Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN KASUS

COMBUSTIO
Pembimbing : dr. Huntal Napoleon, Sp. BP-RE Subsp LBL(K)

Disusun oleh : Ahmad Arya Ananda (1102017010)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RS BHAYANGKARA TK.I PUSDOKKES POLRI
PERIODE 26 SEPTEMBER 2022 – 3 DESEMBER 2022
IDENTITAS PASIEN ANAMNESIS

NAMA : Tn. R
KELUHAN UTAMA
USIA : 30 tahun 3 bulan Nyeri wajah, leher, punggung, perut, tangan
kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri 2 jam
JENIS KELAMIN : LAKI LAKI sebelum masuk rumah sakit

ALAMAT : KOJA

PEKERJAAN : BURUH PABRIK

TANGGAL MASUK RS : 16 OKTOBER 2022 KELUHAN TAMBAHAN


-
TANGGAL PEMERIKSAAN : 16 OKTOBER 2022

NO. RM :0124***9
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke IGD RS POLRI di bawa oleh dua orang petugas. Pasien datang
dengan keluhan luka bakar pada daerah wajah, punggung, tangan, perut, dan kaki sejak 2
jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan luka bakar didapatkan setelah pasien
ingin mencoba membunuh dirinya sendiri dengan cara membakar dirinya sendiri. Awalnya
pasien menyiramkan bensin kebadannya sebelum akhirnya tanpa sengaja pasien memantik
korek gas sehingga api menyulut ke tubuh pasien. Kejadian terjadi saat pasien berada
diruang terbuka. Saat kejadian pasien menggunakan baju berbahan kaos dengan celana
berbahan spandex. Setelah terbakar beberapa menit tetangga pasien datang untuk
menyiramkan air ke tubuh pasien. Setelah pasien mengganti pakaian, pasien dibawa ke IGD
RS POLRI.
keluhan tambahan seperti demam, sesak nafas, penurunan kesadaran setelah terbakar
disangkal .
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT KEBIASAAN PRIBADI

• Alergi(-) • Merokok(+)
• Diabetes Mellitus(-) • Konsumsi alkohol(-)
• Hipertensi(-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tidak ada keluarga yang menderita sakit
yang sama. Riwayat penyakit lain seperti
alergi, hipertensi, diabetes melitus
disangkal.
PRIMARY SURVEY

Airway Clear

Breathing Gerak dada simetris, vesikuler(+/+), rhonki(-/-),


wheezing(-/-),RR20x/menit
Circulation  Nadi 80x/menit, akral hangat, CRT<2 detik

Disability GCS 15(E4M6V5), pupil isokor, diameter


3mm/3mm, RCL(+/+), RCTL(+/+)
Environment & exposure Suhu 37ºC
SECONDARY SURVEY

Alergi Tidak ada

Medication Tidak ada

Past Medical History Tidak ada

Last meal 5 jam SMRS

Event Suicide attempt


PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum Tampak sakit sedang


Kesadaran Compos mentis  Antropometri :
BB : 90 kg
Tanda vital :   TB : 165c m
BMI : 33 k g / m 2
• Tekanan darah 120/80 mmHg
• Laju nadi 90x/menit
• Laju napas 20x/menit
• Suhu 37°C
• SpO2 98%  room air
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala Normocephali, Hiperemis di regio bucalis, mentalis


Mata Konjungtiva anemis (-/-),  sklera ikterik (-/-); pupil bulat,
isokor, diameter 3 mm/3 mm, RCL (+/+) RCTL (+/+),
Hidung Deformitas (-/-), sekret (-/-), hiperemis (-/-)
Telinga Deformitas (-/-), sekret (-/-), hiperemis (+/-)
Mulut Mukosa bibir basah, luka (-), edem (-), hipertofi papil (-)
Leher Deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-), hiperemis(+)
Punggung Hiperemis di regio scapula
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
• Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi Iktus kordis teraba pada ICS IV linea midclavicularis sinistra

• Perkusi Batas jantung atas ICS II linea midklavikularis sinistra, batas


jantung kiri ICS IV linea midclavicularis sinistra, batas jantung
kanan ICS IV linea parasternalis dextra
• Auskultasi S1 dan S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru 
• Inspeksi Pergerakan dada tampak simetris
• Palpasi Pernapasan teraba simetris, nyerti tekan (-)
• Perkusi Sonor seluruh lapang paru
• Auskultasi Vesikular (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen
• Inspeksi Tampak datar, distensi abdomen (-), Hiperemis(+)
• Auskultasi Bising usus (+) normal
• Perkusi Supel, massa(-), nyeri tekan(-)
• Palpasi Timpani pada seluruh lapang abdomen
Ekstremitas Akral teraba hangat, CRT <2 detik, edema -/- ,
superior hiperemis(+/+)
Ekstremitas inferior Akral teraba hangat, CRT <2 detik,  edema -/- ,
hiperemis(+/+)
STATUS LOKALIS – REGIO KEPALA
Inspeksi : terdapat luka bakar grade 2A, TBSA 2%, eritema(+),
bulla(+) sebagian sudah pecah
Palpasi : nyeri tekan(+)
STATUS LOKALIS – REGIO TRUNKUS POSTERIOR

Inspeksi : terdapat luka bakar grade 2A, TBSA 2%, eritema(+), bula(+)
sudah pecah
Palpasi : nyeri tekan(+)
STATUS LOKALIS – REGIO EXTREMITAS ATAS KANAN

Inspeksi : terdapat luka bakar grade 2A, TBSA 1,5%, eritema(+),


bulla(+)
Palpasi : nyeri tekan(+)
STATUS LOKALIS – REGIO EXTREMITAS ATAS KIRI

Inspeksi : terdapat luka bakar grade 2A, TBSA 1,5%, eritema(+),


bulla(+) sebagian sudah pecah
Palpasi : nyeri tekan(+)
STATUS LOKALIS – REGIO TRUNKUS ANTERIOR

Inspeksi : terdapat luka bakar grade 2A, TBSA 1%, eritema(+)


Palpasi : nyeri tekan(+)
STATUS LOKALIS – REGIO EXTREMITAS BAWAH KANAN

Inspeksi : terdapat luka bakar grade 2A, TBSA 3,5%, eritema(+)


bulla(+) sebagian sudah pecah
Palpasi : nyeri tekan(+)
STATUS LOKALIS – REGIO EKSTREMITAS BAWAH KIRI

Inspeksi : terdapat luka bakar grade 2A, TBSA 3,5%,


eritema(+), bulla(+) sebagian sudah pecah
Palpasi : nyeri tekan(+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Hematologi
Hemoglobin 15.7 13-16 g/dL
Hematokrit 45 40-48 %
Leukosit 30.260 5000 - 10.000 /μL
Trombosit 359.000 150.000 - 450.000 ribu/μL

HEMATOLOGI 16-10-2022
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Kimia Klinik
SGOT 50.2 <37 U/L
SGPT 40.9 <40 U/L
Ureum 26 10-50 mg/dL
Kreatinin 1.2 0,5 – 1,3 mg/dL
Elektrolit
Natrium 135 135-145 mmol/L
Kalium 4.6 3.5-5.0 mmol/L
Klorida 108 98-108 mmol/L
KIMIA KLINIK 16-10-2022
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Hematologi
Hemoglobin 13 13-16 g/dL
Hematokrit 40 40-48 %
Leukosit 17.420 5000 - 10.000 /μL
Trombosit 327.000 150.000 - 450.000 ribu/μL

HEMATOLOGI 28-10-2022
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Kimia Klinik
SGOT 54.9 <37 U/L
SGPT 68.0 <40 U/L
Ureum 22 10-50 mg/dL
Kreatinin 0.7 0,5 – 1,3 mg/dL
Elektrolit
Natrium 137 135-145 mmol/L
Kalium 3.9 3.5-5.0 mmol/L
Klorida 108 98-108 mmol/L
KIMIA KLINIK 28-10-2022
RESUME
Pasien datang ke IGD RS POLRI di bawa oleh dua orang petugas. Pasien datang
dengan keluhan luka bakar pada daerah wajah, punggung, tangan, perut, dan kaki sejak 2
jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan luka bakar didapatkan setelah pasien
ingin mencoba membunuh dirinya sendiri dengan cara membakar dirinya sendiri. Pasien
mengatakan tidak ada keluhan berupa menggigil, sesak dan pingsan setelah kejadian.
demam(-).
Pada status lokalis didapatkan pada regio facialis luka bakar grade 1, TBSA 2%, Pada
regio scapula terdapat luka bakar grade 2A, TBSA 2%, eritema(+), bula(+) sudah pecah
eritema (+), nyeri tekan (+). Regio antebrachii dextra luka bakar grade 2A, TBSA 1,5 %,
eritema (+), nyeri tekan (+). regio antebrachii sinistra luka bakar grade 2A, TBSA 1,5 %,
eritema (+), bulla (+) sebagian sudah pecah, nyeri tekan (+). regio abdomen luka bakar grade
2A, TBSA 1% eritema (+), bulla (+) sebagian sudah pecah, nyeri tekan (+). Regio cruris
sinistra luka bakar grade 2A, TBSA 3,5%, eritema (+), nyeri tekan (+). Regio cruris dextra
luka bakar grade 1, TBSA 3,5%, eritema (+), nyeri tekan (+).
DIAGNOSIS

• Combusio ec Flames burn 15% grade 2A


• Suicide attempt
TATALAKSANA
 Melepas pakaian d a n aksesoris, selimuti pasien d a n logroll u nt uk periksa ba g i a n posterior
 Resusitasi ca ir a n se ja k ja m t r au ma (rumus baxter)

● 3 ml x 15% x 60 kg = 2.700 cc/24 jam


● - 8 jam p e r t a ma : 1.350 cc / 8 jam
Tpm makro= (Vol.cairan x tetesan)/(8 jam x menit)
● = (1.350cc x 20 )/(8 x 60)
● = 56 t p m

● - 16 jam selanjutnya : 1.350cc / 16 jam


Tpm makro= (Vol.cairan x tetesan)/(16 jam x menit)
● = (1.350 cc x 20 )/(16 x 60)
● = 28 t p m  Ur i n o u t p u t :
 Pasang dower catheter 0,5-1 c c/ kg B B/ ja m
 Pantau urin output tiap jam = (0,5-1) x 90 c c / j a m
 Ketorolac 3 x 30mg = 45 – 90 c c / j a m
 Curcuma 3 x 1
 Konsul dr. Sp. BP ->debridement
LAPORAN OPERASI
1. Pasien posisi supine dalam general anastesia

2. Asepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya

3. Irigasi cuci luka dengan saline dan NaCl

4. Debridement necrotomy

5. Hemostasis

6. Rawat kulit dengan silver sulfadiazine

7. Operasi selesai
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

Luka akut yang disebabkan oleh cedera traumatik pada kulit akibat dari pajanan
thermal, listrik, gesekan, bahan kimia, atau radiasi

• Luka bakar → menyebabkan kerusakan pada kulit → gangguan sistem


pertahan tubuh, ketidakseimbangan elektrolit, dan gangguan termoregulasi.
• Luka bakar luas → mempengaruhi metabolisme dan fungsi sel →
gangguan sistem organ tubuh lainnya

K a n g S, Amagai M, Bruckner AL, Enk A. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. McGraw Hill Education;
EPIDEMIOLOGI

Kasus Luka Bakar di Indonesia menyebabkan 195.000 kematian /


tahun

Menurut data Kementerian Kesehatan (2014) : Luka bakar ada di


urutan ke-6 sebagai kejadian cedera yang tidak disengaja di
Indonesia (0,7%)

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/555/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata
Laksana Luka Bakar. Menteri Kesehat Repub Indones.
PATOFISIOLOGI

Zona Koagulasi
terjadi koagulasi protein dan kerusakan sel yang
irreversible

Zona Stasis
Penurunan perfusi akibat gangguan
mikrosirkulasi

Zona hiperemia
Pelepasan mediator inflamasi →
dilatasi pemb. darah

Moenadjat DY. The education of Australia and New Zealand Burn Association LTD. Emergency management of severe burns 17th Ed. 2013. Wardhana, A., Basuki, A.,
Prameswara, A. D. H., Rizkita, D. N., Andarie, A. A., & Canintika, A. F. (2017). The epidemiology of burns in Indonesia’s national referral burn center from 2013 to 2015.
Burns Open, 1(2), 67
TATALAKSANA 24 JAM PERTAMA
1. AIRWAY
- Berbicara dengan pasien
- Bersihkan jalan napas dari benda asing
- Lakukan Chin lift & Jaw thrust
- Hindari melakukan hiperfleksi / hiperekstensi kepala & leher
- Kontrol tulang cervical dengan rigid collar

2. BREATHING
- Inspeksi dada (pastikan pergerakan dinding dada adekuat & simetris)
- Berikan oksigen 100 % high flow 10-15 liter /menit melalui masker non
rebreathing
- Jika tetap sesak, lakukan bagging / ventilasi mekanik

Moenadjat DY. The education of Australia and New Zealand Burn Association LTD. Emergency management of severe burns 17th Ed. 2013
TATALAKSANA 24 JAM PERTAMA
3. CIRCULATION
- Lakukan penekanan luka jika terdapat pendarahan aktif
- Pasang dua jalur IV ukuran besar
- Jika pasien syok  bolus ringer laktat hingga nadi radial teraba

4. DISABILITY
- Periksa derajat kesadaran (GCS)
- Periksa respon pupil terhadap cahaya

5. EXPOSURE
- Melepas semua semua pakaian & assesories pasien
- Lakukan Rog roll (untuk melihat permukaan posterior pasien)
- Selimuti pasien agar tetap hangat
- Hitung luas luka bakar menggunakan metode “Rules of Nine”

Moenadjat DY. The education of Australia and New Zealand Burn Association LTD. Emergency management of severe burns 17th Ed. 2013
RULE OF NINE

ANAK-ANAK
BAYI
DEWASA

Moenadjat DY. The education of Australia and New Zealand Burn Association LTD. Emergency management of severe burns 17th Ed. 2013
PENILAIAN LUAS LUKA BAKAR
● Rules of Nines
Gradasi luka bakar:
● Palmar Rules of
Ones Grade 2A: Bula, dasar luka merah, sangat nyeri
● Pediatric Rules of Grade 2B: Merah pucat, nyeri berkurang
Nines Grade 3: eschar, tidak terasa nyeri

Persentase proporsi luas luka bakar


KEDALAMAN LUKA BAKAR
Kedalaman Gambaran Klinis

Superficial Epidermis Kering, eritematosa, ditekan pucat, nyeri, tanpa bula/ ulserasi
(1stdegree) di kulit. Contoh: sunburn. Sembuh dalam 3-7 hari.

Partial thickness (2nd degree)

Superficial Epidermis, superficial dermis Bulla, dasar berwarna merah muda, lembab,
(papilare) edematous, nyeri (+).

Deep Epidermis, deep dermis Lebih merah pucat-putih, sensasi nyeri bervariasi, edema,
(retikuler) tidak ada pengisian kapiler.

Full thickness Seluruh lapisan epidermis, Kulit berkontraksi, kering, kasar, berwarna coklat (charred
(3rddegree) dermis, dan jaringan di appearance), hitam, putih, merah tua, tidak ada eksudat, tidak
bawahnya nyeri.

Grabb and Smith’s. Plastic Surgery 7th Edition. 2015. Philadelpia : Wolters Kluwer. Lippincott Wlliaams & Wilkins
KLASIFIKASI DERAJAT LUKA
BAKAR
Derajat I
Terkena bagian epidermis dan luka tampak
kemerahan/eritema dan timbul dengan keluhan nyeri.

Derajat 2
• Luka terbatas pada lapisan atas bagian dermis 
luka bakar derajat dua superfisial
• Luka mencapai lapisan dermis bagian dalam
(lapisan retikuler)  luka bakar derajat dua
dalam.
Pada luka bakar superfisial akan terasa lebih nyeri
dibandingkan luka bakar deep
KLASIFIKASI DERAJAT LUKA
BAKAR
Derajat 3 :
Pada derajat ini, luka mengenai seluruh lapisan
dermis. Ciri luka tampak kulit mengeras, gelap, kering,
terasa tidak nyeri dan terdapat eskar.

Derajat 4 :
Seluruh lapisan kulit, jaringan lemak subkutan, dan
jaringan yang lebih dalam lagi seperti otot, tendon
terlibat.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

Moenadjat DY. The education of Australia and New Zealand Burn Association LTD. Emergency management of severe burns 17th Ed. 2013
6. FLUID (RESUSITASI CAIRAN)
- Gunakan cairan kristaloid/ringer laktat
- Hitung urin output tiap jam (pemasangan kateter)
ANAK
TBSA (Total Body Surface Area) >15% - 3-4 ml kristaloid x BB (kg) x % luas luka
(dewasa) atau >10% (anak) bakar + maintenance
- Cairan maintenance (+ Dextrose 5%)
DEWASA
- 3-4 ml kristaloid x BB (kg) x % luas Holliday Segar (4:2:1)
luka bakar - 10 kg pertama → 4mL/kg/jam
- Cairan kristaloid → Ringer Laktat - 10 kg kedua → 2 mL/kg/jam
atau Asering - Setiap tambahan kg → 1 mL/kg/jam

Diberikan ½ cairan resusitasi pada 8 jam pertama dari saat kejadian


trauma, ½ sisanya dalam 16 jam berikutnya.
ISBI Practice Guidelines Committee et al: ISBI practice guidelines for burn care. Burns. 42(5):953-1021, 2016 Pham TN et al: American Burn Association practice guidelines burn shock
resuscitation. J Burn Care Res. 29(1):257-66, 2008 Palmieri TL: Pediatric burn resuscitation. Crit Care Clin. 32(4):547-59, 2016
● Pasang 2 IV line (dewasa 16G, anak 20G) di lokasi yang tidak terkena luka bakar
● Kateter → pantau UO per jam
● Indikasi keberhasilan resusitasi:
○ UO = 1-2 cc/kg/jam (anak)
○ UO = 0.5-1 cc/kg/jam (dewasa)

● Apabila Uo tidak adekuat→cairan tambahan: bolus 5-10 ml/kg


atau tingkatkan cairan per jam menjadi 150% dari sebelumnya.
● Dalam 24 jam kedua post trauma dapat diberikan cairan koloid
untuk mengembalikan sirkulasi berupa 0.5 ml dari 5% albumin x
BB(kg) x % luka bakar

ISBI Practice Guidelines Committee et al: ISBI practice guidelines for burn care. Burns. 42(5):953-1021, 2016 Pham TN et al: American Burn Association practice guidelines burn shock
resuscitation. J Burn Care Res. 29(1):257-66, 2008 Palmieri TL: Pediatric burn resuscitation. Crit Care Clin. 32(4):547-59, 2016
7. ANALGESIA
- Berikan morfin IV 0,05 - 0,1 mg/kg sesuai indikasi
- Anak (Paracetamol cairan drip setiap 6 jam dosis 10-15 mg/kgbb/kali)

8. TUBES
- Pasang nasogastric tube (mencegah gastroparesis & dekompresi lambung)

9. TEST
- Menyingkirkan trauma lainnya (Trauma Inhalasi)
- Laboratorium, radiologi, imaging lain sesuai indikasi.

Moenadjat DY. The education of Australia and New Zealand Burn Association LTD. Emergency management of severe burns 17th Ed. 2013
SECONDARY SURVEY
● AMPLE A (alergi), M (medikasi), P (past illness), L (last meal), E (events related to injury).
● Anamnesis luka bakar:
○ Penyebab luka bakar?
○ Mekanisme terjadinya luka bakar?
○ Durasi paparan?
○ Lokasi pajanan → ruang terbuka atau tertutup
○ Penurunan kesadaran?
○ Pertolongan yang sudah diberikan?
○ Trauma listrik → listrik jenis apa, bagian tubuh yang kontak, pertolongan pertama yang sudah
diberikan, apakah sudah mengganti pakaian, apakah sempat henti jantung?
○ Trauma kimia → jenis zat kimia, kekuatan, konsentrasi, pertolongan pertama yang sudah diberikan,
apakah mengenai mata?
○ Trauma air panas → durasi paparan
● PF lengkap
● Profilaksis tetanus bila dibutuhkan

Moenadjat DY. The education of Australia and New Zealand Burn Association LTD. Emergency management of severe burns 17th Ed. 2013
PERAWATAN LUKA
Luka Bakar Derajat I Berikan krim atau salep pelembap karena akan mengurangi
peradangan. Pemberian anti nyeri juga dapat diberikan.
Luka Bakar Derajat Parafin impregnated woven fabrics menurunkan nyeri saat mengganti
II A pembalut luka karena tidak menempel pada luka atau menggunakan
polyurethane film sheets dapat digunakan di area yang terlihat untuk
estetika. Bila terdapat bula maka bula yang berukuran kecil atau tidak
dapat meletus dibiarkan utuh namun bula yang lebih besar harus
dipecahkan untuk kemudian ditindaklanjuti dengan penggantian balutan
terjadwal
Luka Bakar Derajat Krim antibiotik seperti silver sulfadiazin, mupirocin, nirtofurazone dapat
II B digunakan secara langsung atau dioleskan pada kassa.

Luka Bakar Derajat Pasien biasanya memerlukan intervensi bedah dan harus dirujuk ke
III pusat luka bakar untuk rawat inap.
PEMBEDAHAN - EKSISI

● Pada deep-partial thickness dan full


thickness
● Sisa jaringan nekrotik memicu
reaksi inflamasi dan
memperlambat penyembuhan

Emergency Management of Severe Burns (EMSB). 18th ed. Australian & New Zealand Burn Association; 2016.
PEMBEDAHAN - ESKARTOMI

● Luka bakar full thickness derajat


II dan III
● Biasanya jika melingkar di
leher, dada, abdomen,
ekstremitas

Emergency Management of Severe Burns (EMSB). 18th ed. Australian & New Zealand Burn Association; 2016.
PEMBEDAHAN – SKIN GRAFT

● Gold standard
● Mengambil kulit di bagian yang
tak terkena luka, dipindahkan
ke lokasi yang telah di eksisi
● Hasil estetika paling baik,
waktu penutupan luka cepat,
dan morbiditas rendah

Emergency Management of Severe Burns (EMSB). 18th ed. Australian & New Zealand Burn Association; 2016.
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. 2016 Burns fact sheet worldwide. 2017;2:9. http
://www.who.intmediacentre/factsheets/fs365/en Accessed 6 March 2018.
2. Warby R, Maani CV. Burn Classification. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2022 [cited 2022 Au g 11]. Available from: http://
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539773
3. Schwartz’s Principles of Surgery. 11th ed. Vol. 1. McGraw Hill Education; 2019.
4. Koyro KI, Bingoel AS, Bucher F, Vogt PM. Burn Guidelines—An International Comparison. Eur
Burn J. 2021 Sep;2(3):125–39.
5. Emergency Management of Severe Burns (EMSB). 18th ed. Australian & New Zealand Burn
Association; 2016
6. Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk A. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. McGraw Hill
Education;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/555/2019 tentang
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Luka Bakar. Menteri Kesehat Repub
Indones.
8. Tintinalli’s Emergency Medicine Manual 8th Edition. 8th ed. McGraw Hill Education; 2018.
9. Zeng W, Parus A, Barnes C, Hiro M, Robson M, Payne W. &amp;lt;i&amp;gt;Aloe
vera&amp;lt;/i&amp;gt;—Mechanisms of Action, Uses, and Potential Uses in Plastic Surgery and
Wound Healing. Surgical Science. 2020;11(10):312-328.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai