• Obat-obat yang merangsang kontraksi rahim/uterus.
• Meningkatkan motilitas uterus dg merangsang kontraksi otot polos uterus Macam-macam obat uterotonika : 1. Oksitosin dan Derivatnya 2. Alkaloid Ergot dan derivatnya 3. Prostaglandin semi sintetik Indikasi uterotonika : • Induksi partus aterm dan mempercepat persalinan pada kasus-kasus tertentu • Mengontrol pendarahan dan atoniuteri pasca persalinan • Merangsang kontraksi uterus setelah operasi Caesar maupun operasi uterus lainnya • Induksi abortus teraupetik • Uji oksitosin • Menghilangkan pembengkakan payudara Alkaloid Ergot :
Berdasarkan efek dan struktur kima alkaloid ergot dibagi menjadi 3
kelompok : 1. Alkaloid asam amino (Ergotamin) merupakan obat yg paling kuat dari kelompok alkaloid asam amino 2. Derivat dihidro alkaloid asam amino (dihidro ergotamin) 3. Alkaloid amin (Ergonovin/Ergometrin) Mekanisme Kerja Alkaloid Ergot : • Alkaloid ergo merupakan antagonis adrenoreseptor alfa non selektif (alfa-blocker) yang bekerja menduduki adrenoreseptor alfa sehingga menghalangi berinteraksi dengan obat adrenergik. • Secara klinis alkaloid ergo tidak berguna sebagai alfa blocker karena efek ini baru timbul pada dosis besar yg tdk dpt ditoleransi manusia. • Secara klinis efek alkaloid ergo terhadap SSP dan stimulasi langsung pada berbagai otot polos vaskuler dan uterus. Indikasi alkaloid Ergot : • Induksi Partus aterm • Mengontrol pendarahan dan atoni uteri pasca persalinan • Merangsang konstraksi setelah operasi caesar / operasi uterus lainnya • Induksi abortus teraupetik • Uji oksitosin Kewaspadaan dan Kontra Indikasi Alkaloid Ergot : •Sifat vasokonstriktor tidak cocok digunakan bagi pasien dengan: – Kelainan paru, jantung atau vaskuler (asma) –Eklampsia, pre eklampsia, migrain –Kegagalan renal atau hepatik •Obat disimpan ditempat yang sejuk dan gelap(lemari es) •Perhatian waktu“expired date”, kehilangan potensi 90% setelah disimpan setahun •Tidak dianjurkan merokok 3 jam sebelum pemberian Efek Samping Alkaloid Ergot: • Diare dan muntah; karena menyerupai kerja dopamin •Vasokonstriksi; karena bekerja di reseptor alfa(noradrenergik) • Dalam pembuluh darah arteriole dan vena sehingga menaikkan tekanan darah(diastolik> 95 mmHg) dan menyebabkan: Refleks bradikardia, Krisis hipertensi dan pendarahan otak • Serangan eklampsia post-partum –Spasme arterikoronaria •Inhibisiprolaktin(retensilaktasi) post partum •Hipertermia, peningkatan ketegangan otot, masalah respirasi dan konvulsi pada neonatus •Hipersensitifitas(syok anafilaksis, denyut nadi yang lemah dan cepat) 1. Penanganan aktif persalinan kala 3: 1 ml IM 2. Pencegahan dan terapi pendarahan post partum : • Intra Muskular : 200 mcg dpt diulang setiap 2-4 jam, max : 5 dosis • Oral : 200 mcg 3-4 x sehari dlm masa nifas 2-7 hari • Intra vena : 200 mcg melalui injeksi dg lambat selama setidakny 1 menit, dpt diulang setiap 2-4 jam, max 5 dosis 3. Subinvolusi lokiometra, pendarahan puerperal : • Intra muskular : 0,5 ml – 1 ml • Sub involusi lokiometra : Oral : 3 kali 1 tab selama 3-4 hari • Pendarahan puerperal : Oral : 3 kali 1-2 tab selama 3-4 hari Atau IM : 0,5-1 ml 4. Operasi SC 1 ml secara IM atau 0,5 ml – 1 ml IV setelah persalinan Laktasi : pemberian tidak boleh > 3 hri SEDIAAN ERGOT : • Ergotamin tartrat : • Tablet oral 1 mg • Tablet sublingual 2 mg • Injeksi 0,5 mg/ml ampul 1 ml • Ergonovin maleat : • Tablet 0,2 mg oral • Injeksi 0,2 mg/ml • Methilergonovin maleat (Methergin) • Tablet oral 0,2 mg • Injeksi 0,2 mg/ml • Metisergid maleat : • Tablet oral 2 mg • Ergotamin tartrat : • Supositoria 1-2 mg dg kofein 100 mg Oksitosin • Hipofisis posterior menyimpan dan melepaskan oksitosin dan hormon ADH. • Oksitosin merangsang frekuensi dan konstraksi uterus • Efek ini tergantung dari konsentrasi estrogen • Kadar oksitosin di plasma dan jumlah Reseptor oksitosin di miometrium meningkat selama kehamilan. • Uterus imatur kurang peka terhadap oksitosin • Infus oksitoksin perlu diamati untuk menghindari tetani, dimana respon uterus meningkat 8 x lipat pd usia kehamilan 39 minggu • Oksitosin berperan penting dalam persalinan dan ejeksi ASI •Bekerja pada reseptor oksitosik, menyebabkan: a.Merangsang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos uterus pada kehamilan aterm. Efek ini tergantung dari kadar estrogen, dan reseptor oksitosin yg terletak pd miometrium dalam membran plasma sel otot polos b.Konstraksi otot-otot polos (mioepitel) menyebabkan susu mengalir dari saluran alveolar kedalam sinus yang besar, sehingga muda dihisap bayi (ejeksi susu) •Pada reseptor hormon antidiuretic (ADH) –Peningkatan/penurunan mendadak tekanan darah (diastolik) karena vasodilatasi. –Retensi air –Oksitosin dan hormon diuretic memiliki rumus kimia mirip KONTRA INDIKASI • Kontraksi uterus hipertonik • Obstruksi mekanik pada jalan lahir • Gawat janin • Setiap keadaan yang tidak memungkinkan persalinan pervagina • Lemah uterus dengan dengan resistensi oksitosin • Preeklamsia berat atau terhadap system kardiovaskular Efek Samping •Stimulasi berlebih pada uterus (mengganggu masuknya kepala bayi ke dalam serviks, rupture uteri) •Kontraksi pembuluh darah tali pusat (menyebabkan hipoksia pada janin, bradikardia, disritmia dll)) •Kerja anti diuretic (pengenceran plasma, hiponatremia, edema) •Kontraksi dan dilatasi pembuluh darah(kenaikan tek. Darah hebat dan mendadak 200/120 mmHg), penurunan darah diastolic yang mendadak, sepintas •Mual dan muntah (memicu pusat muntah di medulla oblongata) •Reaksi hipersensitifitas (anafilaksis) •Mg Sulfat selalu disiapkan untuk relaksasi miometrum karena over dosis oksitosin •Pemantauan terus menerus setelah pemberian (siapkan pemberian oksigen) Dosis : • Untuk mencegah pendarahan pasca persalinan : ergometrin 500 mcg dan oksitosin 5 unit rutin disuntikkan intramuscular pada kala III (setelah bahu keluar) atau segera setelah bayi keluar. • Pada kala III : 10 UI secara IM • Induksi partus aterm : 1-2 mili unit/menit bisa ditingkatkan selama 30 menit bila tdk terjdi konstraksi memadai namun tidak melebihi 32 mili unit/menit dan maksimal 5 UI/hari • Pendarahan post partum : 10-40 UI dlm 1000 ml infus • Memicu keluar ASI : 1 spray (4 UI) ke dlm lubang hidung 5 menit sblm menyusui • Pada preeklamsia hanya diberikan oksitosin Sediaan Oksitosin :
• cairan injeksi : 5 UI/ml, 10 UI/ml
• Semprot Hidung : 40 UI/ml • Tablet Sublingual : 200 UI Prostaglandin • Prostaglandin adalah hormon local, karena kerjanya terbatas pada organ penghasil dan segera diinaktifkan ditempat yg sama • Didalam tubuh PG terdpt ditempat yg berbeda2. • PG yg terdapat pada ovarium, myometrium, darah menstruasi, selama kehamilan/sewaktu persalinan adalah PGE dan PGF, kadar PG meninggi dlm cairan amnion dan pembuluh umblikus serta didlm peredaran darah ibu. • Dibidang kebidanan penggunaan PG terbatas pada PGE dan PGF. • PGF merangsang kontraksi uterus baik hamil maupun tidak. • PGE merelaksasi uterus tidak hamil, dan merangsang kontraksi uterus hamil • Berbeda dgn oksitosin, PG dapat merangsang terjadinya persalinan pd setiap usia kehamilan. Indikasi Prostaglandin : • Induksi Partus aterm • Mengontrol perdarahan dn atoni uteri pasca persalinan • Induksi abortus terapeutik • Uji Oksitosin • Menghilangkan pembengkakan mamae Efek Samping : Karena bekerja pada sejumlah reseptor yang berlainan; mempengaruhi beberapa efek samping; • Kontraksi otot polos saluran cerna menyebabkan mual, muntah, dan diare. • Sensitasi terhadap rasa nyeri • Meningkatkan suhu tubuh sekilas dan diduga kerjanya melalui pusat pengatur suhu dihipotalamus. • Dosis besar PGF2alfa menyebabkan hipertensi melalui kontraksi pembuluh darah • PGE2 menimbulkan vasodilatasi. • Kombinasi dengan oksitosin tidak dianjurkan, karena dapat meningkatkan resiko rupture uterus. Sediaan dan Dosis : • Dinoproston Sediaan : Supositoria vaginal 20 mg PGE2, Induksi partus diperlukan sedang serviks belum terbuka misalnya pada kematian janin atau ketuban pecah dini. Sediaan : Tablet vagina 3 mg. Dosis 3 mg dimasukkan jauh ke dalam forniks posterior • Gemeprost Sediaan : Pesari 1 mg Analog PGE1, digunakan untuk melunakkan rahim dan mendilatasi serviks sebelum tindakan bedah untuk terminasi kehamilan, biasanya diberikan pervagina. • Dinoproston Sediaan : Suppositoria Vaginal 20 mg • Sulpreston Sediaan : Injeksi 25, 50, 100 mcg/ml IM atau IV Karbopros Sangat efektif pada pendarahan berat pasca persalinan yang tidak memberikan respon pada pemberian ergometrin dan oksitosin. Sediaan cairan injeksi 250 ug/ml.