Anda di halaman 1dari 17

BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

EVIDENCE BASED MEDICINE

“Ceftriaxone versus Chloramphenicol for Treatment of Acute


Typhoid Fever”

NAMA : DIAH AYU KUSUMA WARDANI


NPM : 1102014074
KELOMPOK : A4
PEMBIMBING : dr. Dini Widianti, MKK
SKENARIO

Seorang wanita 20 tahun datang ke dokter dengan keluhan demam sejak 2 minggu yang lalu.
Demam dirasakan lebih tinggi pada sore dan malam hari dibandingkan pagi hari. Demam juga
disertai muntah yang didahului rasa mual. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien
somnolen, lidah terlihat kotor, suhu 39,5 C. Pada pemeriksaan widal didapatkan titer anti-
salmonella parathypi O 1/320. Sebelumnya pasien mengaku telah diberikan obat
chloramphenicol namun tak kunjung sembuh, kemudian dokter mengganti obat menjadi
ceftriaxone yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga. Tapi sebelumnya dokter
mencari tau terlebih dahulu apakah ceftriaxone memiliki tingkat resistensi yang lebih kecil
daripada obat lini pertama chloramphenicol.
PERTANYAAN

Apakah cefriaxone memiliki tingkat resistensi yang lebih kecil


daripada chloramfenicol?
KOMPONEN PICO

• Patient : wanita berusia 20 tahun penderita demam


tyfoid
• Intervention : Ceftriaxone
• Comparison : Chloramphenicol
• Outcome : efek terapi yang lebih baik
Keywords
Chloramphenicol AND Ceftriaxone AND Typhoid fever

Additional Filters
1. Article Category : Research
2. Published Date: December 2011 – December 2017

Pemilihan Situs
https://eujournal.org/

Hasil Pencarian
10

Artikel yang Dipilih


Ceftriaxone versus Chloramphenicol for Treatment of Acute Typhoid Fever
CRITICAL APPRAISAL
• 1. VALIDITY
1) Menentukan ada atau tidaknya randomisasi dalam kelompok dan
teknik randomisasi yang digunakan
2. Apakah semua pasien yang dimasukkan ke dalam penelitian dipertimbangkan
dan disertakan dalam pembuatan kesimpulan

a.) Apakah follow-up lengkap?


b.) Apakah pasien dianalisis pada kelompok randomisasi semula?
• Pada penelitian di jurnal ini tidak disebutkan adanya analisis pada
kelompok randomisasi semula.
3. Mengidentifikasi ada tidaknya blinding pada pasien, klinisi dan
peneliti
• Tidak disebutkan adanya blinding pada kelompok pasien yang diterapi
dalam jurnal. Namun didalam jurnal ini disebutkan bahwa sebelum
melakukan penelitian pasien harus mengisi informed consent terlebih
dahulu yang artinya peneliti telah menjelaskan kepada pasien
mengenai penelitian ini.
4. Menentukan ada atau tidaknya persamaan perlakuan pada kedua
kelompok di awal penelitian
• Berdasarkan kriteria sampel keseluruhan yang menjadi inklusi dari
penelitian ini, pada kedua kelompok tidak memiliki perbedaan
kriteria. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelompok memiliki
kesamaan banyak kriteria.
5. Menentukan ada tidaknya persamaan perlakukan pada kedua
kelompok selain perlakuan eksperimen
• Pada penelitian ini tidak dijelaskan adanya perlakuan yang sama
selain perlakuan eksperimen.
2. IMPORTANCE
1. Menentukan besar efek terapi (CER,EER,RR,RRR,ARR,NNT)
  Resistensi  
Terapi Total
Tidak +
(sembuh) (Tidak sembuh)

Ceftriaxone 25 0 25

Chloramphenicol 21 6 27

Total 46 6 52

Experimental event rate (EER)


• Proporsi outcome pada kelompok eksperimental.
• Rumus : a/ (a+b) = 25/ (25+0) = 1 = 100%
Control event rate (CER)
• Proporsi outcome pada kelompok kontrol.
• Rumus : c/ (c+d)= 21/(21+6) = 0,78 = 78%
Relative Risk (RR)
• Perbandingan antara insiden penyakit yang muncul dalam kelompok
terpapar dengan insiden penyakit yang muncul dalam kelompok tidak
terpapar.
• Rumus : EER / CER = 1/0,78 = 1,3

Relative risk reduction (RRR)


• Berapa persen terapi yang diuji memberikan perbaikan dibanding
kontrol.
• Rumus : 1 – RR = 1-1,3 = 0,3
Absolute risk reduction (ARR)
• Beda proporsi kesembuhan atau kegagalan antara terapi eksperimen
dan kontrol.
• Rumus : CER-EER = 0.78- 1 = 0,22 = 22%

Number needed to treat (NNT)


Berapa jumlah pasien yang harus diterapi dengan obat eksperimental
untuk memperoleh tambahan satu kesembuhan atau menghindari
kegagalan.
• Rumus : 1/ARR = 1/ 0.22 = 4,5
 

2. Menentukan presisi estimasi efek terapi (95%CI)


• Confidence Interval 95% = 1,8 – 3,2
 

3. APPLICABILITY
1) Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien (spektrum
pasien dan setting)
• Hasil jurnal dapat dipalikasikan kepada pasien, karena cefriaxone
memiliki resistensi rendah dan waktu penurunan suhu tubuh yang
lebih baik daripada chloramphenicol
 

2) Menentukan potensi keuntungan dan kerugian


• Keuntungan : berdasarkan hasil jurnal, pasien dapat diberikan
cefriaxone karena memiliki resistensi yang lebih rendah dan lebih
cepat dalam penurunan suhu tubuh dibandingkan chloramphenicol,
serta efektif digunakan apabila pasien sudah resistensi dengan
chloramphenicol
• Kerugian : Ceftriaxone memiliki harga yang lebih mahal daripada
chloramphenicol
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai