Anda di halaman 1dari 3

a.

Deskripsi masalah yang dihadapi sebelum dilakukan inovasi


Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima
tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa
awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi
berusia 2 tahun. Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima
terbesar dengan prevalensi kejadian stunting adalah 37% dan penderita stunting
sebesar 7.688 anak. Pada tingkat Kawasan Asia, Indonesia menempati peringkat
ke-3 dengan angka kejadian stunting tertinggi. Hal ini ditunjukkan oleh grafik
berikut :

Angka kejadian stunting pada tingkat Provinsi Jawa Tengah menempati peringkat ke-6
tertinggi dengan prosentase sebesar 13.3%, angka ini lebih tinggi dibandingkan angka
kejadian stunting rata-rata di seluruh Provinsi Jawa Tengah yang hanya sebesar 7.4%
Angka Kejadian Stunting
14
12
10
8
6
4
2
0
Jawa Tengah . Temanggung

Angka Kejadian Stunting

Dari data yang ada, anak dengan kejadian stunting di Kabupaten Temanggung adalah
lebih tinggi dibandingkan dengan angka kejadian stunting di Jawa Tengah. Data
kejadian stunting di Kabupaten Temanggung juga menunjukkan data yang fluktuatif,
yaitu menurut data yang dilansir dari SSGBI adalah >25.79 pada tahun 2019 dan SSGI
sebesar > 20.5 pada tahun 2020.
Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti
kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan
gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan
dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.Balita/Baduta (Bayi
dibawah usia Dua Tahun) yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan
tidak maksimal, menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa
depan dapat beresiko pada menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara
luas stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kemiskinan dan memperlebar ketimpangan. Pengalaman dan bukti Internasional
menunjukkan bahwa stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan
menurunkan produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan hilangnya 11% GDP
(Gross Domestic Products) serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20%.
Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan/inequality,
sehingga mengurangi 10% dari total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan
kemiskinan antar-generasi.
Dari paparan data dan diagram yang ada, angka kejadian stunting di Kabupaten
Temanggung menjadi masalah yang perlu diprioritaskan untuk diatasi. Kurangnya
sosialisasi ke masyarakat tentang stunting, penyebabnya, hingga dampak yang terjadi
menyebabkan peningkatan kejadian stunting hingga hari ini. Pemecahan masalah yang
dilakukan salah satunya adalah dengan membuat inovasi OGAH TINTING (Optimalisasi
Cegah Stunting Sebelum Genting)
Uraian Kelompok social yang terpengaruh
a. Pemerintah Daerah
1) Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia daerah yang unggul dan
sehat
2) Menjadi investasi sumber daya manusia yang dapat diandalkan dalam
menghadapi tahun emas 2045
3) Menurunkan pembiayaan kesehatan dalam penanganan kejadian stunting di
masa mendatang
b. Fasilitas Kesehatan Puskesmas
1) Menurunkan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas
2) Membantu ketercapaian target pelayanan di bidang KIA, gizi dan sectoral
lain
3) Meningkatkan peran Puskesmas dalam mengatasi stunting
c. Keluarga
1) Meningkatkan kesehatan anak agar menjadi anak sehat, cerdas dan unggul
d. Remaja
1) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja tentang cara mencegah
stunting
2) Meningkatkan peran remaja dalam mengatasi stunting

Anda mungkin juga menyukai