Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

DIAGNOSIS DAN
TATALAKSANA
KETOASIDOSIS DIABETIKUM

DISUSUN OLEH:
YOHANA KIFLI
PENDAHULUAN

Ketoasidosis diabetikum (KAD) adalah keadaan dekompensasi


kekacauan metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis, dan
ketosis.
Laju insidens tahunan KAD diperkirakan antara 4,6 sampai 8 per 1000
pasien dengan diabetes.
Sedangkan insidens DMT2 sendiri di Indonesia, diperkirakan berkisar
antara 6-8% dari total penduduk.(4) Tingkat kematian yang tinggi
menggambarkan perlunya diagnosis dini dan pelaksanaan program
pencegahan yang efektif.(5)
BAB I PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
B A B I I T I N J A U A N P U S TA K A
2.1 Definisi Ketoasidosis Diabetikum
2 . 2 . E p i d e mi o l og i K e t o a s i do s i s D i a b e t i ku m
2.3 Etiologi Ketoasidosis Diabetikum
2.4 Karakteristik Ketoasidosis Diabetikum
2 . 5 P a t o f i s i o l o g i K e t o a s i d os i s D i a b e t i k u m
2.6 Penegakkan Diagnosis Ketoasidosis Diabetikum
2.7 Penatalaksanaan Ketoasidosis Diabetikum
2 . 8 K o mp l i k a s i K e t o a s i d o s i s D i a b e t ik u m
2 . 9 P e n c e g a h a n K e t o a s i d os i s D i a b e t i k u m
2 . 1 0 P r o g no s i s K e t o a s i d o s i s D i a b e t i k u m
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Insiden tahunan KAD pada pasien diabetes melitus tipe 1 (DMT1) antara
1-5%.
Laju insidens tahunan KAD diperkirakan antara 4,6 sampai 8 per 1000
pasien dengan diabetes. Sedangkan insidens DMT2 sendiri di Indonesia,
diperkirakan berkisar antara 6-8% dari total penduduk.(4)
ETIOLOGI
Insulin Dependen Diabetes Melitus (IDDM) atau Diabetes Melitus tipe 1
yang disebabkan oleh destruksi sel beta pankreas akibat proses autoimun.
Non Insulin Dependen Diabetik Melitus (NIDDM) atau diabetes melitus
tipe 2 disebabkan kegagalan relatif sel B dan resistensi insulin.
PATOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Anamnesis : poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, nause,
nyeri abdomen
Pemeriksaan fisik: bau napas seperti buah atau pembersih kuteks
(aseton), tanda-tanda dehidrasi, takikardia dan hipotensi.
Pemeriksaan laboratorium: penentuan kadar glukosa darah dengan
glukometer dan urinalisis dengan carik celup untuk menilai secara
kualitatif jumlah dari glukosa, keton, nitrat dan esterase leukosit di urin.
Kriteria diagnostik American Diabetes Association
untuk tingkat keparahan KAD.(8)
Ringan Sedang berat

Glukosa plasma >250mg/dl >250mg/dl >250mg/dl

pH arteri 7,25-7,30 7,00 sampai 7,24 <7,00

Serum bikarbonat 15-18 10 sampai <15 <10


(mEq/l)

Keton urin Positif Positf Positif

Keton serum Positif Positif Positf

Anion gap >10 >12 >12

Status mental Gelisah Gelisah/mengantuk Stupor/coma


PENATALAKSANAAN KAD
KOMPLIKASI
Komplikasi tersering adalah hipoglikemia, hipokalemia dan
hiperglikemia berulang.
Komplikasi lain yang juga harus menjadi perhatian adalah kelebihan
cairan, termasuk edema paru
PENCEGAHAN
Edukasi
Kontrol gula darah
Mematau keton dan beta-hidroksibutirat
Suplementasi insulin kerja singkat saat dibutuhkan
Diet makanan cair mudah cerna saat sakit
Mengurangi insulin saat pasien tidak makan(7)
PROGNOSIS
Umumnya pasien membaik setelah diberikan insulin dan terapi standar
lainnya.(7)
Prognosis pasien diobati dengan ketoasidosis diabetes sangat baik,
terutama pada pasien yang lebih muda jika infeksi intercurrent tidak ada.
Prognosis terburuk adalah biasanya diamati pada pasien yang lebih tua
dengan penyakit intercurrent parah, misalnya infark miokardium, sepsis
atau pneumonia.
Kehadiran koma mendalam pada saat diagnosis, hipotermia dan oliguria
merupakan tanda-tanda prognosis buruk.(14)
DAFTAR PUSTAKA
1. Gotera W, Dewa GAB. Penatalaksanaan Ketoasidosis Diabetikum. Denpasar: Jurnal Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana; 2010:11(2).
2. Perkumpulan Endokrinolgi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe
2 Di Indonesia; 2015.
3. Aksara B. Karakteristik Ketoasidosis Diabetik Pada Anak. Jakarta: Jurnal Rumah Sakit Fatmawati;
2012.
4. Supartondo, Setiyohadi B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke-5. Jakarta: Interna Publishing;
2009:1 h.25-7.
5. Savage MW, Maggie SH, Gerry R, Hamish C, Ketan D, Philip D, etc. Joint British Diabetes Societies
Inpatient Care Group. The Management of Diabetic Ketoacidosis in Adults; 2015:h.5.
6. Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, ect. Acute Complications of
Diabeties Melitus. Harrison,s Principles of Internal Medicine 17th edition. USA: The McGraw-Hill Inc;
2008.
7. Supartondo, Setiyohadi B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke-6. Jakarta: Interna Publishing;
2014:2 h.2378-80.
8. Ramaesh A. Incidence and long-term outcomes of adult patients with diabetic ketoacidosis
admitted to intensive care: A retrospective cohort study. Edinburgh: Original Article University of
Edinburgh; 2016.
9. UKK Endokrinologi Anak dan Remaja. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 1. Ikatan
Dokter Anak Indonesia; 2009. h.34
10. Kitabchi AE, Umpierrez GE, Miles JM, Fisher JN. Hyperglycemic Crisis in Adult Patients with
Diabetes. Diabetes Care; 2009:32(7) h.1335-43
11. Mazer M, Chen E. Is Subcutaneous Administration of Rapid-acting Insulin as Effective as
Intravenous Insulin for Treating Diabetic Ketoacidosis And Emergency Medicine: 2009:53(2)
h.259-263.
12. Umpierrez GE, Cuervo R, Karabell A, Latif K, Freire AX, Kitabchi AE. Treatment of diabetic
ketoacidosis with subcutaneous insulin aspart. Diabetes Care; 2004:27(8) h.1873-78.
13. Westernberg DP. Diabetic Ketoacidosis: Evaluation and Treatment. Camden: Cooper Medical
School of Rowan University; 2013: 87 (5).
14. Hamdy O. Diabetic Ketoacidosis.US: Harvard Medical School; 2014. Di unduh dari
https://emedicine.medscape.com/article/118361-overview#showall
15. Sumantri S. Pendekatan Diagnostik dan tatalaksana Ketoasidosis Diabetikum. Internal
Medicine Departement; 2009: h.2-6.

Anda mungkin juga menyukai