Oleh:
NINA AMALIA PUTRI
NIM. 09101038
Identitas pasien
No rekam medik: 077443
Nama :Tn. Syamsimus
Umur:35 th
Jenis kelamin : Pria
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : JL. Soekarno Hatta No.17
Status perkawinan : Sudah menikah
Anamnesis : autoanamnesis
Keluhan Utama : Nyeri di perut kanan atas sejak seminggu yang lalu
Keluhan tambahan : Mual
RPS : - Sejak seminggu yang lalu nyeri di perut kanan . Nyeri dirasakan ketika
larut malam/dini hari. Nyeri menjalar ke bahu kanan. Nyeri dirasakan `
selama 30-60 menit dan menetap. Nyeri muncul setelah makan makanan
besar atau makanan berlemak.
- Muntah sejak seminggu yang lalu. Terdapat sisa makanan.
RPD: - Tidak pernah mengalami nyeri di perut kanan sebelumnya.
- Riwayat ikterik (-)
- Riwayat batu empedu (-)
RPK : - Riwayat ikterik (-)
- Riwayat batu empedu (-)
RSE : - Tidak perokok
- Tidak pernah meminum minuman alkohol
- Tidak pernah mengkomsumsi obat-obatan
- Olahraga teratur
- Makan teratur
Pemeriksaan Fisik :
Keadan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
Vital sign :
- Suhu : 36 derajat celcius
- Nadi : 98x
- TD : 150/90 mmHg
- Pernapasan :22x/menit
Status generalis:
Kepala : - DBN
Mata : - Konjungtiva tidak anemis
- Sclera ikterik
- Gangguan penglihatan (-)
Hidung : - DBN
Mulut : - DBN
Leher :
Inspeksi : - DBN
Palpasi : - DBN
Thorax:
Paru-Paru :
Inspeksi : - DBN
Palpasi : - DBN
Perkusi : - DBN
Auskultasi : - DBN
Jantung :
Inspeki : - DBN
Palpasi : - DBN
Perkusi : - DBN
Auskultasi : - DBN
Abdomen:
Inspeksi : - DBN
Auskultasi : - DBN
Perkusi : - DBN
Palpasi : - Murphy sign (+)
Ekstremitas atas : - Dextra : DBN
- Sinistra : DBN
Ekstremitas Bawah : - Dextra : DBN
- Sinistra : DBN
Pemeriksaan penunjang : USG
Diagnosa kerja : Kolesistisis
Diagnosa Banding :
Sumbatan usus
Uulkus peptikum
Pankreatitis akut
Penatalaksanaan:
- Medikamentosa
- R/ Amoksisilin No.XXI
S3dd1
S3dd1
AMZ No.XIV
S2dd1
S3dd1
- Edukatif
- Istirahat total
- Diet ringan
Tinjauan Pustaka
1. Definisi Kolesistitis
Radang kandung empedu (kolesistitis akut) adalah reaksi inflamasi akut dinding
kandung empeduyang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan, dan demam.
Kolesistitis kronis adalah kelainan kandung empedu yang paling umum ditemukan.1
2. Etiologi Kolesistitis
Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis akut adalah statis cairan
empedu, infeksikuman, dan iskemia dinding kandung empedu. Penyebab utama kolesistitis
akut adalah batu kandung empedu (90%) yang terletak di duktus sistikus yang menyebabkan
statis cairan empedu. 1,2
3. Epidemiologi
Kasus kolesistitis ditemukan pada sekitar 10% populasi, sekitar 90% kasus berkaitan
dengan batu empedu, sedangkan 10% sisanya tidak. Sekitar 95% penderita peradangan
kandung empedu akut memiliki batu empedu.
Kolesistisis pada umumnya perempuan, gemuk, dan berusia di atas 40 tahun menurut
kepustakaan barat. 1
Keluhan yang agak khas untuk serangan kolesistitis akut adalah kolik perut disebelah
kanan atas epigastrium dan nyeri tekan serta kenaikan suhu tubuh. Kadang-kadang rasa sakit
menjalar ke pundak atau skapula kanan dan dapat berlangsung sampai 60 menit tanpa reda.
Berat ringannya keluhan sangat bervariasi tergantung dari adanya kelaianan inflamasi ringan
sampai dengan gangrene atau perforasi kandung empedu. Penderita kadang menderita
demam, mual, dan muntah. Pada orang lanjut usia, demam sering kali tidak begitu nyata dan
nyeri lebih terlokalisasi hanya pada perut kanan atas. 1,2,3
Pada kolesistisis kronik gejalanya sangat minimal dan tidak menonjol seperti
dispepsia, rasa penuh di epigastrium dan nausea khususnya setelah makan makanan berlemak
tinggi, yang kadang-kadang hilang setelah bersendawa. 1,2
6. DD Kolesistitis
- Pankreatitis akut1
- Ulkus peptikum1
Dengan anamnesis riwayat nyeri epigastrik yang berkurang dengan pemberian makanan
atau antasid. Foto polos abdomen pada perforasi sering memperlihatkan bayangan udara
bebas di dalam rongga peritoneum.
- Intoleransi lemak1
- Tanda Murphy1,2
- Nyeri tekan1,2
A. Pemeriksaan Laboratorium :
o
Leukositosis
o
Serum transaminase dan alkali fosfatase mungkin sedikit meninggi1,2
9. Komplikasi Kolesistitis
Memberikan obat penghilang rasa nyeri seperti petidin dan antispasmodik.
Memberikan antibiotik parenteral.
Terapi bedah
Saat kapan dilaksanakan tindakan kolesistektomi masih diperdebatkan, apakah
sebaiknya dilakukan secepatnya (3 hari) atau ditunggu 6-8 minggu setelah terapi
konservatif dan keadaaan umum pasien lebih baik. Sebanyak 50 % kasus akan
membaik tanpa tindakan bedah. Ahli bedah yang pro-operasi dini menyatakan, timbul
gangren dan komplikasi kegagalan terapi konservatif dapat dihindarkan dan lama
perawatan di rumah sakit menjadi lebih singkat dan biaya daat ditekan. Sementara
yang tidak setuju menyatakan, operasi dini akan menyebabkan penyebaran infeksi ke
rongga peritoneum dan teknik operasi lebih sulit karena proses infalamasi akut di
sekitar duktus akan mengaburkan anatomi. Namun, kolesistostomi atau kolesistektomi
darurat mungkin perlu dilakukan pada pasien yang dicurigai atau terbukti mengalami
komplikasi kolesistitis akut, misalnya empiema, kolesistitis emfisematosa atau
perforasi. Pada kasus kolesistitis akut nonkomplikata, hampir 30 % pasien tidak
berespons terhadap terapi medis dan perkembangan penyakit atau ancaman
komplikasi menyebabkan operasi perlu lebih dini dilakukan (dalam 24 sampai 72
jam). Komplikasi teknis pembedahan tidak meningkat pada pasien yang menjalani
kolesistektomi dini dibanding kolesistektomi yang tertunda. Penundaan intervensi
bedah mungkin sebaiknya dicadangkan untuk (1) pasien yang kondisi medis
keseluruhannya memiliki resiko besar biladilakukan operasi segera dan (2) pasien
yang diagnosis kolesistitis akutnya masih meragukan
Pada kolesistisis kronik dianjurkan untuk melakukan kolesistektomi. 1
Daftar Pustaka
1. Sudoyo, Aru W. Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus. K, Marcellus Simadibrata. Setiati Siti,
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed. V Jilid III. Interna Publishing ; Jakarta : 2010
2. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah ed.3. EGC ; Jakarta :2010.