Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS PERITONITIS

Pembimbing : dr. Harry Sugiarto, Sp.B

Disusun oleh : Ahmad Arya Ananda (1102017010)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RS BHAYANGKARA TK.I PUSDOKKES POLRI
PERIODE 26 SEPTEMBER 2022 – 3 DESEMBER 2022
IDENTITAS PASIEN ANAMNESIS

NAMA : Tn. AB
KELUHAN UTAMA
USIA : 44 tahun 5 bulan Nyeri perut diseluruh lapang perut sejak 3
hari SMRS
JENIS KELAMIN : LAKI LAKI

ALAMAT : JAKARTA TIMUR

PEKERJAAN : WIRASWASTA

TANGGAL MASUK RS : 25 OKTOBER 2022 KELUHAN TAMBAHAN


-
TANGGAL PEMERIKSAAN : 28 OKTOBER 2022

NO. RM :0124***8
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke IGD RS POLRI dengan keluhan nyeri pada seluruh lapang perut sejak

3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan terus menerus dengan NPRS 7/10. Nyeri

disertai dengan demam. Ketika pasien merasakan nyeri biasanya pasien hanya berbaring dan

mengompres perutnya menggunakan air hangat dan meminum paracetamol kemudian nyeri

yang dirasa pasien sedikit membaik. Nyeri seluruh lapang perut awalnya diawali dari perut

sebelah kanan bawah 2 minggu yang lalu. Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah

pada 2 minggu yang lalu dirasakan terus menerus, nyeri dirasakan sangat sakit sampai

pasien tidak bisa bangun dari tempat tidur. Pasien mengatakan ketika nyeri pasien meminum

paracetamol dan nyeri dirasakan pasien membaik.


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sebelumnya pasien mengaku sempat berobat ke klinik dan pasien diberi obat anti nyeri,

obat lambung, dan antibiotik (pasien tidak ingat nama obatnya), kemudian pasien dirujuk ke

RS POLRI untuk diperiksa karena dicurigai appendisitis akut tapi pasien memilih berobat

dirumah. Pasien mengatakan nyeri yang dirasa sempat membaik selama beberapa hari tapi

kemudian nyeri dirasakan kembali tapi dirasakan seluruh lapang perut.

Pasien mengatakan kurang nafsu makan karena ada rasa mual tanpa muntah. Pasien

mengatakan tidak ada keluhan buang air kecil. Dan pasien belum buang air besar sejak hari

minggu.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT KEBIASAAN PRIBADI

• Alergi(-) • Merokok(-)
• Diabetes Mellitus(-) • Konsumsi alkohol(-)
• Hipertensi(-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tidak ada keluarga yang menderita sakit
yang sama. Riwayat penyakit lain seperti
alergi, hipertensi, diabetes melitus
disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum Tampak sakit sedang


Kesadaran Compos mentis 
Tanda vital :  
• Tekanan darah 120/80 mmHg
• Laju nadi 90x/menit
• Laju napas 20x/menit
• Suhu 37,5°C
• SpO2 98%  room air
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala Normocephali
Mata Konjungtiva anemis (-/-),  sklera ikterik (-/-); pupil bulat,
isokor, diameter 3 mm/3 mm, RCL (+/+) RCTL (+/+),
Hidung Deformitas (-/-), sekret (-/-), hiperemis (-/-)
Telinga Deformitas (-/-), sekret (-/-), hiperemis (-/-)
Mulut Mukosa bibir basah, luka (-), edem (-), hipertofi papil (-)
Leher Deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
• Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi Iktus kordis teraba pada ICS IV linea midclavicularis sinistra

• Perkusi Batas jantung atas ICS II linea midklavikularis sinistra, batas


jantung kiri ICS IV linea midclavicularis sinistra, batas jantung
kanan ICS IV linea parasternalis dextra
• Auskultasi S1 dan S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru 
• Inspeksi Pergerakan dada tampak simetris
• Palpasi Pernapasan teraba simetris, nyerti tekan (-)
• Perkusi Sonor seluruh lapang paru
• Auskultasi Vesikular (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen
• Inspeksi Tampak datar, distensi abdomen (-), jejas (-)
• Auskultasi Bising usus (+) menurun
• Perkusi Timpani pada seluruh lapang abdomen, nyeri ketuk(+)
seluruh kuadran abdomen
• Palpasi Defans muscular (+) seluruh kuadran abdomen,
nyeri tekan (+) seluruh kuadran abdomen.
Ekstremitas Akral teraba hangat, CRT <2 detik, edema -/-
superior
Ekstremitas inferior Akral teraba hangat, CRT <2 detik,  edema -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Hematologi
Hemoglobin 13.4 13-16 g/dL
Hematokrit 40 40-48 %
Leukosit 23.990 5000 - 10.000 /μL
Trombosit 318.000 150.000 - 450.000 ribu/μL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Kimia Klinik
SGOT 15.8 <37 U/L
SGPT 21.7 <40 U/L
Ureum 77 10-50 mg/dL
Kreatinin 3.8 0,5 – 1,3 mg/dL
Elektrolit
Natrium 135 135-145 mmol/L
Kalium 4.0 3.5-5.0 mmol/L
Klorida 107 98-108 mmol/L
RESUME
Pasien datang ke IGD RS POLRI dengan keluhan nyeri pada seluruh lapang perut sejak
3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan terus menerus dengan NPRS 7/10. Nyeri
disertai dengan demam. Nyeri seluruh lapang perut awalnya diawali dari perut sebelah kanan
bawah 2 minggu yang lalu. Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah pada 2 minggu
yang lalu dirasakan terus menerus. Sebelumnya pasien mengaku sempat berobat ke klinik
dan pasien diberi obat anti nyeri, obat lambung, dan antibiotik (pasien tidak ingat nama
obatnya), kemudian pasien dirujuk ke RS POLRI untuk diperiksa karena dicurigai appendisitis
akut tapi pasien memilih berobat dirumah. Pasien mengatakan nyeri yang dirasa sempat
membaik selama beberapa hari tapi kemudian nyeri dirasakan kembali tapi dirasakan seluruh
lapang perut. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri ketuk pada seluruh lapang abdomen.
Terdapat juga nyeri tekan pada seluruh lapang abdomen, dan terdapat defans muscular pada
seluruh lapang abdomen. Dirujuk ke spesialis bedah umum dan pro laparatomi
DIAGNOSIS TATALAKSANA

Peritonitis ec. App perforasi • IVFD RL 2.400cc/24 jam


• Ceftriaxone 1x1 gr IV
• Ranitidin 2x50mg IV
• Konsul Sp.B -> pro laparotomi
LAPORAN OPERASI
Tanggal : 27 September 2022
Diagnosis PreOP : Peritonitis ec app perforasi
Diagnosis PostOP: Appendisitis perforasi + adhesi
Tindakan : Laparatomy, omentectomy
Laporan operasi :
• Pasien dilakukan regional anesthesia
• Asepsis dan antiseptik daerah operasi
• Insisi midline
• Appendiks letak retrocaecal panjang ±15cm, perforasi pada pertengahan sampai ujung appendiks
disertai pus disekitarnya
• Terdapat perlekatan appendiks dengan omentum
• Dilakukan omentectomy
• Dilakukan appendiktomi
• Luka operasi dijahit lapis demi lapis
• Overhecting, rawat perdarahan
• Laporan operasi diterima
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI
Peritoneum adalah suatu membrana serosa tipis yang
melapisi dinding cavitas abdominalis dan,di beberapa titik,
berefleksi ke viscera abdomen, memberikan penutup sempurna
atau sebagian. Peritoneum yang melapisi dinding adalah
peritoneum parietale; peritoneum yang melapisi viscera adalah
peritoneum viscerale.

Drake, R. Gray’s Anatomy for Students. 2nd edition. Elsevier;2010. p140-145 Sumber gambar: teachmeanatomy.info
VASKULARISASI
Sejumlah besar vasa menyuplai dinding anterolateral abdomen
Di superficial:
• Bagian superior dinding disuplai oleh cabang-cabang
arteria musculophrenica, yang merupakan cabang
terminal arteria thoracica interna.

• Bagian inferior dinding disuplai oleh arteria epigastrica


superficialis di medial dan arteria circumflexa iliaca
superficialis di lateral, keduanya merupakan cabang
arteria femoralis.

Pada level yang lebih dalam:


• Bagian superior dinding disuplai oleh arteria epigastrica
superior, cabang terminal arteria thoracica interna.

• Bagian lateral dinding disuplai oleh rami arteria


intercostalis 10 dan 11 dan arteria subcostalis.
Drake, R. Gray’s Anatomy for Students. 2nd edition. Elsevier;2010. p140-145
PERSYARAFAN
Kulit, musculi, dan peritoneum parietale dinding anterolateral
abdomen disuplai oleh nervi spinales T7-T12 dan L1.

• Nervi T7-T9 menyuplai kulit dari processus xiphoideussampai


daerah tepat di atas umbilicus.

• T10 menyuplai kulit di sekeliling umbilicus.

• T11, T12, dan L1 menyuplai kulit tepat di bawah umbilicus


sampai, dan termasuk, regio pubica.

• nervus ilioinguinalis (cabang L1) menyuplai facies anterior


scrotum atau labium majus pudendi, dan memberikan satu
cabang cutaneus kecil untuk regio femoralis.

Drake, R. Gray’s Anatomy for Students. 2nd edition. Elsevier;2010. p140-145


DEFINISI

Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum (lapisan serosa yang menutupi rongga

abdomen dan organ-organ abdomen di dalamnya). Suatu bentuk penyakit akut, dan

merupakan kasus bedah darurat. Dapat terjadi secara lokal maupun umum, melalui

proses infeksi akibat perforasi , misalnya pada ruptur appendiks atau divertikulum

kolon maupun non infeksi.

Daley BJ. 2019. Peritonitis and Abdominal Sepsis


ETIOLOGI

Peritonitis disebabkan oleh bakteri. Bakteri


ini masuk ke rongga pertoneum dan terjadi
peradangan. Bakteri yang paling sering
menyebabkan peritonitis adalah: Escheria
coli (40%), Klabsiella pneumoniae (7%),
Streptococcus pneumoniae (15%),
Staphylococcus (3%).

Doherty G (ed). Current Diagnosis & Treatment: Surgery, 15th Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc; 2020.
Sartelli M, Chichom-mefire A, Labricciosa FM, Hardcastle T, Abu-zidan FM, Adesunkanmi AK, et al. The management of intra-abdominal infections from a global perspective : 2017 WSES guidelines for management of intra-
abdominal infections. 2017;1–34
KLASIFIKASI
Peritonitis Primer Peritonitis Tersier
Merupakan peritonitis yang infeksi kumannya Peritonitis tersier terjadi saat gejala
berasal dari penyebaran secara hematogen. klinis peritonitis dan tanda-tanda
Sering disebut juga sebagai Spontaneous sistemik sepsis menetap setelah
Bacterial Peritonitis (SBP). mendapat pengobatan yang tidak
adekuat untuk peritonitis primer atau
Peritonitis Sekunder sekunder. Peritonitis tersier disebabkan
Peritonitis ini bisa disebabkan oleh beberapa iritan langsung yang sering terjadi pada
penyebab utama yaitu perforasi, iritasi oleh pasien immunocompromised dan
enzim, maupun benda asing orang- orang dengan kondisi komorbid.

Daley BJ. 2019. Peritonitis and Abdominal Sepsis


KLASIFIKASI
Menurut Agent
●Peritonitis kimia
peritonitis yang disebabkan karena asam
Berdasarkan luas infeksi: lambung, cairan empedu, cairan pankreas yang
• Peritonitis lokalisata masuk ke rongga abdomen akibat perforasi.
●Peritonitis septik
• Peritonitis difusa
peritonitis yang disebabkan kuman. Akibat
• Peritonitis generalisata perforasi usus, sehingga kuman-kuman usus
dapat sampai ke peritonium dan menimbulkan
peradangan.

Doherty G (ed). Current Diagnosis & Treatment: Surgery, 15th Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc; 2020.
Sartelli M, Chichom-mefire A, Labricciosa FM, Hardcastle T, Abu-zidan FM, Adesunkanmi AK, et al. The management of intra-abdominal infections from a global perspective : 2017 WSES guidelines for management of intra-
abdominal infections. 2017;1–34
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I

Lang, F. ed., 2009. Encyclopedia of molecular mechanisms of disease. Springer Science & Business Media. p1626.
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi lokal
Manifestasi sistemik
nyeri perut hebat, nyeri tekan seluruh
lapang abdomen (pada peritonitis demam, mengigil, takikardia,
umum), rebound tenderness, muscle
berkeringat, takipnea, dehidrasi,
guarding atau rigidity (perut papan),
distensi abdomen, udara bebas oliguria, disorientasi, dan syok (akibat
peritoneum serta hilangnya bising usus
hypovolemia dan septikemia dengan
(tanda adanya ileus)
multiple organ dysfunction).

Doherty G (ed). Current Diagnosis & Treatment: Surgery, 15th Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc; 2020.
Sartelli M, Chichom-mefire A, Labricciosa FM, Hardcastle T, Abu-zidan FM, Adesunkanmi AK, et al. The management of intra-abdominal infections from a global perspective : 2017 WSES guidelines for management of intra-
abdominal infections. 2017;1–34
DIAGNOSIS

ANAMNESIS

• Operasi abdomen
• Penggunaan immunosuppressive agent
• Riwayat penyakit seperti apendisitis, IBD, diverticulitis
• Gejala utama: nyeri perut (tumpul, hebat, terus menerus,
memburuk jika gerak)
• Anorexia, mual, muntah

Doherty G (ed). Current Diagnosis & Treatment: Surgery, 15th Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc; 2020.
Sartelli M, Chichom-mefire A, Labricciosa FM, Hardcastle T, Abu-zidan FM, Adesunkanmi AK, et al. The management of intra-abdominal infections from a global perspective : 2017 WSES guidelines for management of intra-
abdominal infections. 2017;1–34
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK

• Demam > 38ºC, sepsis bisa hipotermi


• Takikardi
• Hipotensi
• Inspeksi : distensi abdomen
• Palpasi: nyeri tekan, rebound tenderness,
defans muscular
• Perkusi: nyeri ketok, hipertimpani
Doherty G (ed). Current Diagnosis & Treatment: Surgery, 15th Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc; 2020.
Sartelli M, Chichom-mefire A, Labricciosa FM, Hardcastle T, Abu-zidan FM, Adesunkanmi AK, et al. The management of intra-abdominal infections from a global perspective : 2017 WSES guidelines for management of intra-
abdominal infections. 2017;1–34
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
• Darah lengkap  leukositosis
• kimia darah  asidosis dan dehidrasi
• Urinalisis
• Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan radiologi
• Pemeriksaan foto polos abdomen  bayangan pre-peritoneal fat line
tidak jelas dan gambaran udara bebas subdiafragma bila perforasi
• MRI, CT-scan
• USG abdomen

Doherty G (ed). Current Diagnosis & Treatment: Surgery, 15th Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc; 2020.
Sartelli M, Chichom-mefire A, Labricciosa FM, Hardcastle T, Abu-zidan FM, Adesunkanmi AK, et al. The management of intra-abdominal infections from a global perspective : 2017 WSES guidelines for management of intra-
abdominal infections. 2017;1–34
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Polos Abdomen

Doherty G (ed). Current Diagnosis & Treatment: Surgery, 15th Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc; 2020.
Sartelli M, Chichom-mefire A, Labricciosa FM, Hardcastle T, Abu-zidan FM, Adesunkanmi AK, et al. The management of intra-abdominal infections from a global perspective : 2017 WSES guidelines for management of intra-
abdominal infections. 2017;1–34
TATALAKSANA

Peritonitis adalah suatu kondisi yang mengancam jiwa, yang


memerlukan pengobatan medis sesegera mungkin. Prinsip utama
terapi pada infeksi intra abdomen adalah:
• Mengontrol sumber infeksi
• Mengeliminasi bakteri dan toksin
• Mempertahankan fungsi sistem organ
• Mengontrol proses inflamasi

Shawn J. Rangel, Samuel E. Rice-Townsend, Mahima Karki, R. Lawrence Moss. 2018. Principles and Practice of Pediatric Infectious Diseases (Fifth Edition). Page 423-
428
TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA

1) ANTIBIOTIK

Pada SBP (Spontaneus Bacterial Peritonitis) Diberikan


Sefalosporin gen-3, kemudian diberikan antibiotik sesuai
dengan hasil kultur. Lama pemberian 5-10 hari.

2) PEMBERIAN SUPLEMEN
Suplemen yang dapat diberikan berupa: glutamine,
arginine, asam lemak omega-3 dan omega-6, vitamin A, E
dan C, Zinc

Shawn J. Rangel, Samuel E. Rice-Townsend, Mahima Karki, R. Lawrence Moss. 2018. Principles and Practice of Pediatric Infectious Diseases (Fifth
Edition). Page 423-428
TATALAKSANA
NON-MEDIKAMENTOSA
TERAPI OPERATIF
Pembedahan diperlukan untuk mengatasi sumber infeksi,
misalnya apendisitis, ruptur organ intra-abomen

• Drainase abses drainase percutaneus abses


abdominal dan ekstraperitoneal
• Perawatan intensif mempertahankan hemodinamik
tubuh (pemberian cairan intravena untuk mencegah
dehidrasi, pengawasan nutrisi dan keadaan
metabolic)

Shawn J. Rangel, Samuel E. Rice-Townsend, Mahima Karki, R. Lawrence Moss. 2018. Principles and Practice of Pediatric Infectious Diseases (Fifth
Edition). Page 423-428
KOMPLIKASI
Peritonitis infeksiosa memiliki banyak komplikasi yang mengancam jiwa, diantaranya:

• Trombosis vena mesentrika


• Respiratory Distress Syndrome
• Sepsis
• Multi Organ Failure

Komplikasi lain termasuk


• Infeksi luka operasi
• Perdarahan
• Abses intraabdomen
• Adhesi

Shawn J. Rangel, Samuel E. Rice-Townsend, Mahima Karki, R. Lawrence Moss. 2018. Principles and Practice of Pediatric Infectious Diseases (Fifth
Edition). Page 423-428
PROGNOSIS

Angka kematian peritonitis sekunder umum akan kecil

dari 30-40% apabila ditangani dengan teknik operasi

yang tepat dan terbaru, penggunaan antibiotik sesuai,

dan terapi yang intensi

Shawn J. Rangel, Samuel E. Rice-Townsend, Mahima Karki, R. Lawrence Moss. 2018. Principles and Practice of Pediatric Infectious Diseases (Fifth Edition). Page 423-428
DAFTAR PUSTAKA
1. Drake, R. Gray’s Anatomy for Students. 2nd edition. Elsevier;2010. p140-145
2. Daley, B.J. Peritonitis and Abdominal Sepsis ;2019
3. Doherty G (ed). Current Diagnosis & Treatment: Surgery, 15th Edition. The McGraw-Hill Companies,
Inc; 2020.
4. Sartelli M, Chichom-mefire A, Labricciosa FM, Hardcastle T, Abu-zidan FM, Adesunkanmi AK, et al. The
management of intra-abdominal infections from a global perspective : 2017 WSES guidelines for
management of intra- abdominal infections. 2017;1–34
5. Japanesa, A., Zahari, A., & Rusjdi, S. R. (2016). Pola Kasus dan Penatalaksanaan Peritonitis Akut di
Bangsal Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5, 209-213.
6. Lang, F. ed., 2009. Encyclopedia of molecular mechanisms of disease. Springer Science & Business
Media. p1626.
7. Shawn J. Rangel, Samuel E. Rice-Townsend, Mahima Karki, R. Lawrence Moss. 2018. Principles and
Practice of Pediatric Infectious Diseases (Fifth Edition). Page 423-428
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai