Anda di halaman 1dari 41

EKSTERNALITAS

Ekonomi Sumberdaya Alam Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember

1. Pendahuluan

Dalam pengelolaan SDA sering timbul masalah, yaitu dampak negatif yg mengakibatkan manfaat yg diperoleh dari pengelolaan SDA tidak seimbang dengan biaya sosial yg harus ditanggung. Masalah timbul sebagai interaksi antara aktivitas ekonomi manusia dan SDA, yaitu adanya mekanisme permintaan akan lingkungan dan penawaran lingkungan. Terjadinya eksploitasi terhadap SDA secara berlebihan yg berakibat pada terjadinya degradasi lingkungan. Hal ini karena permintaan SDA tidak mampu didukung oleh ketersediaan dan suplai SDA. Pada dasarnya masalah timbul karena beberapa sumberdaya alam dikategorikan sebagai barang publik ( public goods )

Permintaan Penduduk thd. Barang dan Jasa

Permintaan SDA

Energi, makanan dan mineral Ekstraksi sumber daya yang lain

Ruang rekreasi, kehidupan hewan dan tanaman

Ruang udara, air dan limbah

Ruang tempat hidup dan persamaan hak Ruang kehidupan yg tidak seimbang

Penawaran SDA

Sumberdaya amenity

Kapasitas asimilatif

Proses Resolusi

Mekanisme Pasar

Kebijakan Politik

Lingkungan alam :

Masalah Lingkungan

kurangnya SDA, hilangnya panorama dan keindahan, polusi

Lingkungan sosial : degradasi, ketimmpangan sosial, kepadatan penduduk, kejahatan, ketidakstabilan

2. Barang Publik

Barang publik ( public goods ) adalah barang di mana jika diproduksi, produsen tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan siapa yang berhak mendapatkannya. Masalah timbul karena produsen tidak dapat meminta konsumen untuk membayar atas konsumsi barang tersebut. Konsumen tahu bahwa produsen barang tersebut tidak memiliki kendali sama sekali siapa yang mengkonsumsinya.

Karakteristik Barang publik


1. Tidak ada persaingan ( non-rivalry ) atau tidak habis ( non-divisible ) Konsumsi seseorang atas barang publik tidak akan mengurangi konsumsi orang lain terhadap barang yang sama. Contoh : Sumber daya udara tidak akan berkurang bagi orang lain untuk memanfaatkannya (menghirup). Penerangan jalan yang memancarkan sinar tidak akan habis dikonsumsi hanya oleh seseorang. 2. Tidak ada larangan ( non-excludable ) Tidak ada larangan bagi pihak lain untuk meng-konsumsi barang yang sama. Contoh : Menikmati indahnya pemandangan (gunung, laut dan pantai)

3. eksternalitas ( Dampak Eksternal )


Eksternalitas adalah dampak ( positif atau negatif ) dari

tindakan satu pihak terhadap pihak lain. Eksternalitas terjadi jika kegiatan produksi atau konsumsi dari satu pihak mempengaruhi kegunaan (utilitas) pihak lain secara tidak diinginkan, dan pihak penyebab eksternalitas tidak menyediakan kompensasi terhadap pihak yang terkena dampak. Eksternalitas merupakan fenomena yang kita hadapi sehari-hari. Dalam kaitan dengan SDA, eksternalitas sangat penting untuk diketahui karena akan menyebabkan alokasi sumber daya menjadi tidak efisien. Contoh : limbah hasil kegiatan produksi yang menyebabkan terganggunya konsumsi karena pencemaran air, udara ataupun tanah.

Keterkaitan barang publik & eksternalitas


Friedman (1990) :
Eksternalitas dan barang publik adalah dua cara pandang yang

berbeda dalam melihat masalah yang sama. Eksternalitas yang positif akan menghasilkan barang publik, sedangkan eksternalitas negatif mengakibatkan barang publik negatif (artinya, jika eksternalitas negatif tidak diproduksi, maka akan dihasilkan barang publik). Contoh : Jika tidak ada orang merokok atau berhenti merokok, maka akan dihasilkan udara bersih yg merupakan barang publik.

Eksternalitas melibatkan dua pihak (yaitu produsen dan

konsumen), sehingga eksternalitas dapat terjadi dari :


Produsen kepada Produsen lain. Produsen ke Konsumen. Konsumen ke Konsumen, dan Konsumen ke Produsen

1. Eksternalitas dari produsen ke produsen lain


Terjadi jika kegiatan produksinya mengakibatkan

terjadinya perubahan atau pergeseran fungsi produksi dari produsen lain.


Dampak eksternal ini meliputi biaya pembersihan air

yang dipakai oleh produsen hilir akibat pencemaran oleh produsen hulu.
Contoh :

Suatu proses produksi (misal: perusahaan pulp) menghasilkan limbah-residu-produk sisa beracun yg masuk ke aliran sungai, danau dan sebagainya, sehingga produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain (petambak atau nelayan). Dalam hal ini kegiatan produksi pulp mempunyai dampak negatif terhadap produksi lain (ikan).

2. Eksternalitas dari produsen ke konsumen


Terjadi jika kegiatannya merubah atau menggeser fungsi

utilitas konsumen (rumah tangga). Dampak eksternal ini berupa pencemaran atau polusi. Dampak ini meliputi : polusi suara, berkurangnya fasilitas keindahan alam (amenity) karena pertambangan, bahaya radiasi (polusi udara) dan polusi air, yang kesemuanya mempengaruhi kenyamanan konsumen Dalam hal ini, suatu agen ekonomi (produsen) yang menghasilkan limbah atau pencemaran mempengaruhi agen lain yang memanfaatkan SDA tersebut dalam berbagai bentuk.
Contoh :

kepuasan konsumen terhadap pemanfaatan lokasi rekreasi akan berkurang dengan adanya polusi udara.

3. Eksternalitas dari konsumen ke konsumen lain


Terjadi jika aktivitas seorang atau sekelompok

konsumen tertentu mempengaruhi atau mengganggu fungsi utilitas konsumen yang lain.
Dampak eksternal ini terjadi dalam berbagai bentuk,

misalnya bisingnya suara alat pemotong tetangga, kebisingan sound system tetangga, asap rokok terhadap orang lain dalam fasilitas umum, dsb.

4. Eksternalitas dari konsumen terhadap produsen

Terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu fungsi produksi suatu produsen atau kelompok produsen tertentu. Dampak eksternal ini terjadi ketika limbah rumah tangga terbuang ke aliran sungai dan mencemari, sehingga mengganggu perusahaan tertentu yang memanfaatkan air tersebut, baik oleh ikan (nelayan) maupun perusahaan yang memanfaatkan air bersih (PDAM).
1.

Contoh : Pembuangan sampah oleh rumah tangga (konsumen) ke aliran sungai yang airnya dimanfaatkan untuk pertambakan (produsen) dan PDAM (produsen). Pelanggan PLN yang mengambil arus listrik secara ilegal akan menyebabkan biaya tambahan pemeliharaan peralatan karena kelebihan beban.

2.

Tipe Eksternalitas

Eksternalitas teknologi terjadi karena adanya perubahan konsumsi atau produksi oleh satu pihak terhadap pihak lain yang lebih bersifat teknis. Eksternalitas pecuniary, terjadi karena adanya perubahan harga dari beberapa input maupun output. Dalam artian, aktivitas ekonomi seseorang mempengaruhi kondisi finansial pihak lain.
Contoh :

Meningkatnya penjualan furniture akan menyebabkan meningkatnya harga kayu yg selanjutnya akan mempengaruhi kemampuan daya beli maupun kesejahteraan konsumen bahan bangunan ataupun konsumen lain yang memanfaatkan kayu.

Tipe Eksternalitas

Eksternalitas privat melibatkan hanya beberapa individu, bahkan bisa bersifat bilateral dan tidak menimbulkan limpahan kepada pihak lain. Eksternalitas publik, terjadi apabila barang publik dikonsumsi tanpa pembayaran yang tepat. Pemanfaatan barang publik meskipun tidak berkurang secara kuantitas tetapi secara kualitas berkurang.
Contoh :

Pemanfaatan jalan raya, tidak mengurangi panjang jalan yang digunakan, tetapi kemacetan yang ditimbulkan merupakan gambaran penurunan kualitas dari barang publik tersebut karena mengganggu kenyamanan (utiliti).

EKSTERNALITAS

TEKNOLOGI

PECUNIARY

PRIVAT

PUBLIK

Eksternalitas Produksi
Eksternalitas Produksi Positif Contoh : Penelitian Eksternalitas Produksi Positif Contoh : Polusi air Polusi udara

Eksternalitas Konsumsi
Eksternalitas Konsumsi Positif Contoh : Vaksinasi penyakit menular Eksternalitas Konsumsi Negatif Contoh : Asap rokok

Timbul akibat adanya perubahan harga input atau output dalam kegiatan ekonomi

Eksternalitas yang bersifat bilateral

Barang publik dikonsumsi tanpa pembayaran yang tepat.

eksternalitas & Kegagalan Pasar


Pemahaman tentang eksternalitas terkait erat dengan

efisiensi alokasi sumberdaya.


Efisiensi alokasi sumberdaya terkait dengan pengaturan

kelembagaan.
Alokasi sumberdaya dapat melalui :
kediktatoran ( dictatorship ) perencanaan terpusat ( central planning ) mekanisme pasar ( free market )

Hanya mekanisme pasar yang mampu menghasilkan

alokasi sumber daya yang efisien dan optimal. Dalam artian, jika pasar tidak eksis, maka alokasi sumberdaya tidak akan terjadi secara efisien dan optimal.

eksternalitas & Kegagalan Pasar


Dalam beberapa hal, sumberdaya alam tidak

ditransaksikan dalam mekanisme pasar atau mekanisme pasar bekerja secara tidak sempurna (kegagalan pasar).
Pencemaran udara merupakan contoh tidak terjadinya

transaksi pasar, karena jika mekanisme pasar bekerja sempurna, maka pelaku penyebab pencemaran harus membayar kompensasi terhadap masyarakat yang terkena dampak (eksternaltas).
Kegagalan pasar adalah cerminan sifat sumberdaya

alam yg dalam beberapa hal menjadi barang publik.


Dalam artian, barang publik, eksternalitas dan

kegagalan pasar ( market failure ) adalah suatu mata rantai yg sering timbul dalam pengelolaan sumberdaya alam.

eksternalitas & Kegagalan Pasar

Ledyard (1987) : Kegagalan pasar dapat dipahami dengan pendekatan konsep keberhasilan pasar.

Syarat keberhasilan pasar :


1.

Pasar eksis dengan hak pemilikan yang terkukuhkan dengan jelas, sehingga pembeli dan penjual dapat secara bebas melakukan transaksi. Konsumen dan produsen bertindak secara kompetitif dengan memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Konsumen dan produsen mengetahui informasi tentang harga. Tidak ada biaya transaksi.

2. 3. 4.

Kegagalan pasar terjadi jika timbul ketidaksempurnaan pasar akibat tidak terpenuhinya persyaratan tersebut. Akibatnya terjadi eksternalitas.

eksternalitas & Kegagalan Pasar

Hak pemilikan terkukuhkan dengan baik jika memiliki karakteristik (Hanley, et al., 1997) :
1.

Universalitas. Hak milik tersebut dikukuhkan pemilikannya dengan jelas dan lengkap, baik secara individu maupun kolektif.
Eksklusif, yaitu seluruh keuntungan dan biaya dari penggunaan sumberdaya sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemilik sumber daya. transferable (dapat dipindahtangankan) karena hak kepemilikan yang transferable akan menimbulkan insentif untuk mengkonversi (melestarikan) sumber daya tersebut. Terjamin (secure). Adanya jaminan keamanan kepemilikan akan menimbulkan insentif untuk memperbaiki atau memperkaya sumber daya tersebut selama masih dalam kepemilikannya.

2.

3.

4.

Kegagalan pengelolaan atas sumberdaya yang dimiliki akan merupakan risiko bagi pemiliknya.

Hak Pemilikan Sumber Daya Alam

Hak pemilikan SDA meliputi (Gibb dan Bromley, 1989) :


1. 2. 3.

State property, di mana klaim pemilikan berada di tangan pemerintah. Private property. yaitu klaim pemilikan berada pada individu atau kelompok usaha (korporasi). Common property atau communal property, yaitu individu atau kelompok memiliki klaim atas sumberdaya yang dikelola secara bersama.

Suatu sumber daya alam yang tidak memiliki klaim yang sah disebut open access.
Komunal

Terbuka [open access]


Akses Terbatas [limited access]

Hak Pemilikan

Negara
Individu

Kombinasi antara Hak pemilikan & akses


1.

Tipe pertama adalah tipe di mana hak pemilikan berada pada komunal atau negara dengan akses yg terbatas. Tipe ini memungkinkan pengelolaan sumber daya yang lestari. Tipe kedua adalah tipe di mana sumber daya yang dimiliki secara individu dengan akses yg terbatas. Karakteristik hak pemilikan pada tipe ini terdefinisi secara jelas dan pemanfaatan secara berlebihan bisa di atas.

2.

3.

Tipe ketiga adalah kombinasi antara hak pemilikan komunal dengan akses yang terbuka. Terjadi tragedi di mana dalam jangka panjang SDA yang dihasilkan tidak sebanding dengan manfaat.
Tipe keempat adalah kombinasi antara hak pemilikan individu dengan akses terbuka. Pengelolaan sumber daya tidak dapat bertahan lama karena rentan terhadap intrusi dan pemanfaatan yg tidak sah, sehingga sda akan cepat terkuras habis.

4.

respons terhadap eksternalitas


Beberapa tindakan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya eksternalitas :
1. Memberikan hak pemilikan ( assigning

property rights ),
2. Internalisasi, dan 3. Pemberlakuan pajak ( pigouvian tax )

respons terhadap eksternalitas

Pengendalian eksternalitas dengan pemberian hak pemilikan akan sangat tergantung pada biaya transaksi. Apabila biaya transaksi positif, maka :
1.

Pemberian hak pemilikan akan mengurangi masalah eksternalitas, tetapi tidak akan menghilangkannya. Pemberian hak pemilikan akan efektif jika pihakpihak yg terlibat saling mengetahui satu sama lain. Pemberian hak pemilikan akan meningkatkan kesejahteraan pemilik, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya eksternalitas.

2. 3.

respons terhadap eksternalitas

Pemberian hak pemilikan hanya meningkatkan manfaat dari pertukaran ( gains from trade ) atas ksternalitas. Pemberian hak pemilikan merupakan salah satu langkah efektif mengurangi eksternalitas jika tidak diketahui secara jelas siapa yang melakukan eksternalitas. Dengan demikian, kerusahan dapat dihitung dan tawar menawar ( bargaining ) dapat dilakukan, shg eksternalitas bisa dikurangi, karena pemberian hak pemilikan akan meningkatkan gains ( manfaat ekonomi ) dari satu pihak dengan menurunkan gains pihak lain.

respons terhadap eksternalitas

Salah satu tipologi eksternalitas yang sering menjadi perhatian dalam ilmu ekonomi adalah eksternalitas teknologi yang melibatkan konsumsi dan produksi. Dalam pembahasan ekonomi sumberdaya yang menjadi perhatian serius adalah eksternalitas negatif, meskipun juga menimbulkan eksternalitas positif.

respons terhadap eksternalitas


Contoh respons terhadap eksternalitas negatif :
Misalkan ada dua kegiatan, yaitu : 1. Perusahaan penambangan emas tradisional yang berbasis di hulu, 2. Usaha perikanan (mis. karamba) yang berbasis di hilir.

Keduanya menggunakan satu sumber daya alam (sungai) sebagai faktor yang menghubungkan kedua kegiatan ekonomi tersebut. Perusahaan penambang emas tradisional (G) memproduksi emas (g) dan menghasilkan bahan pencemar mercuri (x) yang dibuang ke sungai.

Usaha perikanan (F) menghasilkan ikan (f), namun dalam produksinya tergantung dari adanya polutan (x) yang dibuang oleh industri G.
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa :

Contoh respons terhadap eksternalitas negatif :


Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa : Fungsi biaya dari usaha perikanan sebagai :

CF (f, x)
Artinya, biaya produksi usaha perikanan akan tergantung dari banyaknya ikan (f) dan bahan pencemar (x).
Diasumsikan bahwa :

C F x
2C F x 2

0
0

Artinya, semakin banyak bahan pencemar (x) semakin tinggi biaya produksi (C) usaha perikanan. Artinya, percepatan peningkatan biaya (C) terhadap pencemaran (x) akan menurun dalam jangka panjang.

Diasumsikan pula bahwa kedua kegiatan tersebut bertujuan

memaksimumkan keuntungan, sehingga fungsi keuntungan dari kedua industri tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
Usaha penambangan emas :

max G max G pg .g px .x C G ( g , x)
Usaha perikanan :

max F max F p f . f C F ( f , x)
di mana : pg = harga emas pf = harga ikan px = harga polutan Pencemaran adalah produk (barang) yg tidak diinginkan, sehingga pada tahap awal analisis harga polutan diasumsikan sama dengan nol atau px = 0.

Maksimisasi keuntungan dari kedua industri ditentukan dengan

membuat turunan pertama terhadap fungsi keuntungan untuk setiap industri terhadap fariabel g, f, dan x sebagai berikut :
1.

Terhadap variabel g (produksi emas) :

G g
2.

pg

C G ( g , x) g C F ( f , x) f

Terhadap variabel f (produksi ikan) :

G f
3.

pf

Terhadap variabel x (polutan) :

G x

px

C G ( g , x) x

G x

C G ( g , x) x

Persamaan (1) dan (2) adalah syarat keharusan untuk

keseimbangan pasar kompetitif di mana harga output sama dengan biaya marjinal.
Persamaan 2 mengandung arti bahwa kegiatan penambangan

emas tradisional akan memproduksi bahan pencemar merkuri sampai biaya marjinalnya sama dengan nol.
Dalam hal ini tampak adanya eksternalitas yang harus ditanggung

oleh kegiatan perikanan yang ditunjukkan oleh biaya marjinal perikanan terhadap pencemaran yang positif ( CF/ x > 0 ), tetapi sektor usaha ini tidak mampu mengendalikannya.
Sementara untuk kegiatan penambangan emas hanya didasarkan

pada biaya produksi tanpa melihat efek biaya bahan pencemar terhadap sektor lain.
Meningkatnya biaya usaha akibat meningkatnya bahan pencemar

merupakan biaya sosial yang diabaikan oleh usaha pertambangan emas.


Untuk mengefisienkan alokasi sumberdaya dan meminimumkan

eksternalitas dapat dilakukan dengan proses internalisasi (merging), pengenaan pajak, dan dengan memfungsikan pasar.

internalisasi

Internalisasi merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk menghilangkan eksternalitas. Internalisasi adalah upaya untuk menginternalkan dampak yg ditimbulkan dengan cara menyatukan proses pengambilan keputusan dalam satu unit usaha.

Dengan demikian, jika kedua kegiatan di atas digabungkan menjadi satu ( merge ), maka fungsi keuntungan usaha akan menjadi :

max
g , f ,x

F G

pg .g px .x p f .x C ( g , x) C ( f , x)
G F

internalisasi

Maksimisasi persamaan keuntungan gabungan menghasilkan syarat keharusan sebagai berikut :

max
g , f ,x

F G

pg .g px .x p f .x C G ( g , x) C F ( f , x)
C G ( g , x) g C F ( f , x) f
C G ( g , x)

F G g F G f
F G x

pg pf
px 0

0 0
C F ( f , x) 0

x C G ( g , x) x

x C F ( f , x) x

internalisasi

Persamaan terakhir menunjukkan bahwa biaya sosial harus ditanggung oleh unit usaha gabungan, sehingga dampak pencemaran tidak hanya menjadi biaya sosial yg harus ditanggung oleh industri perikanan saja. Melalui proses internalisasi, maka jumlah pencemar akan diproduksi sampai taraf di mana jumlah biaya marjinal dari pertambangan dan perikanan sama dengan nol atau MCG + MCF = 0

internalisasi

Oleh karena itu diasumsikan, bahwa : CF/ x > 0, sehingga persamaan di atas menjadi :
C G ( g , x) x C F ( f , x) x 0

Persamaan di atas menunjukkan situasi yg optimal pada saat eksternalitas harus dihadapi. Komponen sebelah kiri persamaan menggambarkan situasi produksi emas, di mana semakin banyak emas yg dihasilkan, semakin banyak pula pencemar (polutan) dibuang. Biaya marjinal terhadap pencemaran ditunjukkan oleh tanda negatif karena banyaknya pencemar menunjukkan murahnya biaya produksi karena proses produksi

internalisasi

Hal ini secara grafik digambarkan sbb : C (Rp) C -MCG

-MCF
x x* x0

internalisasi

Gambar di atas menunjukkan bahwa jika tidak dilakukan internalisasi, maka pencemaran (x) akan ditentukan oleh persamaan (3) di mana biaya marjinal MCG = 0 yang menghasilkan pencemaran sebesar x0. Jika dilakukan internalisasi, maka jumlah pencemaran akan ditentukan oleh persamaan :
C G ( g , x) x C F ( f , x) x 0

dengan jumlah pencemaran sebesar x* , sehingga terbukti bahwa internalisasi dapat mengurangi eksternalitas sebesar [ x0 - x* ].

pengenaan pajak

Pada kasus di atas ada harga yg harus dibayar oleh kegiatan pertambangan emas karena mengeluarkan bahan pencemar, tetapi harga ini diabaikan sehingga seolah-olah tidak ada biaya sosial. Hal ini dapat dikoreksi dengan instrumen pajak di mana pembuat pencemaran harus membayar pajak. Hal ini dapat dirumuskan sbb :

max p .g C ( g , x) tx
G G g ,x g

pengenaan pajak

sehingga diperoleh turunan pertama sbb :

g
x

pg

C G ( g , x) g
x

C G ( g , x)

t 0

Jika dihubungkan dengan kondisi :


C G ( g , x) x C F ( f , x) x 0

akan diperoleh pajak optimal sebesar : C F ( f , x) * t x

memfungsikan pasar

Seandainya masyarakat mau membayar sejumlah harga untuk mengurangi jumlah bahan pencemar, maka secara tidak langsung instrumen pasar digunakan untuk mengurang eksternalitas Diasumsikan bahwa usaha perikanan mempunyai hak untuk membersihkan bahan pencemar, namun hak tersebut dijual kepada usaha pertambangan emas, sehingga maksimisasi keuntungan usaha tambang emas :
max G pg .g px .x C G ( g , x)

Sedangkan usaha perikanan adalah :


max F p f . f px .x C F ( f , x)

memfungsikan pasar

Tanda negatif di depan px untuk G menunjukkan bahwa usaha tersebut membeli hak pencemaran.

Tanda positif di depan px untuk F menunjukkan bahwa usaha perikanan menjual hak pencemaran.
Maka syarat keharusan menjadi :

pg
px

C G ( g , x) g
x

C G ( g , x)

memfungsikan pasar

Kondisi ini identik dengan pemecahan eksternalitas menggunakan internalisasi. Masalah eksternalitas dalam kasus di atas mengabaikan peran pemerintah.

Peran pemerintah diperlukan, misalnya melalui pengaturan publik.

memfungsikan pasar
pf C F ( f , x) f
C F ( f , x) x

px

Hal ini akan menghasilkan kondisi :


C G ( g , x) x C F ( f , x) x

Anda mungkin juga menyukai