0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis dan penatalaksanaan ketoasidosis diabetikum. Ketoasidosis diabetikum adalah keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia, asidosis, dan ketosis. Dokumen ini menjelaskan definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala, kriteria diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, pencegahan, dan prognosis ketoasidosis diabetikum.
Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis dan penatalaksanaan ketoasidosis diabetikum. Ketoasidosis diabetikum adalah keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia, asidosis, dan ketosis. Dokumen ini menjelaskan definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala, kriteria diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, pencegahan, dan prognosis ketoasidosis diabetikum.
Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis dan penatalaksanaan ketoasidosis diabetikum. Ketoasidosis diabetikum adalah keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia, asidosis, dan ketosis. Dokumen ini menjelaskan definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala, kriteria diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, pencegahan, dan prognosis ketoasidosis diabetikum.
Ketoasidosis diabetikum (KAD) adalah keadaan dekompensasi
kekacauan metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis, dan ketosis. Laju insidens tahunan KAD diperkirakan antara 4,6 sampai 8 per 1000 pasien dengan diabetes. Sedangkan insidens DMT2 sendiri di Indonesia, diperkirakan berkisar antara 6-8% dari total penduduk.(4) Tingkat kematian yang tinggi menggambarkan perlunya diagnosis dini dan pelaksanaan program pencegahan yang efektif.(5) BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA B A B I I T I N J A U A N P U S TA K A 2.1 Definisi Ketoasidosis Diabetikum 2 . 2 . E p i d e mi o l og i K e t o a s i do s i s D i a b e t i ku m 2.3 Etiologi Ketoasidosis Diabetikum 2.4 Karakteristik Ketoasidosis Diabetikum 2 . 5 P a t o f i s i o l o g i K e t o a s i d os i s D i a b e t i k u m 2.6 Penegakkan Diagnosis Ketoasidosis Diabetikum 2.7 Penatalaksanaan Ketoasidosis Diabetikum 2 . 8 K o mp l i k a s i K e t o a s i d o s i s D i a b e t ik u m 2 . 9 P e n c e g a h a n K e t o a s i d os i s D i a b e t i k u m 2 . 1 0 P r o g no s i s K e t o a s i d o s i s D i a b e t i k u m DEFINISI EPIDEMIOLOGI Insiden tahunan KAD pada pasien diabetes melitus tipe 1 (DMT1) antara 1-5%. Laju insidens tahunan KAD diperkirakan antara 4,6 sampai 8 per 1000 pasien dengan diabetes. Sedangkan insidens DMT2 sendiri di Indonesia, diperkirakan berkisar antara 6-8% dari total penduduk.(4) ETIOLOGI Insulin Dependen Diabetes Melitus (IDDM) atau Diabetes Melitus tipe 1 yang disebabkan oleh destruksi sel beta pankreas akibat proses autoimun. Non Insulin Dependen Diabetik Melitus (NIDDM) atau diabetes melitus tipe 2 disebabkan kegagalan relatif sel B dan resistensi insulin. PATOFISIOLOGI TANDA DAN GEJALA PENEGAKKAN DIAGNOSIS Anamnesis : poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, nause, nyeri abdomen Pemeriksaan fisik: bau napas seperti buah atau pembersih kuteks (aseton), tanda-tanda dehidrasi, takikardia dan hipotensi. Pemeriksaan laboratorium: penentuan kadar glukosa darah dengan glukometer dan urinalisis dengan carik celup untuk menilai secara kualitatif jumlah dari glukosa, keton, nitrat dan esterase leukosit di urin. Kriteria diagnostik American Diabetes Association untuk tingkat keparahan KAD.(8) Ringan Sedang berat
Glukosa plasma >250mg/dl >250mg/dl >250mg/dl
pH arteri 7,25-7,30 7,00 sampai 7,24 <7,00
Serum bikarbonat 15-18 10 sampai <15 <10
(mEq/l)
Keton urin Positif Positf Positif
Keton serum Positif Positif Positf
Anion gap >10 >12 >12
Status mental Gelisah Gelisah/mengantuk Stupor/coma
PENATALAKSANAAN KAD KOMPLIKASI Komplikasi tersering adalah hipoglikemia, hipokalemia dan hiperglikemia berulang. Komplikasi lain yang juga harus menjadi perhatian adalah kelebihan cairan, termasuk edema paru PENCEGAHAN Edukasi Kontrol gula darah Mematau keton dan beta-hidroksibutirat Suplementasi insulin kerja singkat saat dibutuhkan Diet makanan cair mudah cerna saat sakit Mengurangi insulin saat pasien tidak makan(7) PROGNOSIS Umumnya pasien membaik setelah diberikan insulin dan terapi standar lainnya.(7) Prognosis pasien diobati dengan ketoasidosis diabetes sangat baik, terutama pada pasien yang lebih muda jika infeksi intercurrent tidak ada. Prognosis terburuk adalah biasanya diamati pada pasien yang lebih tua dengan penyakit intercurrent parah, misalnya infark miokardium, sepsis atau pneumonia. Kehadiran koma mendalam pada saat diagnosis, hipotermia dan oliguria merupakan tanda-tanda prognosis buruk.(14) DAFTAR PUSTAKA 1. Gotera W, Dewa GAB. Penatalaksanaan Ketoasidosis Diabetikum. Denpasar: Jurnal Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana; 2010:11(2). 2. Perkumpulan Endokrinolgi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia; 2015. 3. Aksara B. Karakteristik Ketoasidosis Diabetik Pada Anak. Jakarta: Jurnal Rumah Sakit Fatmawati; 2012. 4. Supartondo, Setiyohadi B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke-5. Jakarta: Interna Publishing; 2009:1 h.25-7. 5. Savage MW, Maggie SH, Gerry R, Hamish C, Ketan D, Philip D, etc. Joint British Diabetes Societies Inpatient Care Group. The Management of Diabetic Ketoacidosis in Adults; 2015:h.5. 6. Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, ect. Acute Complications of Diabeties Melitus. Harrison,s Principles of Internal Medicine 17th edition. USA: The McGraw-Hill Inc; 2008. 7. Supartondo, Setiyohadi B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke-6. Jakarta: Interna Publishing; 2014:2 h.2378-80. 8. Ramaesh A. Incidence and long-term outcomes of adult patients with diabetic ketoacidosis admitted to intensive care: A retrospective cohort study. Edinburgh: Original Article University of Edinburgh; 2016. 9. UKK Endokrinologi Anak dan Remaja. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 1. Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2009. h.34 10. Kitabchi AE, Umpierrez GE, Miles JM, Fisher JN. Hyperglycemic Crisis in Adult Patients with Diabetes. Diabetes Care; 2009:32(7) h.1335-43 11. Mazer M, Chen E. Is Subcutaneous Administration of Rapid-acting Insulin as Effective as Intravenous Insulin for Treating Diabetic Ketoacidosis And Emergency Medicine: 2009:53(2) h.259-263. 12. Umpierrez GE, Cuervo R, Karabell A, Latif K, Freire AX, Kitabchi AE. Treatment of diabetic ketoacidosis with subcutaneous insulin aspart. Diabetes Care; 2004:27(8) h.1873-78. 13. Westernberg DP. Diabetic Ketoacidosis: Evaluation and Treatment. Camden: Cooper Medical School of Rowan University; 2013: 87 (5). 14. Hamdy O. Diabetic Ketoacidosis.US: Harvard Medical School; 2014. Di unduh dari https://emedicine.medscape.com/article/118361-overview#showall 15. Sumantri S. Pendekatan Diagnostik dan tatalaksana Ketoasidosis Diabetikum. Internal Medicine Departement; 2009: h.2-6.