Zat besi adalah suatu suplemen panambah darah yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil guna
mencegah terjadinya anemia selama kehamilan. Zat besi merupakan mineral mikro yang paling
banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh
manusia dewasa.
Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin).
Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin (protein
yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan
jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh.
Dewasa ini banyak jenis obat yang mengandung zat besi yang ditawarkan oleh tenaga kesehatan
beberapa contoh seperti etabion, sangobion, feroplek, farmobion.
Kebutuhan atau dosis zat besi dari setiap tingkat umur dan jenis kelamin berbeda-beda. Wanita
membutuhkan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan perdarahan
sebanyak 50 – 80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besis sebanyak 30 – 40 mgr. Dosis yang
dianjurkan untuk diminum adalah 1 x 1 tablet perhari sesuai dosis yang dianjurkan. Tetapi
apabila terjadi anemia berat dosis bisa dinaikkan menjadi 2 x 1 tablet yang di minum. Angka
kecukupan zat besi yang dianjurkan untuk Indonesi sebagai berikut:
Bayi : 3-5 mg
Balita : 8-9 mg
Anak sekolah : 10 mg
Remaja laki-laki : 14-17 mg
Remaja perempuan : 14-25 mg
Dewasa laki-laki : 13 mg
Dewasa perempuan : 14-26 mg
Ibu hamil : + 20 mg
Ibu menyusui : + 2 mg
Saat hamil kebutuhan zat besi sangat meningkat. Beberapa literatur mengatakan kebutuhan
tersebut mencapai dua kali lipat dari kebutuhan sebelum hamil. Dari jumlah zat besi yang perlu
ditimbun oleh tubuh untuk persediaan cadangan zat besi yaitu 1040 mg, ibu hamil dianjurkan
untuk mengkonsumsi zat besi minimal 90 tablet selama hamil. Namun, bukan berarti selama
hamil ibu hanya mengkonsumsi selama tiga bulan usia kehamilan namun itu adalah nilai
minimal. Hal ini terjadi karena selama hamil, volume darah meningkat sampai 50%, sehingga
perlu lebih banyak zat besi untuk membentuk hemoglobin. Selain itu, pertumbuhan janin dan
plasenta yang sangat pesat juga memerlukan banyak zat besi.
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdorong dari
sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi diperlukan untuk
meningkatkan masa hemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg akan diekskresikan lewat usus,
urin, dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8 – 10 mg zat
besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20 – 25 mg zat
besi perhari. Selama hamil dengan perhitungan 288hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi
sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.
Sumber lain mengatakan, kebutuhan ibu hamil akan meningkat (untuk pembentukan plasenta dan
sel darh merah) sebesar 200 – 300%. Perkiraan besar zat besi yang perlu ditimbun selama hamil
ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg
sisanya hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50 – 75 mg untuk pembentukan
plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan.
Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II
sebesar 70%, dan trimester III 70%. Hal ini disebabkan karena pada trimester pertama
kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan perumbuhan
janin masih lambat. Menginjak trimester II dan III, volume darah dalam tubuh wanita akan
meningkat sampai 35% ini sebanding dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah
merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak utnuk janin. Sedangkan saat
melahirkan perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat proses melahirkan yang mengeluarkan
darah banyak. Sampai saat melahirkan wanita, hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau
dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.
Waktu yang tepat untuk minum tablet zat besi adalah pada malam hari menjelang tidur, hal ini
untuk mengurangi rasa mual yang timbul setelah ibu meminumnya. Jika ibu meminum tablet
besi pada pagi hari maka ibu akan mual muntah karena salah satu efenya menimbulkan rasa eneg
(rasa tidak enak pada perut).
Tablet besi sebaiknya diminum dengan menggunakan air jeruk atau air putih, karena membentu
proses penyerapan zat besi. Dan hindari minum tablet zat besi dengan menggunakan air teh, susu
dan kopi, karena akan menghambat proses penyerapan absorpsi zat besi.
Efek samping dari pil atau tablet tambah darah ini adalah kadang dapat terjadi mual, muntah,
perut tidak enak, susah buang besar, tinja berwarna hitam, namun hal ini tidak berbahaya.
Sumber zat besi baik adalah makanan hewani seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber baik
lainnya adalah telur, sereal tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah.
Pada umumnya zat besi di dalam daging, ayam dan ikan mempunyai ketersediaan biologik
tinggi, zat besi di dalam serealia dan kacang-kacangan mempunyai ketersediaan biologik sedang,
dan zat besi di dalam sebagian besar sayuran, terutama yang mengandung asam oksalat tinggi,
seperti bayam mempunyai ketersediaan biologik rendah. Sebaiknya diperhatikan kombinasi
makanan sehari-hari, yang terdiri atas campuran sumber besi dari hewani dan tumbuh-tumbuhan
serta sumber gizi lain yang dapat membantu absorpsi. Menu makanan sebaiknya terdiri ats nasi,
daging/ayam/ikan, kacang-kacangan, serta sayuran dan buah-buahan yang kaya akan vitamin C.
Kandungan besi beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Nilai besi berbagai bahan makanan (mg/100gram)
Bahan makanan yang membantu penyerapan zat besi adalah jenis makanan atau minuman yang
mengandung vitamin C yang tinggi, sayuran yang berwarna hijau, kentang dan makanan yang
mengandung B12 seperti hati, telur, ikan, keju, dan daging.
Sebaiknya menghindari minum yang mengandung cafein (kopi), theofilin (teh), susu, bromeni
(coklat), kokain (ganja), minuman bersoda pada saat mengkonsumsi zat besi karena akan
menghambat penyerapan zat besi di dalam tubuh, disarankan untuk tidak meminumnya setelah
makan. Minum teh, kopi, susu, minuman bersoda setelah makan dapat menghambat penyerapan
zat besi sebanyak 80%. Padahal zat besi sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Cara memasak sayuran secara benar agar tetap mendapatkan manfaat kesehatan dari makanan
yang dimasak adalah sebagai berikut:
Terakhir jangan lupa menutup masakan ketika memasak agar vitamin yang ada dalam sayuran
yang dimasak tidak hilang bersama uap sayur.