Anda di halaman 1dari 8

Nama : NOVITA CANDRA KIRANAWATI

NIM : A2A220016

Analisa termasuk dalam gaya hidup yang bagaimanakah


penggunaan gadget yang dilakukan oleh masyarakat?
Saat ini, pengguna gadget di seluruh dunia mencapai lebih dari 6
milyar pengguna, dimana negara China, India dan USA menjadi negara
pengguna ponsel pintar terbanyak. Sekitar 6.37 milyar pengguna ponsel pintar
menyebar di seluruh dunia, dengan kepemilikan ponsel pintar yakni 80.76%.
angka ini meningkat dengan pesat dari tahun 2016 dimana saat itu hanya ada
3.7 milyar pengguna ponsel pintar, atau hanya sekitar 49.40% penduduk dunia
yang menggunakan ponsel pintar. Menurut data yang dilansir dari GSMA
Real Time Intelligence Data, saat ini ada 10.84 milyar gadget yang terkoneksi
ke internet, angka ini bahkan melebihi populasi dunia yang sejumlah 7.89
milyar. Data ini menunjukkan bahwa terdapat lebih banyak 2.58 milyar
penggunaan smart phone yang terkoneksi dengan internet hanya dalam
rentang 2016-2021. Bahkan pada tahun 2026 diperkirakan penggunaan gadget
baik itu ponsel pitar maupun alat elektronik lain akan meningkat hingga 6.7
sampai 7.5 milyar pengguna. Indonesia sendiri menempati urutan ke – 13
sebagai negara dengan penggunaan ponsel pintar terbanyak di dunia. Dengan
jumlah pengguna mencapai 160.23 juta pengguna. Tujuan penggunaan ponsel
pintar oleh orang Indonesia dalam menggunakan ponsel pintarnya ketika tidak
berhubungan dengan internet adalah 95.68% untuk berkomunikasi, 41.06%
untuk hiburan, 17.52% untuk bekerja dan 1.97% untuk belajar, sedangkan
aktivitas yang dilakukan oleh orang Indonesia saat tidak terhubung dengan
internet adalah 94.40% untuk menelpon, 90.75% untuk SMS, 26.58% untuk
bermain game, 7.42% untuk membaca e – book, 5.62% untuk menginstal
software, 5.6% untuk menggunakan aplikasi offline dan 2.42% untuk
pengolahan gambar. Tujuan penggunaan ponsel pintar saat terhubung dengan
internet adalah 93.46% untuk berkomunikasi, 65.29% untuk hiburan, 76.88%
untuk browsing, 27.51% untuk belajar dan 25.70% untuk bekerja. Aktivitas
penggunaan ponsel pintar saat terhubung dengan internet adalah 81.91%
Nama : NOVITA CANDRA KIRANAWATI
NIM : A2A220016

untuk berkomunikasi menggunakan internet, 60.24% untuk web browsing,


43.51% untuk streaming video, music dan radio, 26.45% untuk transaksi
online, 26.58% untuk bermain game, 17.44% untuk mencari, mengunduh dan
menginstal, 47.05% untuk belanja online, 16.44% untuk membaca e boo dan
13.12% untuk menggunakan aplikasi online.(Kominfo, 2021)
Data diatas menggambarkan bahwa penggunaan ponsel pintar baik
online maupun offline, tidak hanya sebatas pada fungsi komunikasi saja,
melainkan sudah masuk dalam ranah pekerjaan, hiburan dan transaksi.
Dilansir dari artikel berjudul Kajian Saintifik Fenomena Adiksi Gadget
dan Media Sosial di Indonesia oleh A Nursikuwagus et al tahun 2020 bahwa
penggunaan smart phone telah menjadi gaya hidup masyarakat yang dicirikan
dengan :
1) masyarakat bebas berkomunikasi dengan banyak orang tanpa memikirkan
hambatan biaya, jarak dan waktu
2) hamper setiap kalangan masyarakat memiliki gadget
3) masyarakat tertarik untuk mengakses berita, jejaring social, informasi
gaya hidup dan pemenuhan hobi
Berikut faktor yang menyebabkan gaya hidup itu eksis di masyarakat
1) merebaknya penggunaan smartphone sebagai bagian dari gaya hidup tidak
lepas dari fungsi utamanya dalam memudahkan berkomunikasi, dimana
kemudahan berkomunikasi dapat sangat terfasilitasi dengan penggunaan
smart phone.
2) pemberian isi pesan lebih tervisualisasikan/tergambarkan dalam media
peyampaian pesan. Seperti yang kita lihat, penggunaan ponsel pintar
mampu memberikan pesan secara lebih jelas karena banyaknya fitur
emoticon yang menggambarkan perasaan kita, kemudahan berkirim
gambar yang memudahkan proses penerimaan pesan oleh komunikan dan
lain-lain
Nama : NOVITA CANDRA KIRANAWATI
NIM : A2A220016

3) penggunaan ponsel pintar sebagai sarana penyampaian pesan


menimbulkan hubungan orang lain menjadi lebih hangat, akrab dan
menyenangkan
4) pemenuhan fungsi makhluk social bagi manusia dimana fungsi ini cukup
terpenuhi dengan adanya akses yang mudah terhadap media social
5) timbulnya banyak aplikasi dan media social sebagai sarana bagi
masyarakat untuk menghilangkan kesedihan, stress dan depresi
6) maraknya aplikasi yang memudahkan dan memfasilitasi orang untuk
mengakses fasilitas umum, seperti e-market, online transaction, e billing,
dan lain-lain

Bagaimana dampak gaya hidup tersebut terhadap perilaku


masyarakatnya, baik pada orang dewasa maupun anak-anak?
Penelitian lain berjudul Kajian Saintifik Fenomena Adiksi Gadget dan
Media Sosial di Indonesia menunjukkan bahwa dari hasil survei terhadap
1312 responden, didapatkan hasil bahwa 42.45% responden teradiksi ringan,
10.82% responden teradiksi sedang, dan 0.38% responden teradiksi tinggi
terhadap gadget. Sedangkan hasil adiksi pada media social yaitu 37.50%
responden teradiksi ringan, 7.85% teradiksi sedang dan 0.38% teradiksi
tinggi. Terlihat bahwa penggunaan gadget di masyarakat telah memasuki level
adiksi. Adiksi ini memiliki gejala sebagai berikut :
1) Mood modification, ketergantungan media social dapat mempengaruhi
perubahan emosi seseorang.
2) Salience, perasaan sangat membutuhkan, mendominasi pikiran, dan
tingkah laku, yang dipengaruhi oleh media sosial.
3) Tolerance, peningkatan jumlah penggunaan Gadget dan Media Sosial
untuk mendapatkan perasaan penghargaan positif dari media social.
4) Withdrawal Symptoms, perasaan yang tidak menyenangkan karna
penggunaan Gadget dan Media Sosial dikurangi atau dihentikan.
Nama : NOVITA CANDRA KIRANAWATI
NIM : A2A220016

5) Relapse, kecenderungan seseorang mengulang kembali penggunaan


gadget dan media sosial setelah tidak menggunakan media social tersebut.
6) Conflict, konflik yang terjadi antara pengguna Gadget dan Media Sosial
dengan lingkungan sekitarnya.

Sehingga dalam penelitian ini disimpulkan bahwa penggunaan ponsel


pintar sebagai gaya hidup menimbulkan adiksi dalam penggunaan ponsel.

Bagaimana dampak adanya gaya hidup tersebut dengan kesehatan


individu maupun masyarakat?
Bagi anak-anak, tentunya penggunaan ponsel pintar secara berlebihan
akan mengakibatkan banyak masalah kesehatan. Salah satunya adalah
masalah kesehatan mental. Dilansir dari artikel berjudul “Preschoolers’
mental health status based on their mobile gadget usage” oleh Ayu, et all
tahun 2020 menyatakan bahwa pada tahun 2016, American Academy of
Pediatrics (AAP) menerbikan rekomendasi tentang penggunaan gadget untuk
anak-anak, termasuk melarang penggunaan gadget pada anak berusia dibawah
18 bulan dan penggunaan gadget pada anak tidak lebih dari 1 jam per hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 68 balita (97.1%) memiliki akses yang
besar terhadap penggunaan gadget, dimana 18 balita (26.5%) memiliki gadget
semdiri. Fenomena ini terjadi kemungkinan dikarenakan persepsi orang tua
bahwa bila anak diijinkan memakai gadget sendiri maka orang tua akan
mudah untuk mengerjakan pekerjaannya. Penelitian ini juga mengindikasikan
adanya ketidaksesuaian pada rekomendasi AAP terkait penggunaan gadget
pada balita. AAP menyarankan agar penggunaan gadget pada anak berusia
dibawah 18 bulan sebaiknya dihindari. Pada bulan ke 18-24 bulan bila
seorang anak diberikan gadget, maka disarankan agar menggunakan program
yang memiliki manfaat yang tinggi. Penelitian ini menunjukkan 39 balita
Nama : NOVITA CANDRA KIRANAWATI
NIM : A2A220016

menggunakan gadget lebih dari 1 jam dalam sehari, dan 36 diantaranya


memiliki masalah kesehatan mental.
Penelitian lain menunjukan adanya hubungan antara penggunaan
gadget yang berlebihan dengan menurunnya fungsi pengelihatan pada anak
dan remaja. Penelitian ini berjudul Impaired Vision Function Due to Use of
Gadget oleh Syafi’in et al tahun 2021 menggunakan metode penelitian
literatur review. Hasilnya, terdapat 8 penelitian yang menunjukkan adanya
hubungan antara penggunaan gadget dengan kejadian myopia.

Dokumentasi
Nama : NOVITA CANDRA KIRANAWATI
NIM : A2A220016
Nama : NOVITA CANDRA KIRANAWATI
NIM : A2A220016
Nama : NOVITA CANDRA KIRANAWATI
NIM : A2A220016

Anda mungkin juga menyukai