COMBUSTIO
Pembimbing : dr. Huntal Napoleon, Sp. BP-RE Subsp LBL(K)
NAMA : Tn. R
KELUHAN UTAMA
USIA : 30 tahun 3 bulan Nyeri wajah, leher, punggung, perut, tangan
kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri 2 jam
JENIS KELAMIN : LAKI LAKI sebelum masuk rumah sakit
ALAMAT : KOJA
NO. RM :0124***9
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke IGD RS POLRI di bawa oleh dua orang petugas. Pasien datang
dengan keluhan luka bakar pada daerah wajah, punggung, tangan, perut, dan kaki sejak 2
jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan luka bakar didapatkan setelah pasien
ingin mencoba membunuh dirinya sendiri dengan cara membakar dirinya sendiri. Awalnya
pasien menyiramkan bensin kebadannya sebelum akhirnya tanpa sengaja pasien memantik
korek gas sehingga api menyulut ke tubuh pasien. Kejadian terjadi saat pasien berada
diruang terbuka. Saat kejadian pasien menggunakan baju berbahan kaos dengan celana
berbahan spandex. Setelah terbakar beberapa menit tetangga pasien datang untuk
menyiramkan air ke tubuh pasien. Setelah pasien mengganti pakaian, pasien dibawa ke IGD
RS POLRI.
keluhan tambahan seperti demam, sesak nafas, penurunan kesadaran setelah terbakar
disangkal .
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT KEBIASAAN PRIBADI
• Alergi(-) • Merokok(+)
• Diabetes Mellitus(-) • Konsumsi alkohol(-)
• Hipertensi(-)
Airway Clear
Abdomen
• Inspeksi Tampak datar, distensi abdomen (-), Hiperemis(+)
• Auskultasi Bising usus (+) normal
• Perkusi Supel, massa(-), nyeri tekan(-)
• Palpasi Timpani pada seluruh lapang abdomen
Ekstremitas Akral teraba hangat, CRT <2 detik, edema -/- ,
superior hiperemis(+/+)
Ekstremitas inferior Akral teraba hangat, CRT <2 detik, edema -/- ,
hiperemis(+/+)
STATUS LOKALIS – REGIO KEPALA
Inspeksi : terdapat luka bakar grade 2A, TBSA 2%, eritema(+),
bulla(+) sebagian sudah pecah
Palpasi : nyeri tekan(+)
STATUS LOKALIS – REGIO TRUNKUS POSTERIOR
Inspeksi : terdapat luka bakar grade 2A, TBSA 2%, eritema(+), bula(+)
sudah pecah
Palpasi : nyeri tekan(+)
STATUS LOKALIS – REGIO EXTREMITAS ATAS KANAN
HEMATOLOGI 16-10-2022
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Kimia Klinik
SGOT 50.2 <37 U/L
SGPT 40.9 <40 U/L
Ureum 26 10-50 mg/dL
Kreatinin 1.2 0,5 – 1,3 mg/dL
Elektrolit
Natrium 135 135-145 mmol/L
Kalium 4.6 3.5-5.0 mmol/L
Klorida 108 98-108 mmol/L
KIMIA KLINIK 16-10-2022
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI 28-10-2022
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Kimia Klinik
SGOT 54.9 <37 U/L
SGPT 68.0 <40 U/L
Ureum 22 10-50 mg/dL
Kreatinin 0.7 0,5 – 1,3 mg/dL
Elektrolit
Natrium 137 135-145 mmol/L
Kalium 3.9 3.5-5.0 mmol/L
Klorida 108 98-108 mmol/L
KIMIA KLINIK 28-10-2022
RESUME
Pasien datang ke IGD RS POLRI di bawa oleh dua orang petugas. Pasien datang
dengan keluhan luka bakar pada daerah wajah, punggung, tangan, perut, dan kaki sejak 2
jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan luka bakar didapatkan setelah pasien
ingin mencoba membunuh dirinya sendiri dengan cara membakar dirinya sendiri. Pasien
mengatakan tidak ada keluhan berupa menggigil, sesak dan pingsan setelah kejadian.
demam(-).
Pada status lokalis didapatkan pada regio facialis luka bakar grade 1, TBSA 2%, Pada
regio scapula terdapat luka bakar grade 2A, TBSA 2%, eritema(+), bula(+) sudah pecah
eritema (+), nyeri tekan (+). Regio antebrachii dextra luka bakar grade 2A, TBSA 1,5 %,
eritema (+), nyeri tekan (+). regio antebrachii sinistra luka bakar grade 2A, TBSA 1,5 %,
eritema (+), bulla (+) sebagian sudah pecah, nyeri tekan (+). regio abdomen luka bakar grade
2A, TBSA 1% eritema (+), bulla (+) sebagian sudah pecah, nyeri tekan (+). Regio cruris
sinistra luka bakar grade 2A, TBSA 3,5%, eritema (+), nyeri tekan (+). Regio cruris dextra
luka bakar grade 1, TBSA 3,5%, eritema (+), nyeri tekan (+).
DIAGNOSIS
4. Debridement necrotomy
5. Hemostasis
7. Operasi selesai
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Luka akut yang disebabkan oleh cedera traumatik pada kulit akibat dari pajanan
thermal, listrik, gesekan, bahan kimia, atau radiasi
K a n g S, Amagai M, Bruckner AL, Enk A. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. McGraw Hill Education;
EPIDEMIOLOGI
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/555/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata
Laksana Luka Bakar. Menteri Kesehat Repub Indones.
PATOFISIOLOGI
Zona Koagulasi
terjadi koagulasi protein dan kerusakan sel yang
irreversible
Zona Stasis
Penurunan perfusi akibat gangguan
mikrosirkulasi
Zona hiperemia
Pelepasan mediator inflamasi →
dilatasi pemb. darah
Moenadjat DY. The education of Australia and New Zealand Burn Association LTD. Emergency management of severe burns 17th Ed. 2013. Wardhana, A., Basuki, A.,
Prameswara, A. D. H., Rizkita, D. N., Andarie, A. A., & Canintika, A. F. (2017). The epidemiology of burns in Indonesia’s national referral burn center from 2013 to 2015.
Burns Open, 1(2), 67
TATALAKSANA 24 JAM PERTAMA
1. AIRWAY
- Berbicara dengan pasien
- Bersihkan jalan napas dari benda asing
- Lakukan Chin lift & Jaw thrust
- Hindari melakukan hiperfleksi / hiperekstensi kepala & leher
- Kontrol tulang cervical dengan rigid collar
2. BREATHING
- Inspeksi dada (pastikan pergerakan dinding dada adekuat & simetris)
- Berikan oksigen 100 % high flow 10-15 liter /menit melalui masker non
rebreathing
- Jika tetap sesak, lakukan bagging / ventilasi mekanik
Moenadjat DY. The education of Australia and New Zealand Burn Association LTD. Emergency management of severe burns 17th Ed. 2013
TATALAKSANA 24 JAM PERTAMA
3. CIRCULATION
- Lakukan penekanan luka jika terdapat pendarahan aktif
- Pasang dua jalur IV ukuran besar
- Jika pasien syok bolus ringer laktat hingga nadi radial teraba
4. DISABILITY
- Periksa derajat kesadaran (GCS)
- Periksa respon pupil terhadap cahaya
5. EXPOSURE
- Melepas semua semua pakaian & assesories pasien
- Lakukan Rog roll (untuk melihat permukaan posterior pasien)
- Selimuti pasien agar tetap hangat
- Hitung luas luka bakar menggunakan metode “Rules of Nine”
Moenadjat DY. The education of Australia and New Zealand Burn Association LTD. Emergency management of severe burns 17th Ed. 2013
RULE OF NINE
ANAK-ANAK
BAYI
DEWASA
Moenadjat DY. The education of Australia and New Zealand Burn Association LTD. Emergency management of severe burns 17th Ed. 2013
PENILAIAN LUAS LUKA BAKAR
● Rules of Nines
Gradasi luka bakar:
● Palmar Rules of
Ones Grade 2A: Bula, dasar luka merah, sangat nyeri
● Pediatric Rules of Grade 2B: Merah pucat, nyeri berkurang
Nines Grade 3: eschar, tidak terasa nyeri
Superficial Epidermis Kering, eritematosa, ditekan pucat, nyeri, tanpa bula/ ulserasi
(1stdegree) di kulit. Contoh: sunburn. Sembuh dalam 3-7 hari.
Superficial Epidermis, superficial dermis Bulla, dasar berwarna merah muda, lembab,
(papilare) edematous, nyeri (+).
Deep Epidermis, deep dermis Lebih merah pucat-putih, sensasi nyeri bervariasi, edema,
(retikuler) tidak ada pengisian kapiler.
Full thickness Seluruh lapisan epidermis, Kulit berkontraksi, kering, kasar, berwarna coklat (charred
(3rddegree) dermis, dan jaringan di appearance), hitam, putih, merah tua, tidak ada eksudat, tidak
bawahnya nyeri.
Grabb and Smith’s. Plastic Surgery 7th Edition. 2015. Philadelpia : Wolters Kluwer. Lippincott Wlliaams & Wilkins
KLASIFIKASI DERAJAT LUKA
BAKAR
Derajat I
Terkena bagian epidermis dan luka tampak
kemerahan/eritema dan timbul dengan keluhan nyeri.
Derajat 2
• Luka terbatas pada lapisan atas bagian dermis
luka bakar derajat dua superfisial
• Luka mencapai lapisan dermis bagian dalam
(lapisan retikuler) luka bakar derajat dua
dalam.
Pada luka bakar superfisial akan terasa lebih nyeri
dibandingkan luka bakar deep
KLASIFIKASI DERAJAT LUKA
BAKAR
Derajat 3 :
Pada derajat ini, luka mengenai seluruh lapisan
dermis. Ciri luka tampak kulit mengeras, gelap, kering,
terasa tidak nyeri dan terdapat eskar.
Derajat 4 :
Seluruh lapisan kulit, jaringan lemak subkutan, dan
jaringan yang lebih dalam lagi seperti otot, tendon
terlibat.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Moenadjat DY. The education of Australia and New Zealand Burn Association LTD. Emergency management of severe burns 17th Ed. 2013
6. FLUID (RESUSITASI CAIRAN)
- Gunakan cairan kristaloid/ringer laktat
- Hitung urin output tiap jam (pemasangan kateter)
ANAK
TBSA (Total Body Surface Area) >15% - 3-4 ml kristaloid x BB (kg) x % luas luka
(dewasa) atau >10% (anak) bakar + maintenance
- Cairan maintenance (+ Dextrose 5%)
DEWASA
- 3-4 ml kristaloid x BB (kg) x % luas Holliday Segar (4:2:1)
luka bakar - 10 kg pertama → 4mL/kg/jam
- Cairan kristaloid → Ringer Laktat - 10 kg kedua → 2 mL/kg/jam
atau Asering - Setiap tambahan kg → 1 mL/kg/jam
ISBI Practice Guidelines Committee et al: ISBI practice guidelines for burn care. Burns. 42(5):953-1021, 2016 Pham TN et al: American Burn Association practice guidelines burn shock
resuscitation. J Burn Care Res. 29(1):257-66, 2008 Palmieri TL: Pediatric burn resuscitation. Crit Care Clin. 32(4):547-59, 2016
7. ANALGESIA
- Berikan morfin IV 0,05 - 0,1 mg/kg sesuai indikasi
- Anak (Paracetamol cairan drip setiap 6 jam dosis 10-15 mg/kgbb/kali)
8. TUBES
- Pasang nasogastric tube (mencegah gastroparesis & dekompresi lambung)
9. TEST
- Menyingkirkan trauma lainnya (Trauma Inhalasi)
- Laboratorium, radiologi, imaging lain sesuai indikasi.
Moenadjat DY. The education of Australia and New Zealand Burn Association LTD. Emergency management of severe burns 17th Ed. 2013
SECONDARY SURVEY
● AMPLE A (alergi), M (medikasi), P (past illness), L (last meal), E (events related to injury).
● Anamnesis luka bakar:
○ Penyebab luka bakar?
○ Mekanisme terjadinya luka bakar?
○ Durasi paparan?
○ Lokasi pajanan → ruang terbuka atau tertutup
○ Penurunan kesadaran?
○ Pertolongan yang sudah diberikan?
○ Trauma listrik → listrik jenis apa, bagian tubuh yang kontak, pertolongan pertama yang sudah
diberikan, apakah sudah mengganti pakaian, apakah sempat henti jantung?
○ Trauma kimia → jenis zat kimia, kekuatan, konsentrasi, pertolongan pertama yang sudah diberikan,
apakah mengenai mata?
○ Trauma air panas → durasi paparan
● PF lengkap
● Profilaksis tetanus bila dibutuhkan
Moenadjat DY. The education of Australia and New Zealand Burn Association LTD. Emergency management of severe burns 17th Ed. 2013
PERAWATAN LUKA
Luka Bakar Derajat I Berikan krim atau salep pelembap karena akan mengurangi
peradangan. Pemberian anti nyeri juga dapat diberikan.
Luka Bakar Derajat Parafin impregnated woven fabrics menurunkan nyeri saat mengganti
II A pembalut luka karena tidak menempel pada luka atau menggunakan
polyurethane film sheets dapat digunakan di area yang terlihat untuk
estetika. Bila terdapat bula maka bula yang berukuran kecil atau tidak
dapat meletus dibiarkan utuh namun bula yang lebih besar harus
dipecahkan untuk kemudian ditindaklanjuti dengan penggantian balutan
terjadwal
Luka Bakar Derajat Krim antibiotik seperti silver sulfadiazin, mupirocin, nirtofurazone dapat
II B digunakan secara langsung atau dioleskan pada kassa.
Luka Bakar Derajat Pasien biasanya memerlukan intervensi bedah dan harus dirujuk ke
III pusat luka bakar untuk rawat inap.
PEMBEDAHAN - EKSISI
Emergency Management of Severe Burns (EMSB). 18th ed. Australian & New Zealand Burn Association; 2016.
PEMBEDAHAN - ESKARTOMI
Emergency Management of Severe Burns (EMSB). 18th ed. Australian & New Zealand Burn Association; 2016.
PEMBEDAHAN – SKIN GRAFT
● Gold standard
● Mengambil kulit di bagian yang
tak terkena luka, dipindahkan
ke lokasi yang telah di eksisi
● Hasil estetika paling baik,
waktu penutupan luka cepat,
dan morbiditas rendah
Emergency Management of Severe Burns (EMSB). 18th ed. Australian & New Zealand Burn Association; 2016.
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. 2016 Burns fact sheet worldwide. 2017;2:9. http
://www.who.intmediacentre/factsheets/fs365/en Accessed 6 March 2018.
2. Warby R, Maani CV. Burn Classification. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2022 [cited 2022 Au g 11]. Available from: http://
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539773
3. Schwartz’s Principles of Surgery. 11th ed. Vol. 1. McGraw Hill Education; 2019.
4. Koyro KI, Bingoel AS, Bucher F, Vogt PM. Burn Guidelines—An International Comparison. Eur
Burn J. 2021 Sep;2(3):125–39.
5. Emergency Management of Severe Burns (EMSB). 18th ed. Australian & New Zealand Burn
Association; 2016
6. Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk A. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. McGraw Hill
Education;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/555/2019 tentang
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Luka Bakar. Menteri Kesehat Repub
Indones.
8. Tintinalli’s Emergency Medicine Manual 8th Edition. 8th ed. McGraw Hill Education; 2018.
9. Zeng W, Parus A, Barnes C, Hiro M, Robson M, Payne W. &lt;i&gt;Aloe
vera&lt;/i&gt;—Mechanisms of Action, Uses, and Potential Uses in Plastic Surgery and
Wound Healing. Surgical Science. 2020;11(10):312-328.
TERIMA
KASIH