• Anamnesis Terpimpin :
Pasien datang dengan keluhan BAB berwarna hitam yang dialami
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, mual ada, muntah tidak ada,
nyeri perut tidak ada. Pasien juga mengeluh batuk yang dialami sejak 3
minggu yang lalu, tidak ada lendir, tidak ada batuk darah. Sesak tidak ada,
nyeri dada tidak ada. Demam ada dirasakan hilang timbul, keringat pada
malam hari ada. Nafsu makan menurun ada. Ada penurunan berat badan
tidak diketahui berapa kilogram. BAK kesan normal.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
KEPALA LEHER
03 • Bentuk kepala : Normocephal
• Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera
04 •
•
Kelenjar getah bening: Tidak ada pembesaran
DVS : R+2 cm H2O
ikterik (-/-), Edema palpebral (-/-) • Pembuluh darah : Dalam batas normal
• Mulut : Sianosis (-), kering (-), Tonsil T1 • Kaku kuduk : Tidak ada
– T1, hiperemis tidak ada
PEMERIKSAAN FISIS
JANTUNG
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Thrill tidak teraba
P : Batas atas jantung ICS II sinistra
Batas kanan jantung ICS III linea parasternalis dextra,
Batas kiri jantung ICS V linea midclavicularis sinistra
A : Bunyi jantung I/II murni regular, bising tidak ada
ABDOMEN THORAKS
I : Datar, ikut gerak napas Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak terlihat
A : Peristaltik ada kesan normal massa, tidak terlihat sikatrik, tidak
P : Hepar dan lien tidak teraba terlihat venektasis
P : Timpani ada Palpasi : Vokal fremitus meningkat pada
hemithorax kanan, nyeri tekan
EKSTREMITAS tidak ada, tidak teraba massa,
Pitting edema : Tidak ada tidak ada krepitasi
Akral hangat Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Palmar eritam (-) Auskultasi : Bunyi nafas bronkovesikuler,
Clubbing finger (-) Ronkhi pada hemithoraks kanan
setinggi ICS IV-V, Wheezing tidak ada
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DARAH RUTIN (8/12/18)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
WBC 21.08 X 103 /uL 4.00 – 10.00 /uL
NEUT 89.1 % 50.0 – 70.0 %
LYMP 4.5 % 20.0 – 40.0 %
MONO 6.2 % 3.0 – 12.0 %
EOS 0.1 % 0.5 – 5.0 %
BASO 0.1 % 0.0 – 1.0 %
RBC 1.89 x 106 /uL 3.50 – 5.50 x 106 /uL
HGB 5.4 g/dL 11.0 – 16.0 g/dL
HCT 43.1 % 37.0 – 54.0 %
MCV 86.2 fL 80.0 – 100.0 fL
MCH 28.6 pg 27.0 – 34.0 pg
MCHC 33.1 g/dL 32.0 – 36.0 g/dL
PLT 511 x 103 /uL 100 – 300 /uL
Prokalsitonin 0.32 ng/ml <0.05 ng/ml
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
KIMIA DARAH (8/12/18)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
GDS 216 140 mg/dl
SGOT 23 < 38 U/L
SGPT 22 < 41 U/L
Ureum 67 10-50 mg/dl
Kreatinin 1.00 L(<1.3), P (<1.1) mg/dl
Albumin 2.7 3.5-5.0 gr/dl
Natrium 141 136-145 mmol/l
Kalium 2.8 3.5-5.1 mmol/l
Klorida 104 97-111 mmol/l
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
08/12/2018
MIKROBIOLOGI (18/12/2018)
Pemeriksaan abdomen
I : Datar, ikut gerak napas
A : Peristaltik ada kesan normal
P : Hepar dan lien tidak teraba
P : Timpani ada
RENCANA
NO MASALAH SUBJEKTIF & OBJEKTIF RENCANA TERAPI
DIAGNOSTIK
3. ANEMIAEC O: - Transfusi PRC 1 bag/hari
GIBLEEDING • konjungtiva anemis (+/+)
Lab: Lanjut kontrol darah rutin
RBC: 1.89x106/uL post transfusi
HGB: 5.4 g/dl
MCV: 86.2 fL
MCH: 28.6 pg
4. DMtipeII S: pasien mempunyai riwayat DM diketahui sejak 3 tahun Periksa GDP dan Konsul TS EMD
yang lalu HbA1C
O:
GDS: 216 mg/dl
11/12/2018 Batuk sesekali. Sesak napas TD : 120/80 mmHg - Community Acquired - Sputum gram - Infus Natrium
tidak ada. BAB hitam sedikit tadi N : 84 kali/menit Pneumonia CURB 65 biakan dan Klorida 20
pagi. P : 20 kali/menit Skor 2 sensitivitas tetes/menit
S : 36.5o C - Melena ec gastropati - Sputum BTA - Ceftazidime 1
SpO2 : 98% tanpa modalitas. NSAID biakan dan gram/8
Bunyi nafas bronkovesikuler, sensitivitas jam/intravena
Ronkhi pada hemithoraks kanan - Azitromisin 500
setinggi ICS IV-V, Wheezing mg/24 jam/oral
tidak ada - Induksi sputum
Foto thorax : TB paru lama aktif dengan NaCl 3%
lesi luas.
Hasil lab :
Prokalsitonin: 0.32 ng/ml
Waktu Subjektif Objektif Assessment Planning Terapi
17/12/2018 Batuk sesekali. Sesak napas TD : 140/80 mmHg - Community Acquired - Menunggu - Infus Natrium
tidak ada. Nyeri perut setelah N : 84 kali/menit Pneumonia CURB 65 hasil kultur Klorida 20
makan. P : 20 kali/menit Skor 2 sputum gram tetes/menit
S : 36.5o C - Melena ec gastropati - Menuggu hasil - Azitromisin 500
SpO2 : 96% tanpa modalitas. NSAID kultur sputum mg/24 jam/oral
Bunyi nafas bronkovesikuler, BTA - N-ace 200 mg/8
Ronkhi pada hemithoraks kanan jam/oral
setinggi ICS IV-V, Wheezing - KSR 600 mg/12
tidak ada jam/oral
Foto thorax : TB paru lama aktif
lesi luas
Hasil lab :
Kalium: 2.8 mmol/l
Waktu Subjektif Objektif Assessment Planning Terapi
18/12/2018 Batuk tidak ada. Sesak napas TD : 150/80 mmHg - Community Acquired - Konsul TS EMD - Pasang kateter
tidak ada. Nyeri perut, tidak bisa N : 84 kali/menit Pneumonia CURB 65 - Infus Natrium
BAK. P : 20 kali/menit Skor 2 Klorida 20
S : 36.5o C - Melena ec gastropati tetes/menit
SpO2 : 97% tanpa modalitas. NSAID - Azitromisin 500
Bunyi nafas bronkovesikuler, mg/24 jam/oral
Ronkhi pada hemithoraks kanan - N-ace 200 mg/8
setinggi ICS IV-V, Wheezing jam/oral
tidak ada - KSR 600 mg/12
Hasil lab : jam/oral
HbA1c: 8.2 - Pujimin 2 capsul/8
Albumin: 2.0 jam/oral
Sputum BTA 3x : negatif
DISKUSI
COMMUNITY-ACQUIRED
PNEUMONIA (CAP)
DEFINISI
Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang menyerang
parenkim dari paru-paru.
Pneumonia akibat
Pneumonia pada
pemakaian ventilator
penderita
(ventilator associated
Immunocompromised
pneumonia =VAP)
KLASIFIKASI
KOMORBID
PREDISPOSISI MEKANISME
• DM
PERTAHANAN
• INFLUENZA • GAGAL GINJAL
MENURUN
• ALKOHOLISME MENAHUN
• GIZI KURANG • GANGGUAN IM
UNITI
• PPOK
PNEUMONIA
PATOFISIOLOGI PATOGENESIS
Mikroorganisme merusak
permukaan saluran pernapas Kolonisasi bakteri
an dengan beberapa Inhalasi Bakteri mencapai
pada saluran
mikroorganisme bronkus
cara, yaitu: inhalasi, kolonisasi, napas
inokulasi dan hematogen
Terjadi konsolidasi
dengan eksudasi
sel darah merah
4 TAHAP INFLAMASI
TAHAP • Terjadi pembendungan/pengisian rongga alveoli
HIPEREMI dengan cairan eksudat.
(KONGESTI):
SKOR CURB-65
pada pasien:
C=1
U = 1 (31.2 mg/dl)
R=0
B=0
65 = 0
Skor 2
Skor PSI pada pasien: 55 + 20 = 75
TATALAKSANA CAP
1. Penderita rawat jalan • Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik,
• Pengobatan suportif / simptomatik mukolitik
• Istirahat di tempat tidur • Pengobatan antibiotik harus diberikan kurang dari
8 jam
• Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
• Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat 3. Penderita rawat inap di Ruang Rawat
antipiretik Intensif
• Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan • Pengobatan suportif / simptomatik
ekspektoran • Pemberian terapi oksigen
• Pemberian antiblotik harus diberikan (sesuai bagan) • Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi
kurang dari 8 jam kalori dan elektrolit
• Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik,
mukolitik
2. Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
• Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8
• Pengobatan suportif / simptomatik
jam
• Pemberian terapi oksigen
• Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator
• Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi mekanik
kalori dan elektrolit
TATALAKSANA CAP
TEORI KASUS
Pemasangan infus untuk rehidrasi, nutrisi, dan Infus Natrium Clorida 0,9% 20 tetes per menit
koreksi elektrolit jika perlu.