Anda di halaman 1dari 11

Journal of Safety and Health Dikirim : Agustus 2022

Volume: 2, Nomor: 2, November 2022 Revisi : September 2022


Diterima : Oktober 2022
Tersedia online : November 2022

Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting


Pada Balita Di Desa Lubuk Baru Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Penyandingan Kab OKU Tahun 2022

Deli Lilia1*, Fera Novitry2

1,2
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, STIKes Al-Ma’arif, Baturaja
*Koresponden Penulis, e-mail: deli4.lilia@gmail.com

ABSTRAK
Kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menyebabkan gagal tumbuh
pada balita yang disebut Stunting. Permasalahan Stunting pada periode 1000 HPK, akan berdampak pada
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Stunting tertinggi terdapat di Desa Mekar sari berjumlah 23 kasus
sedangkan nomor urut ke dua terdapat di desa Lubuk baru dengan jumlah 19 kasus dari 134 balita.Desain
penelitian yang digunakan adalah desain penelitian Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh balita yang tinggal di Desa Lubuk Baru berusia 1-5 tahun yaitu 134 balita. sampel dari keseluruhan
populasi yaitu balita yang tinggal di Desa Lubuk Baru berusia 1-5 tahun yaitu 134 balita. Dari 134 responden
di dapatkan Ada hubungan bermakna antara kualitas air bersih dengan stunting dengan p value 0,000. Ada
hubungan bermakna jamban dengan stunting dengan p value 0,009. Ada hubungan bermakna SPAL dengan
stunting dengan p value 0,045. Ada hubungan bermakna sarana pembuangan sampah dengan stunting dengan
p value 0,005. Ada hubungan bermakna Asi Ekslusif dengan stunting dengan p value 0,001. Di Desa Lubuk
Baru Wilayah kerja UPTD Puskesmas Penyandingan Kab OKU tahun 2022.

Kata Kunci: Asi Ekslusif, Jamban, Kualitas air bersih, Stunting

ABSTRACT
Chronic malnutrition, especially in the First 1000 Days of Life (HPK) causes growth failure in toddlers
called Stunting. Stunting problems in the 1000 HPK period will have an impact on the quality of Human
Resources (HR). The highest stunting was found in Mekar Sari Village with 23 cases, while the second serial
number was in Lubuk Baru village with 19 cases out of 134 toddlers. The research design used was a cross
sectional research design. The population in this study were all toddlers living in Lubuk Baru Village aged
1-5 years, namely 134 toddlers. The sample from the entire population is toddlers living in Lubuk Baru
Village aged 1-5 years, namely 134 toddlers.From 134 respondents, 191 (67.9%) respondents were found
latrines used for defecation, which is greater than 43 (32.1%) respondents, i.e. latrines are not used for
defecation every day. There is a significant relationship between clean water quality and stunting with a p
value of 0.000.There is a significant relationship between latrines and stunting with a p value of 0.009. There
is a significant relationship between SPAL and stunting with a p value of 0.045. There is a significant
relationship between waste disposal facilities and stunting with a p value of 0.005. There is a significant
relationship between exclusive breastfeeding and stunting with a p value of 0.001. In Lubuk Baru Village,
the working area of UPTD Puskesmas Pairing OKU District in 2022.

Keyword: Exclusive Breastfeeding, Latrine, Clean water quality, Stunting


Volume: 2, Nomor: 2, November 2022 Deli Lilia, Fera Novitry

Pendahuluan tiga anak di Indonesia (Millennium Challenge


Kekurangan gizi kronis terutama pada
Account Indonesia, 2015). Tahun 2018,
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
prevalensi balita Stunting di Indonesia
menyebabkan gagal tumbuh pada balita yang
mengalami penurunan menjadi30,8%.
disebut Stunting. Permasalahan Stunting pada
Selanjutnya, pada tahun 2019, angka Stunting
periode 1000 HPK, akan berdampak pada
juga kembali mengalami penurunan menjadi
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Stunting
27,67% (Riset Studi Status Gizi Balita di
menyebabkan organ tubuh tidak tumbuh dan
Indonesia/SSGBI, 2019).
berkembang secara optimal. Balita Stunting
Meski terjadi penurunan, jika merujuk
berkontribusi terhadap 1,5 juta (15%) kematian
pada standar WHO angka Stunting di Indonesia
anak balita di dunia dan menyebabkan 55 juta
masih jauh lebih tinggi dibandingkan batas
Disability-Adjusted Life Years (DALY) yaitu
maksimal Stunting yang ditetapkan yaitu
hilangnya masa hidup sehat setiap tahun
sebesar 20% atau seperlima dari jumlah total
(Kementrian PPN/Bappenas 2018)
anak balita. Dengan demikian, persentase
Prevalensi balita Stunting di dunia masih
balita Stunting di Indonesia secara
memiliki angka yang cukup tinggi yaitu
keseluruhan masih tergolong tinggi dan harus
menurut data yang dikumpulkan World Health
mendapat perhatian khusus oleh pemerintah
Organization (WHO) pada tahun 2017 yaitu
(LitbangKes RI 2019).
22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia
Balita yang mengalami Stunting
mengalami Stunting. Lebih dari setengah balita
meningkatkan risiko penurunan kemampuan
Stunting tersebut berasal dari Asia (55%),
intelektual, melambatnya kemampuan motorik,
sedangkan lebih dari sepertiganya (39%),
produktivitas, dan peningkatan risiko penyakit
tinggal di Afrika. Dari 83,6 juta balita Stunting
degeneratif di masa mendatang. Hal ini
di Asia, proporsi terbanyak berasal dari Asia
dikarenakan anak Stunting cenderung lebih
Selatan (58,7%) dan proporsi paling sedikit di
rentan menjadi obesitas, karena orang dengan
Asia Tengah(0,9%) (Kemenkes RI 2018).
tubuh pendek berat badan idealnya juga rendah.
Angka kejadian Stunting di Indonesia
Kenaikan berat badan beberapa kilogram saja
menunjukkan angka penurunan sejak tahun
bisa menjadikan Indeks Massa Tubuh (IMT)
2018. Berdasarkan data riskesdas pada tahun
orang tersebut naik melebihi batas normal.
2013 prevalensi balita Stunting di Indonesia
Jika akibat Stunting seperti diceritakan pada
adalah sebesar 37,2%, meningkat dari
paragraf ini maka hal ini berhubungan dengan
tahun2010 (35,6%) dan tahun 2007 (36,8%).
produktifitas kerja yang rendah dan biaya
Artinya pertumbuhan tak maksimal diderita
kesehatan yang tinggi bahkan kematian di usia
sekitar 8 juta anak di Indonesia, atau satu dari
muda sehingga berpengaruh pada kemajuan

37
Volume: 2, Nomor: 2, November 2022 Deli Lilia, Fera Novitry

suatu bangsa (Zuhairia, 2019). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan


Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu OKU tahun 2019 dari Dinas jumlah penemuan
2019 mengemukakan bahwa kondisi sosial kasus Stunting pada balita tahun 2019
ekonomi, demografi, dan lingkungan sebanyak 992 kasus (3,72%) kemudian pada
merupakan faktor yang sangat berpengaruh Tahun 2020 sebesar 992 kasus (3,72%) dan
secara signifikan terhadap determinan Stunting pada tahun 2021 menjadi sebesar 882 kasus
pada anak. Faktor sosial ekonomi berkaitan (3,95%) (Profil Dinkes OKU 2019-2021).
dengan jenis pekerjaan dan pendapatan Berdasarkan data di UPTD Puskesmas
sehingga dapat mempengaruhi daya beli Penyandingan pada tahun 2019 jumlah kasus
masyarakat. Faktor demografi dianggap penting Stunting pada balita sebanyak 36 kasus (4,22 %)
karena karakteristik dari anak, orang tua, dan dari 1.538 balita, kemudian pada tahun 2020
keluarga juga dapat berpengaruh terhadap pola menjadi 36 kasus (4,22 %) dari 1.539 balita dan
asuh anak. Faktor lain yang mempunyai ditahun 2021 menjadi 129 kasus (49,28 %)
pengaruh terhadap Stunting yaitu lingkungan. dari 1.449 balita (Profil UPTD Puskesmas
Apabila lingkungan tempat tinggal anak tidak Penyandingan, 2019-2021).
menerapkan perilaku hidup sehat, maka secara Wilayah kerja UPTD Puskesmas
otomatis kondisi kesehatan anak akan terganggu Penyandingan dengan kasus Stunting tertinggi
termasuk masalah gizi dan Stunting ini . terdapat di Desa Mekar sari berjumlah 23 kasus
Di Indonesia masih banyak daerah yang sedangkan nomor urut ke dua terdapat di desa
memiliki sanitasi buruk karena belum Lubuk baru dengan jumlah 19 kasus dari 134
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, balita. (Profil UPTD Puskesmas Penyandingan,
sehingga angka kesakitan dan kejadian gizi 2019-2021).
buruk masih tinggi. Sanitasi lingkungan sangat Hasil Survei awal yang di lakukan di Desa
berpengaruh terhadap status kesehatan Lubuk Baru di dapatkan bahwa masih ada
seseorang, sanitasi lingkungan terdiri dari masyarakat yang menggunakan air yang tidak
ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban, memenuhi syarat kesehatan (air sungai), masih
jenis lantai rumah, dan kebersihan peralatan ada masyarakat yang buang air besar ke sungai,
makan pada setiap rumah tangga. Keadaan masiha ditemukan SPAL yang tidak memenuhi
lingkungan yang kurang baik lebih mudah syarat kesehatan, masih di temukan tempat
terjangkit penyakit seperti Stunting dan penampungan sampah yang tidak memenuhi
penyakit infeksi. Ketersediaan air bersih syarat.
untuk kebutuhan sehari-hari dalam keluarga Berdasarkan latar belakang tersebut,
akan memperkecil risiko anak terkena penyakit peneliti terdorong untuk meneliti faktor – faktor
infeksi dan kurang gizi (Depkes RI 2019). yang berhubungan dengan kejadian Stunting

38
Volume: 2, Nomor: 2, November 2022 Deli Lilia, Fera Novitry

pada balita di desa Lubuk Baru. Karena masa Tabel 1


balita merupakan puncak masa pertumbuhan Hubungan Kualitas Air Bersih Terhadap
Kejadian Stunting Di Desa Lubuk Baru
dan perkembangan sel, sehingga ketika
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
terganggu akan mempengaruhi kualitas sumber Penyandingan Kab. OKU Tahun 2022
daya manusia tersebut di masa selanjutnya. Kualitas Kejadian Stunting P
Jumlah
Air Bersih Normal Stunting Value
Memenuhi 99 7 106
Syarat (93.4) (6.6) (100.0)
Metode Penelitian
Tidak
Rancangan penelitian yang digunakan 16 12 28 0.000
Memenuhi
(57.1) (49.2) (100.0)
Syarat
adalah desain penelitian Cross Sectional,
115 19 134
Jumlah
dimana variabel independen dan variabel (85.8) (14.2) (100.0)
Berdasarkan tabel 1 di ketahui bahwa dari
dependen diobservasi sekaligus pada saat yang
134 proporsi kejadian responden pada kualitas
sama.
air bersih memenuhi syarat dengan kejadian
Populasi dalam penelitian ini adalah
stunting99 (93,4%) lebih besar dibandingkan
seluruh balita yang tinggal di Desa Lubuk Baru
dengan proporsi kejadian responden pada
berusia 1-5 tahun yaitu 134 balita.
kualitas air bersih tidak memenuhi syarat
Pada penelitian ini peneliti menggunakan
dengan kejadian stunting16 (57.1%). Hasil uji
tehnik Total sampling yaitu mengambil sampel
chi square di dapatkan p value 0,000< (0,05).
dari keseluruhan populasi yaitu balita yang
Artinya terdapat hubungan yang bermakna
tinggal di Desa Lubuk Baru berusia 1-5 tahun
terhadap kualitas air bersih dengan kejadian
yaitu 134 balita .
stunting Di Desa Lubuk Baru Wilayah kerja
Pelaksanaan pengumpulan datayang
UPTD Puskesmas Penyandingan Kab. OKU
digunakan dalam penelitian ini adalah data
tahun 2022.
primer yang dikumpulkan dengan cara
Tabel 2
melakukan wawancara pada responden dengan
Hubungan Jamban Terhadap Kejadian
menggunakan alat bantu kuesioner yang berisi Stunting Di Desa Lubuk Baru Wilayah
sejumlah pertanyaan yang harus dijawab boleh Kerja UPTD Puskesmas Penyandingan
Kab.Oku Tahun 2022
responden dan data skunder dengan melihat
Kejadian Stunting P
Stunting Jumlah
catatan tentang metode kontrasepsi yang Normal Stunting Value
83 8 91
digunakan responden. Adapun isi kuisioner Ada
(91.2) (8.8) (100.0)
wawancara adalah beberapa pertanyaan dengan Tidak Ada
32 11 43
0.009
(74.4) (25.6) (100.0)
hasil ukur. 115 19 134
Jumlah
(85.8) (14.2) (100.0)
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa dari
Hasil dan Pembahasan
134 proporsi kejadian responden pada jamban
Hasil

39
Volume: 2, Nomor: 2, November 2022 Deli Lilia, Fera Novitry

digunakan untuk BAB setiap hari dengan Terhadap Kejadian Stunting Di Desa Lubuk
kejadian stunting 83 (91,2%) lebih besar di Baru Wilayah kerja UPTD Puskesmas
Penyandingan Kab. OKU Tahun 2022
bandingkan dengan proporsi kejadian responden Sarana Kejadian Stunting P
pada jamban tidak digunakan untuk BAB setiap Pembuangan Normal Stunting Jumlah Value
Sampah
hari dengan kejadian stunting 32 (74.4%). Hasil 75 6 81
Tersedia
(92.6) (7.4) (100.0)
uji chi square di dapatkan p value 0,009<(0,05).
Tidak 40 13 53
0.005
Artinya terdapat hubungan yang bermakna Tersedia (75.5) (24.5) (100.0)
115 19 134
terhadap jamban dengan kejadian stunting di Jumlah
(85.8) (14.2) (100.0)
Desa Lubuk Baru Wilayah kerja UPTD Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa dari
Puskesmas Penyandingan Kab.OKU tahun 134 proporsi kejadian responden pada memiliki
2022. tempat pembuangan sampah yang tertutup
Tabel 3 dengan kejadian stunting75 (92,6%) lebih besar
Hubungan SPAL Terhadap Kejadian di bandingkan dengan proporsi kejadian
Stunting Di Desa Lubuk Baru Wilayah kerja
responden pada tidak memiliki tempat
UPTD Puskesmas Penyandingan Kab. OKU
Tahun 2022 pembuangan sampah yang tertutup dengan
Kejadian Stunting P kejadian stunting 40 (75.5%). Hasil uji chi
SPAL Jumlah
Normal Stunting Value
76 8 84 square di dapatkan p value 0,005< (0,05).
Tersedia
(90.5) (9.5) (100.0)
Artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna
Tidak 39 11 50
0.045
Tersedia (78.0) (22.0) (100.0) terhadap sarana pembuangan sampah dengan
115 19 134
Jumlah kejadian stunting di Desa Lubuk Baru Wilayah
(85.8) (14.2) (100.0)
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa dari kerja UPTD Puskesmas Penyandingan Kab
134 proporsi kejadian responden pada SPAL OKU tahun 2022.
memenuhi Syarat dengan kejadian stunting 76 Tabel 5
(90,5%) lebih besar dibandingkan dengan Hubungan Asi Ekslusif Terhadap Kejadian
Stunting Di Desa Lubuk Baru Wilayah kerja
proporsi kejadian responden pada SPAL tidak
UPTD Puskesmas Penyandingan Kab OKU
memenuhi Syaratdengankejadian stunting39 Tahun 2022
(78.0%). Hasil uji chi square di dapatkan p Kejadian Stunting P
Asi Jumlah
Normal Stunting Value
value 0,045 < (0,05). Artinya terdapat hubungan Ekslusif
F F F
yang bermakna terhadap SPAL dengan kejadian 86 7 93
Ya
(92.5) (7.5) (100.0)
stunting Di Desa Lubuk Baru Wilayah kerja 29 12 41
Tidak 0.001
(70.7) (29.3) (100.0)
UPTD Puskesmas Penyandingan Kab.OKU 115 19 134
Jumlah
tahun 2022. (85.8) (14.2) (100.0)
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa dari
Tabel 4
Hubungan Sarana Pembuangan Sampah 134 proporsi kejadian responden pada ibu

40
Volume: 2, Nomor: 2, November 2022 Deli Lilia, Fera Novitry

menyusui sampai dengan 6 bulan tanpa 1,35 kali untuk mengalami stunting. Adanya
makanan tambahan pendamping dengan hubungan kualitas air bersih dengan kejadian
kejadian stunting 86 (92,5%) lebih besar di stunting dikarenakan jumlah responden yang
bandingkan dengan proporsi kejadian responden memilki kualitas air bersih yang tidak
pada ibu tidak menyusui sampai dengan 6 bulan memenuhi syarat dan mengalami stunting lebih
tanpa makanan tambahan pendamping kejadian mendominasi dibandingkan balita yang tidak
stunting 29 (70.7%). Hasil uji chi square di mengalami stunting dapat dilihat dari tabel hasil
dapatkan p value 0,001< (0,05). Artinya penelitian ini. Kualitas air bersih yang tergolong
terdapat hubungan yang bermakna terhadap Asi tidak memenuhi syarat adalah air yang berasal
Ekslusif dengan kejadian stunting. dari sungai, sumur dan penampungan air
hujan. Sedangkan kualitas air bersih yang
Pembahasan memenuhi syarat adalah yang berasal dari
Dari hasil analisis diketahui bahwa dari
PDAM dan air mineral dalam kemasan/air isi
134 proporsi kejadian responden pada kualitas
ulang. Disarankan masyarakat untuk membuat
air bersih memenuhi syarat dengan kejadian
bak penampungan dirumah, melakukan
stunting 99 (93,4%) lebih besar dibandingkan
penyaringan air sebelum digunakan, air dimasak
dengan proporsi kejadian responden pada
hingga mendidih, melakukan inspeksi kualitas
kualitas air bersih tidak memenuhi syarat
air bersih dan penyuluhan kepada masyarakat
dengan kejadian stunting 16 (57.1%). Hasil uji
untuk memperhatikan kualitas air bersih agar
chi square di dapatkan p value 0,000< (0,05).
terlindung dari kontaminasi penyakit.
Artinya terdapat hubungan yang bermakna
Hasil penelitian diketahui responden yang
terhadap kualitas air bersih dengan kejadian
tidak memiliki jamban mereka buang air besar
stunting di Desa Lubuk Baru Wilayah kerja
di sungai. Hal ini menyebabkan terinfeksinya
UPTD Puskesmas Penyandingan. Masyarakat
penyakit, karena dapat menyebabkan
yang menggunakan air sungai dimana sungai
terganggunya tumbuh kembang balita, itu
merupakan tempat berbagai aktivitas. Memasak,
sebabnya terjadi stunting. Hal ini sejalan dengan
mencuci, Buang air esar. Hal ini lah yang
penelitian yang dikemukakan oleh Sukmawati,
menyebabkan air yang di pakai tersebut rentan
(2021) yang menyatakan bahwa kepemilikan
terkontaminasi berbagai penyakit salah satunya
jamban yang tidak memenuhi standar akan
diare, stunting pada balita dan penyakit lainnya.
memicu penyakit infeksi dikarenakan higiene
Dari penelitian yang dilakukan oleh
dan sanitasi yang buruk sehingga dapat
Wahid (2020) menyatakan bahwa balita yang
menghambat penyerapan zat gizi dalam
berasal dari keluarga dengan kualitas air bersih
pencernaan yang akan mempengaruhi
tidak tidak memenuhi syarat memiliki risiko
pertumbuhan.

41
Volume: 2, Nomor: 2, November 2022 Deli Lilia, Fera Novitry

Jamban yang tidak sehat akan menunjukan limbah yang tidak dibuang pada saluran yang
kondisi yang kurang baik bagi keluarga dimana kedap air dan memenuhi syarat, maka akan
hal tersebut dapat menjadi media pemindahan mencemari sumber air bersih. Pencemaran air
kuman dari tinja sebagai pusat infeksi sampai bersih berpotensi untuk menimbulkan penyakit
inang baru dapat melalui berbagai media infeksi. Saluran pembuangan yang terbuka,
perantara, antara lain air, tangan, serangga, tidak lancar dan becek akan digunakan untuk
tanah, makanan, serta sayuran. Pembuangan berkembangbiaknya vektor penyebab penyakit
tinja dan limbah cair yang dilaksanakan secara infeksi yang dapat berdampak terhadap kejadian
saniter akan memutuskan rantai penularan stunting (Fibrianti, e.al 2021).
penyakit dan merupakan penghalang sanitasi Hubungan Sarana Pembuangan Sampah
(sanitation barrier) kuman penyakit untuk Terhadap Kejadian Stunting di Desa Lubuk
berpindah dari tinja ke inang yang potensial Baru Wilayah kerja UPTD Puskesmas
(Mariana, 2021). Penyandingan menunjukkan adanya hubungan
Perlu adanya perhatian masyarakat yang bermakna terhadap sarana pembuangan
terhadap kebersihan, penyediaan jamban sampah dengan kejadian stunting di Desa Lubuk
keluarga yang memenuhi syarat kesehatan, Baru. Hal ini disebabkan masyarakat masih
menyediakan alat pembersih jamban agar sering membuang sampah sembarangan, karena
terhindar dari penyakit dan bagi petugas itu bau , dan lalat yang di muncul dapat
sanitarian selalu melakukan pemicuan STBM menyebabkan bakteri pada tubuh. Sehingga jika
pada desa yang belum dilakukannya ODF (Open lalat menghinggapi makanan, jika makanan itu
Defecation Free). dimakan oleh balita , maka balita itu
Adanya hubungan antara pengelolaan mendapatkan gizi yang tidak baik , oleh karea
limbah dengan kejadian stunting dapat itulah tumbuh kembang balita terganggu.
disebabkan oleh masih banyaknya balita Menurut Linda (2019) pengamanan sampah
stunting yang mendominasi penggunaan rumah tangga adalah melakukan kegiatan
sistem pembuangan limbah kategori buruk pengolahan sampah di rumah tangga dengan
yaitu SPAL terbuka dan terdapat genangan air di mengedepankan prinsip menggurangi,
sekitarnya. Sehingga, pengelolaan limbah dapat memakai ulang dan mendaur ulang. Tujuan
menjadi faktor resiko terhadap kejadian stunting pengamanan sampah rumah tangga adalah untuk
dalam penelitian ini. Hal ini sejalan dengan menghindari sampah tersebut dapat menjadi
penelitian Sukmawati, et,al (2021) yang media perkembangbiakan bakteri/parasit
mengemukakan bahwa air limbah dapat penyakit dan vektor penyakit. Penyimpanan
membahayakan manusia dan lingkungan karena sampah yang aman adalah pengumpulan,
terdapat zat dan bahan yang berbahaya. Air pengangkutan, pemerosesan, pendaur ulangan

42
Volume: 2, Nomor: 2, November 2022 Deli Lilia, Fera Novitry

atau pembuangan dari material sampah dengan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat
cara yang membahayakan kesehatan masyarakat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
dan lingkungan. bermakna antara kualitas air bersih, jamban, SPAL,

Hubungan ASI Ekslusif Terhadap sarana pembuangan sampah dan ASI ekslusif dengan
kejadian stunting Di Desa Lubuk Baru Wilayah kerja
Kejadian Stunting di Desa Lubuk Baru
UPTD Puskesmas Penyandingan Kab OKU tahun
menunjukkan terdapatnya hubungan yang
2022
bermakna, hal ini dikarenakan masih adanya
sejumlah ibu yang sulit untuk memberikan ASI
Daftar Pustaka
ekslusif selama 6 bulan dikarenakan Delayed
Alamsyah, Dedi & Muliawati, Ratna. 2019.
Initiation, tidak menerapkan ASI eksklusif, dan
Pilar Dasar Ilmu Kesehatan
penghentian dini konsumsi ASI. Padahal
Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika
manfaat dari ASI Eksklusif ini sendiri menurut
Kejadian Stunting Anak Usia 6–12 Bulan.
Larasati (2018) sangat banyak mulai dari
Media Gizi dan Keluarga, 29(2): pp. 40-
peningkatan kekebalan tubuh, pemenuhan
46.
kebutuhan gizi, murah, mudah, bersih, higienis
Azizah, N. (2018). Sumber Informasi Dan
serta dapat meningkatkan jalinan atau ikatan
Pengetahuan Tentang KBPasca
batin antara ibu dan anak. Penelitian yang
Persalinan Pada Ibu Hamil Trimester
dilakukan di kota Banda Aceh menyatakan
III. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
bahwa kejadian stunting disebabkan oleh
Kebidanan, 9(1), 37.
rendahnya pendapatan keluarga, pemberian ASI
https://doi.org/10.26751/jikk.v9i1.395
yang tidak eksklusif, pemberian MP-ASI yang
Azwar, S. (2015). Penyusunan Skala
kurang baik, imunisasi yang tidak lengkap
Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka
dengan faktor yang paling dominan
Belajar
pengaruhnya adalah pemberian ASI yang tidak
Dewi, Devillya Puspita. (2015). Status stunting
eksklusif. Sebaiknya tenaga kesehatan
kaitannya dengan pemberian ASI
khususnya bidan desa memberikan edukasi
eksklusif pada balita di Kabupaten
tentang manfaat dari pemberian ASI selama 6
Gunung Kidul. Jurnal Medika
bulan, dengan cara mnengumpulkan seluruh
Respati.10(4)
ibu-ibu pada saat posyandu beraktivitas. Supaya
Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering
seluruh ibu mengerti dan paham tentang
Ulu TIM. (2021). Profil Kesehatan
berartinya pemberian ASI untuk tumbuh
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun
kembangnya anak.
2020. Journal of Chemical Information

Kesimpulan dan Saran and Modeling, 53(9), 1689–1699.

43
Volume: 2, Nomor: 2, November 2022 Deli Lilia, Fera Novitry

https://doi.org/10.1017/CBO978110741 Pemantauan Status Gizi Tahun 2017, 7–


5324.004 11.
Eko Putro Sandjojo 2019.Buku Saku Desa Kemenkes RI. 2019. Survei Status Gizi Balita
Dalam Penanganan Stunting: Jakarta Indonesia (SSGBI). Jakarta: Kemenkes
Kementrian Desa,Pembangunan Daerah RI.
Tertinggal dan transmigrasi. Kemenkes RI. 2019. Dinas Kesehatan
Entjang I. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Pemerintah Aceh. Profil Kesehatan
Citra Aditya Bakti; 2020. Gibney MJ. Aceh 2019.
Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Keino, et al. (2019). Determinan of Stunting and
EGC; 2008 Overweight Amoung Young Children
Hastono, S., & Sabri, L. (2012). Statistik and Adolescents in Sub-sahara Africa,
Kasehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Food and Nutrition Bulletin (online) 35
Persada. (2),pp. 167 – 168 . Diperoleh dari :
Hidayati, L. 2010. Ragam Jajanan Anak dan https://www.ncbi.nlm.nih.gov(pubmed/
Kontribusi Jajanan terhadap Kecukupan 25076764(21 April 2022).
Energi dan Zat Gizi Anak Malnutrisi di Kidar. N. (2018). Faktor-Faktor yang
Lingkungan Kumuh Perkotaan. Makalah Berhubungan dengan Kejadian Stunting
pada Seminar Keamanan Produk Pangan Pada Balita Usia 25-59 bulan di Posyandu
Lokal : Mewujudkan Generasi Sehat dan Wilayah Puskesmas Wonosari II Tahun
Cerdas. 9 Maret 2010. Surakarta : Prodi 2017. Skripsi, 1–104.
Gizi FIK – Universitas Muhammadiyah Kusnoputranto, Haryoto. 2000. Kesehatan
Surakarta. Lingkungan. Jakarta: Fakultas
Istiany, Ani, dan Rusilanti (2014). Gizi Terapan. Kesehatan Masyarakat Universitas
PT Remaja Rosdakarya Ofset, Bandung Indonesia
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Larasati, N. N. (2018). Faktor-Faktor yang
Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Berhubungan dengan Kejadian
Kemenkes RI. Diakses pada tanggal Stunting Pada Balita Usia 25-59 bulan
12 Maret 2022 dari di Posyandu Wilayah Puskesmas
http://www.depkes.go.id/resources/dow Wonosari II Tahun 2017. Skripsi, 1–104.
nload/pusdatin/profil- Lestari, T (2015). Kumpulan teori untuk
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan- kajian pustaka penelitian
Indonesia-tahun-2018.pdf kesehatan.Yogyakarta : Nuha medika.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Buku saku Lippsmeier, G., 1997. Bangunan Tropis
pemantauan status gizi. Buku Saku (Terjemahan, Syahmir). Jakarta,

44
Volume: 2, Nomor: 2, November 2022 Deli Lilia, Fera Novitry

Erlangga. Perignon, M., Fiorentino, M., Kuong, K., Burja,


Litbang Kemenkes RI. 2019. Riset Kesehatan K., Parker, M., Sisokhom, S.,Chamnan,
Dasar; RISKESDAS. Jakarta:Balitbang C., Berger, J., & Wieringa, F. T. (2018).
Kemenkes RI. Stunting, poor iron status and parasite
Mahpuz, Siti Rahayu; Ni’mah, K. (2019). infection are significant risk factors for
Faktor yang berhubungan lower cognitive performance in
dengankejadian. Media Gizi Indonesia, Cambodian school-aged children. PLoS
1, 13–19. ONE, 9(11).
Mamiro, PS., Kolsteren, P., Roberfroid, D., https://doi.org/10.1371/journal.pone.01
Tatala, S., Opsomer, AS., Camp, 12605
HV.2020. Feeding Practices and Factors Rahayu, B., dan Darmawan, S. (2019).
Contributing to Wasting, Stunting, and Hubungan Karakteristik Balita,
Iron-deficiency Anemia among 3-23- OrangTua, Higiene dan Sanitasi
month Old Children in Kilosa District, Lingkungan Terhadap Stunting pada
Rural Tanzania. Journal of Health, Balita.1(April), 22–27
Population, and Nutrition: 23(3):222- Ricki M, Mulia. Kesehatan Lingkungan.
230. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2020.
Ministry of Health Indonesia. Profil Kesehatan Rochmi, MN. (2018). Akses air bersih masih
Indonesia 2018 [Indonesia HealthProfile jauh dari target. Diakses dari
2018]. https://beritagar.id/artikel/editorial/hapu
Mubarak & Chayatin (2019), Buku Ajar skan-perdapenyebab-ekonomi-biaya-
Kebutuhan Dasar Manusia Teori tinggi.
danAplikasi dalam Praktik, Jakarta : Sarudji, D. 2020. Kesehatan Lingkungan.
Penerbit Buku Kedokteran EGC Bandung: CV. Karya Putra Darwati
Nugrahani, Farida. 2019. Metode Penelitian Sudiman, H. 2019. Stunting atau Pendek : Awal
Kualitatif dalam PenelitianPendidikan Perubahan Patologis Atau Adaptasi
Bahasa. Solo: Cakra Books Karena Perubahan Sosial Ekonomi yang
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Berkepanjangan. Media Litbang
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Kesehatan. XVII(1) : 33 – 42
Notoatmojo S. Kesehatan Masyarakat Sumantri, A. 2020. Kesehatan Lingkungan.
Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta; Jakarta : Kencana Prenada MediaGroup.
2011. Sumardjo, D. 2019. Pengantar Kimia Buku
Notoadmodjo. (2017). Metodologi Penelitian Panduan Kuliah
Kesehatan. Rineka Cipta. MahasiswaKedokterandanProgram

45
Volume: 2, Nomor: 2, November 2022 Deli Lilia, Fera Novitry

Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta:


EGC
Tarigan (2018). Faktor-faktor yang
mempengaruhi partisipasi keluarga
dalampenggunaan jamban di Kota
Kabanjahe. Tesis Pasca Sarjana USU.
Medan
Tando, N. M. (2019). Keluarga Berencana.
In Runjati & S. Umar
(Eds.),Kebidanan Teori dan Asuhan
(volume 2). Jakarta: EGC.
Wendyartaka, A. (2018). Air Sungai di
Indonesia Tercemar Berat.
Diaksestanggal 29 Maret 2017, dari
http://print.kompas.com.
Winarti, 2019. Diktat Dasar Dasar Kesehatan
Lingkungan, Bali, 161
halamanRepository.unimus. (2018).
Hubungan Stunting Dan Anemia.32.
World Health Organization (WHO) 2018.
Commission on Ending
ChildhoodObesity. Geneva, World
Health Organization, Departement
of Noncommunicable disease
surveillance.
Wulandari, Rahayu, F., & Darmawansyah.
(2019). Hubungan Sanitasi Lingkungan
Dan Riwayat Penyakit Infeksi Dengan
Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kerkap Kabupaten Bengkulu
Utara. Jurnal Ilmiah Avicenna, 14(2).

46

Anda mungkin juga menyukai