PERIODIK PARALISIS
E.C HIPOKALEMI
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. K
- Jenis kelamin
: Laki-laki
- Usia
: 48 tahun
- Alamat
Pasalakan
- Pekerjaan
:
- Agama
: Islam
-Status perkawinan
: Menikah
-Tanggal masuk : 7 Desember
2015
ANAMNESA
Dilakukan secara :
Autoanamnesis pada tanggal 15 Desember
2015 pukul 07.00 WIB di bangsal campuran
RSUD Cilegon
Keluhan Utama
Lemah pada ekstremitas kanan sejak 6 hari
SMRS
ANAMNESA
PEMERIKSAAN FISIK
S
I
L
A
R
E
N
E
G
S
U
T
A
T
S
Keadaan umum: Sakit Sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E4 M6 V5
Tekanan darah
mmHg
Nadi
Respirasi
Suhu
: 100/70
: 80 x/menit
: 24 x/menit
: 36 oC
Status Generalis
Kepala
: Normocephal
Konjungtiva
: Tidak anemis
Sklera
: Tidak ikterik
Leher
Thoraks
: Simetris bilateral
Jantung : BJ I, BJ II reguler murni, Murmur (-), Gallop (-)
Paru
Abdomen
Extremitas
Status Neurologis
Kesadaran
Sikap tubuh
Cara berjalan
Gerakan abnormal
Kepala
Bentuk
Simetris
Pulsasi a.Temporalis
Nyeri tekan
Leher
Sikap
Gerakan
Vertebrae
Nyeri tekan
Pulsasi a. Carotis
: Berbaring terlentang
: Tidak dilakukan
: Tidak ada
: Normocephal
: Simetris
: Teraba
: Tidak ada
: Normal
: Bebas tak terbatas
: Dalam batas normal
: Tidak ada
: Teraba
Rangsang meningeal
Kanan
Kaku kuduk : ( - )
Laseque
:
Kernig
:
Brudzinsky I:
Brudzinsky II:
(-)
(-)
(-)
(-)
Kiri
(-)
(-)
(-)
(-)
N. cranialis
N. I (Olfaktorius) Penciuman
Kanan
Kiri
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N. II (Optikus)
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Ketajaman Penglihatan
Fundus okuli
N. III (Okulomotorius)/ N. IV
(Troklearis)/ N. VI (Abdusens)
Ptosis
(-)
(-)
Pupil
Isokor, D : 3mm
Isokor, D : 3mm
Ortoforia
Ortoforia
Nistagmus
N. V (Trigeminus)
Sensorik
Oftalmicus
Maksillaris
Mandibularis
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Motorik
Refleks mengunyah
Refleks kornea
Nervus Cranialis
Kanan
Kiri
Simetris
simetris
Memejamkan mata
Lipatan nasolabial
simetris
simetris
tidak dilakukan
tidak dilakukan
N. VIII (Vestibulokoklearis)
Pendengaran
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Keseimbangan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N. VII (Facialis)
Mengangkat alis mata
N. IX (Glosofaringeus) / N. X (Vagus)
Suara bicara
Menelan
Refleks faring
Uvula
Refleks kecap 1/3 belakang
tidak dilakukan
simetris
tidak dilakukan
N. XI ( Assesorius )
Mengangkat Bahu
N. XII ( Hipoglossus )
Gerakan Lidah
simetris
Refleks
Refleks fisiologis
Refleks
Dextra / Sinistra
Biseps
+/+
Triseps
+/+
Brachioradialis
+/+
Patella
+/+
Achiles
+/+
Refleks patologis
Refleks
Ekstremitas Dextra
Ekstremitas Sinistra
Babinski
Chaddock
Openheim
Gordon
Schaeffer
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
12 Desember 2015
DIAGNOSA KERJA
Diagnosis klinis
: Hemiparese dekstra tipe LMN, neuropati
diabetikum
Diagnosis topis
: Miogenik
Diagnosis etiologis : Paralisis periodik hipokalemia, diabetes mellitus
RENCANA PENGELOLAAN
PROGNOSIS
FOLLOW UP RUANGAN
Terlampir
PARALISIS PERIODIK
Paralisis periodik adalah suatu sindrom
klinis dengan kelemahan / paralisis otot
Penyakit ini sebagian besar bersifat
herediter dan diturunkansecara autosomal
dominan. Prevalensi 1 per 100.000
populasi.
Mekanisme malfungsi pada ion channel
pada membran otot skelet / channelopathy.
Manifestasi klinis
kelemahan atau paralisis episodik yang intermiten pada
tungkai, kemudian menjalar ke lengan. Serangan muncul
setelah tidur/istirahat dan jarang timbul saat, tetapi dapat
dicetuskan oleh, latihan fisik.
Kelainan nya ditandai dengan kadar kalium yang rendah
(kurang dari 3.5 mmol/L) pada saat serangan, disertai
riwayat episode kelemahan sampai kelumpuhan otot
skeletal. Pada hipokalemia sedang kadar kalium serum
2,5-3 mEq/L, dan hipokalemia berat kadar kalium
serumnya kurang dari 2,5 mEq/L.
Pemeriksaan fisik
Eyelid myotonia
Sensasi normal
Pada beberapa kasus, kelemahan
menetap bagian proksimal, khususnya
dengan hipokalemik PP
Berkurangnya reflek regang selama
serangan
Diferensial diagnosa
Neuropati motor dan sensori herediter
Anderson sindroma: sindroma ini,
dicirikan dengan kalium sensitif PP dan
aritmia jantung, adalah kelainan terkait aut
osomal dominan. Kadar kalium bisa menin
gkat atau berkurang selama serangan.
Pemeriksaan penunjang
Hipokalemik periodik paralisis
Pasien punya pengalaman retensi urin
dengan penigkatan kadar sodium, kalium dan
klorida urin. Penurunan kadar fosfor serum
secara bertahap juga terjadi.
Kadar fosfokinase (CPK) meningkat
selama serangan.
ECG bisa menunnjukkan sinus bradikardi
dan bukti hipokalemi (gelombang T datar,
gelombang U di lead Il, V2,V3 dan V4 dan
depresi segment ST).
Tatalaksana
Hipokalemik periodik paralisis
Garam kalium oral pada dosis 0,25
mEq/kg seharusnya diberikan setiap 30
menit sampai kelemahan improves
Kalium Klorida IV 0,05-0,1 mEq/kgBB
dalam manitol 5% bolus adalah lebihbaik
sebagai lanjutan infus.
Monitoring ECG dan pengukuran kalium
serum berturutdianjurkan.
Prognosis
Hipokalemik periodik paralisis
Pasien yang tidak diobati bisa mengalami
kelemahan poksimal menetap, yang bisa
mengganggu aktivitas.
Beberapa kematian sudah dilaporkan,
paling banyak dihubungkan dengan
aspirasi pneumonia atau ketidakmampuan
membersihkan sekresi.
Bagaimana penatalaksaan
pada pasien ini ?
Mecobalamin 2 x 1 (IV)
Indikasi : neuropati perifer
Efek samping : mual, penurunan nafsu makan, diare dan gejala lain karena
pengaruh gangguan gastrointestinal, kemerahan pada kulit, dan sakit kepala
Ketorolac 2 x 1 (IV)
Indikasi : penatalaksaan nyeri akut sedang s.d berat dalam jangka pendek (< 5
hari)
Efek samping : mual, muntah, diare, dispepsia, konstipasi, pusing, sakit kepala,
ulkus peptik, pendarahan, perforasi, ruam kulit, gangguan fungsi ginjal dan hati,
nyeri abdomen, konvusi ringan, vertigo, udem, insomnia, trombositopenia,
bronkospasme, anafilaksis.
KSR 3 X 1 Tablet (PO)
Indikasi : pencegahan hipokalemia spesifik
Efek samping : mual, muntah, sakit pinggang, dan diare
PEMBAHASAN KASUS