Keluhan Tambahan :
Nyeri perut, muntah,
sesak dan demam
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke IGD RS Cilegon 21-01-2018 dengan lemas sejak 2 minggu SMRS
Pasien merasa kondisinya makin menurun, sampai muntah > 10 kali sehari, lemas
dan nyeri perut
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Pasien memiliki riwayat TB paru (+) 6 bulan yang lalu
• HT (-), DM (-), asma/alergi (-)
Mata Bentuk normal, Conjungtiva Anemis +/+ , sklera ikterik -/- , pupil bulat isokor, reflex cahaya
+/+
Hidung Bentuk normal, deviasi septum (-), epistaksis (-/-), secret (-/-)
Mulut Mukosa mulut basah dan lidah dalam batas normal, tidak sianosis, sariawan (-), candidiasis (-)
Leher Tidak tampak pulsasi vena pada leher, tidak teraba adanya massa atau pembesaran KGB
JANTUNG PARU ABDOMEN
• Inspeksi : Iktus cordis terlihat • Inspeksi : Simetris dalam • Inspeksi : Tampak simetris,
samar keadaan statis dan dinamis, membuncit, tidak terdapat
• Palpasi : Iktus cordis teraba perbandingan trasversal : sikatrik, tidak terlihat massa,
pada ICS ke-5 linea antero posterior = 2:1, tidak tidak terlihat adanya
midclavicula sinistra terdapat retraksi dan pelebaran vena, tidak ada
• Perkusi : pelebaran sela iga kelainan kulit
• Batas pinggang jantung : • Palpasi : Fremitus taktil dan • Auskultasi : Bising usus (+)
ICS III linea parasternal fremitus vokal simetris kanan normal, bising aorta
sinistra dan kiri, Tidak ada nyeri abdominalis tidak terdengar.
• Batas kanan jantung : ICS tekan dan nyeri lepas, tidak • Perkusi : Terdengar suara
IV linea sternal dextra terdapat krepitasi dominan timpani pada
• Batas kiri jantung : ICS V • Perkusi : Sonor diseluruh keempat kuadran abdomen
linea midclavicula sinistra lapang paru kanan kiri • Palpasi : Turgor normal, soefl,
• Auskultasi : BJ I-II regular, • Auskultasi : Suara nafas tidak terdapat
murmur (-), gallop (-) vesikuler +/+, rhonki -/-, hepatomegali/splenomegali,
wheezing -/- terdapat nyeri tekan.
DARAH
LENGKAP
Hb 8.1 10.1 8.9 9.1 10.7
Hitung Jenis
Basofil 0.7
Eosinofil 0.9
Neutrofil 75.5
Limfosit 5.3
LAB 21/01/18 23/01/18 24/01/18 25/01/18 26/01/18 29/01/18 30/01/18
Monosit 17.6
RDW-CV 18.0
ABO Rh Typing
Gol. Darah O
Rh Positif
KIMIA KLINIK
SGOT 32 33 12
SGPT 27 29 10
Ureum 33 12
GDS 115
BTA
Hari I
Spesimen Sputum
Hasil +2
Hari II
Spesimen Sputum
Hasil +1
Cl 96.5 95.7
BTA
Hari I
Spesimen Sputum
ANALISA DARAH TEPI
• Eritrosit : anisopokilositosis, mikrositik hipokrom sebagian normokrom, sel target (+), sel
elips (+)
• Leukosit : kesan jumlah meningkat dominasi neutrofil segmen, monosit meningkat
• Trombosit : kesan jumlah meningkat, morfologi normal
• Kesan : gambaran anemia penyakit kronis ddx anemia defisiensi besi, neutrofilia
curiga infeksi bakterial dd/ inflamasi, trombositosis
• Saran : SI dan TIBC
RONTGEN THORAKS
Diagnosis Banding:
Anemia infeksi menahun
Anemia defisiensi besi
PEMERIKSAAN YANG DIANJURKAN
• Sudah tepat
• Anamnesis mengarah ke anemia gravis : pucat, sesak nafas, lemas, dan kedua kaki
bengkak. Didapatkan riwayat HIV positif sejak 4 tahun lalu.
• Pem. fisik : konjungtiva pasien anemis, dan pada mulut terdapat candidiasis.
• Hasil laboratorium yang menunjang diagnosis anemia.
SGOT dan SGPT meningkat, penurunan kadar albumin gangguan fungsi hepar
Elektrolit menurun gangguan fungsi ginjal.
Mengapa terjadi anemia pada pasien ini?
• Anemia adalah kelainan hematologi terbanyak pada pasien HIV, biasanya berhubungan
dengan progresifitas penyakit dan hasil klinis yang buruk serta kematian
• Anemia terjadi karena kerusakan dari hematopoiesis termasuk :
1. Supresi Sumsum Tulang , mekanisme utamanya adalah :
• Infeksi langsung dari sel-sel progenitor, atau
• Tindakan tidak langsung sel aksesori terinfeksi.
Anemia karena Penyakit Kronik rendah Normal / Normal / Rendah Yang paling umum
rendah Rendah
Defisiensi besi Rendah Tinggi Rendah (jika Normal / Diet – mungkin sulit untuk
tidak ditutupi menurun membedakan anemia
oleh sebab karena penyakit kronik
yang lain) dengan anemia defisiensi
besi
Hipoproduksi oleh karena obat Normal Normal Normal hingga Normal / rendah Timbul dalam jangka
(zidovudine, trimethoprim- meninggi waktu seminggu pertama
sulfamethoxazole, dapsone) dari mulai terapi
LANJ
Hemolisis oleh karena obat Normal Normal Normal Tinggi / Bilirubin meningkat,
(trimethoprim- normal dehidrogenase susu,
sulfamethoxazole, dapsone) low haptogoblin
smear; mungkin
bisa berhubungan
dengan defisiensi
G6PD
Hipoproduksi berhubungan Normal Normal Normal Menurun Tanda dan gejala
dengan infeksi (parvo B19, hingga dari 5 penyakit
MAC) meninggi mungkin tidak ada
Hipersplenism Normal Normal Normal Meningkat / Splenomegali,
hingga normal pancytopenia
meninggi
Mengapa terjadi sesak nafas pada pasien ini?
- cardiac output sebanding dengan konsumsi oksigen oleh jaringan dan berbanding
terbalik dengan perbedaan kandungan oksigen antara arteriovenus
- Kapasitas penghantaran oksigen akan menurun bila kadar Hb < 7 g/dL
- Saat kadar Hb ↓ cardiac output ↑ utk mencukupi kebutuhan O2 jaringan
↓ afterload
Hemodinamik ↑ preload
Mekanisme ↑ fungsi
ANEMIA kompensasi ↓ ventrikel kiri
Hb
↑ oxygen
extraction
Non
hemodinamik
↑ produksi
eritropoetin
HUKUM FRANK STARLING
Mengapa terjadi insufisiensi ginjal dan hepar pada pasien ini?
• Insufisiensi hepar penggunaan obat ARV golongan NRTI seperti stavudin, zidovudine,
dan lamivudine
- menyebabkan toksisitas bagi hepar
- menyebabkan gangguan hepatomegali, ↑ kadar enzim hepar, asidosis laktat, menimbulkan
hepatitis, steatosis hepatic
Bagaimana tatalaksana pada pasien ini?
Pada pasien ini, dilakukan transfusi darah PRC 2 kolf/hari. Diberikan juga obat simptomatis
seperti omeprazole, ondancentron, dan ketorolac. Diberikan juga suplemen seperti curcuma,
asam folat, vip albumin dan KSR untuk memperbaiki fungsi hepar dan ginjal.
Bagaimana prognosis pada pasien ini?
• Z. Djoerban, S. Djauri. Infeksi tropical. Hiv aids. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Edisi IV. Jilid III. Hal. 1803-1807.
• Fauci AS, Lane HC. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS and related disorders. In: Kasper DL, Fauci AS, Longo DL,
Braunwald E, Hause SL, Jameson JL. editors. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th ed. The United States of America:
McGraw-Hill
• Lan, Virginia M. Human Immunodeficiency Virus (HIV) and Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). In: Hartanto H,
editor. Patofisiologi: Konsep Klinis proses-proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: ECG ‘ 2006. Hal . 224.
• Merati TP, Djauzi S. Respon imun infeksi HIV. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku ajar
ilmu penyakit dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2006
• Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral. “Panduan Tatalaksana Klinis Infeksi HIV pada orang Dewasa dan Remaja” edisi ke-
2, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2007