Anda di halaman 1dari 34

UTEROTONIKA

Dita Marina L, S.Farm, Apt


UTEROTONIKA
 Obat Uterotonika adalah obat yang bekerja pada uterus
 Jenis obat uterotonika:
1. Oksitosik  meningkatkan kontraktilitas uterus
2. Tokolitik  menurunkan kontraktilitas uterus
 Obat-obat oksitosik:
1. Oksitosin
2. Prostaglandin
3. Alkaloid ergot
 Obat-obat tokolitik:
1. Ritodrine
2. Indometacin
3. MgSO4
4. Nifedipine
5. Atosiban
Oksitosik
 Respon oksitosik pada uterus: kontraksi uterus
spontan  ritmis kontraksi tetani
 Ion Na & ion Ca  berperan dalam kontraksi
 Indikasi obat2 oksitosik:
1. Induksi partus aterm & mempercepat persalinan pada
kasus2 tertentu
2. Mengontrol pendarahan & atoni uteri pasca persalinan
3. Merangsang kontraksi uterus setelah operasi caesar
4. Induksi abortus terapeutik
5. Uji oksitosin
6. Menghilangkan pembengkakan payudara
OKSITOSIN
 Oksitosin dan ADH disimpan dan dihasilkan di hipofisis
posterior
 Oksitosin  merangsang otot polos uterus dan kelenjar
mama (induksi pengeluaran ASI)
 Sifat perangsangan kuat dan selektif
 Stimulus pada serviks, vagina dan payudara 
merangsang pelepasan oksitosin
 umur kehamilan aktivitas motorik uterus  respon
uterus thdp oksitisin
jumlah reseptor oksitosin
Efek pada Uterus:
 Meningkatkan frekuensi, amplitudo dan
lamanya kontraksi
 Konsentasi estrogen berpengaruh pada
efek oksitosin
 Uterus immatur kurang peka terhadap
oksitosin
Efek pada mamae:
 Menyebabkan kontraksi otot polos mioepitel →
susu mengalir (ejeksi susu)
 Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar
ejeksi susu, serta mengurangi pembengkakan
payudara pasca persalinan
Efek Kardiovaskuler:
 Relaksasi otot polos pembuluh darah (dosis
besar)
 Penurunan tekanan sistolik, aliran darah ke
ekstremitas menurun, takikardi dan curah
jantung menurun
oksitosik-OKSITOSIN
Peranan oksitosin dlm persalinan normal
Peningkatan sensitivitas thd oksitosin

Prostaglandin (hindari aspirin)

Kontraksi rahim

Penekanan kepala
bayi pd serviks
Mekanisme (refleks Ferguson)
umpan-balik
yg positif Stimulasi hipofisis
posterior

Peningkatan sekresi
oksitosin
Farmakokinetik oksitosin
 T1/2: 3 – 5 menit
 Tidak terikat oleh protein plasma
 Dieliminasi oleh ginjal dan hati
 Parenteral  memberikan hasil baik
 Mukosa mulut & bukal  diabsorpsi dgn
cepat  tablet hisap
 P.O  rusak di lambung dan usus
 Sediaan oksitosin:
a. Injeksi oksitosin sintetik 10 iu/ml (Pitogin, Syntocinon)  IV atau IM
b. Nasal spray 40 iu/ml
c. Tablet sublingual 200 iu
1 ui oksitosin = 20 mcg hormon murni

 Indikasi dan dosis:


induksi/stimulasi persalinan
dosis: 10 iu/1000 ml scr infus IV drip. Awal kec. Infus: 1-4 miliunit/mnt, bertahap
ditingkatkan 1-2 miliunit/mnt pd interval 20 mnt.
abortus inkomplit
dosis: 10 iu/500 ml diberikan dgn kec 20-40 tetes/mnt
mengatasi perdarahan uterus pasca partum
dosis: 10-40 iu/1000 ml dgn infus drip atau 10 iu IM ssdh keluarnya plasenta
 Pada induksi persalinan monitor denyut jantung janin dan
motilitas uterus (frekuensi, kekuatan dan lamanya kontraksi)
 Efek samping:
stimulasi berlebih pd uterus; kontraksi pembuluh darah tali
pusat; mual; reaksi hipersensitivitas
 Kontraindikasi:
ibu hamil dgn pre-eklampsia/penyakit kardiovaskuler, ibu hamil
dgn usia >35 th
 Penyimpanan: di tempat yg tidak terkena cahaya, suhu 4-22
°C
 Interaksi obat: prostaglandin, anastesi inhalasi, obat
vasokonstriktor
PROSTAGLANDIN
 Prostaglandin (PG) merupakan suatu hormon yang ditemukan
pada ovarium, miometrium, cairan menstrual
 Tipe prostaglandin endogen yg berperan pda proses melahirkan:
1. PGE1  mematangkan serviks
2. PGE2  menimbulkan kontraksi uterus mulai trimester kedua
lanjut dan mematangkan serviks
3. PGI2  memastikan aliran darah dari ibu ke janin dan
mempertahankan patensi duktus arteriosus
4. PGI2α  menimbulkan kontraksi uterus pd segala waktu. Tipe
ini juga penting pd saat menstruasi ketika menyebabkan
vasokonstriksi dan kontraksi uterus
 PG dpt merangsang kontraksi uterus pd setiap umur kehamilan
 Sediaan PG:
a. Karbopros trometamin (15-metil PGF2α); injeksi 250 µg/mL
b. Dinoproston (PGE2); tablet vaginal 3 mg
c. Gemeprost (analog PGE1)
d. Sulproston (derivat dinoproston)

 Sediaan PG yg resmi beredar di Indonesia hanyalah Dinoproston


(Prostin E2)
 Efek oksitosik PGE2 10x dari PGF2α

 Dosis: 3 mg dimasukkan ke dlm forniks posterior. Tab ke 2 dpt


dimasukkan 6-8 jam kmdn jika persalinan blm tjd. Maks. 6 mg
Dosis besar PGF2α menyebabkan hipertensi, krn kontraksi pemb. Darah
PGE2  vasodilatasi
 Kontraindikasi: riwayat bedah sesar atau bedah uterus mayor;
keadaan gawat janin; riwayat persalinan sulit &/ persalinan
traumatik; grande multipara dgn riwayat ≥6 kehamilan aterm
sebelumnya,

 Efek samping: ggn GI, hiperkontraktilitas uterus dgn atau tanpa


terjadinya bradikardi pada janin, dilatasi serviks yg cepat, sakit
kepala, bronkokonstriksi

 Interaksi obat:
- Pemberian bersamaan dgn oksitosin dpt menyebabkan
hiperstimulasi  ruptura uterus.
Oksitosin biasanya baru diberikan 6-12 jam setelah
pemberian prostaglandin yg terakhir
- Aspirin dan obat-obat AINS mrpkn antagonis prostaglandin
 memperlambat/memperpanjang proses persalinan
ALKALOID ERGOT
 Sumber: Claviceps purpurea  jamur parasit pada gandum
 Berdasarkan efek dan struktur kimia alkaloid ergot dibagi menjadi 3 :
a.  Alkaloid asam amino (ergotamin)
Merupakan obat yang paling kuat dari kelompok
alkaloid asam amino
b.  Derivat dihidro alkaloid asam amino (dihiroergotamin)
c.   Alkaloid amin (ergometrin)
 Golongan alkaloid ergot yg resmi beredar di Indonesia sbg oksitosik adlh
Methylergometrin maleat
 Indikasi
1.  Indikasi oksitoksik :
·      Melancarkan persalinan kala 3
·      Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan.
·      Merangsang konstraksi setelah operasi Caesar/operasi
uterus lainnya
• Terapi subinvolusi uterus, Iokiometra,
2.     Pengobatan Migren
 Efek Samping:
Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah, diare, gatal, kulit
dingin, nadi lemah, bingung dan tidak sadar
 Efek pada uterus :
1.  Dosis kecil menyebabkan kontraksi, dosis besar
menyebabkan tetani
2.    Kepekaan uterus tergantung maturitas dan
kehamilan
3.    Semua alkaloid ergot → meningkatkan kontraksi uterus
secara nyata
 Efek pada kardiovaskuler :
1.    Menyebabkan vasokontriksi perifer 
Pembendungan dan trombosis pada gangren
3.    Efek paling kuat: ergotamin >dihidroergotamin >
ergometrin
Farmakokinetika ergot
 Ergotamin diabsorbsi lambat & tidak
sempurna di saluran cerna  mengalami
first pass effect  kadar dlm darah
 Ergometrin diabsorpsi cepat & sempurna
 respon terlihat 10 menit
 Ergotamin dan alkaloid sejenis
menimbulkan vasokonstriksi dan merusak
endotel kapiler.
 Kontra indikasi :
1.  Dapat menyebabkan gangren → tidak
boleh diberikan pada penderita Sepsis.
2.  Penyakit pembuluh darah
(arterosklerosis).
3.  Penyakit pembuluh darah koroner.
4.  Tromboflebitis
5.  Penyakit hati dan ginjal
6. Kala 1& 2 persalinan sblm korona kepala
terlihat, hipertensi
 Dosis:
- penanganan aktif kala-3 persalinan  IM 0.5-1 mL setelah
kepala/bahu anterior keluar atau selambatnya segera stlh bayi dilahirkan
- seksio cesaria  1 mL IM atau 0.5-1 mL stlh melahirkan
- atoni/perdarahan uterus  1 mL IM atau 0.5-1 mL IV. Dpt diulang
dg interval ≥2 jam
- terapi subinvolusi, iokiometra, perdarahan masa nifas  0.125-
0.25 mg per oral (1-2 tab) atau 0.5-1 mL IM s/d 3x/hari, pd wanita
menyusui ≤3 hari

 Sediaan:
Metyilergometrin maleat: injeksi 0.2 mg/mL, tab salut gula 0.125 mg
Ergometrin tartrat: tab 1mg, sublingual 2mg, injeksi 0,5 mg/ml
TOKOLITIK
 Indikasi obat-obat tokolitik adlh:
1. Mencegah persalinan prematur pd kasus-kasus tertentu
2. Memperlambat atau menghentikan persalinan utk sesaat guna
memperoleh terapi yg sesuai; antara lain mengurangi kemungkinan
terjadinya fetal distress selama transportasi ibu ke RS, atau persiapan
operasi krn adanya komplikasi ttt
3. untuk pemberian terapi kortikosteroid selama 48 jam untuk
pematangan paru.

Macam2 Obat tokolitik:


1. Melalui mekanisme persalinan yang spesifik (antagonis oksitosin,
penghambat prostaglandin)
2. Melalui aksi non spesifik pada kontraktilitas sel ( β agonis, magnesium
sulfat dan penghambat kalsium).
β agonis
 Sering dan efektif menurunkan terjadinya
persalinan dlm 24, 48 jam & 7 hari
 Bekerja dgn merangsang reseptor β2
adrenergik pd uterus
 Macam2:
 Isoxuprine  obat pertama
 Terbutalin
 Ritodrin  direkomendasikan ole FDA
RITRODINE
 Dpt diberikan p.o tp prtama kali harus iv
berdasar tek. darah ibu dan aktivitas
uterus
 Sediaan:
- tab 10 mg
- injeksi 10 mg/mL
 Dosis:
- infus IV  awal 0.05 mg/mnt. Dosis dinaikkan 0.05
mg/mnt tiap 10-15 mnt s/d hasil yg diinginkan. Dosis
efektif 0.15-0.35 mg/mnt
- pemeliharaan  tab 10 mg diberikan 30 menit sblm
terapi parenteral dihentikan. Dosis lazim pd 24 jam
pertama: 120 mg dg memberikan 1 tab tiap 2-6 jam.
- dosis harian  80-120 mg yg dibagi rata tiap
harinya

 Efek samping: mual, muntah, diabetik ketoasidosis,


hiperinsulinemia, edema pulmonal, meningkatkan denyut
jantung ibu dan janin, ggn fungsi hati, gagal jantung dan
aritmia
Kontra Indikasi
Maternal : Fetal :
• Penyakit jantung • Gawat janin
• Diabetes melitus yang
tidak terkontrol
• Korioamnionitis
• PEB dan eklampsia • Janin mati
• Hipertiroid • IUGR
• Perdarahan ante partum
Penghambat Prostaglandin
 OAINS sbg tokolitik  Indomethacin
 Metabolisme: hati, Ekskresi: Urin
 T1/2 pd fetus lebih lama dr pada ibu 
gangguan fungsi hati pd fetus
 Kontraindikasi:
ibu dgn kerusakan ginjal, hati, asma,
oligohidramnion, ulkus peptikum dan
alergi.
 Dosis:
Indomethacin: peroral atau peranal
dosis yang digunakan sebagai terapi pada persalinan
prematur adalah 150-300 mg/hari, dengan dosis awal
adalah 100-200 mg peranal atau 50-100 mg peroral
dan kemudian 25-50 mg setiap 4-6 jam.

 Efek Samping: jarang, dr pda MgSO4 & ritodrin


Iritasi GI, heartburn, mual p.o
Gang. fungsi ginjal reversible  interaksi
aminoglikosida
 Terapi indometacin dihentikan jika akan
dilakukan pembedahan
 Terapi dibatasi dr 24-48 jam pd usia
keamilan 32-34 minggu  utk mengurangi
efek samping pada janin & neonatus
MgSO4
 MgSO4  sbg antikejang pd preeklamsia &
tokolitik
 USA  tokolitik utama, krn murah, aman
bagi ibu & janin, muda cara pemakaiannya
 MgSO4  MgSO4 menurunkan pelepasan
asetilkolin pada neuromuskular junction
sehingga mencegah masuknya kalsium,
 MgSO4 berperan sebagai antagonis
kalsium pada sel dan ekstrasel.
 dosis awal 4-6 gr secara iv yang diberikan
selama 15-30 menit dan diikuti dengan
dosis 2-4 gr/jam selama 24 jam
 Intoksikasi MgSO4 dapat dihindari dengan
memastikan bahwa pengeluaran urin
memadai & depresi pernafasan  kalsium
glukonas 1 gr
 Komplikasi yang terlihat berupa edema
pulmonal, nyeri dada, nausea berat atau
kemerahan, mengantuk, dan pandangan
kabur.
Antagonis Kalsium
 Antagonis kalsium merupakan relaksan
otot polos yang menghambat aktivitas
uterus dgn mengurangi influks kalsium
melalui kanal kalsium
 Nifedipine  anti angina & anti hipertensi
Pada saat ini obat ini juga diketahui
memiliki peran di bidang obstetri dan
ginekologi khususnya pada penanganan
persalinan prematur.
 Po & sublingual  absorpsi cepat.
Konsentrasi maksimal p.o 15-90 menit,
sublingual 5 menit.
 Absorpsi secara oral tergantung dari
keasaman lambung.
 Metabolisme di hepar, 70-80%
dieksresikan ke ginjal dan sisanya melalui
feses.
 Pemberian nifedipine dikontraindikasikan
untuk penderita penyakit hati dan
hipotensi.
 Penggunaan bersama MgSO4
peningktan hambatan neuromuskular,
lemah otot yg berat
Antagonis oksitosin
 Antagonis oksitosin  Atosiban
 Digunakan di UK
 Mahal, efektif, ESO minimal
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai