thiamin dan zat besi


Pada pasien ini didapatkan sedang berdiet dan memiliki kebiasaan meminum slimming tea. Teh mengandung
polifenol yang menghambat penyerapan vitamin B1, dan tannin yang akan menghambat penyerapan zat besi.

29. Jawaban: A. Waktu prothrombin


Pada pasien ini didapatkan s edang meminum aspirin dan obat antikoagulan karena pasien memiliki riwayat
infark miokard. Pasien yang sedang menerima terapi antikoagulan harus dimonitor fungsi koagulasinya dengan
memantau INR. INR harus dijaga agar berada pada kisaran 2 -3. INR merupakan perhitungan yang memerlukan
parameter PT sehingga jawaban yang tepat adalah waktu prothrombin.

30. Jawaban: C. Empiema


Pada pasien ini didapatkan gejala berupa sesak, demam dan batuk berdahak, serta hasil PF suara paru melemah
pada hemithoraks kanan. Pada foto thoraks didapatkan gambaran opasitas homogen diseluruh lapang paru
sehingga kemungkinan pasien ini mengalami empyema yang terinfeksi mungkin dari efusi pleura yang dialami
oleh pasien ini. Riwayat DM tidak terkontrol pada pasien ini memberikan faktor ri siko terhadap terjadinya
infeksi pada pleura yang menjadi empiema.

31. Jawaban: B. Pneumothorax


Keluhan utama sesak napas yang timbul mendadak, ditunjang dengan pemeriksaan fisik menunjukan dada kiri
tidak mengembang serta perkusi dada kiri: hipersonor mengar ahkan diagnosis pada pneumothorax. Rontgen
thorax: dada kiri tampak hiperlusen dan avaskular merupakan gambaran khas dari pneumothorax.

32. Jawaban: D. Appendisits


Adanya migrating pain (nyeri berpindah dari ulu hati ke perut kanan bawah) disertai mual dan mu ntah serta
adanya demam mengarahkan diagnosis pada appendisitis. Gambaran khas dari appendisitis: gambaran
hipoechoic pada daerah periapendikuler.

33. Jawaban: B. Luka bakar grade 2 sebesar 27%


Adanya bullae dengan dasar luka putih kemerahan dan basah merupakan ciri khas dari luka bakar grade 2. Luas
luka bakar pada kasus ini dada (9%) dan kedua ekstrimitas atas (18%) sehingga total menjadi 27%.

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 4


TRY OUT ONLINE 1
2017

34. Jawaban: D. Ileus obstruktif letak tinggi


Dari gejala yang dialami pasien perut kembung tidak bisa buang angin dan BAB disertai dengan muntah hijau
serta pemeriksaan fisik menunjukan BU(+) meningkat mengarahkan diagnosis pada ileus obstruktif letak tinggi.

35. Jawaban: E. Hemoroidektomi


Pasien mengeluhkan benjolan yang keluar dari anus dan dokter mendiagnosis hemoroid str angulata.
Tatalaksana yang paling tepat pada kasus ini adalah hemoroidektomi.

36. Jawaban: B. Fraktur Colles


Fraktur colles dapat terjadi sebagai akibat osteoporosis dengan deformitas tipikal: “dinner fork deformity”
yakni angulasi dan displasia manus dorsal.

37. Jawaban: A. Lipoma


Benjolan pada lengan kanan dengan ciri diameter ±1cm, mobile, pseudofluktuan, sama dengan warna kulit
disekitarnya dan tidak nyeri, merupakan gambaran khas dari lipoma. Tatalaksana yang dapat dilakukan adalah
pembedahan eksisi.

38. Jawaban: B. Hernia inguinalis lateral reponible


Adanya benjolan di lipat paha kiri yang hilang timbul dipengaruhi oleh perubahan tekanan intra -abdomen
(misal saat mengejan, perubahan posisi saat berdiri, duduk, jongkok atau berbaring) salah satu ciri dari hernia ,
dalam hal ini hernia reponible. Benjolan terkadang sampai ke scrotum merupakan ciri khas dari hernia
inguinalis lateral.

39. Jawaban: E. Atresia duodenal


Pasien dengan atresia duodenal memiliki gejala obstruksi usus. Gejala akan nampak dalam 24 jam setelah
kelahiran. Pada beberapa pasien dapat timbul gejala dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah
kelahiran. Muntah yang terus menerus merupakan gejala yang paling sering terjadi pada neonatus dengan
atresia duodenal. Muntah yang terus -menerus ditemukan pada 85% pasien. Muntah akan berwarna kehijauan
karena muntah mengandung cairan empedu. Gambaran radiologik khas dari atresia duodenum adalah double
bubble. Salah satu penyebab dari atresia duodenum adalah annulare pancreas, yaitu bagian ventral pancreas
yang gagal berotasi sehingga melingkari duodenum. Gejalanya akan seperti atresia duodenum. Untuk
mengetahui adanya annulare pancreas, diperlukan pemeriksaan CT scan atau MRI/MRCP.

40. Jawaban: E. Menjamin jalan napas dengan stabilisasi servikal


Pada penangan kasus trauma menerapkan prinsip Advanced Trauma Life Support, selalu dimulai dengan ABC
(Airway, Breathing, Circulation). Pada kasus pasien mengalami KLL dengan kemungkinan adanya trauma kepala.
Penanganan yang tepat pada kasus ini adalah menjamin jalan nap as dengan stabilisasi servikal oleh karena
adanya kemungkinan fraktur servikal.

41. Jawaban: A. Fibroadenoma mammae


Dari pemeriksaan fisik didapatkan benjolan yang mengarah pada tumor jinak (soliter, mobile, konsistensi kenyal
dan biasanya berbatas tegas). Merujuk pada kategori usia dewasa muda dan tidak ada pengaruh pada siklus
haid, diagnosis yang paling mungkin adalah fibroadenoma mammae.

42. Jawaban: D. Varicocele


Gejala yang biasa dikeluhkan pada pasien dengan varikokel adalah eblum mempunyai keturunan atau anak.
Varikokel adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 5


TRY OUT ONLINE 1
2017

vena spermatika dan salah satu efeknya adalah peningkatan suhu pada area tersebut dan salah satu faktor yang
menimbulkan gangguan proses sperma togenesis.

43. Jawaban: C. Peritonitis ec appendisitis perforasi


Dari pemeriksaan fisik didapatkan demam disertai perut seperti papan dan defans muskular (+) mengarahkan
diagnosis pada peritonitis. Peritonitis pada kasus ini merupakan peritonitis sekunder yan g didahului
appendisitis perforasi. Dari keluhan pasien sebelumnya migrating pain.

44. Jawaban: C. Pungsi Suprapubik


Dari tanda dan gejala yang dialami tampak pasien mengalami ruptur uretra anterior yang disertai dengan
retensio urin, sehingga tatalaksana awa l yang tepat adalah pungsi suprapubik.

45. Jawaban: A. Kadar hormone esterogen menurun


Keluhan nyeri punggung yang dirasakan terjadi akibat adanya fraktur kompresi pada vertebrae. Fraktur
kompresi disebabkan karena adanya osteoporosis pada pasien tersebut dimana terdapat hasil BMD T-score -2,5
yang menandakan suatu osteoporosis. Osteoporosis pada pasien ini terjadi karena faktor menopause sehingga
terjadi penurunan esterogen. Penurunan kadar esterogen menyebabkan peningkatan resorpsi kalsium pada
tulang oleh osteoklas sehingga dapat menyebabkan osteoporosis.

46. Jawaban: C. Suprapatella


Patella memiliki 3 bursa, yaitu bursa prepatella, terletak didepan patella, bursa suprapatella terletak di
atas/proksimal basis patella, dan infrapatella terletak di distal dar i apex patella. Luka tusuk yang diderita pasien
terletak di proksimal basis patella sehingga kemungkinan akan mengenai bursa suprapatella.

47. Jawab: B. Heimlich maneuver


Tatalaksana sumbatan jalan benda asing padat pada pasien remaja yang sadar dapat dilakuk an heimlich
maneuver.

48. Jawaban: C. Extracorporeal shock wave litotripsi


Pasien ini mengalami batu ureter proksimal dengan ukuran 2.5 mm. Pada ureterolitiasis proksimal dengan
ukuran < 10 mm, maka pilihan tatalaksana yang utama adalah dengan ESWL, karena no ninvasif. Pada ESWL,
diberikan gelombang kejut untuk menghancurkan batu ureter. Pada PNL, maka dimasukkan nefroskop untuk
memberikan gelombang yang dapat menghancurkan batu, sehingga prosedur ini lebih invasif, biasanya
digunakan untuk batu yang lebih besa r.

49. Jawaban: C. Kolesistitis akut dan kolelitiasis


Diagnosis pasien ini adalah kolesistitis akut karena pada anamnesis didapatkan nyeri perut kanan atas yang
semakin memberat sejak 2 hari SMRS, disertai demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa di kua dran
kanan atas, nyeri tekan (+) dan murphy sign (+). Pemeriksaan USG didapatkan pembesaran kandung empedu, 8
mm, double rims, dan sludge (+). Kemungkinan kolesistitis akut pada pasien ini disertai dengan kolelitiasis
karena pasien adalah wanita usia 42 ta hun (4F) dan pada USG didapatkan gambaran posterior acoustic shadow.
Kolesistitis akut sering disertai dengan adanya batu kandung empedu.

50. Jawab: A. Tidak perlu diberi TT atau ATS


Pemberian vaksin dan anti tetanus serum, pertama kali dilihat keadaan luka p asien. Pada kasus luka korban
bersih dan keadaan luka minor, kedalaman <1cm. Pasien telah mendapatkan vaksin dalam jangka waktu 10
tahun, sehingga disimpulkan saat ini pasien tidak perlu diberikan vaksin ataupun anti tetanus serum, tetapi
masih diperlukan wound toilet.

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 6


TRY OUT ONLINE 1
2017

51. Jawab: B. Hernia inkarserata


Kemungkinan besar pasien mengalami hernia inkarserata, hal ini berdasarkan pada adanya benjolan yang tidak
dapat dimasukan kembali disertai dengan gangguan pasase usus (pasien tidak BAB 5 hari), namun tidak
ditemukan adanya tanda-tanda iskemik usus, seperti pembengkakak, nyeri, kemerahan dan demam.

52. Jawab: E. Kista dermoid


Kista dermoid merupakan nodul intrakutan atau subkutan, soliter berukuran 1 -4cm, mudah digerakan dari kulit
diatasnya dan dari jaringan di bawahnya. Pada perabaan permukaan halus, konsistensi lunak dan kenyal, dan
secara makroskopis isi kista berupa material keratin yang berlemak dengan rambut, juga kadang-kadang tulang,
gigi, atau jaringan saraf. Secara histopatologis, dinding kista berupa epid ermis, sering dijumpai folikel rambut
yang tumbuh ke dalam lumen kista, sedangkan dermis mengelilingi kista dan mengandung kelenjar sebasea,
ekrin, dan kadang-kadang apokrin.

53. Jawab: B. Rontgen thorax


Dari gejala yang dialami pasien kemungkinan besar pasien mengalami flal chest sehingga pasien tampak
kesulitan bernapas. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan ialah rontgen thorax untuk menunjukan
adanya fraktur segmental pada beberapa os. Costae.

54. Jawaban: D. Karsinoma papiler


Diagnosis pasien ini adalah Karsinoma Papiler karena terdapat pembesaran nodul tiroid (massa asimetris pada
leher yang ikut gerakan menelan), dengan hasil pemeriksaan mikroskopis didapatkan gambaran ground glass
pada sitoplasma yang merupakan gambaran dari sel orphan annie. Morbus Basedow merupakan nama lain dari
Graves disease, ditandai dengan gambaran koloid yang pucat dan peningkatan sel epitel folikuler yang
membentuk papilae.

55. Jawab: B. Ca prostat


Pasien pria 60 tahun dengan gejala LUTS mengarahkan gangguan yang terjadi pada pro stat. Dengan adanya
hasil pemeriksaan DRE didapatkan nodul yang membesar dan peningkatan kadar PSA, kemungkinan besar
diagnosis pasien adalah Ca prostat.

56. Jawaban: A. Eksisi


Pada pasien ini dipikirkan diagnosis FAM karena massa mobile, kenyal, tidak nyeri dan tidak meradang dengan
ukuran diameter 5x3x4 cm. Tindakan bedah pada massa yang tidak besar adalah dengan eksisi, yaitu
mengangkat semua massa, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaa histopatologis. Apabila ukuran tumor besar,
yang dilakukan adalah insi si sebagai salah satu teknik biopsi, atau dengan debulking.

57. Jawaban: D. ASA IIIE


Pasien ini mengalami PEB, yang merupakan kondisi penyakit sistemik yang serius. Dalam ASA, dikategorikan
ASA III. Tindakan bedah yang akan dilakukan merupakan tindakan bedah emergensi, sehingga kriteria ASA
menjadi ASA IIIE.

58. Jawaban: C. Scoliosis


Diagnosis Skoliosis ditegakkan berdasarkan PF didapatkan dinding dada yang tidak simetris, klavikula kanan
lebih menonjol dan tulang belakang yang miring.

59. Jawaban: C. Scoliosis


Diagnosis Skoliosis ditegakkan berdasarkan PF didapatkan dinding dada yang tidak simetris, klavikula kanan
lebih menonjol dan tulang belakang yang miring.

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 7


TRY OUT ONLINE 1
2017

60. Jawaban: E. Hipertrofi pilorik stenosis


Pada pasien dipikirkan diagnosis HPS karena pada anamnesis didap atkan muntah proyektil, dengan nafsu
makan meningkat dan sering haus. Hal ini disebut dengan Hunger Vomiter. Pada PF didapatkan tanda obstruksi
(tampak gerakan peristaltic) dengan massa epigastrium.

61. Jawaban: D. Astigmatisma miopia kompositus


Rumus hapalan ini bisa digunakan untuk menentukan jenis jenis astigmatisme berdasarkan kedudukannya di
retina kalau disoal diberikan rumus astigmatnya sbb:
1. sferis (-) silinder (-)  pasti miop kompositus
2. Sferis (+); silinder (+)  pasti hipermetrop kompositus
3. Sferis (tidak ada); silinder (-) pasti miop simpleks
4. Sferis (tidak ada); silinder (+)  pasti hipermetrop simpleks

Akan tetapi, agak sulit dijawab jika di soal diberikan rumus astigmat sbb:
1. Sferis (-) silinder (+)
2. Sferis (+) silinder (-)
 BELUM TENTU astigmatisme mikstus! Harus ditransposisi terlebih dahulu

Transposisi itu artinya: notasi silinder bisa ditulis dalam nilai minus atau plus. Rumus ini bisa ditransposisikan
(dibolak-balik) tetapi maknanya sama.
Cara menentukan jenis astigmatisme berdasarkan kedudukannya di retina kalau disoal diberi rumus sferis (-)
silinder (+) atau sferis (+) silinder (-) adalah sbb:

Pertama, ajarkan bahwa rumus kacamata astigmat adalah S (sferis) ± …… C (silinder) ± …… x …..°
Sferis tidak harus selalu ada, kadang jika tidak ada nilai sferis akan dihilangkan penulisannya menjadi C (silinder) ±
…. x …..° atau menjadi pl (plano) C (silinder) ± …….. x …..°

Kedua, perlu diingat, rumus kacamata astigmat ada 2 macam, yaitu dengan rumus silinder plus dan satu lagi
silinder minus. Rumus ini bisa ditransposisikan (dibolak-balik) tetapi maknanya sama. Cara transposisi:
To convert plus cyl to minus cyl:
1. Add the cylinder power to the sphere power
2. Change the sign of the cyl from + to –
3. Add 90 degrees to the axis is less than 90 or subtract 90 if the original axis is greater than 90.
To convert minus cyl to plus cyl:
1. add the cylinder power to the sphere
2. Change the sign of the cylinder to from - to +
3. Add 90 to the axis if less than 90 or subtract if greater than 90

0
Misalkan OD ∫-0,75 C-1,00 X 120 (minus cylinder notation) yang jika ditransposisi maknanya sama dengan ∫-
0
1,75 C+1,00 X 30 (plus cylinder notation)

Ketiga, cara membaca:


0
OD ∫-0,75 C-1,00 X 120 artinya adalah kekuatan lensa pada aksis 120 adalah -0,75 D
0
Kemudian kita transposisikan ∫-1,75 C+1,00 X 30 artinya kekuatan lensa pada 30 adalah -1,75 D

Keempat, yang paling penting (karena ditanya soal) adalah cara menentukan jenis astigmatisme berdasarkan
kedudukannya di retina
Prinsipnya: selalu lihat besarnya sferis di kedua rumus baik rumus silinder plus maupun silinder minus (makanya
kenapa harus tahu transposisi)
0
Pada soal di atas OD ∫-1,50 C-1,00 X 90  sferis = -1,50. Setelah ditransposisikan rumus menjadi OD ∫-2,50
0
C+1,00 X 180  sferis menjadi -2,50. Bayangan pada kedua aksis jatuh di depan retina, maka jenis
astigmatisma pasien ini adalah astigmatisma miopia kompositus.

62. Jawaban: C. Retina lepas dari tempatnya

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 8


TRY OUT ONLINE 1
2017

Penglihatan mata yang turun mendadak, disertai riwayat sering melihat kilatan cahaya, dan ada keluhan
pandangan terhalang tirai mengarahkan diagnosis ke ablasio retina. Pada ablasio retina terjadi perpisahan
antara lapisan retina sensorik (sel kerucut dan sel batang) dengan epitel pigmen retina.

63. Jawaban: D. Retinopati diabetika proliferatif


Pandangan buram perlahan sejak 2 bulan terakhir, dan riwayat DM tipe II mengarahkan diagnosis kepada
retinopati diabetikum. Dipikirkan retinopati diabetikum pada soa l ini termasuk dalam retinopati diabetikum
proliferatir atas dasar ditemukannya neovaskularisasi, perdarahan bercak dan bintik, edema serta perdarahan
vitreous.

64. Jawaban: E. Kompresi papil nervus optikus di apex orbita


Riwayat hipertiroid, eksoftalmus dan penglihatan yang berkurang perlahan sejak 3 bulan terakhir mengarahkan
diagnosis pada tiroid oftalmopati. Pada kelainan ini terjadi pembesaran otot ekstraokular, peningkatan lemak
serta jaringan ikat orbita. Komplikasi dari proses ini adalah kompresi pap il nervus optikus di apex orbita yang
pada akhirnya menimbulkan penurunan penglihatan secara perlahan.

65. Jawaban: A. Peningkatan produksi sorbitol


Penglihatan kabur sejak 2 bulan, riwayat DM serta ditemukannya gambaran awan pada kedua lensa mata
mengarahkan diagnosis pada katarak diabetik. Peningkatan produksi sorbitol melalui jalur poliol (dikatalase
oleh enzim aldose reductase) memainkan peranan utama dalam terjadinya katarak diabetik. Penumpukan
sorbitol intraselular, menyebabkan perubahan osmotik pada l ensa sehingga terbentuk katarak.

66. Jawaban: D. Kalazion


Adanya bengkak pada kelopak mata kiri yang berulang dan ditemukan sel radang kronis yang menyumbat
kelenjar mengarahkan diagnosis pada kalazion. Kalazion merupakan peradangan kronik pada kelenjar mei bom
yang presentasi klinisnya tidak menunjukkan tanda – tanda peradangan seperti pada kasus ini. Kelainan ini juga
berulang dan berlangsung berminggu – minggu.

67. Jawaban: E. Kloramfenikol


Keluhan mata kiri disertai penurunan penglihatan sejak 2 hari lalu setelah terkena cipratan lumpur
mengarahkan kecurigaan kepada ulkus kornea. Dipikirkan ulkus kornea pada kasus ini disebabkan oleh infeksi
bakteri atas dasar ditemukannya infiltrat pada kornea yang berbentuk seperti koin. Oleh karena itu pengobatan
yang sesuai adalah pemberian kloramfenikol.

68. Jawaban: C. Edema kornea


Riwayat terkena trauma, mata merah nyeri dan bengkak serta ditemukannya edema kornea mengarhkan
diagnosis pada edema kornea. Penyebab penurunan visus berupa hifema dan edema palpebra sudah dapat
disingkirkan karena kedua jenis kelainan ini tidak akan membuat penurunan visus.

69. Jawaban: A. irigasi NaCl


Pada kasus korpus alienum pada kornea seperti pada kasus di atas, tatalaksana awal yang perlu dilakukan
adalah menyingkirkan korpus alienum tersebut dari kornea. Cara menyingkirkan korpus alienum tersebut dapat
dengan cara irigasi, swab dan bila tidak dapat diangkat dengan pinset.

70. Jawaban: D. Berat bayi < 1500 gr


Retinopathy of prematurity merupakan kelaian yang terjadi pada retina bayi prematur dengan berat badan
lahir rendah, dimana kelainan ini dapat menimbulkan kebutaan. Menurut American academy of pediatric
merekomendasikan untuk melakukan skrining pada seluruh bayi yang lah ir dengan berat badan <1500 g atau
usia lahir ≤30 minggu dan pada bayi dengan berat badan antara 1500 – 200o g atau usia lahir >30 minggu
dengan kondisi tidak stabil yang membutuhkan alat bantu kardiorespirasi. Sesuai dengan rekomendasi ini,
maka bayi yang harus di skrining adalah bayi dengan berat badan < 1500g.

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 9


TRY OUT ONLINE 1
2017

71. Jawab: C. Perdarahan epidural


Dari tanda dan gejala yang dialami pasien dapat disimpulkan diagnosis pada kasus ini adalah perdarahan
epidural. Gejala yang ada pasien antara lain: penurunan kesadar an dan gejala lateralisasi (pupil anisokor,
kelumpuhan sesisi tubuh). Pada pemeriksaan CT-Scan menunjukan adanya gambaran hiperdens bikonveks yang
merupakan ciri khas dari perdarahan epidural.

72. Jawab: D. Kejang umum absans


Pasien sering mengalami pandangan kosong dan bengong, berulang hingga 10x sehari merupakan ciri khas dari
kejang umum absans.

73. Jawaban: C. Meningeal sign (+), panas, penurunan kesadaran


Gejala dan tanda yang ada pada pasien mengarahkan diagnosis pada meningitis. Pemeriksaan fisik yang dapat
ditemukan pada meningitis antara lain: pemeriksaan tanda rangsang meningeal (+), demam dan adanya
penurunan kesadaran. Nyeri kepala dapat terjadi pada meningitis, namun termasuk pada keluhan pasien,
bukan pemeriksaan fisik.

74. Jawab: A. Stroke perdarahan hemisfer kiri


Adanya gangguan neurologis yang tiba -tiba merupakan gejala dari gangguan serebrovaskular, diantaranya
stroke. Kesadaran yang turun mendadak disertai peningkatan tekanan intrakranial (sakit kepala, muntah
menyemprot) dan kejadian yang diala mi saat pasien beraktivitas mengarahkan diagnosis stroke perdarahan.
Hemiparesis yang terjadi biasanya kontralateral dari lesi.

75. Jawab: B. Migraine


Sakit kepala dengan kualitas vaskular (berdenyut) merupakan ciri khas migrain. Dapat disertai pula dengan
gejala klasik nausea hingga muntah, fotofobia, dapat juga fonofobia. Keluhan yang dirasakan pasien pada kasus
ini merujuk pada migrain.

76. Jawaban: D. Kompensasi tubuh untuk mengatasi TIK


Untuk mengkompensasi kenaikan TIK, tubuh akan melakukan mekanisme yaitu meningkatkan tekanan darah,
menurunkan nadi serta pernafasan.

77. Jawaban: A. Fenitoin


Efek samping penggunaan fenitoin yang paling sering terjadi adalah pembengkakan gusi. Biasanya efek samping
muncul mulai bulan pertama hingga bulan ketingga pemakaian. Pembengkakan pertama kali muncul di bagian
anterior rahang.

78. Jawaban: E. Gangguan di area Broca


Berdasarkan data – data di atas, pasien wanita ini menderita stroke iskemik yang akhirnya menimbulkan
hemiparese dextra, parese nervus VII kanan sentral dan afa sia motorik. Afasia motorik dapat terjadi akibat
iskemia terjadi di area Broca

79. Jawaban: A. Transient Ischemic Attack


Dipikirkan pasien ini mengalami transcient ischemic attack karena keluhan gangguan neurologis (berbicara
pelo) telah menghilang dalam waktu kurang dari 24 jam.

80. Jawaban: D. N. VI Sinistra


Pasien mengeluhkan penglihatan ganda. Pada pemeriksaan fisik: mata kiri tidak dapat melirik ke kiri (temporal/
lateral). Kemungkinan saraf yang terkena adalah N. VI yang mempersarafi m. Oculi lateral.

81. Jawaban: B. Panik

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 10


TRY OUT ONLINE 1
2017

Sebenarnya pada kasus di attas, diagnosis yang paling sesuai adalah agoraphobia, karena pasien memiliki
kecemasan berlebihan bila berada di luar rumah dan merasa tidak akan mendapat pertolongan. Namun tidak
ada pilihan jawaban agoraphobia. Kasus agoraphobia berhubungan dengan gangguan panik. Umumnya karena
pernah mengalami serangan panik sebelumnya, pasien jadi mengalami kecemasan berlebihan bila berada di
keramaian karena khawatir bila terjadi serangan panik, tidak ada orang yang menolongnya. Manifestasi
gangguan panik pada pasien ini berupa merasa tercekik dan pingsan.

82. Jawaban: A. Delirium


Pasien ini datang dengan gangguan kesadaran. Kata kunci yang penting pada soal ini adalah pasien datang
dengan kebingungan (terkesan onsetnya akut) dan kesadaran yang fluktuatif. Gangguan kesadaran yang
bersifat akut dan fluktuatif merupakan ciri khas dari delirium. Sebagian besar kasus delirium terjadi karena
adanya penyakit organik, seperti pada pasien ini didapatkan adanya krisis hipertensi dan gula darah sewaktu
yang tinggi. Pada opsi jawaban yang lain, gangguan kesadaran atau halusinasi dapat terjadi tetapi kesadar an
tidak fluktuatif.

83. Jawaban: C. Asosiasi longgar


Percakapan yang tidak “nyambung” antara dokter dengan pasien menunjukkan bahwa pasien mengalami
gangguan arus pikir. Yang termasuk gangguan arus pikir, antara lain adalah inkoherensi, asosiasi longgar,
pikiran yang melompat (flight of ideas), asosiasi bunyi. Pasien ini masih bicara dalam kalimat yang jelas, namun
tidak berhubungan dengan pertanyaannya. Maka hal ini sesuai dengan asosiasi longgar. Pada inkoheren, antar
kata tidak “nyambung” sehingga tidak dapat dimengerti sama sekali.

84. Jawaban: A. Gangguan stress pasca trauma


Pasien ini mengalami kejadian traumatis 2 bulan yang lalu. Gejala -gejala yang muncul dan menimbulkan
hendaya dalam hidup sehari -hari yang terjadi dalam rentang waktu 1-6 bulan setelah kejadian traumatis sesuai
dengan diagnosis gangguan stress pasca trauma (post traumatic stress disorder/ PTSD).

85. Jawaban: C. Hipokondriasis


Diagnosis pasien ini mengarah ke hipokondriasis karena pasien datang dengan keyakinan adanya 1 penyakit
yang serius (pasien datang dengan menyebutkan diagnosis,bukan gejala penyakit), dan hasil pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang yang normal. Walaupun secara teoritis, sebenarnya informasi pada soal kurang
lengkap untuk memenuhi kriteria diagnosis hipokondriasis, karena pada hipokondriasis juga harus ditemukan
bahwa pasien tidak mau menerima nasihat dari beberapa dokter.

86. Jawaban: C. Gangguan aversi seksual


Pasien tidak memiliki masalah terhadap dorongan seks maupun reaksi tubuh terhadap aktivitas seksual
(lubrikasi vagina, dan orgasme dengan aktifitas sex berupa ciuman dan pelukan). Namun saat penetrasi terjadi
ketakutan dan menolak, mencerminkan keengganan dan penghindaran untuk koitus,sesuai dengan diagnosis
gangguan aversi seksual.

87. Jawaban: B. Nymphomania


Kasus di atas merupakan kasus hiperseksualitas atau hasrat untuk melakukan aktivitas seksual yang berlebihan.
Bila dialami oleh wanita, maka disebut nymphomania atau furor uterinus, sedangkan bila dialami oleh pria
disebut satyriasis.

88. Jawaban: D. Autisme pada anak


Pada kasus di tas, masalah yang menonjol adalah gangguan dalam interaksi sosial (sukar berinteraksi dengan
teman sekolah dan orang tuanya dan sulit komunikasi), dan cenderung melakukan gerakan yang repetitif
(kegiatannya hanya bermain dengan boneka perempuan yang sudah usang dan menolak untuk diganti). Hal ini
sesuai dengan manifestasi klinis dari autisme.

89. Jawaban: A. Gangguan cemas menyeluruh

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 11


TRY OUT ONLINE 1
2017

Diagnosis gangguan cemas menyeluruh pada pasien ini atas dasar adanya kecemasan berlebihan akan berbagai
hal (takut kesepian karena anak-anaknya sudah bekerja, pasien juga khawatir akan kesehatannya sehingga
tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan baik), adanya gejala ketegangan motorik (otot -otot
kaku), dan ketegangan otonom (tidak bis a tidur, tidur sering gelisah).

90. Jawaban: D. Haloperidol IM


Pasien di atas mengalami gejala psikotik. Pada pasien dengan gejala positif yang cenderung gaduh gelisah, obat
antipsikotik injeksi lebih dipilih dibandingkan dengan obat antipsikotik oral. Obat a ntipsikotik injeksi yang
banyak digunakan adalah Haloperidol. Umumnya pemberiannya secara intramuskular karena onset kerja cukup
cepat (15-20 menit) dan lebih jarang menyebabkan prolonged QT interval dibandingkan dengan pemberian
secara intravena. Keluhan menjadi pendiam, hanya diam di tempat tidur, mata mendelik ke atas dan kepala
mendongak ke belakang merupakan gejala ekstrapiramidal. Gejala ekstrapiramidal lebih sering terjadi pada
pengobatan antipsikotik tipikal dibanding dengan antipsikotik atipikal .

91. Jawaban: E. Uji Tempel


Adanya gatal dan bercak kemerahan yang menghilang saat bekerja mengarah kepada pencetus di tempat kerja.
Efloresensi berupa plak eritematosa dengan skuama halus dan eskoriasi mengarah kepada dermatitis kontak.
Untuk membedakan dermatitis kontak alergi dengan dermatitis kontak iritan dapat dilakukan uji tempel.

92. Jawaban: B. Vitiligo


Adanya rasa raba pada lesi menyingkirkan diagnosis morbus Hansen. Bentuk efloresensi berupa makula
hipopigmentasi berbatas tegas dapat menyingkirkan psori asis, yang biasanya berupa plak tebal. Kelainan
pigmentasi kulit yang dapat disebabkan oleh berbagai macam hal seperti kelainan pigmentasi kulit (vitiligo) dan
infeksi jamur (tinea versikolor). Karena letak lesi pada pasien diatas adalah pada kedua tangan, maka jawaban
yang paling mungkin adalah vitiligo, sesuai dengan predileksinya yaitu daerah yang sering terpapar sinar
matahari. Adapaun ptiriasis versikolor memiliki predileksi pada daerah yang sering berkeringat atau tertutup
(oklusi) seperti punggung dan tubuh. Selain itu, pada ptiriasis versikolor, biasanya dapat ditemukan skuama
halus.

93. Jawaban: A. Teniasis solium


Keluhan diare dan mual dengan riwayat sering makan daging babi dan gambaran telur berbentuk bulat dengan
garis radier pada pemeriksaan feses mengarah kepada diagnosis taeniasis solium.

94. Jawaban: A. Entamoeba hystolitica


Keluhan mual muntah disertai diare berlendir dan ebrdarah mengarha kepada disentri. Adanya peripheral
cromatin dengan central karyosome dan sel eritrosit pada pemeriksaan tinja mengarha kepada disentri akibat
amoeba.

95. Jawaban: A. Kandidiasis pseudomembranosa akut


Sariawan dimulut dengan adanya bercak putih yang bila diangkat terihat dasar eritematosa mengarah kepada
thrush. Adanya riwayat DM pada pasien ini menjadi faktor risiko terjadinya pertumbuhan jamur yang
berlebihan.

96. Jawaban: B. Iktiosis vulgaris


Keluhan kulit kering bersisik mengarah kepada diagnosis iktiosis. Adanya riwayat keluarga, dan riwayat atopi
mengarahkan diagnosis kepada iktiosis vulgaris.

97. Jawaban: E. Acne vul garis berat

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 12


TRY OUT ONLINE 1
2017

Pada pasien dipikirkan acne vulgaris karena ditemukan adanya bintik -bintik merah pada wajah yang disertai
adanya komedo. Derajat acne yang dialami pasien adalah derajat berat karena terdapat banyak lesi tak
meradang dan lesi meradang yang tersebar pada lebih dari satu predileksi.

98. Jawaban: C. Limfogranuloma venerum


Adanya riwayat berhubungan seks dengan PSK mengarahkan diagnosis kepada IMS, sehingga skrofuloderma
dan limfoma malignum bisa disingkirkan (tidak ada tanda -tanda keganasan pada pasien). Sifilis (stadium I) dan
chancroid memiliki tanda berupa adanya ulkus pada genital pasien, yang bukan merupakan keluhan pada
pasien diatas sehingga bisa disingkirkan. Keluhan pasien yang berupa pembesaran inguinal yang nyeri dan
memanjang mengarahkan diagnosis kepada limfogranuloma venereum sindrom inguinal.

99. Jawaban: B. Uretritis non spesifik


Pasien memiliki riwayat coitus suspectus, dan datang dengan keluhan keluar cairan bening serta nyeri saat BAK.
Adanya edema pada OUE dan keluarnya cairan bening mengarah kepada uretritis non spesifik yang disebabkan
oleh clamydia.

100.Jawaban: D. Metaserkaria
Telur besar beroperkula merupakan ciri khas dari fasciola hepatica. Bentuk infektif dari parasit ini adalah
metaserkaria.

101.Jawaban: B. Defisiensi insulin absolut


Penurunan kesadaran yang terjadi pertama kalinya, disertai bau nafas seperti aseton, GDS 500 mg/dl dan keton
urin yang positif mengarahkan diagnosis pasien ini ke arah Ketoasidosis Diabetikum (KAD). KAD pada anak
merupakan kedaruratan pada DM tipe I sebagai akibat berkurangnya insulin dalam sirkulasi secara absolut.

102.Jawaban: B. VSD
Berat badan yang sulit naik, cepat lelah bila berolahraga dan ditemukannya bising jantung mengarahkan
diagnosis pada penyakit jantung bawaan non sianotik. Murmur sisto lik di sela iga IV khas untuk kelainan
Ventricular Septal Defect (VSD).

103.Jawaban: B. Sepsis neonatorum berat awitan dini


Bayi berusia 2 hari lemah dan sulit bernafas, lethargi, ikterus kremer II, suhu 35oC, takikardia, takipneu serta
leukosit 35.000/mm3 mengarahkan diagnosis pada sepsis neonatorum. Kecurigaan besar sepsis pada pasien ini
diperkuat dengan riwayat ibu dengan korioamnionitis (demam, nyeri di rahim dan leukositosis) dan
mendapatkan profilaksis antimikroba intrapartum. Sepsis neonatorum merupaka n sindrom klinis penyakit
sistemik akibat infeksi yang terjadi dalam satu bulan pertama kehidupan. Early onset sepsis timbul dalam 3 hari
pertama kehidupan berupa gangguan multisistem dengan gejala pernafasan yang menonjol. Pada soal ini
ditegakkan diagnosis sepsis berat atas dasar dugaan adanya gangguan organ dengan ditemukannya tanda
letargi, ikterus, hipotermi, takipneu seta lekukan dada yang dalam.

104.Jawaban: B. Penyakit membran hialin

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 13


TRY OUT ONLINE 1
2017

Prematuritas, disertai sesak nafas pada 2 jam pertama kelahiran mengarahkan diagnosis pada penyakit
membran hyalin. Gangguan nafas ini merupakan sindrom yang terdiri atas satu atau lebih gejala sebagai
berikut: pernafasan cepat >60x/menit, retraksi dinding dada, merintih dengan atau tanpa sianosis pada udara
kamar yang memburuk dalam 48-96 jam pertama kehidupan.

105.Jawaban: A. streptococus pneumonia


Adanya sesak nafas yang didahului oleh demam, batuk, pilek, tidak mau minum ASI, sianosis, nafas cuping
hidung, retraksi subkostal serta ronki basah pada kedua lapang paru mengarahkan diagnosis pada pneumonia.
Penyebab pneumonia paling sering pada anak usia 6 bulan adalah streptokokus pneumonia.

106.Jawaban: B. Bubur susu


Pemberian makanan pada anak usia 6 bulan adalah dengan memberikan MPASI. Jenis MPASI yang
direkomendasikan adalah pemberian makanan lumat baik berupa buah maupun bubur susu.

107.Jawaban: A. peningkatan tekanan osmotic lumen intersisial


Keluhan diare, kembung tanpa disertai demam yang muncul pertama kali setelah anak mengkonsumsi susu
formula mengarahkan diagnosis pada intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa terjadi akibat defisiensi enzim
laktase yang mengubah laktosa dalam susu menjadi glukosa dan galaktosa. Defisiensi ezim ini menyebabkan
laktosa tidak dapat diserap sehingga meningkatkan tekanan osmotik lumen in testisial dan pada akhirnya
menyebabkan diare dan kembung.

108.Jawaban: B. Defisiensi G6PD


Keluhan lemas, pucat, kadar hemoglobin yang rendah, riwayat mengkonsumsi kotrimoxazol dan ditemukannya
heinz body mengarahkan diagnosis pada defisiensi G6PD. Kelainan ini merupakan kelainan genetik terkait
kromosom X yang paling sering diderita oleh manusia. Enzim glukosa -6-fosfat dehidrogenase (G6PD
)merupakan enzim pengkatalis reaksi pertama jalur pentosa fosfat dan memberikan efek reduksi pada semua
sel tubuh dalam bentuk NADPH. NADPH memungkinkan sel bertahan dari stres oksidatif. Kebanyakan penderita
defisiensi G6PD bersifat asimtomatik, hingga terpapar oleh kacang fava, infeksi dan obat pengoksidasi (sulfa,
kotrimoksazol, primakuin dll).

109.Jawaban: A. leukemia akut


Riwayat panas hilang timbul, terdapat bintik kemerahan di perut dan lengan, kadar hemoglobin dan trombosit
yang rendah serta ditemukannya sel blas mengarahkan diagnosis pada leukemia akut. leukemia akut biasanya
berkembang dan memburuk dalam waktu singka t serta ditemukan lebih banyak sel imatur pada pemeriksaan
darah tepi (blas).

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 14


TRY OUT ONLINE 1
2017

110.Jawaban: B. APTT dan PT


Nyeri dan bengkak pada lutut serta memar saat anak mulai merangkak mengarahkan kecurigaan pada
gangguan hemostasis. Dipikirkan bengkak pada lutut disebabkan oleh perdarahan sendi (hemartrosis). Kelainan
hemostasis pada anak ini mengarah pada hemofilia atas dasar anak laki -laki, memiliki riwayat serupa pada
kakak, serta ditemukan perdarahan pada sendi. Oleh karena itu pemeriksaan laboratorium lanjutan yang tepat
adalah PT, APTT, kadar faktor VIII dan IX.

111.Jawaban: C. Hepatitis B

Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 – 18 tahun


Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Tahun 2014
Umur pemberian vaksin
Jenis vaksin Bulan Tahun
Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24 3 5 6 7 8 10 12 18
Hepatit
i s B 1 2 3
Polio 0 1 2 3 4 5
BCG 1 kali
DTP 1 2 3 4 5 6 (Td) 7(Td)
Hib 1 2 3 4
PCV 1 2 3 4
Rotavirus
e 1 2 3
Influ nza Ulangan 1 kaliptia tpahun
Campak 1 2 3
MMR 1 2
Tifoid Ulangan tia 3 t ahun
Hepatit
i s A 2 kali, interval 6-12 bulan
Varisela 1 kali
HPV 3 kali

Keterangan 6. Vaksin pneumokokus (PCV). Apabila diberikan pada umur 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali
Cara membaca kolom umur: misal 2 u berarti mu r 2 bul an (60 har i ) sd 2 bul an 29 har i (89 har i ) dengan interval 2 bulan; pada umur lebih dari 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu
Rekomendasi imunisasi berlaku mulai 1 Januaril 2014 dan dapat diakses pada website IDAI (http : // booster 1 kali pada umur lebih dari 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada
idai.or.id/public-artices /kl ini k/i mu ni sasi /j adw al-imunisasi-anak-idai.html) anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.
7. Vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen
Untuk memahami tabel jadwal imunisasi perlu membaca keterangan tabel diberikan 3 kali. Vaksin rotavirus monovalen dosis I diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2
1. Vaksin hepatit i s B. Paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksin rotavirus monovalen selesai
pemberian suntikan vitamin K1. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin hepatit i s B diberikan sebelum umur 16 minggu danatidk melampaui umur 24 minggu. Vaksin rotavirus
dan imunoglobulin hepatit i s B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda. Vaksinasi hepatit i s B pentavalen : dosis ke-1 diberikan umur 6-14 minggu, interval dosis ke-2 dan ke-3, 4-10 minggu;
selanjutnya dapat menggunakan vaksinihepatit Bs mon o valen atau vaksin kombinasi. dosis ke-3 diberikan pada umur kurang dari 32 minggu (interval minimal 4 minggu).
2. Vaksin polio. Pada saat lahir atau pada saat bayi dipulangkan harus diberikan vaksin polio oral 8. Vaksin varisela. Vaksin varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur
(OPV-0). Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dan polio booster dapat diberikan vaksin sebelum masuk sekolah dasar. Apabila diberikan pada umur lebih dari 12 tahun, perlu 2 dosis
OPV atau IPV, namun sebaiknya paling sedikit mendapat satu dosis vaksin IPV. dengan interval minimal 4 minggu.
3. Vaksin BCG. Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum 3 bulan, a optiml umur 2 bulan. Apabila 9. Vaksineinflunz a. Vaksineinflunz a diberikan pada umur minimal 6 bulan, diulang
p setia tahun.
diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Untuk imunisasi pertama kali (primary immunizatio
n ) pada anak umur kurang dari 9 tahun
4. Vaksin DTP. Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat pada umur 6 minggu. Dapat diberikan diberi dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Untuk anak 6 - < 36 bulan, dosis 0,25 mL.
vaksin DTwP atau DTaP atau kombinasi dengan vaksin lain. Untuk anak umur lebih dari 7 tahun 10. Vaksin human papiloma virus (HPV). Vaksin HPV dapat diberikan mulai umur 10 tahun. Vaksin
diberikan vaksin Td, dibooster setia p 10 t ahun. HPV bivalen diberikan tiga kali dengan interval 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalen dengan
5. Vaksin campak. Vaksin campak keduaa tidk perlu diberikan pada umur 24 bulan, apabila MMR interval 0,2,6 bulan.
sudah diberikan pada 15 bulan.

Berdasarkan jadwal imunisasi IDAI 2014, pada anak usia 1 bulan, jenis imunisasi yang direkomendasikan adalah
hepatitis B dan BCG. Karena anak sudah mendapatkan imunisasi BCG, maka yang selanjutnya diberikan adalah
vaksin hepatitis B.

112.Jawaban: B. Pertusis
Batuk yang didahului menarik nafas dalam disertai suara melengking, gelisah, muka merah dan membiru serta
tidak ada riwayat imunisasi mengarahkan diagnosis pada pertusis. Pertusi s adalah infeksi akibat bakteri Gram-
negatif Bordetella pertussis pada saluran napas sehingga menimbulkan batuk hebat yang khas. Pada penyakit
ini gejala utama yang khas adalah adanya batuk rejan (whooping cough) atau fase inspiratori batuk. Batuk yang
kuat pada akhirnya menimbulkan kelainan salah satunya perdarahan subkonjungtiva seperti yang terdapat
pada pasien ini.

113.Jawaban: A. asidosis metabolik


Riwayat BAB cair, anak kurang minum, turgor kembali lambat serta nadi lambat lemah mengarahkan diagnosis
bayi ini ke diare cair akut dengan dehidrasi berat. Komplikasi yang dapat terjadi adalah syok hipovolemik yang
selanjutnya akan menyebabkan pergeseran metabolisme tubuh ke metabolisme anaerob. Pada metabolisme
anaerob akan terbentuk asam laktat yang selanj utnya akan mengubah keasaman darah dan menimbulkan
asidosis laktat.

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 15


TRY OUT ONLINE 1
2017

114.Jawaban : D. Pasang infus dan bolus D/10% 2 cc/kgbb

Berat badan lahir 4300 g, ibu pengidap diabetes tidak terkontrol serta hasil GDS <45 mg/dL mengarahkan
diagnosis pada hipoglikemia. Sesuai algoritma di atas, pada kasus ini GDS anak naik dengan menyusui ke ibu
namun kurang dari 36 mg/dL sehingga perlu pemasangan infus dan bolus D/10% 2 cc/kgbb.

115.Jawaban. B. Thalassemia beta


Keluhan lesu dan lemah, malas beraktivitas, riwayat keluhan serupa pada saudara kandung serta ditemukannya
anemia mikrositik hipokrom tanpa disertai kelainan pada leukosit dan trombosit mengarahkan diagnosis pada
thalasemia. Anemia mikrositik hipokrom pada pasien ini bisa disimpulkan berdasarkan perhitungan MCV (70 fl),
MCH (20pg/cell), dan MCHC (28,6%); MCV=(10x(Ht/eritrosit dalamm juta/mm3)); MCH=(Hbx10)/eritrosit dlm
juta/mm3); MCHC=((Hbx100)/Ht). Kecurigaan semakin diperkuat dengan ditemukannya sel pensil dan sel target
pada sediaan darah tepi. Sel target mayoritas ditemukan pada thalassemia (terkadang bisa ditemuakan pada
anemia defisiensi besi), sedangkan sel pensil lebih banyak ditemukan pada anemia defisiensi besi (terkadang
bisa ditemukan pada thalassemia). Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang
disebabkan oleh defek genetik pembentukan rantai globin. Terdapat dua jenis thalasemia yaitu talasemia alfa
dan beta, dimana talasemia alfa paling sering ditemukan pada daerah timur jauh termasuk cina sedangkan
talasemia beta paling sering ditemukan pada daerah asia tenggara termasuk indonesia.

116.Jawaban: B. Subgaleal haemorrhage


Riawayat partus dengan ekstraksi vakum, terdapat benjolan di kepala yang kemerahan dan melewati sutura
mengarahkan kecurigaan pada subgaleal haemorrhage dan caput suksadenum. Namun pada pasien ini terdapat
perdahan hingga timbul syok, maka diagnosis mengarah kepada subgaleal hemmorhage

117.Jawaban: E. Biotin

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 16


TRY OUT ONLINE 1
2017

Gejala yang pertama muncul akibat kekurangan biotin biasanya berkaita n dengan kulit dan rambut. Gejala
defisiensi biotin muncul dalam 3-5 minggu: dermatitis seboroik, rash, rambut mudah rontok dan mudah patah,
kulit kering, nausea, vomitus, dan anoreksia; disusul dejala neurologis 1 -2 minggu kemudian: depresi ringan,
perubahan status mental, myalgia, hyperesthesia, dan paresthesia.
Pada soal, pasien terkena egg-white injury syndrome: putih telur mentah berisi glycoprotein avidin yang
p usus.

118.Jawaban: A. atresia bilier


Adanya keluhan kuning sejak usia 2 hari, BAB dempul dan BAK seperti air teh, kramer III serta peningkatakan
bilirubin direk mengarahkan diagnosis pada atresia bilier. Atresia bilier merupakan kolestasis terbanyak pada
bayi yang hingga kini etiologinya masih belum diketahui

119.Jawaban: B. Mengatasi hipoglikemia dan dehidrasi


Adanya keluhan BB sulit naik, bengkak di wajah dan kedua tungkai, serta bercak kehitaman pada kaki
mengarahkan diagnosis pada malnutrisi energi protein tipe kwasiokhor. Untuk mengatasi kelainan ini
tatalaksana awal meliputi mengatasi hipoglikemi, dehidrasi serta hipotermi .

120.Jawaban: B Enterotoxigenic E.Coli (ETEC)


Keluhan diare tanpa darah dan lendir, ditemukannya bakteri gram negatif yang dapat tumbuh p ada agar
MacConkey serta memfermetnasi laktosa mengarahkan diagnosis ke diare cair akut akibat infeksi E. Coli.
Karena diare tidak disertai darah dan lendir, maka kemungkinan diare disebabkan oleh E.Coli yang
menimbulkan diare sekretorik yaitu ETEC.

121.Jawaban: E. HbsAg dan IgM anti HbC


Keluhan mata kuning sejak 2 hari, riwayat lesu, malas minum, muntah, badan panas serta kencing seperti air
teh mengarahkan kecurigaan pada hepatitis virus akut. dipikirkan jenis hepatitis yang dialami oleh anak ini
adalah hepatitis B yang ditularkan oleh ibu saat persalinan (ibu seorang PSK). Pemeriksaan penunjang yang
perlu dilakukan adalah HbSAg untuk mengetahui adanya surface antigen dalam darah dan antiHbC IgM untuk
melihat adanya respon awal imun tubuh terhadap virus.

122.Jawaban: C. 560 ml dalam 30 menit pertama


Diare yang berlangsung sejak 3 hari yang lalu disertai somnolen, turgor yang menurun dan mata cekung
mengarahkan diagnosis pada diare cair akut dengan dehidrasi berat. Sehingga penatalaksanan awalnya adalah
pemberican cairan intravena dengan dosis 30 ml/kg BB dalam waktu 30 menit. Karena berat anak adalah 18 kg,
maka total cairang yang dibutuhkan sebayanyak 540 ml. Dipilih jawaban C karena hanya pada pilihan ini dosis
dan lama pemberian cairan yang paling tepat

123.Jawaban: A. kloramfenikol
Riwayat demam sejak 10 hari lalu terutama saat malam hari disertai mual, perut kembung, mengigau dan
bradikardi relatif mengarahkan diagnosis pada demam tifoid. Terapi pilihan untuk demam tifoid adalah
pemberian antibiotik seperti kloramfenikol.

124.Jawaban: E. Pasang akses vascular intraosseus


Pemasangan akses vascular vena perifer tidak berhasil, bisa dilakukan venaseksi tetapi pada keadaan syok,
perlu akses yang cepat, sehingga pilihan yang paling tepat adalah melalui intraosseus.

125.Jawaban: D. Stomatitis herpetika primer


Gingivostomatitis herpetika primer adalah suatu penyakit yang ditandai dengan lesi ulserasi pada lidah, bibir,
mukosa gingiva, palatum durum dan molle. Gingivostomatitis herpetika primer merupakan bentuk tersering

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 17


TRY OUT ONLINE 1
2017

dari infeksi HSV tipe 1 pada rongga mulut. Meskipun merupakan penyakit self limiting, infeksi oral dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman pada mulut, demam, limfadenopati, dan kesulitan makan dan minum. Onset
Gingivostomatitis herpetika primer terjadi pada usia anak usia 6 bulan sampai 5 tahun.

126.Jawaban: A. memberikan cairan yang cukup dan memantau gejala lain yang timbul
Pada kasus anak demam seperti di atas, tatalaksana yang dipilih adalah memberikan cairan yang cukup dan
memantau gejala lain yang timbul. dipilih tatalaksana ini karena anak masih bisa beraktivitas seperti biasa, tidak
ada kelainan yang lain serta anak ini sudah diberikan obat penurun panas .

127.Jawaban C. Atresia pulmonum


Keluhan biru saat menangis, sianosis pada bibir dan ekstrimitas serta corak v askular paru yang menurun
mengarahkan diagnosis pada atresia pulmonum. Atresia pulmonum merupakan salah satu PJB sianotik dengan
gejala – gejala seperti di atas. Akibat atresia ini vaskularisasi ke arah paru berkurang sehingga corak vaskular
menurun.

128.Jawaban: B. ASI eksklusif saja, susu formula tidak boleh


Pemberian ASI oleh ibu pengidap HIV memberikan efek ganda yaitu sebagai sumber nutrisi utama pada bayi
dalam 6 bulan pertama kehidupannya dan di sisi lain juga merupakan rute penularan HIV ke bayi, o leh karena
itu pemberiannya kepada bayi perlu dipertimbangkan untung dan ruginya. Pada bayi dengan ibu HIV yang lahir
di negara berkembang seperti Indonesia, pemberian HIV lebih baik dibandingkan formula. Akan tetapi
pemberiannya harus bersifat eksklusif (tanpa dicampur makanan atau minuman lain seperti air putih, susu
formula ataupun makanan padat).

129.Jawaban: C. Sindroma eisenmenger


Keluhan awal berupa sesak nafas yang memberat sejak 1 bulan, kenaikan berat badan yang lambat,
ditemukannya bising pansistoli k pada ICS 3-4 parasternal sinistra mengarahkan diagnosis pada VSD. VSD
merupakan PJB asianotik dimana terjadi pirau dari kiri ke kanan. VSD yang tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan komplikasi berupa sindrom eisenmenger menyebabkan hipertensi pulmonal yang ireversibel,
reversal flow, dan sianosis. Gejala yang ditimbulkan pada sindrom eisenmenger sama seperti keluhan pasien ini
saat kontrol beberapa bulan kemudian yaitu sianosis, takikardi, takipneu serta lemah saat beraktivitas.

130.Jawaban: D. Gastritis
Keluhan nyeri perut, kebiasanya makan tidak teratur dan banyak minum minuman ringan serta ditemukan nyeri
tekan ulu hati mengarahkan diagnosis pada gastritis.

131.Jawaban: B. Abortus Insipiens


Perdarahan pada usia kehamilan < 20 minggu mengarah kepada ab ortus. Adanya OUE yang terbuka sebesar 1
cm menandakan bahwa proses abortus sedang terjadi. Gejala yang baru berupa perdarahan tanpa disertai
keluarnya jaringan mengarah kepada abortus insipiens.

132.Jawaban: B. Plasenta previa

Adanya perdarahan pada kehamila n 28 minggu (>22 minggu menurut Depkes RI dan >24 minggu menurut
Royal College of Obstetrician) termasuk kedalam perdarahan antepartum sehingga diagnosis abortus dapat
disingkirkan.

Tanda dan Gejala Diagnosis Banding

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 18


TRY OUT ONLINE 1
2017

Perdarahan di usia kehamilan < 22  Abortus


minggu  Mola Hidatidosa
 Kehamilan Ektopik Terganggu
Perdarahan di usia kehamilan > 22  Plasenta Previa
minggu  Solusio Plasenta
 Gangguan Pembekuan Darah
 Ruptura Uteri
 Persalinan Preterm

Pada pasien diatas tidak ditemukan tanda -tanda adanya infeksi seperti keputihan dan demam. Adanya letak
janin lintang mengarah kepada plasenta previa, dimana letak plasenta yang dekat dengan jalan lahir
menghalangi perputaran posisi janin.

133.Jawaban: A. Atonia Uteri


Pasien diatas datang dengan keluhan perdarahan post partum. Dari hasil pemeriksaan fisik dapat disimpulkan
bahwa pasien berada pada keadaan presyok. Adanya riwayat melahirkan dengan bantuan induksi, dan berat
badan > 4000 gram (makrosomia) menjadi faktor risiko terjadinya perdarahan postpartum akibat atonia uteri.

134.Jawaban: B. Hipertensi gestasional


Adanya hipertensi pada kehamilan yang terjadi di usia kehamilan >20 minggu mengarah kepada adanya
hipertensi pada kehamilan (hipertensi gestasional). Tidak ditemukannya protein dalam urin menyingkirkan
adanya preeklampsia.

135.Jawaban: C. Kedua tuba tidak paten


Adanya keluhan belum memiliki anak setelah 5 tahun menikah (> 1 tahun) dengan aktivitas seksual teratur
masuk kedalam infertilitas primer. Hasil pemeriksaan semen dan sperma yang normal menyingkirkan
kemungkinan adanya gangguan infertilitas pada suami. Adanya riwayat salfingitis dengan tes HSG tidak
terdapat spill kedalam intraperitoneum merupakan gambaran adanya sumbatan pada kedua tuba.

136.Jawaban: A. Endometritis
Pada kasus diatas, ibu mengalami demam setelah melahirkan. TFU setinggi pusat menandakan adanya
gangguan pada proses invlusi uterus. Tanda vital lain selain suhu berada dalam batas normal. Pasien yang tetap
memberi ASI kepada bayinya mengurangi kemungkinan telah terjadinya mastitis, sehingga d itambah dengan
adanya gangguan proses involusi uterus diagnosis akan mengarah kepada endometritis.

137.Jawaban: A. Amoxicillin
Gejala dan tanda pada pasien diatas yaitu demam sejak 1 minggu, naik turun terutama saat sore hari, nyeri
otot, sakit kepala, mual, muntah dan lidah kotor mengarah kepada infeksi tifoid. Dari hasil pemeriksaan widal
dimana titer O 1/320 menguatkan dugaan diagnosis tifoid. Pada fase akut demam tifoid, titer antigen O
seharusnya sudah ditemukan 7-10 hari setelah timbulnya gejala, dan minimal 1/160 untuk menegakkan
diagnosis (di Indonesia yang merupakan daerah endemis seharusnya bahkan lebih tinggi lagi). Titer H
menandakan adanya infeksi lampau dan tidak dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis kecuali dilakukan
pemeriksaan ulang setelah 2-3 minggu dan terdapat kenaikan 4x lipat dari titer sebelumnya. Adapun pilihan
antibiotik pada kasus diatas, yang paling aman untuk ibu hamil adalah amoxicillin.

138.Jawaban: B. Permethrin
Wanita hamil dan bayi berusia 8 bulan yang terkena scabies, dapat menggunakan obat permethrin sebagai
DOC.

139.Jawaban: C. Distosia bahu

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 19


TRY OUT ONLINE 1
2017

Adanya kepala bayi yang sudah lahir namun terjadi persalinan macet dengan adanya turtle sign (+) mengarah
kepada distosia bahu. Adanya riwayat DM yang tidak terkontrol dan perkiraan berat b ayi 4200 gram
(makrosomia) menjadi faktor risiko penting pada kasus ini.

140.Jawaban: D. Metronidazole
Keputihan dengan cairan berwarna putih dan gambaran strawberry cervix appearance mengarah kepada infeksi
trikomoniasis. Infeksi tersebut dapat diobati denga n menggunakan metronidazole.

141.Jawaban: B. Montgomery tubercles


Pasien diatas sedang hamil 32 minggu dan merasakan perubahan pada payudaranya berupa benjolan yang
berjumlah banyak dan berada di sekitar areaola, dengan perabaan lunak dan seragam. Hal ini ses uai dengan
perubahan fisiologis pada wanita hamil yaitu adanya Montgomery tubercles.

142.Jawaban: B. Mastalgia
Wanita post partum yang datang dengan keluhan payudara nyeri kemungkinan adalah akibat gangguan proses
menyusui. Payudara setelah post partum akan mulai mengeluarkan air susu, sehingga apabila terdapat
hambatan pada proses menyusui akan menimbulkan keluhan pada payudara. Nyeri pada payudara dengan
gambaran payudara yang kencang dan kulit sekitar dalam batas normal mengarah kepada mastalgia. Apabila
kulit pasien mulai kemerahan dan mulai timbul tanda prodromal seperti demam maka pasien mulai mengalami
mastitis.

143.Jawaban: B. Hari ke 10-18

Pada pasien diatas, keinginan untuk menunda kehamilan dapat ditunjang dnegan diketahuinya masa subur.
Pada pasien diatas siklus haid tidak teratur sehingga masa subur dihitung dengan rumus yaitu:

 Mulai : siklus terpendek kurang 18 hari dan


 Berakhir : siklus haid terpanjang kurang 11 hari
Dari perhitungan tersebut didapatkan (28-18) dan (30-11) atau hari ke 10 hingga hari ke 19. Jawaban yang
paling mendekati adalah B. hari ke-10-18.

144.Jawaban: B. Ruptur perineum derajat II


Robekan jalan lahir yang mengeani mukosa kulit, otot perineum dan komisura mengarah kepada laserasi
derajat II.

145.Jawaban: E. 1900 kkal/hari


Kebutuhan kalori basal pada pasien diatas dapat ditentukan dengan rumus Harris -Benedict dan ditambah 500
kkal untuk ibu menyusui sehingga didapatkan 655 + (9,6 x 60) + (1,8 x 160) – (4,7 x 25) + 500 kkal (menyusui) =
655 + 576 + 288 – 117.5 + 500 = 1901,9 kkal

146.Jawaban: B.IUFD
Wanita dengan G6P3A2 H3 adalah wanita dengan riwayat hamil sebanyak 6 kali, partus 3 kali, dan 2 kali
mengalami abortus, dengan jumlah anak hidup sebanyak 3 orang. Usia kehamilan pasien sudah menginjak
trimester III sehingga serta adanya gejala berupa janin yang tidak bergerak lagi dan perut yang semakin
mengecil mengarahkan dugaan kepada IUFD.

147.Jawaban: D. Pemeriksaan mikroskopik untuk deteksi fern


Pemeriksan cairan ketuban dengan cara antara lain inspeksi dengan memperhatikan cairan yang keluar dari
lubang serviks saat pasie batuk atau fundus ditekan, kertas nitrazin, mikroskopik dengan melihat ferning sign,

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 20


TRY OUT ONLINE 1
2017

atau amniosentesis dengan injeksi 1 ml indigo carmine + 9 ml NS. Pada soal ini lebih dipilih pemeriksaan yang
tidak invasif.

148.Jawaban: E. Menyudahi jumlah anak


Pasien diatas sudah memiliki 3 anak, dengan usia 38 tahun sehingga sudah termasuk usia yang berisiko apabila
terjadi kehamilan lagi. Dengan begitu, alasan yang tepat untuk KB pada pasien ini adalah untuk menyudahi
jumah anak.

149.Jawaban: D. Dilakukan USG


Adanya IUD CuT pada pasien yang hamil dapat meningkatkan risiko abortus, persalinan prematur, dan
gangguan pada janin. Dalam kasus ini, apabila benang IUD terlihat, maka IUD harus dikeluarkan segera setelah
kehamilan dipastikan. Apabila benang tidak terlihat, maka dilakukan pengambilan IUD dengan panduan USG,
juga sekaligus memastikan bahwa kehamilan yang terjadi bukan kehamilan ektopik.

150.Jawaban: A. Tidak terdapat proses spermatogenesis


Riwayat infertilitas primer dengan hasil biopsy testis hanya ditemukan sel sertoli mengarah kepada sertoli -cell-
only syndrome (SCO), yaitu suatu keadaan dimana hanya terdapat sel sertoli dalam tubulus seminiferous. Pada
keadaan ini, pasien akan mengalami azoospermia (akibat tidak adanya spermatogenes is), testosterone plasma
biasanya normal, serta peningkatan serum FSH.

151.Jawaban: D. 16-18 minggu


Tinggi fundus uteri berada di simfisis akan dicapai pada kehamilan 12 minggu, sedangkan tinggi fundus uteri
berada di umbilikus akan dicapai pada kehamlan 20 minggu. Dalam rentang 12-20 minggu tinggi fundus uteri
akan meningkat 2 jari tiap 2 minggu. Fundus uteri terletak pada pertengahan antara simfisis dan umbilikus rata -
rata dicapai pada usia kehamilan 16-18 minggu.

152.Jawaban: A. Anemia defisiensi besi


Pada kasus di atas didapatkan tanda klasik anemia dari anamnesis yang mengatakan pasien merasa lemas,
mual, lesu, kepala berkunang-kunang. Hasil pemeriksaan fisis mendukung diagnosis anemia yaitu adanya
konjungtiva anemis, wajah pucat. Pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai hemoglobin lebih rendah dari
rentang normal dan dari pemeriksaan hapusan darah didapatkan hipokromik mikrositer, anisopoikilositosis
yang merupakan khas dari anemia defisiensi besi.

153.Jawaban: D. 4 jam kemudian


Pada pemantauan perkembangan proses persalinan, pengisian partograf untuk menilai pembukaan serviks
dilakukan setiap 4 jam sekali.

154.Jawaban: B. Inkontinensia urin


Pasien diatas memiliki riwayat multiparitas dan datang dengan keluhan tidak bisa menahan kencing. Kehamilan
dan persalinan berulang-ulang dapat menyebabkan dasar panggul teregang berkali -kali sehingga menimbulkan
cedera pada otot sekitar dasar dan leher vesika urinaria. Hal ini akan menimbulkan inkontinensia. Keluhan ini
dirasakan terutama saat batuk atau bersin, yang menunjukkan adanya pengaruh peningkatan tekanan
intraabdomen terhadap inkontinensia pasien (stress inkontinensia urin).

155.Jawaban: C. Menjadikan selaput rahim tipis, atrofi, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba
Kontrasepsi suntik tiap 3 bulan bekerja dengan mekanisme seperti di pilihan jawaban C. Pilihan jawaban A
merupakan mekanisme kerja pil progestin (minipil), pilihan jawaban B merupakan mekanisme kerja dari pil dan
suntikan kombinasi, pilihan jawaban D merupakan mekanisme kerja dari alat kontrasepsi dala m rahim, dan
pilihan jawaban E merupakan mekanisme kerja dari diafragma.

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 21


TRY OUT ONLINE 1
2017

156.Jawaban: A. Jika pasien merasakan seperti ingin BAB dan dari kemaluan tampak presentasi kepala crowning
Adanya mulas-mulas yang intensitasnya semakin bertambah disertai keluhan kelua rnya darah dan lender pada
pasien diatas menunjukkan mulai terjadinya proses partus. Terdapat kondisi yang mengharuskan dokter segera
menolong persalinan di rumah yaitu apabila dari kemaluan sudah tampak presentasi kepala crowning, yang
menunjukkan bahwa janin akan segera keluar. Presentasi kepala penting karena persalinan dilakukan di rumah,
dimana fasilitas terbatas sehingga jenis persalinan yang dapat dilakukan dengan aman adalah presentasi
normal (kepala).

157.Jawaban: D. Pil mini


Pil KB untuk ibu hamil adalah mini pil, kandungannya hanya progesterone dan tidak ada feedback negative
terhadap hormone prolactin.

158.Jawaban: E. Elektrokardiografi
Pembahasan: Pada gambaran di atas tampak adanya malaria berat pada kehamilan. Pilihan pengobatan malaria
pada kehamilan adalah quinidine dan artesunat secara parenteral. Efek samping dari quinidine adalah
perpanjangan interval QT dan aritmia ventrikel sehingga diperlukan pemeriksaan elektrokardiografi sebelum
pemberian quinidine kemudian dilanjutkan 3-4 kali sehari selama quinidine diberikan untuk mendeteksi adanya
efek samping tersebut. Selain adanya perpanjangan interval QT, quinidine juga menyebabkan hipoglikemia dan
hipotensi, sehingga monitor glukosa darah dan tensi secara berkala seyogyanya juga dilakukan.

159.Jawaban: C. AKDR
Pasien diatas sedang dalam pengobatan TB. Dalam rejimen pengobatan TB terdapat rifampisin yang dapat
berinteraksi dengan KB hormonal dan menurunkan efektivitas KB tersebut. Usia pasien yang masih muda dan
dalam pengobatan TB sebaiknya menggunakan KB jenis AKDR.

160.Jawaban: A. Pematangan paru pada bayi


Pasien diatas dengan usia kehamilan 34 minggu datang dengan tanda -tanda persalinan sehingga diberikan
kortikosteroid. Kostikosteroid disini berfungsi untuk mematangkan paru pada bayi yang akan dilahirka n
premature sehingga mengurangi komplikasi.

161.Jawaban: B. Odds ratio


Penelitian pada soal ingin mengetahui hubungan antara merokok dengan kejadian PJK. Penelitian yang ingin
mengetahui hubungan pajanan dengan penyakit, merupakan penelitian analitik. Nilai y ang digunakan dalam
penelitian analitik adalah ukuran asosiasi, dapat berupa relative risk (RR), odds ratio (OR), atau prevalence ratio
(PR) tergantung desain studi apa yang digunakan. Pada soal disebutkan bahwa bentuk penelitian yang
dilakukan berupa surveillance epidemiologi. Pada surveillance, desain yang umumnya dipakai adalah cross
sectional atau case control. Maka ukuran asosiasi penelitian yang paling mungkin digunakan pada kasus ini
adalah prevalence ratio atau odds ratio. Nilai OR atau PR di atas 1 menunjukkan bahwa merokok memang
merupakan faktor risiko PJK, sedangkan nilai OR atau PR kurang dari 1 menunjukkan bahwa merokok bersifat
protektif terhadap PJK.

162.Jawaban: C. Korelasi Pearson

Untuk menentukan uji statistik bivariat, langkah sederhananya adalah sebagai berikut:

 Tentukan sifat variabel yang diuji (numerik atau kategorik)


 Bila ada variabel yang bersifat numerik, tentukan apakah variabel tersebut terdistribusi normal atau tidak. Atau
bila kedua variabel bersifat kategorik, tentukan apakah memenuhi persyaratan uji chi square. Untuk

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 22


TRY OUT ONLINE 1
2017

mengerjakan soal UKDI, bila tidak disebutkan, maka diasumsikan bahwa variabel tersebut terdistribusi normal
atau memenuhi persyaratan chi square.
 Lihat tabel untuk menentukan uji hipotesis apa yang sesuai.
Pada soal di atas, disebutkan bahwa kedua variabel bersifat numerik dan diasumsikan bahwa kedua variabel
tersebut terdistribusi normal. Maka berdasarkan tabel yang tercantum di slide, uji hipotesis yang sesuai adalah
korelasi Pearson.

163.Jawaban: E. Semua pasien yang datang ke RS dalam 1 bulan dengan diagnosis gastritis fungsional
Populasi penelitian merupakan sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi obyek penelitian sesuai dengan
permasalahan yang ingin diteliti. Maka dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian mer upakan semua pasien
gastritis fungsional di poli rumah sakit dalam 1 bulan. Sedangkan sampel penelitian ini adalah 20 pasien gastritis
fungsional.

164.Jawaban: B. Indikator outcome


Sesuai dengan logic model, untuk menilai hasil/ keluaran dari suatu program kesehatan masyarakat, yang
dinilai adalah indicator output, outcome, dan impact. Indikator output menggambarkan hasil dari program
kesehatan (misalnya tingkat partisipasi masyarakat dalam program kesehatan masyarakat). Sedangkan untuk
menilai dampak dari program menggunakan indicator outcome (untuk jangka pendek dan wilayah yang
terbatas) dan indicator impact (untuk jangka panjang dan wilayah lebih luas). Indikator prevalensi penyakit
sesuai dengan indikator outcome, karena dapat menilai dampak jangka pendek dari program kesehatan
masyarakat dan sifatnya dinamis (prevalensi penyakit dapat berubah -ubah setiap bulan).

165.Jawaban: C. 70/730 x 1440


Insidens merupakan jumlah kasus baru pada populasi berisiko yang diteliti. Maka dalam hal ini, insidens
neuropati dengan pemeriksaan standar adalah jumlah pasien yang terdiagnosis neuropati dari pemeriksaan
standar dibandingkan dengan seluruh pasien yang d

166.Jawaban: E. 500
Angka kematian ibu atau MMR (maternal mortality rate) merupakan banyaknya kematian perempuan pada
saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, ya ng
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab -sebab lain, per 100.000
kelahiran hidup. Maka dalam soal ini, MMR per 100.000 kelahiran hidup adalah 500.

167.Jawaban: D. Cross sectional


Penelitian di atas meneliti merokok dan dys pepsia dalam waktu bersamaan (dalam 1 waktu). Maka desain yang
digunakan adalah cross sectional.

168.Jawaban: C. Apakah Anda bisa menceritakan kepada saya mengapa Anda menangis?

Empati dalam komunikasi dokter-pasien ditunjukkan dengan:

 Kemampuan kognitif seorang dokter dalam mengerti kebutuhan pasien (a physician cognitive capacity to
understand patient’s needs),
 Menunjukkan afektifitas/sensitifitas dokter terhadap perasaan pasien (an affective sensitivity to patient’s
feelings),
 Kemampuan perilaku dokter dalam memperlihatkan/menyampaikan empatinya kepada pasien (a behavioral
ability to convey empathy to patient).
Berdasarkan hal tersebut, jawaban yang paling menggambarkan empati dokter adalah C.

169.Jawaban: B. Segera menolong dan menangani pasien sebagai l ife saving


Sesuai dengan KODEKI tahun 2012 pasal 17, yaitu “Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai
suatu wujud tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya”,

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 23


TRY OUT ONLINE 1
2017

dan Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 pasal 4 ayat (1) dijelaskan bahwa “Dalam keadaan darurat, untuk
menyelamatkan jiwa pasien dan/atau mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran”,
maka pada kasus di atas dokter seharusnya segera menolong dan menangani pasi en sebagai life saving. Bila
keadaan pasien sudah stabil,pasien dapat dirujuk ke dokter yang lebih berkompeten dan berwenang untuk
melakukan tatalaksana definitif.

170.Jawaban: C. Beneficence
Dalam hal ini dokter ingin memberikan perawatan yang terbaik dan lengkap kepada pasien. Maka hal ini sesuai
dengan prinsip beneficence.

171.Jawaban: B. Resiko yang tidak bisa dihindari


Pasien mengalami alergi setelah pemberian Kotrimoksazol. Hal ini termasuk kejadian yang tidak diharapkan
(adverse event). Dalam hal ini, alergi pada seseorang pada umumnya tidak dapat diprediksi sebelumnya,
sehingga jenis adverse event pada kasus ini termasuk unforeseeable risk (risiko yang tidak dapat diduga
sehingga tidak dapat dihindari).

172.Jawaban: A. Membuat suasana saling percaya


Manfaat informed consent, antara lain adalah sebagai berikut:
 Melindungi dokter dan pasien
 Melindungi martabat manusia
 Pasien tidak dimanipulasi
 Suasana saling percaya
 Membantu kelancaran pemeriksaan sampai pengobatan
Sebenarnya A, B, dan C benar. Namun secara keseluruhan, manfaat informed consent bukan hanya untuk
melindungi pasien, melainkan juga untuk melindungi dokter. Maka di antara pilihan A-C, lebih dipilih jawaban A
(membuat suasana saling percaya) karena menggambarkan manfaat informed consent untuk pas ien dan
dokter.

173.Jawaban: C. Meminta keluarga untuk meminta VeR kepada polisi


Ekshumasi atau pemeriksaan terhadap mayat yang telah dikubur merupakan bagian dari visum et repertum
(VeR). Sesuai dengan pasal 133 KUHAP, VeR merupakan wewenang penyidik. Maka d okter hanya berhak
menyampaikan VeR kepada penyidik. Bila keluarga meminta, keluarga dianjurkan untuk memintanya kepada
polisi.
174.Jawaban: C. Menjelaskan kepada pasien pentingnya untuk memberitahukan penyakit pasien untuk kesehatan
istri pasien
Sesuai dengan Permenkes 269/2008 dan KODEKI tahun 2012 pasal 12, dokter wajib menyimpan rahasia medis
pasien, bahkan kepada anggota keluarga terdekat pasien. Namun demikian, akrena penyakitnya dapat menular
ke istri, maka sebaiknya dokter menjelaskan kepada pasien pentingnya untuk memberitahukan penyakit pasien
untuk kesehatan istri pasien.

175.Jawaban: A. 6-8 jam yang lalu


 Livor mortis atau lebam mayat terjadi akibat pengendapan eritrosit sesudah kematian akibat berentinya
sirkulasi dan adanya gravitasi bumi . Eritrosit a kan menempati bagian terbawah badan dan terjadi pada bagian
yang bebas dari tekanan. Muncul pada menit ke-30 sampai dengan 2 jam. Intensitas lebam jenazah meningkat
dan menetap 8-12 jam.
 Rigor mortis atau kaku mayat terjadi akibat hilangnya ATP. Rigor mortis akan mulai muncul 2 jam postmortem
semakin bertambah hingga mencapai maksimal pada 12 jam postmortem. Kemudian dipertahankan selama 12
jam, setelah itu akan berangsur-angsur menghilang sesuai dengan kemunculannya. Faktor -faktor yang
mempengaruhi terjadinya kaku jenazah adalah suhu tubuh, volume otot dan suhu lingkungan. Makin tinggi
suhu tubuh makin cepat terjadi kaku jenazah. Rigor mortis diperiksa dengan cara menggerakkan sendi fleksi
dan antefleksi pada seluruh persendian tubuh.

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 24


TRY OUT ONLINE 1
2017

 Pembusukan mayat (dekomposisi) terjadi akibat proses degradasi jaringan karena autolisis dan kerja bakteri.
Mulai muncul 24 jam postmortem, berupa warna kehijauan dimulai dari daerah sekum menyebar ke seluruh
dinding perut dan berbau busuk karena terbentuk gas seperti HCN, H2S dan lain-lain.
Pada kasus di atas, lebam ayat belum menetap, menunjukkan waktu kematian kemungkinan antara 30 menit
sampai 8 jam. Kaku mayat sebagian menunjukkan waktu kematian antara 2 jam sampai sebelum 12 jam, atau
telah lewat 24 jam. Belum ada tanda pembusukan menujukkan kematian kurag dari 24 jam. Waktu yang
beririsan dengan ketiga kondisi di atas adalah 2 jam sampai 8 jam. Dari antara semua pilihan jawaban, yang
termasuk dalam range 2-8 jam adalah opsi A.

176.Jawaban: B. Mandiri
Keadaan posyandu di atas sudah sesuai dengan Posyandu Purnama karena memenuhi persyaratan Posyandu
jenis Purnama yaitu rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB,
KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%, sudah ada program tambaha n. Bila dokter ingin menaikkan satu tingkat
status Posyandu, maka dinaikkan menjadi status Posyandu Mandiri.

177.Jawaban: A. Case control


Kata kunci pada soal ini adalah “peneliti ingin meneliti mengenai hubungan sebab akibat”. Hubungan sebab
akibat hanya bisa didapatkan dengan desain penelitian case control atau kohort, sedangkan pada cross
sectional, hanya dapat menentukan bahwa ada hubungan, tetapi tidak dapat dipastikan yang mana yang sebab
dan yang mana yang merupakan akibat. Dibanding kohort, desain c ase control lebih singkat dan lebih mudah.

178.Jawaban: B. Recall bias


Bias yang mungkin terjadi adalah recall bias karena informasi didapatkan berdasarkan ingatan subyek akan
kejadian di masa lalu.

179.Jawaban: B. 62295/62342

NPV = d/(c+d)

NPV = 62295/62342

Interpretasi negative predictive valuenya adalah dari 62.342 orang yang hasil testnya negatif, 62.295 orang
benar-benar tidak sakit, sedangkan 47 orang sisanya false negative.

180.Jawaban: C. Peningkatan kejadian penyakit tidak menular


Gambar di atas merupakan piramida populasi penduduk Indonesia tahun 2014. Yang terlihat pada piramida
populasi tersebut antara lain adalah bahwa penduduk terbanyak adalah usia produktif (25 -44 tahun). Setelah
itu jumlah penduduk baru perlahan berkurang. Sesuai dengan epidemiologi penyakit, pada usia >30 tahun,
penyakit yang lebih banyak dialami adalah penyakit tidak menular, seperti hipertensi, DM, PJK, keganasan, dll.
Pilihan angka kematian ibu dan bayi meningkat tidak tepat karena terlihat populasi anak dan wanita usia
produktif cukup tinggi.

181.Jawaban:B.1/50
Case fatality rate merupakan persentase angka kematian oleh sebab penyakit tertentu, untuk menentukan
kegawatan/ keganasan penyakit tersebut. Rumus: jumlah kematian/jumlah seluruh kasus x 100%. Maka dalam
kasus ini adalah 1/50 x 100%.

182.Jawaban: Delbeque
Metode menentukan prioritas masalah berdasarkan kesepakatan bersama ada 2 macam, yaitu metode Delpie
dan metode Delbeque. Pada metode Delpie, penentuan prioritas masalah dilakukan oleh sekelompok orang
yang setara dan pendidikan yang sama. sedangkan pada metode Delbeque, penentuan prioritas masalah

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 25


TRY OUT ONLINE 1
2017

dilakukan oleh sekelompok orang dengan latar belakang profesi dan pendidikan yang berbeda -be\a. Oleh
karena itu, pada kasus ini metode yang dilakukan adalah metode Delbeque.

183.Jawaban: C. Buzz group


Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian diberi suatu
permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan
masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.

184.Jawaban: B. Luka multiple dengan penyembuhan bervariasi

Karakteristik luka akibat KDRT antara lain:

1. Biasanya datang dengan luka ringan seperti luka memar atau luka lecet. Dapat pula datang denga n keluhan
sakit kepala, sakit perut, atau diare, dan keluhan nonspesifik lainnya.
2. Datang terlambat, dalam arti kejadian sudah satu atau dua hari sebelum mereka ke dokter.
3. Dapat terjadi ketidaksinkronan cerita dengan luka yang ditemukan.
4. Luka multipel yang berbeda umurnya.

185.Jawaban: A. CO
Korban meninggal dalam mobil dalam kondisi mesin hidup, kemungkinan meninggal karena keracunan CO
akibat pembakaran yang tidak sempurna dari mesin mobil. Hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan uji formalin
yang dilakukan. Pada darah dengan kadar CO yang tinggi, uji formalin akann membentuk endapan berwarna
merah, sedangkan pada kondisi normal endapan yang terbentuk berwarna coklat.

186.Jawaban: B. Respect
Salah satu aspek profesionalisme dokter, yaitu respect for others, bera rti menghargai dan menghormati
otonomi,pilihan, harkat dan martabat seseorang.

187.Jawaban: E. Non maleficience


Memberikan pengobatan rasional dan sesuai kompetensi merupakan prinsip nonmaleficience.

188.Jawaban: E. 6-7 bulan


Sesuai dengan pertumbuhan gigi, gigi seri (incisivus) pada rahang bawah mulai erupsi pada bayi dengan usia 6 -7
bulan. Gigi susu anak lengkap pada usia sekitar 2 tahun.

189.Jawaban: C. Strangulating
Adanya mayat dengan seutas tali merupakan kemungkinan kasus penjeratan dengan tali. Mulut berbusa
merupakan salah satu tanda asfiksia yang menjadi mekanisme kematian akibat penjeratan.

190.Jawaban: D. Bunuh diri

Harus terlebih dahulu dibedakan pengertian penyebab, mekanisme, dan cara kematian.

Sebab kematian lebih ditekankan pada alat atau sarana yang di pakai untuk mematikan korban. Contoh: karena
tenggelam, karena terbakar, karena tusukan benda tajam, karena pencekikan, karena kekerasan benda tumpul.
Sebab kematian banyak membantu penyidik dalam melaksanakan tugas, misalnya untuk mencari dan menyita
benda yang diperkirakan dipakai sebagai alat pembunuh, sehingga sebab kematian seperti mati lemas tidak
tepat.

Mekanisme kematian menunjukkan bagaimana korban itu mati setelah umpamanya tertembak atau
tenggelam. Contoh: karena perdarahan, karena refleks vagal , karena hancurnya jaringan otak. Mekanisme

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 26


TRY OUT ONLINE 1
2017

lebih bersifat teoritis dan tidak selalu dapat diketahui pasti.

Dalam ilmu kedokteran forensik dikenal 3 cara kematian, yaitu:

1. Wajar: kematian korban karena penyakit, bukan karena kekerasan atau rudapaksa.
2. Tidak wajar, yang dibagi menjadi kecelakaan, bunuh diri, dan pembunuhan.
3. Tidak dapat ditentukan, yang disebabkan karena keadaan mayat telah sedemikian rusak atau busuk sehingga
luka atau penyakit tidak dapat ditemukan lagi.
Cara kematian pasien ini adalah bunuh diri karena ditemukan tanda berupa kaki menyentuh lantai, jeratan tali
di leher simpul terbuka, ada pesan pasien. Sedangkan lebam mayat pada ekstremitas merupakan tanda umum
dari semua kasus penggantungan.

191.Jawaban: A. Otitis media akut


Pada pasien tersebut keluhan penurunan pendengaran dan keluar cairan dari telinga selama 2 minggu serta
terdapat perforasi pada membran timpani mengarahkan diagnosis pada otitis media akut stadium perforasi.
Batuk pilek yang sering muncul pada pasien merupakan salah satu p enyebab otitis media.

192.Jawaban: D. Sinusitis maksilaris akut dekstra


Pada pasien tersebut terdapat keluhan pilek, ingus berbau disertai dengna bengkak dan nyeri pada pipi kanan
yang mengarahkan diagnosis pada sinusitis pada daerah maksila. Karies pada gigi premolar merupakan faktor
risiko infeksi yang menyebabkan penyebaran ke sinus sehingga menyebabkan sinusitis.

193.Jawaban: B. BPPV
Keluhan pusing berputar pada pasien dan disertai dengan keluhan muntah muncul saat bangun tidur. Tidak
terdapat gangguan pendengaran maupun kelemahan pada tubuh sehingga kecurigaan diagnosis ke arah vertigo
vestibuler tipe perifer dimana yang paling tepat yaitu BPPV, karena vertigo dipengaruhi oleh perubahan posisi.
Bukan merupakan Meniere karena tidak terdapat trias meniere lai n seperti tinnitus dan penurunan
pendengaran.

194.Jawaban: C. Rhinitis vasomotor


Keluhan hidung tersumbat pada pasien tersebut muncul bergantian, dipengaruhi posisi serta dicetuskan oleh
asap, bau dan perubahan suhu. Terdapat konka inferior yang hipertrofi berwarna merah tua sehingga pasien ini
mengalami rhinitis vasomotor.

195.Jawaban: C.Hipertensi
Berdasarkan keluhan pasien yaitu terdapat perdarahan pada hidung dan tenggorokan kemungkinan pasien
mengalami epistaksis posterior. Penyebab epistaksis posterior adalah akibat gangguan vaskular, salah satunya
adalah hipertensi.

196.Jawaban: E. Pungsi Tonsil


Pada pasien didapatkan keluhan nyeri pada tenggorok. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tonsil kemerahan
dan bagian medial berada pada garis hayal medial. Diagnosis pada pasien mengarah ke tonsilitis, sehingga
dibutuhkan tatalaksana berupa pungsi tonsil. Dapat juga diberikan antibotik, namun pada pilihan berikan
antibiotik kemudian dirujuk untuk tonsilektomi kurang tepat karena belum ada indikasi untuk pembedahan
segera karena tidak ada tanda-tanda gangguan jalan nafas sehingga terapi yang tepat adalah pungsi tonsil.

197.c Jawaban: B. Fungal tonsilitis


Pada pasien didapatkan keluhan nyeri menelan, sakit kepala, tidak nafsu makan, dan demam subfebris. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tonsil kemerahan ditutupi fibrin, pembesaran KGB cervical, aksila dan inguinal.
Pada pemeriksaan swab tonsil ditemukan hifa (+). Sehingga diagnosis yang sesuai untuk pasien ini adalah fungal
tonsillitis.

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 27


TRY OUT ONLINE 1
2017

198.Jawaban: A. Tuli berat


Pada pasien didapatkan keluhan telinga kanan berkurang sejak 2 tahun lalu. Pasien memiliki riwayat keluar
cairan telinga sejak usia 5 tahun. Pada pemeriksaan audiometri nada murni didapatkan intensitas ambang
pendengaran telinga kanan sebesar 75 db. Sehingga gangguan pendengaran pada pasien tergolong tuli berat.

199.Jawaban: C. Perpindahan otolit dari utrikulus ke kanalis posterior


Pada pasien didapatkan keluhan pusing berputar sejak 2 bulan terakhir. Keluhan memberat saat bangun tidur
dan perubahan posisi kepala secara tiba-tiba. Pasien mengalami vertigo posisi paroksismal jinak yang ditandai
dengan perpindahan otolit dari utrikulus ke kanalis posterior.

200.Jawaban: B. Laringitis akut


Pada pasien diapatkan keluhan suara serak dan batuk kering. Pada pemeriksaan laringoskopi indirek didapatkan
plica vocalis edema, hiperemis, gerak simetris. Sehingga kemungkinan diagnosis pada pasien ini mengarah ke
laringitis akut.

Berani Sepenuh Hati Optimaprep | 28

Anda mungkin juga menyukai