Anda di halaman 1dari 39

CASE REPORT

PERIODIK PARALISIS
E.C HIPOKALEMI

Putri Nisrina Hamdan 1102011213


Pembimbing:
dr. M. Tri Wahyu Sp. S, M. Kes
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN BAGIAN
ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
YARSI
RSUD CILEGON
MARET 2015

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. K
- Jenis kelamin
: Laki-laki
- Usia
: 48 tahun
- Alamat
Pasalakan
- Pekerjaan
:
- Agama
: Islam
-Status perkawinan
: Menikah
-Tanggal masuk : 7 Desember
2015

ANAMNESA
Dilakukan secara :
Autoanamnesis pada tanggal 15 Desember
2015 pukul 07.00 WIB di bangsal campuran
RSUD Cilegon
Keluhan Utama
Lemah pada ekstremitas kanan sejak 6 hari
SMRS

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD Arjawinangun pada tanggal 7


Desember 2015, dengan kelemahan kedua tungkai secara
mendadak sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga
mengeluh bahwa tangan kanannya sering bergerak sendiri ke
kanan dan ke kiri secara berulang kali, terutama ketika pasien
sedang mengangkat tangannya. Selain itu pasien juga mengeluh
nyeri dari lengan bawah hingga ke leher.

Pasien mempunyai riwayat Diabetes Melitus yang tidak terkontrol


sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan seperti muntah, pandangan ganda,
riwayat penyakit jantung dan riwayat darah tinggi disangkal.

Riwayat penyakit sekarang


Pasien menyangkal adanya keluhan Pingsan, kejang,
demam, mual, muntah, dan nyeri kepala. Pasien juga
menyangkal adanya keluhan kesemutan dan baal pada
anggota gerak, gangguan menelan,bicara cadel dan wajah
miring ke salah satu sisi. Buang air besar dan buang air
kecil lancar, tidak ada keluhan.

ANAMNESA

PEMERIKSAAN FISIK
S
I
L
A
R
E
N
E
G
S
U
T
A
T
S
Keadaan umum: Sakit Sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS

: E4 M6 V5

Tekanan darah
mmHg
Nadi
Respirasi
Suhu

: 100/70
: 80 x/menit
: 24 x/menit
: 36 oC

Status Generalis
Kepala

: Normocephal

Konjungtiva

: Tidak anemis

Sklera

: Tidak ikterik

Leher

: KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat

Thoraks

: Simetris bilateral
Jantung : BJ I, BJ II reguler murni, Murmur (-), Gallop (-)
Paru

: Vesikuler Ka = Ki ; Rhonki -/- ; Wheezing -/-

Abdomen

: Datar, lembut, nyeri tekan (-), bising usus normal

Extremitas

: Akral hangat, edema -/-, turgor baik

Status Neurologis
Kesadaran

: Compos Mentis, GCS : 15 ( E4M6V5 )

Sikap tubuh
Cara berjalan
Gerakan abnormal
Kepala
Bentuk
Simetris
Pulsasi a.Temporalis
Nyeri tekan
Leher
Sikap
Gerakan
Vertebrae
Nyeri tekan
Pulsasi a. Carotis

: Berbaring terlentang
: Tidak dilakukan
: Tidak ada
: Normocephal
: Simetris
: Teraba
: Tidak ada
: Normal
: Bebas tak terbatas
: Dalam batas normal
: Tidak ada
: Teraba

Rangsang meningeal
Kanan
Kaku kuduk : ( - )
Laseque
:
Kernig
:
Brudzinsky I:
Brudzinsky II:

(-)
(-)
(-)
(-)

Kiri
(-)
(-)
(-)
(-)

N. cranialis
N. I (Olfaktorius) Penciuman

Kanan

Kiri

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

N. II (Optikus)

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Campus (tes konfrontasi)

Refleks cahaya langsung

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Ketajaman Penglihatan

Fundus okuli

N. III (Okulomotorius)/ N. IV

(Troklearis)/ N. VI (Abdusens)

Ptosis

(-)

(-)

Pupil

Isokor, D : 3mm

Isokor, D : 3mm

Ortoforia

Ortoforia

Gerakan bola mata

Nistagmus

Refleks cahaya tak langsung


Posisi mata

N. V (Trigeminus)

Sensorik

Oftalmicus

Maksillaris

Mandibularis

tidak dilakukan

tidak dilakukan

Motorik

Refleks mengunyah

Refleks kornea

Nervus Cranialis

Kanan

Kiri

Simetris

simetris

Memejamkan mata

Lipatan nasolabial

simetris

simetris

tidak dilakukan

tidak dilakukan

N. VIII (Vestibulokoklearis)

Pendengaran

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Keseimbangan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

N. VII (Facialis)
Mengangkat alis mata

Rasa kecap 2/3 bagian muka lidah

N. IX (Glosofaringeus) / N. X (Vagus)

Suara bicara

Menelan

Refleks faring
Uvula
Refleks kecap 1/3 belakang

tidak dilakukan
simetris
tidak dilakukan

N. XI ( Assesorius )

Menenggok kanan kiri

Mengangkat Bahu

N. XII ( Hipoglossus )

Gerakan Lidah

simetris

Atrofi otot lidah

Motorik dan sensorik

Refleks
Refleks fisiologis
Refleks

Dextra / Sinistra

Biseps

+/+

Triseps

+/+

Brachioradialis

+/+

Patella

+/+

Achiles

+/+

Refleks patologis
Refleks

Ekstremitas Dextra

Ekstremitas Sinistra

Babinski

Chaddock

Openheim

Gordon

Schaeffer

Koordinasi dan keseimbangan


Test romberg
: Tidak dilakukan
Test tandem
: Tidak dilakukan
Test fukuda
: Tidak dilakukan
Disdiadokokenesis : Tidak dilakukan
Rebound phenomen: Tidak dilakukan
Dismetri
: Tidak dilakukan
Test tunjuk hidung : Tidak dilakukan
Test telunjuk-telunjuk: Tidak dilakukan
Test tumit lutut
: Tidak dilakukan

Fungsi Otonom dan


Fungsi Luhur

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

12 Desember 2015

DIAGNOSA KERJA

Diagnosis klinis
: Hemiparese dekstra tipe LMN, neuropati
diabetikum
Diagnosis topis
: Miogenik
Diagnosis etiologis : Paralisis periodik hipokalemia, diabetes mellitus

RENCANA PENGELOLAAN

PROGNOSIS

FOLLOW UP RUANGAN
Terlampir

PARALISIS PERIODIK
Paralisis periodik adalah suatu sindrom
klinis dengan kelemahan / paralisis otot
Penyakit ini sebagian besar bersifat
herediter dan diturunkansecara autosomal
dominan. Prevalensi 1 per 100.000
populasi.
Mekanisme malfungsi pada ion channel
pada membran otot skelet / channelopathy.

Karakteristik umum PP primer


(1)Diturunkan
(2) umumnya dihubungkan dengan
perubahan kadar kalium serum
(3) kadangdisertai myotonia
(4) myotonia dan PP primer keduanya
akibat defek ion channel.1

Hiperkalemik periodik paralisis


Onset pada umur kurang dari 10 tahun
Pasien biasanya menjelaskan suatu rasa
berat dan kekakuan pada otot.
Kelemahan dimulai pada paha dan betis,
yang kemudian menyebar ke tangan dan
leher. Predominan kelemahan proksimal;
otot-otot distal mungkin bisaterlibat
setelah latihan-latihan yang melelahkan.

Hipokalemik periodik paralisis


Paralisis periodik hipokalemik (PPH)
adalah kelainan yang ditandai kelemahan
otot akut karena hipokalemia yang terjadi
secara episodik.
Sebagian besar PPH
merupakan PPH primer atau familial. PPH
sekunder bersifat sporadik dan biasanya
berhubungan dengan penyakit tertentu atau
keracunan

Hipokalemik periodik paralisis


Kasus yang berat muncul pada awal masa
kanak-kanak dan kasus yang ringan mungkin
muncul selambat-lambatnya dekade ketiga.
Serangan berat di mulai pada pagi hari, sering
dengan latihan yang berat atau makan tinggi
karbohidrat pada hari sebelumnya
Pasien bangun dengan kelemahan simetris
berat,sering dengan keterlibatan batang tubuh

Manifestasi klinis
kelemahan atau paralisis episodik yang intermiten pada
tungkai, kemudian menjalar ke lengan. Serangan muncul
setelah tidur/istirahat dan jarang timbul saat, tetapi dapat
dicetuskan oleh, latihan fisik.
Kelainan nya ditandai dengan kadar kalium yang rendah
(kurang dari 3.5 mmol/L) pada saat serangan, disertai
riwayat episode kelemahan sampai kelumpuhan otot
skeletal. Pada hipokalemia sedang kadar kalium serum
2,5-3 mEq/L, dan hipokalemia berat kadar kalium
serumnya kurang dari 2,5 mEq/L.

Pemeriksaan fisik
Eyelid myotonia
Sensasi normal
Pada beberapa kasus, kelemahan
menetap bagian proksimal, khususnya
dengan hipokalemik PP
Berkurangnya reflek regang selama
serangan

Diferensial diagnosa
Neuropati motor dan sensori herediter
Anderson sindroma: sindroma ini,
dicirikan dengan kalium sensitif PP dan
aritmia jantung, adalah kelainan terkait aut
osomal dominan. Kadar kalium bisa menin
gkat atau berkurang selama serangan.

Pemeriksaan penunjang
Hipokalemik periodik paralisis
Pasien punya pengalaman retensi urin
dengan penigkatan kadar sodium, kalium dan
klorida urin. Penurunan kadar fosfor serum
secara bertahap juga terjadi.
Kadar fosfokinase (CPK) meningkat
selama serangan.
ECG bisa menunnjukkan sinus bradikardi
dan bukti hipokalemi (gelombang T datar,
gelombang U di lead Il, V2,V3 dan V4 dan
depresi segment ST).

Hiperkalemik periodik paralisis


Kadar kalium serum bisa meningkat
setinggi 5-6 mEq /L
EKG bisa menunjukkan gelombang T
tinggi.

Tatalaksana
Hipokalemik periodik paralisis
Garam kalium oral pada dosis 0,25
mEq/kg seharusnya diberikan setiap 30
menit sampai kelemahan improves
Kalium Klorida IV 0,05-0,1 mEq/kgBB
dalam manitol 5% bolus adalah lebihbaik
sebagai lanjutan infus.
Monitoring ECG dan pengukuran kalium
serum berturutdianjurkan.

Prognosis
Hipokalemik periodik paralisis
Pasien yang tidak diobati bisa mengalami
kelemahan poksimal menetap, yang bisa
mengganggu aktivitas.
Beberapa kematian sudah dilaporkan,
paling banyak dihubungkan dengan
aspirasi pneumonia atau ketidakmampuan
membersihkan sekresi.

Bagaimana penatalaksaan pada


pasien ini ?
IVFD RL 20 tts / menit
Koreksi KCL 25 mEq/ kolf. 12 jam
Efek samping : menyebabkan mual dan muntah (gejala yang berat dapat
merupakan tanda obstruksi) sehingga rendahnya kepatuhan pengobatan
merupakan kendala utama efektifitas obat; jika memungkinkan
penggunaan diuretik hemat kalium;lebih dianjurkan (lihat juga diatas). Efek
samping yang lain berupa ulserasi pada oesophagus dan usus kecil. Efek
samping yang jarang terjadi skin rash
Cefotaxime 2 x 1gr (IV)
Indikasi : infeksi bakteri gram positif pada saluran nafas bawah, saluran
kemih, ginekologi, kulit, tulang, dan rawan sendi, bakterimia dan
septikemia

Bagaimana penatalaksaan
pada pasien ini ?
Mecobalamin 2 x 1 (IV)
Indikasi : neuropati perifer
Efek samping : mual, penurunan nafsu makan, diare dan gejala lain karena
pengaruh gangguan gastrointestinal, kemerahan pada kulit, dan sakit kepala
Ketorolac 2 x 1 (IV)
Indikasi : penatalaksaan nyeri akut sedang s.d berat dalam jangka pendek (< 5
hari)
Efek samping : mual, muntah, diare, dispepsia, konstipasi, pusing, sakit kepala,
ulkus peptik, pendarahan, perforasi, ruam kulit, gangguan fungsi ginjal dan hati,
nyeri abdomen, konvusi ringan, vertigo, udem, insomnia, trombositopenia,
bronkospasme, anafilaksis.
KSR 3 X 1 Tablet (PO)
Indikasi : pencegahan hipokalemia spesifik
Efek samping : mual, muntah, sakit pinggang, dan diare

PEMBAHASAN KASUS

Anda mungkin juga menyukai