Ergotamin
a. Saluran cerna
• Absorbsi lambat & tidak sempurna
• Kadar sangat rendah dalam darah
• Kadar puncak dicapai dalam 2 jam
• Kec abs & kadar puncak meningkat bila bersma
Cafein
b. Intra muskuler
• Dosis efektif 1/10 dosis oral
• Abs lambat, respon setelah 20 menit
c. Intra vena
• Dosis pemberian ½ dosis intra muskuler
• Efek diperoleh setelah 5 menit
• 90 % metabolit dieksresi melalui empedu,
sebagian kecil tidak dimetabolisme
sehingga ditemukan di urine & tinja
efek terapeutik & toksik ergotamin lebih
lama
Farmakodinamik : Efek biokimiawi, fisiologi &
mekanisme kerja obat
Kontra Indikasi ;
• Sepsis, Penyakit pembuluh darah, Penyakit Hati
dan Ginjal
Farmakokinetik
• Baik pada pemberian parenteral
• Intranasal lebih disukai walaupun kurang
efisien, diabs baik oleh mukosa mulut &
bukal. Cadangan untuk penggunaan
pasca persalinan
• Aminopeptidase ( Oksitosinase & sistil
aminopeptidase ) meningkat 10 kali dalam
kehamilan dan menghasilkan Oksitosin
• Ekstraksi oleh hati & ginjal
Farmakodinamik
Efek pada Uterus
• Merangsang frekuensi &kekuatan kontraksi
• Sensitifitas terhadap oksitosin mengingkat
sebanding dengan usia kehamilan
• Efek bergantung pada kadar estrogen , bila
rendah maka efek berkurang
Efek pada Uterus ( lanjutan )
• Saat pemberian harus diperhatikan ; frekuensi,
lama & kekuatan kontraksi
• Persalinan setelah pemberian infus oksitosin 25
mili unit ( 0,05 mikrogram )
Sediaan ;
• Pitocin 10 unit USP/ml ( bisa IM & IV )
• Semprot hidung 40 unit USP/ml
• Sub lingual 200 unit USP/ml
3. PROSTAGLANDIN
Farmakodinamik & farmakokinetik
• Ditemukan dalam ovarium, miometrium &
cairan menstrual dengan konsentrasi
berbeda selama siklus haid
• Meninggi saat hamil aterm / persalinan
dalam cairan amnion, pembuluh umbilikus
& darah ibu
• Penting pada persalinan
• Bisa merangsang persalinan pada setiap
usia kehamilan
• Dianggap hormon lokal karena kerjanya terbatas
pada organ penghasil & diinaktifkan ditempat
yang sama
• Jenis ; PGE & PGF
• Penggunaan dalam kebidanan ; PGE2 & PGF2
alfa
• Semua PGF merangsang kontraksi uterus baik
hamil maupun tidak
• PGE2 merelaksasi uterus tidak hamil ( invitro )
tapi efek oksitosik lebih kuat pada trimester II &
III
• Hamil tua ; respon fisiologisnya pada uterus
mirip oksitosin
• Dosis responnya sempit untuk kontraksi
fisiologis memudahkan terjadinya
hipertoni uterus yg berbahaya yg dapat
dicegah dengan peningkatan infus secara
perlahan dan pengamatan yg cermat
• Terminasi kehamilan TM II, PGE2 & PGF2
alfa yg diberikan kedalam uterus ( kateter /
suntikan ) baik dengan efek samping
ringan
• Terminasi kehamilan muda ( bbrp minggu
) perlu dosis sangat besar efek
samping berat & keberhasilan rendah
• Efek samping karena rangsangan otot
polos saluran cerna mual, muntah
& diare
• PGE2 & 15-metil PGF2 alfa meningkatkan
suhu tubuh
• Dosis besar PGF2 alfa menyebabkan
hipertensi karena kontraksi pembuluh
darah, sebaliknya PGE2 menimbulkan
vasodilatasi
• Prostaglandin bekerja sinergis terhadap
kontraksi uterus
• Sediaan kombinasi dengan oksitosin tidak
dianjurkan meningkatkan resiko
ruptur uterus
• Pemberian lokal pada serviks
menyebabkan serviks matang tanpa
mempengaruhi morilitas uterus
Dosis & sediaan ;
1. Karbopros trometamin ( PGF2 alfa 250
mikrogr / ml )
• Awal 1 ml IM dalam, ulangi setelah 1,5 – 3,5 jam
• Dosis boleh ditingkatkan sampai 500 mikro gr
bila kontraktilitas uterus tidak adekuat, tapi tidak
lebih dari dosis total 12 mg
2. Dinoproston ( PGE2 )
• Dapat mengiduksi uterus pada setiap tahap
kehamilan
• Dipilih bila induksi diperlukan sedangkan serviks
belum terbuka ( kematian janin atau ketuban
pecah dini )
• Missed abortion & Mola hidatiform benigna
• Hanya boleh digunakan oleh ahli di RS
dengan fasilitas obstetri intensif
• Sediaan Supp vag 20 mg
3. Gameprost ( analog alprostadil dengan
efek oksitosik )
• Melunakkan rahim & mendilatasi serviks
sebelum tindakan bedah untuk terminasi
kehamilan
4. Sulproston ( derivat dinoproston )
INDIKASI OKSITOSIN
1. Induksi partus aterm & mempercepat
perlinan pada kasus tertentu
• Oksitosin merupakan obat pilihan utama,
sedangkan Prostaglandin sebagai alternatif
• 10 unit Oksitosin dalam 1 L Dex 5 % perinfus
• Awal lambat 0,2 ml / menit, bila respon tidak ada
setelah 15 menit tetesan dinaikkan 0,1 – 0,2 ml /
menit sampai maksimal 2 ml / menit
• Dosis total induksi 600 – 1200 ml unit dengan
rata –rata 4000 ml unit
• Awasi keadaan uterus, bila ada kontraksi
tetanik, infus stop dan beri anestesi umum
• Bila persalinan telah mulai, stop infus atau dosis
diturunkan
• Pada KPD keberhasilan 80-90 %
• Prostaglandin banyak pada Missed abortion,
kematian intra uterin, KPD & Kehamilan muda
• Oksitosin tidak boleh diberikan pada stadium I &
II bila persalinan dapat berlangsung meskipun
lambat
• Bila stadium I dorongan pada janin
menyebabkan laserasi serviks & trauma bayi,
ruptur uterus, kontraksi tetanik sehingga asfiksia
bayi
• Pada Inersia uteri ( dokter ahli ), partus lama &
partus tidak maju tanpa kontra indikasi
• Prostaglandin juga diindikasikan sebagai terapi
tambahan untuk mematangkan serviks