Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN KASUS

- Acute Decompensated Heart Failure


dd/ CAD NSTEMI + HHD
- CKD + DM tipe 2
Disusun oleh :
dr. Syifa Shafira MR

Pembimbing:
Dr. Sandi Sinurat., Sp.JP
BAB
01

LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Atun

Umur : 51 Tahun

Alamat : Karawang

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

Tanggal masuk : 7 Juni 2023 jam 12.03 WIB


ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA :
Sesak nafas sejak 2 jam SMRS

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :


Os datang ke IGD RSBK dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu,
sesak dirasakan semakin memberat 2 jam yang lalu saat os sedang
mencuci baju, os sering terbangun pada malam hari karena keluhan
sesak, tidur lebih nyaman setengah duduk.

Keluhan sesak disertai dengan nyeri dada sebelah kiri sejak 2 jam SMRS,
nyeri dada dirasakan tiba-tiba saat os mencuci baju. Nyeri dada seperti
tertekan benda berat dan menjalar ke lengan kiri dan punggung, keluhan
berlangsung lebih dari 20 menit, membaik setelah os diberikan obat
pereda nyeri saat di IGD. Keluhan disertai dengan keringat dingin, lemas,
dan bengkak di kedua tungkai.
ANAMNESIS
• Keluhan serupa sudah 3 kali dirasakan oleh pasien sejak 5 tahun
yang lalu
Riwayat • Pasien memiliki riwayat peyakit jantung dan hipertensi
Penyakit sebelumnya dan rutin control sejak 5 tahun yang lalu ke Poli
Dulu Jantung
• Pasien memiliki riwayat DM Tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu dan
rutin control ke poli penyakit dalam

• Pasien Rutin Konsumsi obat : Miniaspi 80mg, concor 1,25mg,


Ramipril 2,5mg, Simvastatin 20mg, Furosemid 40mg, Metformin,
Riwayat Glimepirid
Pengobatan • Pasien Sudah pernah terapi intervesi coroner POBA (Plain old
Ballon angioplasty) tahun 2018 di RS Awal Bros Bekasi

Riwayat • Ibu pasien memiliki riwayat penyakit jantung


Penyakit • Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, tidak ada kebiasaan
Keluarga dan
Sosial Ekonomi merokok atau konsumsi minuman beralkohol
RIWAYAT PENGOBTAN DI RS AWAL BROS TAHUN 2018

LAPORAN PCI
DIAGNOSIS : APS CCS III, CAD Old Anterior-Inferior MCI, DM type 2
Tanggal : 05 Desember 2018
CAG:
1. Pasien dibaringkan dan disiapkan di meja tindakan
2. Tindakan a/antisepsis di sekitar radialis dan inguinalis kanan dengan betadine cair
10%
3. Anestesi di a.radialis kanan dengan Lydoain 2%, pungsi a. Radialis kanan dilakukan
tanpa penyulit, diikuti insersi sheath 6F, diberikan therapi heparin 9500 iu dan
NTG 200 uq
4. Kanulasi LCA kateter Tig Radial 5F, angiografi menunjukkan:
• LM : Tidak ada penyempitan bermakna
• LAD : Mid total oklusi, pembuluh darah kecil, TIMI 2 Flow
• LCx : Distal Subtotal stenosis, Pembuluh darah diffuse
• RCA : Mid stenosis 70%, Proksimal Stenosi 6—70%
RIWAYAT PENGOBTAN DI RS AWAL BROS TAHUN 2018

LAPORAN PCI
DIAGNOSIS : APS CCS III, CAD Old Anterior-Inferior MCI, DM type 2
Tanggal : 05 Desember 2018
PCI LAD :
5. Kateter diganti dengan GC SBS 3.5/6F, dan GW HT BMW diarahkan ke distal LAD,
berhasil
6. Dilakukan predilatasi di mid sampai proksimal LAD dengan balon INVADER 1.25/15
mm, dikembangkan dengan tekanan 6-12 atm, evaluasi post PCI menunjukkan hasil
baik, residual stenosis 30-40%, TIMI 3 Flow.
7. Tindakan tidak dilanjutkan dengan pemasangan stent dikarenakan pembuluh darah
kecil
8. Pasca tindakan keadaan umum dan hemodinamik pasien stabil, selanjutnya pasien
di observasi di ruang ICCU
KESIMPULAN : CAD 3VD (Telah berhasil dilakukan tindakan POBA di mid-proksimal
LAD dengan hasil baik)
SARAN : DAPT 6 bulan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan • Keadaan umum pasien Tampak sakit berat
Umum dan • Kesadaran Compos Mentis
Kesadaran • GCS : E4V5M6

• Tekanan Darah : 183/107 mmHg


• Nadi : 111x/mnt
Tanda • Suhu : 38 C
Vital • Respirasi : 34x/mnt
• SpO2 : 98% dengan NC 3lpm

• BB : 68 kg
• TB : 155cm
Status Gizi • IMT : 28.3
• Status Gizi : Obesitas 1
PEMERIKSAAN FISIK
Normocephali, deformitas (-)
Kepala
Konjungtiva anemis -/-
KGB dan tiroid tidak teraba Mata
sklera ikterik -/-
membesar, peningkatan tekanan
Leher vena jugularis (+)

Thorax
Paru :
Abdomen Supel, BU (+) meningkat I : pergerakan dinding dada simetris
Nyeri tekan Epigastrium (+/+), sela iga tampak melebar (+/+)
(+),Turgor kulit cepat hepar lien P : stem fremitus kanan = kiri
tidak teraba, Hepatojugular P : sonor (+/+)
reflux (-) A : suara napas vesikuler +/+,
ronkhi +/+, wheezing -/-
Akral Hangat+/+, edema +/+ Jantung : Ictus Cordis tidak terlihat, Ictus Cordis
Ekstremitas CRT <2detik tidak teraba, Batas kiri : ICS II sternalis kiri
Batas Kanan : ICS II-IV Kanan parasternalis kanan
BJ1-BJ2 reguler, murmur (-), gallop (+).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Hemoglobin 11,5 13,2 – 17,3 gr%
Leukosit 9.35 3.800-10.600 ul
Hitung jenis leukosit
 Basofil 0 0-1 %
 Eosinofil 3 2-4%
 Batang 0 3-5 %
 Segmen 67 50-70 %
 Limposit 21 25-40 %
 Monosit 9 2-8 %
Eritrosit 4.26 4,40 – 5,90 10^6/ul
Hematokrit 33,3 44,0 – 52,0 %
Trombosit 195.000 150.000-440.000 ul
MCV 78,2 80-100 fl
MCH 27,0 26-34 pg
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KIMIA KLINIK
Creatinin 2,63 0.67 – 1.17 mg/dL
Natrium (Na) 132 136-145 mmol/L
Kalium (K) 3,9 3.5-5.1 mmol/L
Glukosa darah <180 mg/dL
238  219  192
sewaktu
Troponin I 3,28 0,00-0,02ng/dL
SEROIMUNOLOGI
SARS
CoV-2 Ag (-) Negatif
Rapid
PEMERIKSAAN PENUNJANG

INTERPRETASI EKG :
Irama Sinus, HR 104x/mnt, Aksis Possible LAD, PR Interval
Normal, Q patologis, Probable LVH, tidak ada ST Elevasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
FOTO THORAX:
• Corakan bronchovascular kedua paru
sedikit bertambah dikedua suprahiler
• Tanda-tanda infiltrate/konsolidasi/massa
di parenkim paru (-)
• Kedua Trakhea dan gambaran
mediastinum dalam batas normal
• Kedua sinus dan diafragma dalam batas
normal
• Cor CTRS >50%
Kesan : Kardiomegali ec ? Dengan
bendungan paru grade 0-1 (CHF)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
INTERPRETASI ECHOCARDIOGRAFI
(14/06/23):
• Dilated LA, Concentric LV Hypertophy
• Normokinetic at rest
• Preserved LV Systolic function, LVEF 63%
(tech)
• Diastolic Dysfunction Grade II
• Normal Valves, Low probability of PII
• Normal RV Contractility (TAPSE 19mm)
DIAGNOSIS
KERJA
• ACUTE DECOMPENSATED
HEART FAILURE dd/ CAD
NSTEMI + HHD
• DM TIPE 2 + CKD
DASAR DIAGNOSIS:

● ADHF:
 Anamnesis: Sesak nafas
 Pemeriksaan Fisik:
 Takipnoe
 Thorax: Pengembangan paru simetris, Ronkhi +/+
 Jantung: Gallop (+)
 Ekstremitas : Edema tungkai +/+
 Foto Thorax : Kardiomegali, Bendungan Paru
 EKG : Probable LVH

• CAD NSTEMI :
 Anamnesis : Nyeri dada kiri, menjalar ke lengan kiri
 EKG: Q patologis di Anterior
 Lab : Tropoin I 3,28 ng/ dL
PENATALAKSANAAN
NON MEDIKAMENTOSA :
● Oksigen nasal kanul 2-4 lpm
● Rawat ICU
● Pantau Diuresis
● Diet DM 1700 kkal, Protein 40gr/hari
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA :
Penatalaksanaan awal IGD : Penatalaksanaan ruang ICU :
● Clopidogrel 300 mg p.o ● Furosemid 3 x 40 mg IV
dilanjutkan 1x75mg ● Fondaparinux 1 x 2,5 mg sc
● Aspilet 160 mg p.o ● NTG drip 30mcg/mnt
dilanjutkan 1x80 mg ● Amlodipine 1x10mg p.o
● ISDN 1x 5mg p.o ● Atorvastatin 20 mg 1x2tab p.o
● IVFD RL 7tpm ● Erdostein 3x300mg p.o
● Codein 3x1 p.o
● Novorapid 3 x 8 IU Sliding Scale
● Bicnat 3 x 500 mg
FOLLOW UP PASIEN
TANGGAL FOLLOW UP TATALAKSANA
07/06/23 S : Nyeri dada kiri menjalar ke lengan kiri dan punggung IVFD RL 7tpm
terasa berat dan menusuk, lebih dari 20 menit dan NTG drip 30mcg/jam
membaik setelah diberikan obat di bawah lidah saat di Furosemide 3 x 40 mg iv
IGD, keluhan sesak nafas masih belum berkurang (+). Clopidogrel 300 mg p.o
Batuk berdahak (+). ISDN 5mg
Aspilet 160 mg
O : KU baik, kesadaran : CM, GCS : 15,
TD : 150/84mmHg,
N : 111x/menit,
S : 38,1 C,
RR : 34x/menit, SpO2: 99% Nc 3lpm
Thorax :
Pergerakan dada simetris, vokal fremitus simetris, sonor
seluruh lapang paru, Wheezing -/- Rhonci +/+
Jantung : BJ I dan II Reguler, Murmur (-), gallop (+)
Abdomen : Supel, BU (+), NTE (+), turgor kulit lambat
Ekstremitas : Edema pretibial +/+, Akral hangat, CRT
<2detik
Diuresis: 200 cc / 2jam

A: ADHF + dd/ CAD NSTEMI + HHD +


CKD + DM tipe 2
TANGGAL FOLLOW UP TATALAKSANA
08/06/23 S : Nyeri dada kiri yang menjalar berkurang. keluhan IVFD RL 500 cc/24jam
sesak nafas masih belum berkurang (+). Batuk berdahak NTG drip 30mcg/jam
(+), bengkak di kedua tungkai. Clopidogrel 1x 75 mg p.o
Aspilet 1x 80 mg
O : KU baik, kesadaran : CM, GCS : 15, Furosemid 3 x 40 mg IV
TD : 128/67mmHg, Fondaparinux 1 x 2,5 mg sc
N : 80x/menit, Amlodipine 1x10mg p.o
S : 36,2 C, Atorvastatin 20 mg 1x2tab p.o
RR : 21x/menit, SpO2: 99% Nc 3lpm Erdostein 3x300mg p.o
Thorax : Codein 3x1 p.o
Pergerakan dada simetris, vokal fremitus simetris, sonor Novorapid 3 x 8 IU Sliding Scale
seluruh lapang paru, Wheezing -/- Rhonci +/+ Bicnat 3 x 500 mg
Jantung : BJ I dan II Reguler, Murmur (-), gallop (+)
Abdomen : Supel, BU (+), NTE (+), turgor kulit lambat
Ekstremitas : Edema pretibial +/+, Akral hangat, CRT
<2detik
Diuresis: 600 cc/ 8 jam

A: ADHF + dd/ CAD NSTEMI + HHD +


CKD + DM tipe 2
TANGGAL FOLLOW UP TATALAKSANA
09/06/23 S : Nyeri dada kiri (-). Keluhan sesak nafas berkurang (+). Obat pulang :
Batuk berdahak (+), demam (-), bengkak di kedua
tungkai, BAK (+) sedikit, Nyeri pinggang (+), tangan Clopidogrel 1x 75 mg p.o
kesemutan (+). Aspilet 1x 80 mg p.o
Furosemid 3 x 40 mg p.o
O : KU baik, kesadaran : CM, GCS : 15, Amlodipine 1x10mg p.o
TD : 129/86mmHg, Atorvastatin 1x 40 mg p.o
N : 99x/menit, Concor 1x 1,25 mg
S : 36 C, Erdostein 3x300mg p.o
RR : 24x/menit, SpO2: 99% Nc 3lpm Codein 3x1 p.o
Thorax : Novorapid 3 x 8 IU Sliding Scale
Pergerakan dada simetris, vokal fremitus simetris, sonor Bicnat 3 x 500 mg
seluruh lapang paru, Wheezing -/- Rhonci -/-
Jantung : BJ I dan II Reguler, Murmur (-), gallop (+)
Abdomen : Supel, BU (+), NTE (+), turgor kulit lambat
Ekstremitas : Edema pretibial +/+, Akral hangat, CRT
<2detik
Diuresis: 2100 cc/ 24 jam

A: ADHF + dd/ CAD NSTEMI + HHD +


CKD + DM tipe 2
BAB
02

TINAJAUAN
PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
ADHF
01

CORONARY ARTERY
02
DISEASE

HIPERTENSI HEART
03
DISEASE
HEART FAILURE
DEFINISI
Kegagalan fungsi jantung memompa darah dalam memenuhi kebutuhan
metabolik jaringan.

Gagal jantung kronis


• Kumpulan tanda dan gejala yang ditandai sesak napas dan lelah
• Disebabkan kelainan struktur atau fungsi jantung

Gagal jantung akut


• Perburukan tanda dan gejala gagal jantung secara akut yang membutuhkan
perawatan segera
• De novo (onset baru) atau pada pasien riw. gagal jantung
HEART FAILURE
ACUTE DECOMPENSATED
HEART FAILURE

PENDAHULUAN
• Gagal jantung akut adalah terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan kejadian atau perubahan yang
cepat dari tanda dan gejala gagal jantung.
• Kondisi ini mengancam kehidupan dan harus ditangani dengan segera, dan biasanya berujung pada
hospitalisasi.
• Ada 2 jenis persentasi gagal jantung akut, yaitu gagal jantung akut yang baru terjadi pertama kali (de novo) dan
gagal jantung dekompensasi akut pada gagal jantung kronis yang sebelumnya stabil.
• Penyebab tersering dari gagal jantung akut adalah hipervolume atau hipertensi pada pasien dengan HFPEF.

• Onset baru (de novo) dan


• Gagal jantung dekompensasi akut pada gagal
jantung kronis yang sebelumnya stabil
Klasifikasi Acute Heart Failure (ESC,2021)
KLASIFIKASI
FAKTOR PENCETUS
ADHF
SYMPTOMS AND SIGNS
HEART FAILURE
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
KONDISI YANG
MENINGKATKAN KADAR
NATRIURETIC PEPTIDES
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Foto toraks
- Kardiomegali
- Kerley lines
- Batwing
appeareance
- Kranialisasi
Kerley Lines
A  Apex

B  Basal

C  Center
ALGORITMA
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
TARGET
PENATALAKSANAAN
SINDROM KORONER AKUT
Definisi
• Sekumpulan keluhan dan tanda klinis yang sesuai dengan
iskemik miokardium akut.berkaitan dengan adanya disrupsi
(rupture) plak pada arteri koroner yang diikuti dengan proses
pembentukan thrombus.
• Manifestasi klinis bergantung seberapa besarnya thrombus
yang terbentuk dan derajat hambatan aliran pada arteri
koroner.
NYERI DADA
Typical angina Harus memenuhi 3 kriteria dibawah ini:
1.Kondisi ketidaknyamanan pada dada (chest discomfort) di substernal,
dengan karakteristik seperti dada tertekan, berat atau sempit kadang
seperti tercekik ataupun terbakar. Sesak terkadang muncul. Durasi < 10
menit untuk angina stable dan unstable angina >20 menit,
2.Diprovokasi oleh aktivitas fisik atau stres emosional
3.Diperingan oleh istirahat dan/atau pemberian nitrat dalam beberapa
menit.

Atypical angina Terdapat dua dari kriteria diatas

Non-angina Chest Pain Tidak ada kriteria diatas ataupun hanya terdapat satu saja.

Pedoman Tatalaksana Sindrome Koroner Akut. Edisi Keempat. Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia. 2018
KRITERIA DIAGNOSIS SKA
SKA sendiri memiliki 4 kriteria diagnosis yaitu:
1. Nyeri dada lama (>20 menit) pada istirahat
2. Nyeri dada onset baru (de novo) (CCS kelas II atau III)
3. Nyeri dada yang memberat dari sebelumnya atau memberat
dari angina pectoris stable (CCS minimal kelas III) (crescendo
angina) atau
4. Angina Post Infark Miokardium.

Pedoman Tatalaksana Sindrome Koroner Akut. Edisi Keempat. Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia. 2018
KRITERIA DIAGNOSIS SKA

Hamm CW, Bassand JP, Agewall S, Bax J, Boersma E, Bueno H, et al. ESC Guidelines for the management of acute coronary syndromes in patients presenting without
persistent ST-segment elevation The Task Force for the management of acute coronary syndromes (ACS) in patients presenting without persistent ST-segment
elevation of the European Society of Cardiology (ESC). European Heart Journal (2015) 32, 2999–3054
KARAKTERISTIK :
EROSI atau RUPTURE PLAQUE

Trombus arteri koroner terjadi secara


cepat pada lokasi injuri vaskuler, dimana
injuri ini dicetuskan oleh faktor-faktor
seperti merokok, hipertensi, dan
akumulasi lipid.

Hamm CW, Bassand JP, Agewall S, Bax J, Boersma E, Bueno H, et al. ESC Guidelines for the management of acute coronary syndromes in patients presenting
without persistent ST-segment elevation The Task Force for the management of acute coronary syndromes (ACS) in patients presenting without persistent ST-
DIAGNOSIS NSTEMI
1. Keluhan angina pektoris akut tanpa elevasi segmen ST yang
menetap di 2 sadapan yang bersebelahan.

2. Rekaman EKG saat presentasi dapat berupa depresi Segmen ST,


inversi gelombang T, gelombang T yang datar, gelombang T pseduo-
normalisasi atau bahkan tanpa perubahan

3. Biomarka jantung terjadi peningkatan bermakna.

Pedoman Tatalaksana Sindrome Koroner Akut. Edisi Keempat. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018
KLASIFIKASI SKA

Infark miokard dengan

SKA elevasi segmen ST (STEMI)

Infark miokard dengan non


elevasi segmen ST

Angina Pektoris tidak stabil

1. STEMI  ST elevasi
2. NSTEMI  ST depresi/T inverted
3. UAP  ST depresi/T inverted

Hal yang membedakan NSTEMI dan UAP


adalah cardiac marker.

Jika cardiac marker (+)  NSTEMI


Jika cardiac marker (-)  UAP
Cardiac marker yang sering diperiksa 
Troponin I

48
Lilly LS. Pathophysiology of Heart Disease. Fifth Edition. 2011. Philadelphia: Lippincott Williams &Wilkins.
Diagnosis ACS
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis ACS
Pemeriksaan penunjang
WAKTU TIMBULNYA MARKA JANTUNG

Pedoman Tatalaksana Sindrome Koroner Akut. Edisi Keempat. Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia. 2018
KONDISI YANG MENINGKATKAN
TROPONIN I
KONDISI YANG MENINGKATKAN
TROPONIN I
STRATIFIKASI RISIKO
Kreatinin (umol/L)
GRACE (Global Registry of Acute Prediktor Sk 0-34 2
Coronary Events) or
35-70 5
Usia dalam tahun
Untuk memprediksi mortalitas saat perawatan di rumah 71-105 8
sakit dan dalam 6 bulan setelah keluar dari rumah <40 0
106-140 11
sakit. 40-49 18
141-176 14
Hasil : skor risiko GRACE 113 mempunyai risiko 50-59 36
kematian menengah (1-3%) di rumah sakit dan resiko 177-353 23
60-69 55
kematian menengah (3-8%) setelah keluar dari rumah >354 31
sakit 70-79 73
Gagal jantung
80 91 berdasarkan
Laju denyut klasifikasi Killip
Tekanan darah sistolik jantung (kali per I 0
(mmHg) menit) II 21
<80 63 <70 0
III 43
80-99 58 70-89 7
IV 64
100-119 47 90-109 13
Henti jantung saat 43
120-139 37 110-149 23 tiba di RS
140-159 26 Peningkatan 15
150-199 36
160-199 11 marka jantung
>200 0 >200 46
Deviasi segmen 30
ST
Pemilihan strategi terapi dan waktu berdasarkan
stratifikasi risiko pada NSTEMI

Pedoman Tatalaksana Sindrome


Koroner Akut. Edisi Keempat.
Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia. 2018
TATALAKSANA
Beta-blocker Antiplatelet
Keuntungan = efeknya Aspirin, diberikan jangka panjang
terhadap reseptor Penghambat reseptor ADP perlu
beta-1
mengakibatkan
yang
 diberikan bersama aspirin sesegera
mungkin dan dipertahankan selama 12
turunnya konsumsi bulan
oksigen miokardium.

Nitrat   Statin
Keuntungan
• efek dilatasi vena yang mengakibatkan Menurunkan kadar kolesterol
berkurangnya preload dan volume akhir diastolic LDL sampai <70 mg/dL
ventrikel kiri sehingga konsumsi oksigen
miokardium berkurang.
• Efek lain dari nitrat adalah dilatasi pembuluh
darah koroner

Hamm CW, Bassand JP, Agewall S, Bax J, Boersma E, Bueno H, et al. ESC Guidelines for the management of acute coronary syndromes in patients
presenting without persistent ST-segment elevation The Task Force for the management of acute coronary syndromes (ACS) in patients presenting
without persistent ST-segment elevation of the European Society of Cardiology (ESC). European Heart Journal (2015) 32, 2999–3054
Derajat Hipertensi Menurut Guideline
Development Group (GDG)

ACE Inhibitor atau


ARB
Untuk mengurangi remodeling
dan menurunkan angka kematian
penderita pascainfark-miokard Heparin
yang disertai gangguan fungsi
sistolik jantung, dengan atau Disarankan untuk semua
tanpa gagal jantung klinis. pasien yang mendapatkan
terapi antiplatelet
untuk menghambat
pembentukan dan atau
aktivitas thrombin

Hamm CW, Bassand JP, Agewall S, Bax J, Boersma E, Bueno H, et al. ESC Guidelines for the management of acute coronary syndromes in patients
presenting without persistent ST-segment elevation The Task Force for the management of acute coronary syndromes (ACS) in patients 57
presenting without persistent ST-segment elevation of the European Society of Cardiology (ESC). European Heart Journal (2015) 32, 2999–3054
Aktivitas
PENCEGAHAN SEKUNDER
Fisik

Massimo FP, Arno WH, et al. 2016 European


Guidelines on cardiovascular disease prevention in
clinical practice. European Society of Cardiology.
European Heart Journal. 2016.
PENCEGAHAN SEKUNDER

Berhenti Merokok

Pasien PJK yang merokok kemungkinan terkena serangan infark


miokard 2 kali lebih besar dibandingkan dengan non-perokok.
Penghentian merokok penurunan angka kematian yang besar dari
seluruh penyebab kematian pada pasien dengan PJK.

Pola Makan

59
Massimo FP, Arno WH, et al. 2016 European Guidelines on cardiovascular disease prevention in clinical practice. European Society of
PENCEGAHAN SEKUNDER

Kontrol Lipid

60

Massimo FP, Arno WH, et al. 2016 European Guidelines on cardiovascular disease prevention in clinical practice. European Society of
PENCEGAHAN SEKUNDER
Kontrol Lipid

61
PENCEGAHAN
SEKUNDER
TATALAKSANA DM TIPE 2
 Dilakukan untuk
pencegahan komplikasi
kardiovaskular
Target : HbA1c < 7%
 Metformin 
farmakoterapi lini pertama
 efektif dan dapat
berguna jika tidak terdapat
kontraindikasi

Sidney C. Smith J, Emelia J, et al. AHA/ACCF Secondary Prevention and Risk Reduction Therapy for Patients With Coronary and
Other Atherosclerotic Vascular Disease 2011. American Heart Association and American College of Cardiology Foundation. 2011.
62
PENCEGAHAN SEKUNDER

Terapi ACE Inhibtor atau ARB

Diberikan dalam 24 jam pada semua pasien dengan


LVEF ≤40% dan yang menderita gagal jantung,
diabetes, hipertensi, kecuali diindikasikontrakan.

Sidney C. Smith J, Emelia J, et al. AHA/ACCF Secondary Prevention and Risk Reduction Therapy for Patients With Coronary and Other Atherosclerotic
63
Vascular Disease 2011. American Heart Association and American College of Cardiology Foundation. 2011.
PENCEGAHAN SEKUNDER

Terapi Antiplatelet

Aspirin diberikan seumur hidup, kecuali


terdapat kontraindikasi

Massimo FP, Arno WH, et al. 2016 European Guidelines on cardiovascular disease prevention in clinical practice. European
Society of Cardiology. European Heart Journal. 2016.
PENCEGAHAN SEKUNDER
Terapi Beta-blocker

Beta-blocker disarankan untuk pasien dengan


penurunan fungsi sistolik ventrikel kiri (LVEF
≤40%). Memulai terapi beta-blocker untuk
pasien pasca-MI,

Massimo FP, Arno WH, et al. 2016 European Guidelines on cardiovascular disease prevention in clinical practice. European Society of
65
Cardiology. European Heart Journal. 2016.
Komplikasi ACS
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai